Pecihitam.org<\/strong> – Biasanya lidah terlalu tergesa-gesa dalam mengucapkan janji, padahal jiwa tidak mendukungnya, dalam artian ia tidak dapat menepatinya. Hingga pada akhirnya jadilah kita orang yang menyalahi janji, atau sengaja menciptakan janji palsu untuk kepentingan tertentu. Padahal mengingkari janji adalah bagian dari tanda orang munafik.<\/p>\n\n\n\n

Allah SWT berfirman :<\/p>\n\n\n\n

\u064a\u064e\u0627 \u0623\u064e\u064a\u064f\u0651\u0647\u064e\u0627 \u0627\u0644\u064e\u0651\u0630\u0650\u064a\u0646\u064e \u0622\u0645\u064e\u0646\u064f\u0648\u0627 \u0623\u064e\u0648\u0652\u0641\u064f\u0648\u0627 \u0628\u0650\u0627\u0644\u0652\u0639\u064f\u0642\u064f\u0648\u062f\u0650<\/strong><\/p>\n\n\n\n

Artinya : \u201cWahai orang-orang yang beriman! tepatilah segala janji!\u201d<\/em> (QS. Al-Maidah : 1)<\/strong><\/p>\n\n\n\n

Rasulullah SAW pernah bersabda :<\/p>\n\n\n\n

\u0627\u0644\u0648\u0623\u064a \u0645\u062b\u0644 \u0627\u0644\u062f\u0651\u064a\u0646 \u0623\u0648 \u0623\u0641\u0636\u0644<\/strong><\/p>\n\n\n\n

Artinya : \u201cal-Wa\u2019yu itu seperti hutang, atau terlebih\nutama daripada hutang\u201d<\/em> (HR. Ibnu Abid-Dun-ya)<\/p>\n\n\n\n

\u201cAl-Wa\u2019yu” <\/em>dalam hadits tersebut berarti \u201cjanji\u201d.<\/p>\n\n\n\n

Dikatakan bahwa Nabi Isma\u2019il as berjanji dengan seseorang pada suatu tempat. Lalu orang tersebut tidak kembali ke tempat tadi karena lupa. Maka tinggallah Nabi Isma\u2019il as ditempat itu selama 22 hari menunggu kedatangannya.<\/p>\n\n\n\n

Dalam suatu riwayat diceritakan, bahwa Ibrahim an-Nakha\u2019i\npernah ditanyai tentang seseorang yang berjanji dengan orang lain. Kemudian\norang tersebut belum juga datang untuk menepati janjinya. Lantas Ibrahim\nan-Nakha\u2019i menjawab : \u201cHendaklah ia menunggu sampai waktu shalat yang akan\ndatang\u201d.<\/p>\n\n\n\n

Sedangkan salah seorang sahabat Nabi, yakni Ibnu Mas\u2019ud ra<\/a>, apabila berjanji beliau selalu mengucapkan \u201cInsya Allah\u201d. Oleh karenanya, apabila dipahami dari perkataan tersebut sebagai keteguhan terhadap janji, maka sudah sepatutnya untuk ditepati, kecuali bila benar-benar berhalangan. <\/p>\n\n\n\n

Akan tetapi apabila di saat mengucapkan janji tersebut disertai dengan keteguhan untuk tidak menepatinya, maka ini adalah nifaq (kemunafikan) namanya. Dan inilah yang namanya Janji Palsu.<\/em><\/p>\n\n\n\n

Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah SAW bersabda : <\/p>\n\n\n\n

\u062b\u0644\u0627\u062b \u0645\u0646 \u0643\u0646\u0651 \u0641\u064a\u0647 \u0641\u0647\u0648 \u0645\u0646\u0627\u0641\u0642 \u0648\u0625\u0646 \u0635\u0627\u0645 \u0648\u0635\u0644\u0651\u0649 \u0648\u0632\u0639\u0645 \u0623\u0646\u0651\u0647 \u0645\u0633\u0644\u0645 : \u0625\u0630\u0627 \u062d\u062f\u0651\u062b \u0643\u0630\u0628 \u0648\u0625\u0630\u0627 \u0648\u0639\u062f \u0623\u062e\u0644\u0641 \u0648\u0623\u0630\u0627 \u0623\u062a\u0645\u0646 \u062e\u0627\u0646<\/strong><\/p>\n\n\n\n

\u201cTiga perkara, yang barangsiapa ada padanya, maka dia\nadalah orang munafiq, walaupun ia berpuasa, mengerjakan shalat dan mengaku\ndirinya muslim. Yaitu apabila berbicara, ia berdusta, bila berjanji, ia\nmenyalahinya dan apabila dipercayai, ia berkhianat\u201d.<\/em> (HR. Bukhari dan\nMuslim)<\/p>\n\n\n\n

Abdullah bin \u2018Amr r.a berkata : Rasulullah SAW bersabda yang\nartinya : <\/p>\n\n\n\n

\u201cEmpat perkara yang barangsiapa ada padanya, niscaya dia adalah orang yang munafiq. Dan barangsiapa yang ada padanya satu sifat dari yang empat tersebut, maka ada padanya suatu sifat dari nifaq, hingga ditinggalkannya sifat tersebut. Yaitu : apabila berbicara, ia berdusta. Apabila berjanji, ia menyalahi. Apabila membuat suatu perjanjian ia membelok. Dan apabila bermusuh-musuhan, ia menganiaya (zalim)\u201d<\/em> (HR. Bukhari dan Muslim)<\/strong><\/p>\n\n\n\n

Hadits tersebut diatas ditujukan terhadap orang yang berjanji dan ia memang berkeingin menyalahi janji tersebut. Atau meninggalkan menepatinya dengan tanpa ada halangan tertentu. Ia sengaja menciptakan janji-janji palsu agar mendapatkan keuntungan sementara.<\/p>\n\n\n\n

Adapun orang yang beriktikad menepati janjinya, namun kemudian datanglah suatu halangan yang mencegahnya dari menunaikan janji tersebut, itu bukan bahian dari tanda orang munafiq<\/a>.<\/p>\n\n\n\n

Rasulullah SAW bersabda :<\/p>\n\n\n\n

\u0644\u064a\u0633 \u0627\u0644\u062e\u0644\u0641 \u0623\u0646 \u064a\u0639\u062f \u0627\u0644\u0631\u0651\u062c\u0644 \u0627\u0644\u0631\u0651\u062c\u0644\u064e \u0648\u0641\u0649 \u0646\u064a\u0651\u062a\u0647 \u0623\u0646 \u064a\u0641\u0649<\/strong><\/p>\n\n\n\n

Artinya : \u201cTidaklah termasuk menyalahi janji, bahwa seseorang yang berjanji dengan seseorang lainnya dan ia berniat akan menepatinya\u201d<\/em><\/p>\n\n\n\n

Dalam satu riwayat disebutkan, bahwa Rasulullah SAW menjanjikan seorang pembantu (khadim<\/em>) kepada Abu Al-Haitsam bin At-Tayyihan. Lalu beliau mendatangkan 3 orang tawanan perang. Lantas diberinya dua orang, maka tinggallah seorang saja. <\/p>\n\n\n\n

Kemudian Fathimah r.a datang dan meminta seorang pembantu dari Rasulullah SAW. Namun Rasulullah menyebutkan janjinya kepada Abu Al-Haitsam, beliau bersabda : \u201cBagaimana janjiku dengan Abu Al-Haitsam?!\u201d<\/p>\n\n\n\n

Rasulullah SAW lebih mendahulukan Abu Al-Haitsam daripada Fathimah r.a mengenai pembantu tersebut. Karena beliau sudah terlebih dahulu berjanji kepada Abu Al-Haitsam.<\/p>\n\n\n\n

Demikianlah sedikit pembahasan mengenai janji<\/a> palsu yang merupakan salah satu tanda nifaq<\/em> (kemunafikan). semoga bermanfaat. Wallahua\u2019lam bisshawab!<\/em><\/p>\n\n\n\n

{Disarikan dari kitab Ihya \u2018Ulumuddin karya Hujjatul\nIslam Imam Al-Ghazali rahimahullah<\/em>}<\/strong><\/p>\n","protected":false},"excerpt":{"rendered":"

Pecihitam.org – Biasanya lidah terlalu tergesa-gesa dalam mengucapkan janji, padahal jiwa tidak mendukungnya, dalam artian ia tidak dapat menepatinya. Hingga pada akhirnya jadilah kita orang yang menyalahi janji, atau sengaja menciptakan janji palsu untuk kepentingan tertentu. Padahal mengingkari janji adalah bagian dari tanda orang munafik. Allah SWT berfirman : \u064a\u064e\u0627 \u0623\u064e\u064a\u064f\u0651\u0647\u064e\u0627 \u0627\u0644\u064e\u0651\u0630\u0650\u064a\u0646\u064e \u0622\u0645\u064e\u0646\u064f\u0648\u0627 \u0623\u064e\u0648\u0652\u0641\u064f\u0648\u0627 \u0628\u0650\u0627\u0644\u0652\u0639\u064f\u0642\u064f\u0648\u062f\u0650 […]<\/p>\n","protected":false},"author":43,"featured_media":31846,"comment_status":"closed","ping_status":"closed","sticky":false,"template":"","format":"standard","meta":{"footnotes":""},"categories":[7],"tags":[9059,5914],"yoast_head":"\n