Pecihitam.org<\/strong> – Islam sangat memperhatikan pendidikan bagi umatnya, bahkan perintah untuk menuntut ilmu pun tercantung dalam Al-Qur\u2019an dan hadist. Ini berarti menuntut ilmu memang sangat penting bagi seluruh manusia, karena dengan memiliki ilmu maka akan mengangkat derajat kita di hadapan Allah Swt serta di hadapan manusia. Sebagian besar orang yang menuntut ilmu memiliki orientasi agar kelak mendapatkan gelar serta pangkat yang tinggi. Lalu bagaimana pandangan islam tentang menuntut ilmu hanya untuk mengejar pangkat tersebut?<\/p>\n\n\n\n Mencari ilmu merupakan suatu kewajiban bagi seluruh manusia, bahkan Allah Swt menyebut orang yang sedang menuntut ilmu itu di nilai sebagai jihad. Salah satu sahabat Rasulullah Saw yang paling cerdas adalah Ali bin Abi Thalib, bahkan pernah di sebutkan oleh Rasulullah Saw bahwa sayyidina Ali adalah gerbangnya ilmu. <\/p>\n\n\n\n Sayyidina Ali bin Abi Thalib pernah memberikan nasihat yang cukup menarik, beliau mengatakan bahwa sesungguhnya seseorang yang mencari ilmu itu sebaiknya tidak memiliki niat untuk dapat membanggakan dirinya sendiri (takabur), sehingga dapat berdebat dengan orang-orang yang bodoh atau di bawahnya, bertujuan untuk pamer dan agar mendapatkan kedudukan atau jabatan yang tinggi.<\/p>\n\n\n\n Jika, seseorang yang mencari ilmu dengan niat di dalam hatinya hanya demi mendapatkan gelar pendidikannya saja, sehingga ia dapat menaikkan status sosial di lingkungan masyarakat atau hanya ingin mendapatkan jabatan yang dia inginkan, maka hal tersebut di larang dalam syariat agama. Bahkan Rasulullah Saw pernah menegaskan di dalam sebuah hadist berikut,<\/p>\n\n\n\n \u201cBarang siapa belajar ilmu dengan tujuan seharusnya untuk mencari ridha Allah Azza wa jalla semata, namun tidak mempelajarinya kecuali hanya bisa mendapatkan materi duniawi, ia tidak akan pernah bisa mencium baunya surga pada hari kiamat,\u201d (Sunan Abi Dawud, 3664)<\/em><\/p>\n\n\n\n Berdasarkan hadist tersebut, maka dapat kita pahami bahwa ketika kita menuntut ilmu sebaiknya di dasari oleh niat yang bersih dari hati sejak awal. Dan tidak di perbolehkan apabila niatnya hanya untuk kesenangan duniawi saja.<\/p>\n\n\n\n Ada cerita yang cukup tenar di kalangan kita sebagaimana sebagaimana dikutip dalam kitab Manhaju Dzawin Nadzar, Imam Al-Ghazali<\/a><\/strong> dalam mencari ilmu tidak murni karena Allah. Beliau dan saudaranya Ahmad, sebelum alim di kemudian hari, awalnya juga dimulai dari mencari ilmu bukan karena Allah semata. Mereka berdua mencari ilmu agar dapat makan gratis. Baru setelah mereka mendapatkan ilmu yang banyak, ilmu yang mereka peroleh, mengantarkan keduanya dekat kepada Allah.<\/p>\n\n\n\n