Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
{"id":31960,"date":"2020-01-13T06:00:00","date_gmt":"2020-01-12T23:00:00","guid":{"rendered":"https:\/\/pecihitam.org\/?p=31960"},"modified":"2020-01-13T02:15:39","modified_gmt":"2020-01-12T19:15:39","slug":"janganlah-putus-asa-dari-rahmat-allah","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/pecihitam.org\/janganlah-putus-asa-dari-rahmat-allah\/","title":{"rendered":"Meski Dosa Sebesar Gunung, Janganlah Putus Asa dari Rahmat Allah yang Melangit Luas"},"content":{"rendered":"\n
PECIHITAM.ORG – <\/strong>Sebesar apapun dosa yang pernah dilakukan, janganlah putus asa dari rahmat Allah. Karena sesungguhnya rahmat-Nya lebih luas daripada dosa yang kita lakukan, bahkan lebih luas dari alam semesta ini.<\/p>\n\n\n\n
Dari ibnu Mas\u2019ud RA berkata : Rasululloh SAW bersabda : Pelaku dosa yang mengharap rahmat Allah lebih dekat kepada Allah daripada ahli ibadah yang memutus rahmat.<\/em><\/p>\n\n\n\n
Berkenaan dengan hadis ini, terdapat cerita tentang ummat kehidupan ummat terdahulu. Ada dua orang. Satunya ahli ibadah, tapi akhirnya masuk neraka. Satunya lagi ahli maksiat, tetapi endingnya masuk Surga. Ini karena cara pandang mereka terhadap rahmat Allah yang berbeda.<\/p>\n\n\n\n
Si ahli ibadah dengan PDnya mengklaim bahwa ibadahnya adalah buah dari kesungguhannya, bukan karena rahmat Allah. Sementara si pendosa merasa takut kepada Allah dan berharap rahmat-Nya.<\/p>\n\n\n\n
Kisah tentang orang pertama bersumber dari Zaid bin Aslam, dari Umar ra. bahwasannya pada umat terdahulu ada seseorang yang bersungguh-sungguh dalam beribadah, dan dia bersikeras dalam ibadah untuk dirinya sendiri. Namun dia membuat orang-orang putus asa dari rahmat Allah hingga ia kemudian meninggal dalam kebiasaan seperti itu: rajin ibadah tapi membuat orang lain putus asa.<\/p>\n\n\n\n
Setelah.meninggal, dengan GR-nya, lantas dia bertanya, \u201cWahai Tuhan, apa yang Engkau siapkan untukku dari-Mu?\u201d Allah menjawab \u201cNeraka\u201d. Dia bertanya, \u201cWahai Tuhan, lantas dimana ibadahku dan kesungguhanku?\u201d Allah menjawab \u201cSesungguhnya engkau telah membuat orang-orang putis ada dari rahmat-Ku ketika dunia, maka hari ini Aku memutusmu dari rahmat-Ku\u201d.<\/p>\n\n\n\n
Kemudian mengenai kisah si pendosa yang akhirnya masuk surga, diriwayatkan dari Abu Hurairah ra dari Nabi SAW bahwasannya ada seseorang yang tidak berbuat kebaikan sama sekali kecuali hanya tauhid (beragama Islam). Maka tatkala maut mendatanginya, dia berkata pada keluarganya: \u201cJika aku nanti mati, maka bakarlah aku dengan api hingga menjadi abu, kemudian buanglah abu itu ke laut ketika musim angin kencang.<\/p>\n\n\n\n
Setelah keluarganya melaksanakan wasiat si pendosa, saat itukah, a berada dalam genggaman Allah SWT. Allah bertanya, \u201cApa yang membuatmu melakukan apa yang telah kau lakukan?\u201d DIa menjawab \u201cketakutan pada-Mu\u201d. Kemudian Allah mengampuninya sebab hal tersebut padahal dia tidak melakukan suatu kebaikan apapun melainkan tauhid (Islam).<\/p>\n\n\n\n
Begitulah. Dua kisah ini mengajarkan kepada kita, janganlah putus asa. Karena rahmat dengan dasar keluasan rahmat Allah yang tak terbatas, sungguh rahamat-Nya melebihi dan mengalahi murka-Nya, sebagaimana sabda Nabi dalam hadis qudsi yang bersumber dari Abu Hurairah <\/a><\/p>\n\n\n\n