PeciHitam.org –<\/strong> Di Indonesia, berbicara mengenai agama merupakan hal yang dianggap asyik dan menarik oleh hampir tiap individu. Bahkan baik siang maupun malam, topik agama ini lah yang paling laku dan tidak ada habisnya. Sering kita jumpai, di warung-warung kopi, di obrolan grup whatsapp dan sebagainya, ketika seseorang sudah bosan membahas hal lainnya, agar suasana basa-basi kembali hangat, dipilihlah topik agama ini.<\/p>\n Perlu diketahui bahwa kata agama berasal dari bahasa Sanskrit, yang tersusun dari dua kata yaitu, a <\/em>artinya tidak, dan gama <\/em>berarti pergi, jadi ketika tersusun menjadi satu kata artinya tidak pergi, tetap ditempat; diwarisi turun temurun. Sedangkan kata Samawi berasal dari bahasa Arab, kata sifat dari kata sama\u2019<\/em> yang memiliki arti langit.<\/p>\n Sehingga, Agama Samawi berarti agama langit. Agama langit di sini artinya ialah agama yang berbasis pada wahyu ilahiah yang diturunkan (unzila<\/em>) dari langit melalui para nabi dan rasul sejak Nabi Adam<\/a> yang jumlahnya tidak diketahui secara pasti.<\/p>\n Adapun nama lain dari agama samawi antara lain, agama wahyu, agama langit, agama profetis, din-as samawi<\/em>, revealed religion<\/em>. Kemudian jika kita menggunakan kata agama wahyu, yaitu agama yang diturunkan oleh Allah melalui wahyu kepada seorang nabi atau rasul. Berikut ini merupakan tiga agama wahyu yang masih eksis hingga sekarang, antara lain:<\/p>\n Tiga agama samawi diatas tentu saja memiliki kitab sucinya sendiri. Tidak\u00a0 \u00a0hanya itu, terdapat perbedaan karakteristik dalam agama samawi yang akan kita bahas dibawah ini.<\/p>\n Terkait dengan kitab suci agama samawi, Rasyid Ridha dalam Tafsir al-Mannar mengemukakan pandangan yang relatif baru dalam diskursus Ahli Kitab di kalangan para ahli tafsir.<\/p>\n Menurutnya, Ahli Kitab tidak hanya sebatas pada Yahudi dan Nasrani, namun juga Majusi, Konghucu, Budha dan lain-lain yang mereka itu memiliki semacam kitab suci atau semacam Nabi yang ajaran-ajarannya dibukukan di kemudian hari.<\/p>\n\n