Pecihitam.org<\/strong> – Pertanyaan di atas, ditujukan kepada Hizbut Tahrir di Indonesia (HTI) karena, jangankan masyarakat umum, simpatisan, pendukung, calon anggota dan anggota HTI pun kadang bertanya-tanya. <\/p>\n\n\n\n

Dari tahun 1985\/1986 ketika halqah ula (mentoring pertama) Hizbut Tahrir ada di Indonesia sampai pertengahan 2012, soal siapa sosok khalifah yang dicalonkan HTI, masih kabur, masih samar-samar. Belum ada pernyataan resmi terkait hal tersebut. Seruan dakwah HTI baru menyampaikan khilafah sebagai sebuah sistem. Siapa pemimpin dalam sistem tersebut, tidak dibahas secara gamblang. <\/p>\n\n\n\n

Sampai saya keluar dari HTI April 2011, saya juga belum tahu pasti, ketika HTI berhasil meraih kekuasaan, siapa khalifahnya? Meski demikian, saya sudah punya firasat, saya menerka-nerka bahwa Amir Hizbut Tahrir<\/a> lah yang akan menjadi khalifah<\/a>. <\/p>\n\n\n\n

Terkaan saya ini berdasarkan penalaran rasional (aqliyah) terhadap tiga nasyrah (makalah, edaran, selebaran) yang dikaji sebelum mengucapkan sumpah (qassam hizb) dan isi sumpah (qassam hizb) yang diucapkan saat orang mau menjadi anggota Hizbut Tahrir. <\/p>\n\n\n\n

Sebagai mas\u2019ul\/naqib mahaliyah (pimpinan daerah), saya mempunyai wewenang untuk memasukkan orang menjadi anggota Hizbut Tahrir. Setelah seseorang dipandang layak dan memenuhi syarat, akan dijelaskan dulu tiga nasyrah yaitu nasyrah Bagaimana Menjadi Bagian Integral Hizbut Tahrir, nasyrah Tabanni dan nasyrah Qassam. <\/p>\n\n\n\n

Intisari dari ketiga nasyrah tersebut adalah seorang anggota Hizbut Tahrir<\/a> wajib mengadopsi (tabanni) pemikiran, analisa politik, pendapat hukum (fiqih) dan aturan administrasi organisasi (idari) Hizbut Tahrir. Dan bersikap taat dan tsiqah kepada kepemimpinan Hizbut Tahrir. <\/p>\n\n\n\n

Kepemimpinan di Hizbut Tahrir bersifat tunggal. Pemimpin tertingginya Amir Hizb. Amir Hizb pemilik otoritas tunggal yang mempunyai wewenang menetapkan apa saja yang di-tabanni oleh Hizbut Tahrir. <\/p>\n\n\n\n

Amir Hizb berhak membuat, merevisi dan menetapkan AD\/ART Hizbut Tahrir (Dustur Hizb) dan Rancangan Undang-Undang Dasar (Dustur Khilafah). <\/p>\n\n\n\n

Ketika khilafah tegak, maka UUD yang berlaku adalah UUD hasil rancangan Amir Hizbut Tahrir. Apa saja yang di-tabanni Hizb, wajib di-tabanni anggota, tanpa memandang benar atau salah, sedikit atau banyak, baik atau buruk, terpuji atau tercela. <\/p>\n\n\n\n

Pokoknya, kalau menjadi bagian integral Hizbut Tahrir, harus berpendapat sama persis dengan pendapat Hizbut Tahrir. Karena yang mempunyai otoritas tunggal menetapkan apa saja yang di-tabanni Hizbut Tahrir adalah Amir Hizb, maka, pada hakikatnya Hizbut Tahrir adalah Amir Hizb, Amir Hizb adalah Hizbut Tahrir. <\/p>\n\n\n\n

Salah satu isi sumpah yang diucapkan calon\nanggota Hizbut Tahrir: mutabaniyan ara a hizbit tahrir hadza wa afkarahu wa\ndusturahu qaulan wa \u2018amalan (mengadopsi pendapat-pendapat Hizbur Tahrir,\npemikiran-pemikirannya dan dusturnya dengan perkataan dan perbuatan). Dijelaskan\ndalam nasyrah Qassam, makna dustur dalam qassam hizb adalah dustur hizb\n(AD\/ART) dan dustur khilafah (UUD). <\/p>\n\n\n\n

Dengan mengucapkan sumpah, seorang anggota berkewajiban memperjuangkan rancangan Dustur Khilafah susunan Amir Hizb menjadi Dustur Khilafah ketika Khilafah tegak. Siapa orang yang paling memahami Dustur Khilafah yang disusun oleh Amir Hizbut Tahrir, sudah barang tentu dia sendiri. <\/p>\n\n\n\n

Oleh sebab itu, dari pemahaman tentang konsep khilafah yang sedang diperjuangkan oleh Hizbut Tahrir, maka, Amir Hizbut Tahrir lah orang yang paling pantas menjadi khalifah ketika khilafah tegak. <\/p>\n\n\n\n

Itulah dasar rasional saya menerka bahwa ketika HTI berhasil menegakkan khilafah, Amir Hizbut Tahrir yang akan menjadi khalifah. Terkaan saya ini, saya sampaikan saat mengisi halaqah para syabab di Babel kitab Takattul Hizbi bagian terakhir point 18: Tahap ketiga adalah meraih kekuasaan, halaqah syahriyah kutaib Dukhul Mujtama\u2019 dan Nuqthatul Inthilaq. <\/p>\n\n\n\n

Akan tetapi selalu saya tegaskan, bahwa ini hanya perkiraan saya, bukan pendapat resmi Hizbut Tahrir. Terkaan saya ini untuk membantu peserta halaqah saya memahami (mengkongkritkan) materi di kitab Takattul Hizbi.<\/p>\n\n\n\n

Terkaan saya terkonfirmasi 14 bulan setelah saya keluar dari HTI, melalui tulisan Hafidz Abdurrahman yang berjudul \u201cKetika Khilafah Tegak, Siapa Khalifahnya?\u201d. Tulisan ini dimuat di Majalah Al-Wa\u2019ie edisi Juni\/Juli 2012 rubrik Soal Jawab dan di website resmi HTI hizbut-tahrir.or.id\/2012\/06\/03\/saat-khilafah-berdiri-siapa-kholifahnya\/. <\/em><\/p>\n\n\n\n

Hafidz Abdurrahman Ketua Umum HTI (2004 \u2013 2010). Dia juga Ketua Lajnah Tsaqafiyah DPP HTI, menjadi maraji\u2019 dan otoritas tertinggi terkait pemikiran dan tsaqafah Islamiyah\/Hizbiyah. Pendapat dia boleh dikatakan pendapat \u201cresmi\u201d Hizbut Tahrir di Indonesia. <\/p>\n\n\n\n

Dalam tulisannya tersebut, Hafidz Abdurrahman\nmenjelaskan: <\/p>\n\n\n\n

Jika Khilafah berdiri dengan izin dan\npertolongan Allah, insya Allah yang diangkat menjadi khalifah adalah orang\nterbaik, setelah memenuhi syarat in\u2019iqad: Muslim, balig, berakal, laki-laki,\nmerdeka, adil dan mampu menjalankan seluruh kewajibannya sebagai Khalifah.\nAdapun syarat lain, seperti keturunan Quraisy, mujtahid dan pemberani, hanyalah\nsyarat pelengkap (afdhaliyyah); bukan syarat sah dan tidaknya seseorang menjadi\nkhalifah.<\/em><\/p>\n\n\n\n

Hanya saja, siapakah yang paling layak di\nantara orang terbaik yang memenuhi kriteria tersebut? Tentu orang yang ikut\nberjuang menegakkan Khilafah, dan ketua partai politik, atau gerakan\nrevolusioner yang berhasil mendapatkan mandat kekuasaan (istilam al-hukm) dari\numat. Begitulah Nabi saw. mencontohkan dan begitulah sejarah membuktikan. Nabi\nsaw. sendiri adalah ketua partai politik, yang dikenal dengan Hizbur Rasul,\nketika masih di Makkah. Nabi saw. mendidik, mempersiapkan proses perubahan dan\nmewujudkan perubahan bersama para Sahabat yang menjadi anggota Hizbur Rasul\nhingga mendapatkan baiat pertama dan kedua dari kaum Aus dan Khazraj di\n\u2018Aqabah, Mina. Wajar, jika kemudian Nabi saw. menjadi kepala Negara Islam\npertama. Sebab, Baginda Nabi saw.-lah pejuang dan pemimpin para pejuang yang\nmelakukan perubahan revolusioner tersebut.<\/em><\/p>\n\n\n\n

Sejarah juga membuktikan hal yang sama.\nRevolusi Bolshevik dan Revolusi Iran adalah contoh nyata yang mengantarkan\nkedua pemimpin revolusioner ke tampuk kekuasaan. Hal yang sama juga bisa\nterjadi pada Hizbut Tahrir. Jika kelak Allah SWT memberikan pertolongan, umat\npun akan menyerahkan mandat kekuasaan (istilam al-hukm) kepada Hizbut Tahrir\ndan pemimpin Hizb. Itu hal yang normal. Justru yang tidak normal, jika umat\nmenyerahkan kekuasaannya kepada orang atau pemimpin partai, jamaah atau\nkelompok yang tidak berjuang menegakkan Khilafah. Sebab, jika ini terjadi maka\nini akan menjadi musibah bagi Islam dan kaum Muslim, sebagaimana yang kini\nsedang berlangsung di Mesir, Tunisia dan Libya, misalnya. <\/em><\/p>\n\n\n\n

Pemimpin Hizb\/Amir Hizb sebagai khalifah yang akan dibai\u2019at umat ketika Hizbut Tahrir berhasil meraih kekuasaan dengan lebih gamblang dan vulgar ditulis Hafidz Abdurrahman dalam bukunya yang berjudul \u201cKembalinya Suriah Bumi Khilafah yang Hilang\u201d yang diterbitkan oleh Al Azhar Freshzone, Mei 2013. <\/p>\n\n\n\n

Di halaman 268, disebutkan di tengah perang sipil di Suriah, Muslimah Hizbut Tahrir di Yordania mengadakan seminar Muslimah dengan tema \u201cSari\u2019u Iqamatil Khilafah Himayatan li Harair as-Syam (Bersegeralah mendirikan Khilafah untuk Melindungi Wanita-wanita Syam) pada hari Ahad (28\/4\/2013). <\/p>\n\n\n\n

Dalam seminar tersebut, Muslimah Hizbut Tahrir Yordania dengan tegas menyatakan agar Ahl Quwwah (pemilik kekuatan sipil dan militer) segera memberikan bai\u2019atnya kepada Amir Hizbut Tahrir saat ini, yaitu al-\u2018Alim Atha\u2019 Abu Rusytah, untuk menjadi Khalifah pertama. \u00a0<\/p>\n\n\n\n

Sudah tidak ada keraguan lagi, ketika Khilafah ditegakkan oleh HTI, maka, Khalifahnya adalah kader terbaik Hizbut Tahrir \u00a0(Amir Hizbut Tahrir) Atha\u2019 Abu Rusytah. <\/p>\n\n\n\n

Soal syar\u2019i atau tidak? Perlu pengkajian lebih dalam. Soal \u00a0diterima atau ditolak umat, kita kembalikan sepenuhnya ke umat sebagai pemilik kekuasaan yang sesungguhnya. <\/p>\n\n\n\n

Jadi sesungguhnya pengurus dan anggota Hizbut Tahrir seluruh dunia sedang memperjuangkan Amir mereka menjadi khalifah? Biarkan saja itu hak mereka. selama tidak melanggar hukum. Toh, mereka sendiri yang akan dihisab di akhirat atas perjuangannya, bukan kita. <\/p>\n\n\n\n

Bandung,\n16\/01\/2020<\/p>\n","protected":false},"excerpt":{"rendered":"

Pecihitam.org – Pertanyaan di atas, ditujukan kepada Hizbut Tahrir di Indonesia (HTI) karena, jangankan masyarakat umum, simpatisan, pendukung, calon anggota dan anggota HTI pun kadang bertanya-tanya. Dari tahun 1985\/1986 ketika halqah ula (mentoring pertama) Hizbut Tahrir ada di Indonesia sampai pertengahan 2012, soal siapa sosok khalifah yang dicalonkan HTI, masih kabur, masih samar-samar. Belum ada […]<\/p>\n","protected":false},"author":50,"featured_media":32937,"comment_status":"closed","ping_status":"closed","sticky":false,"template":"","format":"standard","meta":{"footnotes":""},"categories":[5234],"tags":[9195,1170],"yoast_head":"\n