Pertama,<\/strong> hadis riwayat al-Nawwas bin Sam\u2019an dapat ditemukan dalam beberapa kitab seperti Shahih Muslim, Musnad Ahmad bin Hanbal, Sunan Abu Dawud, Sunan al-Tirmidzi, Sunan Ibn Majah, al-Ahad, dan Mustadrak Imam Hakim.<\/p>\n\n\n\n

Kemudian dari beberapa rangkaian sanad dalam riwayat al-Nawwas bin Sam\u2019an terdapat seorang rawi bernama Yahya bin Jabir al-Tha\u2019i yang di-jarh oleh beberapa ulama di antaranya Abu Hatim dan \u2018Abdurrahman bin Jabir yang mengatakan bahwa ia adalah perawi yang lemah dan beberapa hadisnya diingkari. Itu sebabnya riwayat dari al-Nawwas bin Sam\u2019an dianggap dhoif atau lemah.<\/p>\n\n\n\n

Kedua,<\/strong> riwayat Aus bin Aus yang dapat dijumpai pada beberapa kitab seperti al-Mu\u2019jam al-Kabir karya al-Thabrani, Fawaid Tamam karya Abu al-Qasim al-Razi.<\/p>\n\n\n\n

Dari kitab-kita yang disebutkan tersebut, Aus meriwayatkannya langsung dari Nabi SAW tanpa melalui perantara dari siapapun. Hal ini disanggah oleh Abu Hatim al-Razi, bahwa jalur yang benar ialah dari Abu Hatim dari Ka\u2019ab al-Ahbar seorang Yahudi yang masuk Islam di masa Abu Bakar. Itu sebabnya riwayat dari jalur Aus bin Aus ini juga cacat dan dianggap dhoif.<\/p>\n\n\n\n

Ketiga,<\/strong> riwayat yang bersumber dari Kaisan yang dapat ditemukan dalam al-Ahad karya Ibn Abi \u2018Ashim dan Ma\u2019rifah al-Shahabah karya Abu Nu\u2019aim.<\/p>\n\n\n\n

Adapun rangkaian sanadnya melalui Hisyam bin Khalid dari al-Walid bin Muslim dari Rabi\u2019ah bin Rabi\u2019ah dari Nafi\u2019 bin Kaisan dari Kaisan dari Nabi Muhammad SAW.<\/p>\n\n\n\n

Menurut Abu Hatim al-Razi, riwayat juga ini cacat sebab seharusnya dari Nafi\u2019 bin Kaisan langsung kepada Nabi SAW tanpa melalui Kaisan. Sedangkan al-Walid bin Muslim dalam rangkaian sanad di atas merupakan mudallis. Sehingga, jalur dari Kaisan ini dianggap sangat lemah.<\/p>\n\n\n\n

Dalam kajian hadis, hadis yang bersumber dari al-Nawwas bin Sam\u2019an merupakan hadis pokok, adapun dua hadis dari Aus bin Aus dan Kaisan adalah syahid (penguat dari jalur sahabat yang berbeda) atau pun mutabi\u2019 (penguat dari jalur sahabat yang sama).<\/p>\n\n\n\n

Kemudian status hadis dhaif bisa berubah menjadi hadits hasan li ghairihi, hanya jika dua riwayat lainnya lebih kuat kualitasnya atau minimal sepadan. Namun ternyata, dua riwayat lainnya malah lebih lemah dari riwayat pokoknya. Itulah alasan Syekh al-Idlibi menganggap bahwa hadits ini lemah.<\/p>\n\n\n\n

Meskipun bahwa hadis ini lemah, namun tetap perlu kiranya kita mengetahhuui maksud hadits tersebut. Hadits ini menguatkan pendapat tentang turunnya nabi Isa As di akhir zaman. Dan Ia turun di atas di atas menara putih, sebelah timur Damaskus.<\/p>\n\n\n\n

Kembali muncul perbedaan pendapat di kalangan ulama terkait menara putih yang dimaksud. Sebagian berpendapat berada di Bab Syarqi, sebuah menara yang berada di timur Damaskus. Di antara yang menyebut bahwa Isa AS muncul di Bab Syarqi adalah Imam Nawawi. Sedangkan yang lain berpendapat berada di menara sebelah timur dari Masjid Amawy di Damaskus. <\/p>\n\n\n\n