Pecihitam.org – <\/strong>Ka\u2019ab bin Malik merupakan sahabat Rasulullah yang berasal dari madinah ia adalah kaum anshar. Salah satu kepiawaiannya adalah membuat syair, ia terkenal sebagai penyair yang handal pada zaman Rasulullah. Salah satu kisah yang masyhur tentang Ka ab bin Malik yaitu ketika ia tidak mengikuti perang Tabuk bersama Rasulullah.<\/p>\n\n\n\n

Ibnu Hisyam<\/a><\/strong> dalamnya kitab Sirah Nabawiyyah menceritakan bahwa perang ini adalah perang yang sulit karena cuaca yang kering, kondisi paceklik, serta lokasi peperangan yang jauh.<\/p>\n\n\n\n

Ka\u2019ab bin Malik merupakan salah satu sahabat yang tertinggal saat berangkat perang tabuk, ketika Rasulullah dan sahabat yang lain berangkat berperang, ia tengah mempersiapkan perbekalan yang hendak dibawa. <\/p>\n\n\n\n

Ia pun gelisah karena keterlambatannya. Ia tahu\nsalah satu dosa besar adalah mangkir dari perang membela agama islam, dan bukan\ndisebabkan oleh alasan yang dipertanggungjawabkan. <\/p>\n\n\n\n

Setelah perang selesai, Rasulullah<\/a><\/strong> baru menyadari bahwa Ka\u2019ab bin Malik tidak mengikuti perang, beliau menanyakan kepada para sahabat, \u201ckemanakah Ka\u2019ab bin Malik?\u201d kemudian sahabat dari Bani Salimah mengatakan \u201cjangan-jangan Ka\u2019ab ini mementingkan dirinya sendiri\u201d.Namun perkataannya langsung dibantah oleh Muadz bin Jabal r.a \u201cPerkataanmu buruk sekali! Tidak pantas kau katakan itu atas Ka\u2019ab<\/mark> \u201d. <\/p>\n\n\n\n

Salah satu yang membuat resah Ka\u2019ab adalah bagaimana bisa ia berkata jujur terhadap Rasulullah tentang keadaan yang menimpanya. Pernah ia berfikir untuk berbohong kepada Rasul, namun ia urungkan.<\/p>\n\n\n\n

Setelah Rasulullah kembali ke Madinah,\norang-orang yang tidak mengikuti perang berdatangan menemui beliau. Disebutkan\nkurang lebih delapan puluh orang. Beliau menerima alasan mereka dan menyerahkan\nurusan mereka kepada Allah.<\/p>\n\n\n\n

Termasuk juga Ka\u2019ab bin Malik yang juga\nmenemui Rasulullah, dan mengatakan apa yang dialami dirinya. Ia mengatakan\ndengan sejujurnya tentang apa yang menghalanginya untuk menikuti perang.<\/p>\n\n\n\n

\u201cSejujurnya Nabi, tidak ada yang menghalangi saya untuk mengikuti perang. Saya rela mendapat hukuman atas kesalahan yang telah saya perbuat. Daripada saya mendapat murka Allah atas alasan-alasan yang saya perbuat, lebih baik saya mendapat hukuman darimu, ya Rasul.\u201d <\/p>\n\n\n\n

Mendengar apa yang sampaikan Ka\u2019ab, Rasulullah pun menerima pengakuannya. Sebelum memutuskan hukuman kepada Ka\u2019ab, Rasulullah menunggu jawaban dari Allah. Kira-kira hukuman apa yang sesuai dengannya. Bukan hanya Ka\u2019ab bin Malik, ternyata ada dua sahabat yang mengalami hal serupa dengannya.<\/p>\n\n\n\n

Sebagai hukuman kepada Ka\u2019ab dan dua sahabat lainnya, Rasulullah memerintahanlan agar para sahabat tidak mengajak mereka berbicara. Tentu ini merupakan hal yang berat yang dirasakan Ka\u2019ab. Setelah empat puluh hari Rasulullah menambahkan bahwa Kaab bin Malik dan dua sahabat lainnya yang tidak ikut perang diminta untuk tidak mendekati istri-istri mereka. <\/p>\n\n\n\n

Hingga ahirnya pada hari ke lima puluh Ka\u2019ab\nmelakukan qiyamul lail, lantas ia mengadukan masalah tersebut kepada Allah.\nSetelah itu terdengar suara yang memanggilnya. Ia terkejut terkejut. \u201cSungguh,\nampunan Allah sudah tiba untuk kalian bertiga!\u201d terang Rasulullah berseri-seri.\n<\/p>\n\n\n\n

Kemudian Nabi menyebutkan tiga ayat surat At\nTaubah yaitu ayat 117 \u2013 119 yang menjelaskan ampunan Allah terhadap Ka\u2019ab. Ka\u2019ab\nmerasakan kebahagiaan yang luar biasa, menurut riwayat, selama kehidupannya\nbaru kali ini ka\u2019ab merasakan kebahagiaan yang luar biasa seperti ini.<\/p>\n\n\n\n

Terkadang jujur memang bukanlah hal yang mudah\nnamun hasil dari kejujuran adalah suatu hal yang membahagiakan. Berusahalah\nuntuk menyampaikan kejujuran dalam apapun keadaan seperti yang telah\ndicontohkan oleh Ka\u2019ab bin  Malik. Wallahua\u2019lam.<\/p>\n","protected":false},"excerpt":{"rendered":"

Pecihitam.org – Ka\u2019ab bin Malik merupakan sahabat Rasulullah yang berasal dari madinah ia adalah kaum anshar. Salah satu kepiawaiannya adalah membuat syair, ia terkenal sebagai penyair yang handal pada zaman Rasulullah. Salah satu kisah yang masyhur tentang Ka ab bin Malik yaitu ketika ia tidak mengikuti perang Tabuk bersama Rasulullah. Ibnu Hisyam dalamnya kitab Sirah […]<\/p>\n","protected":false},"author":46,"featured_media":33919,"comment_status":"closed","ping_status":"closed","sticky":false,"template":"","format":"standard","meta":{"footnotes":""},"categories":[379],"tags":[4700,3792],"yoast_head":"\n