Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
{"id":33523,"date":"2020-01-19T06:30:00","date_gmt":"2020-01-18T23:30:00","guid":{"rendered":"https:\/\/www.pecihitam.org\/?p=33523"},"modified":"2020-01-18T21:24:24","modified_gmt":"2020-01-18T14:24:24","slug":"amaliyah-al-tadris-metode-belajar-kritik-di-pesantren-menjadi-pendidik-profesional","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/pecihitam.org\/amaliyah-al-tadris-metode-belajar-kritik-di-pesantren-menjadi-pendidik-profesional\/","title":{"rendered":"Amaliyah al-Tadris; Metode Belajar Kritik di Pesantren, Menjadi Pendidik Profesional"},"content":{"rendered":"\n

Pecihitam.org <\/strong>– Pesantren yang menganut sistem Tarbiyah al-Mu\u2019allimin al-Islamiyah<\/em> (Pendidikan Guru Islami, disingkat TMI) melaksanakan satu agenda wajib setiap tahun, yaitu \u2018Amaliyah al-Tadris<\/em> atau Praktek Mengajar. Dalam aktivitas yang menjadi bagian dari kurikulum pesantren itu santri dan santriwati kelas akhir (niha\u2019iy<\/em>) tak hanya belajar mengajar dan belajar menjadi guru, melainkan juga belajar kritik di pesantren mereka.<\/p>\n\n\n\n

Kegiatan yang serupa micro\nteaching<\/em> di perguruan tinggi ini tak sekedar bertujuan untuk mempersiapkan\ncalon-calon guru profesional. Pesantren percaya bahwa pada akhirnya\nlulusan-lulusan pesantren akan menjadi pendidik, baik bagi masyarakat\nsekitarnya atau setidaknya keturunan-keturunan mereka. Dengan mempelajari dasar-dasar\nmetode mengajar yang khas, santri dan santriwati diharapkan mampu menyebarkan\nilmunya kepada orang lain.<\/p>\n\n\n\n

\u2018Amaliyah<\/em> al-tadris<\/em> mula-mula menuntut pesertanya membuat i\u2019dad<\/em> al-tadris<\/em> atau semacam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang tentunya ditulis dengan bahasa Arab atau bahasa Inggris. <\/p>\n\n\n\n

I\u2019dad<\/em> kemudian diperiksa oleh musyrif<\/em> (pembimbing atau supervisor) dari kalangan guru pesantren. Setelah persiapan mengajar purna, peserta lantas berlatih mengajar di bawah pengawasan para pembimbingnya.<\/p>\n\n\n\n

Setibanya hari dan waktu yang ditentukan, peserta yang terdiri dari santri dan santriwati paling senior itu mengajar di kelas-kelas adik-adik santrinya sebagai pengganti guru-guru mata pelajaran. <\/p>\n\n\n\n

Mata pelajaran yang diajarkan pun beragam, mulai dari bahasa Arab dasar, Nahwu, Muthala\u2019ah, Mahfuzhat, hingga Hadits, Tafsir, Fiqih dan lain-lain.<\/p>\n\n\n\n

Selama melaksanakan praktek\nmengajar peserta diawasi oleh musyrif<\/em> dan sesama santri yang tergabung\ndalam satu kelompok \u2018amaliyah al-tadris<\/em>. Musyrif<\/em> dan rekan-rekan  santri mencatat dan menilai berbagai aspek kepengajaran\ndalam penampilannya, apakah sudah sesuai dengan kaidah-kaidah yang telah mereka\npelajari dari mata pelajaran khusus al-Tarbiyah wa al-Ta\u2019lim<\/em>. Catatan-catatan\ndan penilaian-penilaian itu dibawa ke dalam proses naqd<\/em> seusai praktek\nmengajar.<\/p>\n\n\n\n

Proses naqd<\/em> inilah yang\npaling menarik dari keseluruhan kegiatan \u2018amaliyah al-tadris<\/em>. Di dalamnya\npara santri menyampaikan kritik (naqd<\/em>) terhadap penampilan pelaksana\npraktek mengajar berdasarkan catatan-catatan yang telah mereka buat. Santri\npelaksana praktek mengajar yang dikiritik, di lain pihak, berupaya membantah\nkritik-kritik itu dengan argumen-argumennya sendiri.<\/p>\n\n\n\n

Proses naqd<\/em> dalam \u2018amaliyah\nal-tadris<\/em> nampaknya dirasa tidak hanya penting dalam ruang lingkup\npendidikan dan pengajaran, melainkan juga penting untuk membentuk kepribadian\npara santri dan santriwati yang sedang dan akan menjalani kehidupannya di\ntengah suasana kemasyarakatan kita saat ini.<\/p>\n\n\n\n

Kritik telah memenuhi udara kehidupan kita sehari-hari, baik sebagai anggota masyarakat maupun sebagai bagian dari bangsa ini, karena demikianlah salah satu ciri era reformasi, yaitu keterbukaan terhadap kritik. Setelah Orde Lama dan Orde Baru<\/a> jatuh, setiap warga negara leluasa melancarkan kritik terhadap pemerintah.<\/p>\n\n\n\n

Lama-lama kritik menjadi budaya\ndalam kehidupan setiap lapisan masyarakat. Tidak hanya kepada pemerintah,\nkritik juga tertuju pada kepala daerah, kepala perusahaan, pemilik modal,\nkepala-kepala lembaga-lembaga sosial termasuk lembaga pendidikan, bahkan sampai\nke ketua RT, guru-guru, orangtua dan kawan-kawan sejawat.<\/p>\n\n\n\n

Terbukanya kritik berarti setiap\nindividu dan kelompok menyadari dirinya adalah manusia yang bebas dan berhak\nmelancarkan kritik. Masing-masing merasa punya posisi dalam struktur\nmasyarakat. Karena masing-masing merasa punya posisi mencuatlah politik\nidentitas, demi menegaskan posisi individu dan kelompok itu.<\/p>\n\n\n\n

Politik identitas kemudian mengubah\nkritik menjadi nyinyir<\/em>, kritik membabi-buta, penuh intrik, diliputi rasa\niri dan dengki. Kritik yang sejatinya produktif dan membangun akhirnya hanyalah\nalat untuk menyalahkan, menjatuhkan dan menyingkirkan orang lain. Hadirnya\nmedia baru berupa media sosial tentu saja memperparah suasana kritik-mengkritik\nmasyarakat kita hingga hari ini.<\/p>\n\n\n\n

Dalam konteks inilah belajar kritik di pesantren melalui prosesi naqd<\/em> dalam \u2018amaliyah al-tadris <\/em>memiliki signifikansinya. Agar kritik-kritik yang diutarakan bersifat mendidik dan membangun, prosesi naqd<\/em> juga didampingi oleh para musyrif<\/em> yang ditunjuk untuk membimbing kelompok-kelompok\u2018amaliyah<\/em> al-tadris<\/em>.<\/p>\n\n\n\n

Melalui arahan para musyrif<\/em>, para santri pengkritik harus menunjukkan bukti kuat bahwa rekannya yang melaksanakan praktek mengajar telah melakukan kesalahan. Tentu saja penilaian itu didasarkan pada kaidah-kaidah kepengajaran yang baku. <\/p>\n\n\n\n

Tak hanya itu, mereka juga harus melengkapi kritik mereka dengan saksi-saksi, apakah rekan-rekan lain juga menyaksikan atau mengetahui kesalahan yang telah dibuat itu.<\/p>\n\n\n\n

Santri pelaksana praktek mengajar yang dikritik diberikan kesempatan untuk membela dirinya. Ia berhak untuk menyanggah kritik-kritik tersebut berdasarkan argumen-argumen yang jelas dan bertanggung jawab. <\/p>\n\n\n\n

Jika tak mampu membantah kritik-kritik, ia harus menerimanya dengan lapang dada dan menjadikan kritik-kritik itu sebagai perbaikan bagi kualitas mengajarnya.<\/p>\n\n\n\n

Prosesi naqd<\/em> dengan demikian telah memainkan peran yang sangat penting dalam kepribadian santri dan santriwati untuk menjalani kehidupannya sekarang dan di kemudian hari. <\/p>\n\n\n\n

Di sana mereka tidak hanya belajar metode-metode dan teknik-teknik mengajar, tapi juga belajar berani menyampaikan kritik dan bersedia untuk dikiritik.<\/p>\n\n\n\n

Namun pelajaran terpenting bagi santri dan santriwati, begitu pula bagi para guru, dalam \u2018amaliyah al-tadris<\/em> adalah bahwa kritik terbaik adalah kritik terhadap diri sendiri. <\/p>\n\n\n\n

Sebelum mempersilahkan para santri mengkritik temannya, santri yang melaksanakan praktek mengajar terlebih dahulu diharuskan mengungkapkan kekurangan dan kekeliruan dalam praktek mengajarnya.<\/p>\n\n\n\n

Salah seorang guru yang ditunjuk\nsebagai musyrif<\/em> mengatakan bahwa ia memberi nilai yang tinggi bagi\nsantri pelaksana praktek mengajar yang banyak mengkritik penampilannya sendiri.\n\u201cSemakin banyak kritiknya terhadap dirinya sendiri, semakin tinggi pula nilai \u2018amaliyah\nal-tadris<\/em> yang ia dapat,\u201d ungkapnya.<\/p>\n\n\n\n

Walhasil, santri pelaksana praktek mengajar yang dibimbingnya memborong kritik yang seharusnya disampaikan teman-temannya untuk mengkritik dirinya sendiri, sampai-sampai teman-temannya itu kehabisan naqd<\/em>.<\/p>\n\n\n\n

Ini menjadi satu nasihat penting bagi kita: \u201ckritiklah diri sendiri sebanyak-banyaknya sampai orang lain kehabisan kritik.\u201d Bukankah ini seirama dengan seruan Sahabat Umar ibn Khattab yang masyhur itu, \u201chasibu anfusakum qabla an tuhasabu<\/em>\u201d (hitung-hitunglah dirimu sebelum [amal] kamu dihitung)?!<\/p>\n\n\n\n

Akhirnya, \u2018amaliyah al-tadris<\/em> adalah salah satu bentuk pendidikan yang istimewa di pesantren. Bukan hanya belajar metode-metode dan teknik-teknik mengajar yang baik, dengan belajar kritik di pesantren, para santri dan santriwati belajar membangun kepribadian dan karakter mereka. Inilah salah satu kontribusi pesantren<\/a> untuk umat.<\/p>\n","protected":false},"excerpt":{"rendered":"

Pecihitam.org – Pesantren yang menganut sistem Tarbiyah al-Mu\u2019allimin al-Islamiyah (Pendidikan Guru Islami, disingkat TMI) melaksanakan satu agenda wajib setiap tahun, yaitu \u2018Amaliyah al-Tadris atau Praktek Mengajar. Dalam aktivitas yang menjadi bagian dari kurikulum pesantren itu santri dan santriwati kelas akhir (niha\u2019iy) tak hanya belajar mengajar dan belajar menjadi guru, melainkan juga belajar kritik di pesantren […]<\/p>\n","protected":false},"author":37,"featured_media":33614,"comment_status":"closed","ping_status":"closed","sticky":false,"template":"","format":"standard","meta":{"footnotes":""},"categories":[18],"tags":[7788,1372,1097],"yoast_head":"\nAmaliyah al-Tadris; Metode Belajar Kritik di Pesantren, Menjadi Pendidik Profesional - Pecihitam.org<\/title>\n<meta name=\"description\" content=\"Bukan hanya belajar metode dan teknik mengajar yang baik, dengan belajar kritik di pesantren, para santri belajar membangun kepribadian dan karakter mereka.\" \/>\n<meta name=\"robots\" content=\"index, follow, max-snippet:-1, max-image-preview:large, max-video-preview:-1\" \/>\n<link rel=\"canonical\" href=\"https:\/\/pecihitam.org\/amaliyah-al-tadris-metode-belajar-kritik-di-pesantren-menjadi-pendidik-profesional\/\" \/>\n<meta property=\"og:locale\" content=\"en_US\" \/>\n<meta property=\"og:type\" content=\"article\" \/>\n<meta property=\"og:title\" content=\"Amaliyah al-Tadris; Metode Belajar Kritik di Pesantren, Menjadi Pendidik Profesional - Pecihitam.org\" \/>\n<meta property=\"og:description\" content=\"Bukan hanya belajar metode dan teknik mengajar yang baik, dengan belajar kritik di pesantren, para santri belajar membangun kepribadian dan karakter mereka.\" \/>\n<meta property=\"og:url\" content=\"https:\/\/pecihitam.org\/amaliyah-al-tadris-metode-belajar-kritik-di-pesantren-menjadi-pendidik-profesional\/\" \/>\n<meta property=\"og:site_name\" content=\"Pecihitam.org\" \/>\n<meta property=\"article:publisher\" content=\"https:\/\/www.facebook.com\/newpecihitam\/\" \/>\n<meta property=\"article:published_time\" content=\"2020-01-18T23:30:00+00:00\" \/>\n<meta property=\"article:modified_time\" content=\"2020-01-18T14:24:24+00:00\" \/>\n<meta property=\"og:image\" content=\"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/01\/Amaliyah-al-Tadris-Metode-Belajar-Kritik-di-Pesantren-Menjadi-Pendidik-Profesional-scaled.jpg\" \/>\n\t<meta property=\"og:image:width\" content=\"1024\" \/>\n\t<meta property=\"og:image:height\" content=\"576\" \/>\n\t<meta property=\"og:image:type\" content=\"image\/jpeg\" \/>\n<meta name=\"author\" content=\"Yunizar Ramadhani\" \/>\n<meta name=\"twitter:card\" content=\"summary_large_image\" \/>\n<meta name=\"twitter:label1\" content=\"Written by\" \/>\n\t<meta name=\"twitter:data1\" content=\"Yunizar Ramadhani\" \/>\n\t<meta name=\"twitter:label2\" content=\"Est. reading time\" \/>\n\t<meta name=\"twitter:data2\" content=\"4 minutes\" \/>\n<script type=\"application\/ld+json\" class=\"yoast-schema-graph\">{\"@context\":\"https:\/\/schema.org\",\"@graph\":[{\"@type\":\"Article\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/amaliyah-al-tadris-metode-belajar-kritik-di-pesantren-menjadi-pendidik-profesional\/#article\",\"isPartOf\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/amaliyah-al-tadris-metode-belajar-kritik-di-pesantren-menjadi-pendidik-profesional\/\"},\"author\":{\"name\":\"Yunizar Ramadhani\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/af8eb669caa5729e8b67148b992c2c77\"},\"headline\":\"Amaliyah al-Tadris; Metode Belajar Kritik di Pesantren, Menjadi Pendidik Profesional\",\"datePublished\":\"2020-01-18T23:30:00+00:00\",\"dateModified\":\"2020-01-18T14:24:24+00:00\",\"mainEntityOfPage\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/amaliyah-al-tadris-metode-belajar-kritik-di-pesantren-menjadi-pendidik-profesional\/\"},\"wordCount\":897,\"publisher\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#organization\"},\"image\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/amaliyah-al-tadris-metode-belajar-kritik-di-pesantren-menjadi-pendidik-profesional\/#primaryimage\"},\"thumbnailUrl\":\"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/01\/Amaliyah-al-Tadris-Metode-Belajar-Kritik-di-Pesantren-Menjadi-Pendidik-Profesional-scaled.jpg\",\"keywords\":[\"Pendidikan\",\"pesantren\",\"santri\"],\"articleSection\":[\"Santri\"],\"inLanguage\":\"en-US\"},{\"@type\":\"WebPage\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/amaliyah-al-tadris-metode-belajar-kritik-di-pesantren-menjadi-pendidik-profesional\/\",\"url\":\"https:\/\/pecihitam.org\/amaliyah-al-tadris-metode-belajar-kritik-di-pesantren-menjadi-pendidik-profesional\/\",\"name\":\"Amaliyah al-Tadris; Metode Belajar Kritik di Pesantren, Menjadi Pendidik Profesional - Pecihitam.org\",\"isPartOf\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#website\"},\"primaryImageOfPage\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/amaliyah-al-tadris-metode-belajar-kritik-di-pesantren-menjadi-pendidik-profesional\/#primaryimage\"},\"image\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/amaliyah-al-tadris-metode-belajar-kritik-di-pesantren-menjadi-pendidik-profesional\/#primaryimage\"},\"thumbnailUrl\":\"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/01\/Amaliyah-al-Tadris-Metode-Belajar-Kritik-di-Pesantren-Menjadi-Pendidik-Profesional-scaled.jpg\",\"datePublished\":\"2020-01-18T23:30:00+00:00\",\"dateModified\":\"2020-01-18T14:24:24+00:00\",\"description\":\"Bukan hanya belajar metode dan teknik mengajar yang baik, dengan belajar kritik di pesantren, para santri belajar membangun kepribadian dan karakter mereka.\",\"breadcrumb\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/amaliyah-al-tadris-metode-belajar-kritik-di-pesantren-menjadi-pendidik-profesional\/#breadcrumb\"},\"inLanguage\":\"en-US\",\"potentialAction\":[{\"@type\":\"ReadAction\",\"target\":[\"https:\/\/pecihitam.org\/amaliyah-al-tadris-metode-belajar-kritik-di-pesantren-menjadi-pendidik-profesional\/\"]}]},{\"@type\":\"ImageObject\",\"inLanguage\":\"en-US\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/amaliyah-al-tadris-metode-belajar-kritik-di-pesantren-menjadi-pendidik-profesional\/#primaryimage\",\"url\":\"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/01\/Amaliyah-al-Tadris-Metode-Belajar-Kritik-di-Pesantren-Menjadi-Pendidik-Profesional-scaled.jpg\",\"contentUrl\":\"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/01\/Amaliyah-al-Tadris-Metode-Belajar-Kritik-di-Pesantren-Menjadi-Pendidik-Profesional-scaled.jpg\",\"width\":1024,\"height\":576,\"caption\":\"Amaliyah al-Tadris; Metode Belajar Kritik di Pesantren, Menjadi Pendidik Profesional\"},{\"@type\":\"BreadcrumbList\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/amaliyah-al-tadris-metode-belajar-kritik-di-pesantren-menjadi-pendidik-profesional\/#breadcrumb\",\"itemListElement\":[{\"@type\":\"ListItem\",\"position\":1,\"name\":\"Home\",\"item\":\"https:\/\/pecihitam.org\/\"},{\"@type\":\"ListItem\",\"position\":2,\"name\":\"Amaliyah al-Tadris; Metode Belajar Kritik di Pesantren, Menjadi Pendidik Profesional\"}]},{\"@type\":\"WebSite\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#website\",\"url\":\"https:\/\/pecihitam.org\/\",\"name\":\"Pecihitam.org\",\"description\":\"Suara Islam Ahlussunnah wal Jamaah\",\"publisher\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#organization\"},\"potentialAction\":[{\"@type\":\"SearchAction\",\"target\":{\"@type\":\"EntryPoint\",\"urlTemplate\":\"https:\/\/pecihitam.org\/?s={search_term_string}\"},\"query-input\":\"required name=search_term_string\"}],\"inLanguage\":\"en-US\"},{\"@type\":\"Organization\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#organization\",\"name\":\"Pecihitam.org\",\"url\":\"https:\/\/pecihitam.org\/\",\"logo\":{\"@type\":\"ImageObject\",\"inLanguage\":\"en-US\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/logo\/image\/\",\"url\":\"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/07\/Logo-Pecihitam.org_.png\",\"contentUrl\":\"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/07\/Logo-Pecihitam.org_.png\",\"width\":2401,\"height\":2401,\"caption\":\"Pecihitam.org\"},\"image\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/logo\/image\/\"},\"sameAs\":[\"https:\/\/www.facebook.com\/newpecihitam\/\",\"https:\/\/www.instagram.com\/pecihitam_org\/\",\"https:\/\/id.pinterest.com\/pecihitam_org\/\",\"https:\/\/www.youtube.com\/channel\/UCVZO49u3U4iibd-X7MmqBcQ\"]},{\"@type\":\"Person\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/af8eb669caa5729e8b67148b992c2c77\",\"name\":\"Yunizar Ramadhani\",\"image\":{\"@type\":\"ImageObject\",\"inLanguage\":\"en-US\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/image\/\",\"url\":\"https:\/\/secure.gravatar.com\/avatar\/b8bcaf716ea5eb899f4f1194a543d6d9?s=96&r=g\",\"contentUrl\":\"https:\/\/secure.gravatar.com\/avatar\/b8bcaf716ea5eb899f4f1194a543d6d9?s=96&r=g\",\"caption\":\"Yunizar Ramadhani\"},\"description\":\"Guru Pondok Pesantren Darul Hijrah Putri Martapura Kalimantan Selatan | Alumni Jurusan Aqidah-Filsafat dan Program Pasca Sarjana IAIN Antasari Banjarmasin\",\"url\":\"https:\/\/pecihitam.org\/author\/yunirama\/\"}]}<\/script>\n<!-- \/ Yoast SEO plugin. -->","yoast_head_json":{"title":"Amaliyah al-Tadris; Metode Belajar Kritik di Pesantren, Menjadi Pendidik Profesional - Pecihitam.org","description":"Bukan hanya belajar metode dan teknik mengajar yang baik, dengan belajar kritik di pesantren, para santri belajar membangun kepribadian dan karakter mereka.","robots":{"index":"index","follow":"follow","max-snippet":"max-snippet:-1","max-image-preview":"max-image-preview:large","max-video-preview":"max-video-preview:-1"},"canonical":"https:\/\/pecihitam.org\/amaliyah-al-tadris-metode-belajar-kritik-di-pesantren-menjadi-pendidik-profesional\/","og_locale":"en_US","og_type":"article","og_title":"Amaliyah al-Tadris; Metode Belajar Kritik di Pesantren, Menjadi Pendidik Profesional - Pecihitam.org","og_description":"Bukan hanya belajar metode dan teknik mengajar yang baik, dengan belajar kritik di pesantren, para santri belajar membangun kepribadian dan karakter mereka.","og_url":"https:\/\/pecihitam.org\/amaliyah-al-tadris-metode-belajar-kritik-di-pesantren-menjadi-pendidik-profesional\/","og_site_name":"Pecihitam.org","article_publisher":"https:\/\/www.facebook.com\/newpecihitam\/","article_published_time":"2020-01-18T23:30:00+00:00","article_modified_time":"2020-01-18T14:24:24+00:00","og_image":[{"width":1024,"height":576,"url":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/01\/Amaliyah-al-Tadris-Metode-Belajar-Kritik-di-Pesantren-Menjadi-Pendidik-Profesional-scaled.jpg","type":"image\/jpeg"}],"author":"Yunizar Ramadhani","twitter_card":"summary_large_image","twitter_misc":{"Written by":"Yunizar Ramadhani","Est. reading time":"4 minutes"},"schema":{"@context":"https:\/\/schema.org","@graph":[{"@type":"Article","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/amaliyah-al-tadris-metode-belajar-kritik-di-pesantren-menjadi-pendidik-profesional\/#article","isPartOf":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/amaliyah-al-tadris-metode-belajar-kritik-di-pesantren-menjadi-pendidik-profesional\/"},"author":{"name":"Yunizar Ramadhani","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/af8eb669caa5729e8b67148b992c2c77"},"headline":"Amaliyah al-Tadris; Metode Belajar Kritik di Pesantren, Menjadi Pendidik Profesional","datePublished":"2020-01-18T23:30:00+00:00","dateModified":"2020-01-18T14:24:24+00:00","mainEntityOfPage":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/amaliyah-al-tadris-metode-belajar-kritik-di-pesantren-menjadi-pendidik-profesional\/"},"wordCount":897,"publisher":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#organization"},"image":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/amaliyah-al-tadris-metode-belajar-kritik-di-pesantren-menjadi-pendidik-profesional\/#primaryimage"},"thumbnailUrl":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/01\/Amaliyah-al-Tadris-Metode-Belajar-Kritik-di-Pesantren-Menjadi-Pendidik-Profesional-scaled.jpg","keywords":["Pendidikan","pesantren","santri"],"articleSection":["Santri"],"inLanguage":"en-US"},{"@type":"WebPage","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/amaliyah-al-tadris-metode-belajar-kritik-di-pesantren-menjadi-pendidik-profesional\/","url":"https:\/\/pecihitam.org\/amaliyah-al-tadris-metode-belajar-kritik-di-pesantren-menjadi-pendidik-profesional\/","name":"Amaliyah al-Tadris; Metode Belajar Kritik di Pesantren, Menjadi Pendidik Profesional - Pecihitam.org","isPartOf":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#website"},"primaryImageOfPage":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/amaliyah-al-tadris-metode-belajar-kritik-di-pesantren-menjadi-pendidik-profesional\/#primaryimage"},"image":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/amaliyah-al-tadris-metode-belajar-kritik-di-pesantren-menjadi-pendidik-profesional\/#primaryimage"},"thumbnailUrl":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/01\/Amaliyah-al-Tadris-Metode-Belajar-Kritik-di-Pesantren-Menjadi-Pendidik-Profesional-scaled.jpg","datePublished":"2020-01-18T23:30:00+00:00","dateModified":"2020-01-18T14:24:24+00:00","description":"Bukan hanya belajar metode dan teknik mengajar yang baik, dengan belajar kritik di pesantren, para santri belajar membangun kepribadian dan karakter mereka.","breadcrumb":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/amaliyah-al-tadris-metode-belajar-kritik-di-pesantren-menjadi-pendidik-profesional\/#breadcrumb"},"inLanguage":"en-US","potentialAction":[{"@type":"ReadAction","target":["https:\/\/pecihitam.org\/amaliyah-al-tadris-metode-belajar-kritik-di-pesantren-menjadi-pendidik-profesional\/"]}]},{"@type":"ImageObject","inLanguage":"en-US","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/amaliyah-al-tadris-metode-belajar-kritik-di-pesantren-menjadi-pendidik-profesional\/#primaryimage","url":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/01\/Amaliyah-al-Tadris-Metode-Belajar-Kritik-di-Pesantren-Menjadi-Pendidik-Profesional-scaled.jpg","contentUrl":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/01\/Amaliyah-al-Tadris-Metode-Belajar-Kritik-di-Pesantren-Menjadi-Pendidik-Profesional-scaled.jpg","width":1024,"height":576,"caption":"Amaliyah al-Tadris; Metode Belajar Kritik di Pesantren, Menjadi Pendidik Profesional"},{"@type":"BreadcrumbList","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/amaliyah-al-tadris-metode-belajar-kritik-di-pesantren-menjadi-pendidik-profesional\/#breadcrumb","itemListElement":[{"@type":"ListItem","position":1,"name":"Home","item":"https:\/\/pecihitam.org\/"},{"@type":"ListItem","position":2,"name":"Amaliyah al-Tadris; Metode Belajar Kritik di Pesantren, Menjadi Pendidik Profesional"}]},{"@type":"WebSite","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#website","url":"https:\/\/pecihitam.org\/","name":"Pecihitam.org","description":"Suara Islam Ahlussunnah wal Jamaah","publisher":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#organization"},"potentialAction":[{"@type":"SearchAction","target":{"@type":"EntryPoint","urlTemplate":"https:\/\/pecihitam.org\/?s={search_term_string}"},"query-input":"required name=search_term_string"}],"inLanguage":"en-US"},{"@type":"Organization","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#organization","name":"Pecihitam.org","url":"https:\/\/pecihitam.org\/","logo":{"@type":"ImageObject","inLanguage":"en-US","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/logo\/image\/","url":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/07\/Logo-Pecihitam.org_.png","contentUrl":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/07\/Logo-Pecihitam.org_.png","width":2401,"height":2401,"caption":"Pecihitam.org"},"image":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/logo\/image\/"},"sameAs":["https:\/\/www.facebook.com\/newpecihitam\/","https:\/\/www.instagram.com\/pecihitam_org\/","https:\/\/id.pinterest.com\/pecihitam_org\/","https:\/\/www.youtube.com\/channel\/UCVZO49u3U4iibd-X7MmqBcQ"]},{"@type":"Person","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/af8eb669caa5729e8b67148b992c2c77","name":"Yunizar Ramadhani","image":{"@type":"ImageObject","inLanguage":"en-US","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/image\/","url":"https:\/\/secure.gravatar.com\/avatar\/b8bcaf716ea5eb899f4f1194a543d6d9?s=96&r=g","contentUrl":"https:\/\/secure.gravatar.com\/avatar\/b8bcaf716ea5eb899f4f1194a543d6d9?s=96&r=g","caption":"Yunizar Ramadhani"},"description":"Guru Pondok Pesantren Darul Hijrah Putri Martapura Kalimantan Selatan | Alumni Jurusan Aqidah-Filsafat dan Program Pasca Sarjana IAIN Antasari Banjarmasin","url":"https:\/\/pecihitam.org\/author\/yunirama\/"}]}},"_links":{"self":[{"href":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/33523"}],"collection":[{"href":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/posts"}],"about":[{"href":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/types\/post"}],"author":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/users\/37"}],"replies":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/comments?post=33523"}],"version-history":[{"count":0,"href":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/33523\/revisions"}],"wp:featuredmedia":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/media\/33614"}],"wp:attachment":[{"href":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/media?parent=33523"}],"wp:term":[{"taxonomy":"category","embeddable":true,"href":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/categories?post=33523"},{"taxonomy":"post_tag","embeddable":true,"href":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/tags?post=33523"}],"curies":[{"name":"wp","href":"https:\/\/api.w.org\/{rel}","templated":true}]}}