Pecihitam.org –<\/strong> Ketahuilah, bahwa agama Islam tiangnya adalah ibadah serta yakin kepada Allah SWT. Yakin adalah tempatnya dalam hati, dan keyakinan itu adalah disaksikan dengan melaksanakan perbuatan-perbuatan yang diperintah Allah SWT. <\/p>\n\n\n\n Perbuatan-perbuatan\nyang diperintahkan oleh Allah, adalah tidak terlepas dari pada dua sisi, di\nmana pada satu sisi merupakan pengabdian kita kepada Allah, apakah hati kita\nmengakui adanya Yang Maha Kuasa lagi Yang Maha Esa itu, yakni Allah SWT. <\/p>\n\n\n\n Apabila\nkita telah meyakini-Nya dan telah mengakui-Nya berdasarkan “dalil-dalil\nakal (aqliah)” dan “dalil-dalil naqal (naqliah)”, yakni\nperintah-perintah yang harus dikerjakan dan larangan-larangan yang harus\nditinggalkan. Semuanya telah terkandunng dalam kitab suci-Nya, yakni kitab suci\nAl-Qur’anul Karim. <\/p>\n\n\n\n Saksi\natas keyakinan dan keimanan itu adalah perbuatan-perbuatan kita yang induknya\ntelah disebutkan dalam rukun-rukun Islam. Perbuatan-perbuatan kita itulah\nsebagai dalil nyata, bahwa kita telah beriman dan betul-betul yakin kepada-Nya.<\/p>\n\n\n\n Sembahyang<\/em>\nyang kita lakukan lima kali sehari semalam, puasa<\/em> yang diperintahkan\noleh-Nya dalam bulan suci Ramadhan, zakat<\/em> yang kita keluarkan khususnya\nuntuk fakir miskin, dan ziarah ke Baitullah<\/em> dalam melakukan ibadah Haji\nyang merupakan suatu ziarah kepada-Nya sebagai syariat daripada nabi dan rasul\nkhususnya abul anbiya Ibrahim a.s., sedangkan mengucapkan dua kalimat\nsyahadat<\/em> merupakan perbuatan lidah sebagai kesaksian atas keyakinan dan\nkeimanan itu. <\/p>\n\n\n\n Apa\nsaja yang kita lakukan di dunia ini, asal tidak menyimpang dari ridha Allah SWT\nadalah diperbolehkan bahkan ada yang wajib, dan ada yang sunat, juga ada yang\nmubah, boleh dikerjakan dan ditinggalkan dan kadang kala yang mubah itu<\/em>\nbisa naik kepada nilai wajib atau nilai sunat sejalan dengan niat untuk itu,\nmaka adalah perbuatan lahiriah ditentukan oleh niat kita kepada Allah, artinya\nkarena mengharapkan ridha-Nya dan kasih sayang-Nya.<\/p>\n\n\n\n Manusia\ntidak terlepas dari nafsu, dan nafsu manusia ada yang baik dan ada yang tidak\nbaik. Apabila nafsu manusia itu baik, akan tetapi manusia tidak luput dari pada\ngodaan syaitan, di mana syaitan sangat berusaha supaya manusia itu lupa kepada\nAllah SWT, supaya manusia itu lalai dengan dunia yang dianugerahkan Allah\nkepadanya. <\/p>\n\n\n\n