Pecihitam.org<\/strong> \u2013 Detasemen Khusus 88 Antiteror Mabes Polri belum lamai ini menangkap dua terduga teroris di Padang, Sumatera Barat, pada 18 Juli 2019, lalu.<\/p>\n\n\n\n

Menanggapi penangkapan dua terduga teroris tersebut, Pemerintah\nKota Pariaman meminta kejadian itu sebagai alarm pemantik deteksi dini terhadap\npenyebarluasan paham radikal terorisme.<\/p>\n\n\n\n

“Jangan melihat penangkapan itu dengan menyebut Ranah\nMinang adalah daerah radikal. Tapi penangkapan itu sebelum-sebelumnya tidak\nada, kenapa sekarang ada?” ungkap Noviardi saat menyampaikan sambutan\npembukaan kegiatan Rembuk Aparatur Kelurahan dan Desa tentang Literasi Informasi\ndi Kota Pariaman, Kamis, 25 Juli 2019.<\/p>\n\n\n\n

\u201cTerjadinya penangkapan terduga teroris itu sebagai penanda\nbahwa paham radikal terorime sudah masuk ke Sumatera Barat. Masyarakat Minang\nyang memang dikenal religius, diminta menjadikan penangkapan itu sebagai alarm,\u201d\nsambungnya.<\/p>\n\n\n\n

Dengan adanya kejadian tersebut, kata Novriadi, kita harus\nmenjadi sadar dan melakukan deteksi dini, dan jangan sampai paham yang\nmengajarkan kekerasan itu menumpangi agama kita dan menjadikan citranya buruk.<\/p>\n\n\n\n

Pria bertubuh tambun itu juga mengutip perkataan pembaca doa\ndalam pembukaan kegiatan tersebut. Yaitu agar Tuhan menjadikan orang-orang yang\nmenilai Islam mengajarkan radikalisme tersadar. <\/p>\n\n\n\n

 “Tambahi juga\ndoanya dengan meminta agar Tuhan menyadarkan orang-orang yang selama ini\nmengatasnamakan Islam dalam aksi teror yang dilakukanya. Kita semua sepakat\nIslam tidak mengajarkan radikalisme, karena itu tugas kita bersama mencegah\nradikalisme dan terorisme,” tandasnya.<\/p>\n\n\n\n

Sementara itu, Ketua Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme\n(FKPT) Sumatera Barat, Zaim Rais, selaku pihak penyelenggara kegiatan\nmengungkapkan, Rembuk Aparatur Kelurahan dan Desa tentang Literasi Informasi\nini menghadirkan kepala desa, lurah, Babinsa, dan Babinkamtibmas se-Kota\nPariaman dan Kabupaten Padang Pariaman sebagai peserta.<\/p>\n\n\n\n

“Kenapa Pariaman yang dijadikan lokasi kegiatan? Bukan\nkarena di sini sudah ditemukan radikalisme, tapi lebih karena manfaatnya semoga\nbisa dirasakan secara luas oleh masyarakat Sumatera Barat,\u201d ujar Zaim.<\/p>\n\n\n\n

 \u201cKegiatan ini\nbersifat pencegahan, jangan sampai paham radikal terorisme tumbuh di tengah\nmasyarakat Pariaman yang dikenal damai,” pungkasnya.<\/p>\n","protected":false},"excerpt":{"rendered":"

Pecihitam.org \u2013 Detasemen Khusus 88 Antiteror Mabes Polri belum lamai ini menangkap dua terduga teroris di Padang, Sumatera Barat, pada 18 Juli 2019, lalu. Menanggapi penangkapan dua terduga teroris tersebut, Pemerintah Kota Pariaman meminta kejadian itu sebagai alarm pemantik deteksi dini terhadap penyebarluasan paham radikal terorisme. “Jangan melihat penangkapan itu dengan menyebut Ranah Minang adalah […]<\/p>\n","protected":false},"author":15,"featured_media":3455,"comment_status":"open","ping_status":"closed","sticky":false,"template":"","format":"standard","meta":{"footnotes":""},"categories":[2,3],"tags":[1283,2216],"yoast_head":"\n