Pecihitam.org<\/strong> – Raden Paku atau yang lebih populer dikenal sebagai Sunan Giri merupakan salah satu tokoh dari walisongo<\/a><\/strong> (sembilan wali) yang menyebarkan ajaran Islam di bumi Nusantara. Dalam catatan sejarah disebutkan bahwa jejak dakwah Sunan Giri dan keturunannya hingga mencapai kota Banjar di Kalimantan Selatan, Kutai di Kalimantan Timur, Gowa di Sulawesi Selatan, sampai Nusa Tenggara Timur (NTT).<\/p>\n\n\n\n

Menurut Agus Sunyoto, penulis buku Atlas Walisongo (2017)<\/em> dengan mengutip Babad Tanah Jawi<\/em> menjelaskan bahwa nasab Sunan Giri dari jalur ayah adalah Maulana Ishak<\/a><\/strong>. Sedangkan, ibunya bernama Dewi Sekardadu. Sedangkan dari sumber Serat Walisana <\/em>menjelaskan bahwa ayah dari Sunan Giri adalah Sayid Yakub dengan gelar Pangeran Raden Wali Lanang. Sedangkan ibunya bernama Retno Sabodi.<\/p>\n\n\n\n

Kemudian, Babad\nTanah Jawi <\/em>menjelaskan bahwa kakek dari pihak ibu Sunan Giri bernama Prabu\nMenak Sembuyu. Sedangkan, sumber Serat Walisana <\/em> menjelaskan bahwa kakek Sunan Giri dari pihak\nibu bernama Prabu Sadmudda. Walaupun kedunaya berbeda dalam menyebut nama kakek\ndari Sunan Giri, namun kedua sumber tersebut memberikan cerita yang sama bahwa\nkakeknya berasal dari Raja Blambangan.<\/p>\n\n\n\n

Bahkan, konon\nkatanya bahwa nama Giri sendiri yang digunakan oleh Sunan Giri dalam menamakan\ntempat tinggalnya di Gresik saat ini, itu diambil dari nama tempat ibukota\nKerajaan Blambangan saat itu, kota Giri yang saat ini menjadi sebuah kecamatan\ndi Banyuwangi, Jawa Timur.<\/p>\n\n\n\n

Terkait dengan\nasal-usul Sunan Giri dari Balambangan ini, Babad Tanah Jawi <\/em>dan Serat\nWalisana <\/em>menjelaskan bahwa ayah Sunan Giri, yakni Maulana Ishak, dulu\nmenjadi menantu seorang Raja Kerajaan Blambangan. Saat itu, Maulana Ishak\ndiusir oleh mertuanya lantaran hendak mengajak sang mertua untuk masuk ke dalam\nagama Islam.<\/p>\n\n\n\n

Ketika maulana\nIshak diusir dari Blambangan, sang istri sedang mengandung besar dan hendak\nmelahirkan. Pada saat melahirkan tersebut, sang istri meninggal dunia. Kemudian,\nberbarengan dengan kelahiran dari Sunan Giri tersebut, kota Blambangan\nmengalami wabah besar. Wabah besar tersebut memporak-porandakan kerajaan.<\/p>\n\n\n\n

Raja Blambangan\natau kakek dari Sunan Giri menduga bahwa wabah tersebut disebabkan oleh\nlahirnya bayi Sunan Giri tersebut. Puteri Raja Blambangan meninggal dunia\nsetelah melahirkan Sunan Giri. Selain itu banyak penduduknya meninggal tanpa\nsebab yang jelas. Karena Sunan Giri dianggap sebagai biang keladi masalah, maka\nkemudian ia dihanyutkan ke laut yang menuju Bali.<\/p>\n\n\n\n

Bayi kecil\nlaki-laki tersebut kemudian tersangkut dengan kapal Nyai Pinatih yang sedang\nberlayar ke Bali. Nyai Pinatih sendiri merupakan seorang janda kaya raya asal\nGresik. Ia merupakan istri dari Koja Mahdum Syah Bandar. Nama Pinatih sendiri\ndikaitkan dengan nama dari keluarga Ksatria Manggis di Bali.<\/p>\n\n\n\n

Keluarga\nKsatria Manggis sendiri masih keturunan dari penguasa Lumajang, yakni Menak\nKoncar. Keluarga ini merupakan salah seorang Maharaja Kerajaan Majapahit yang\ngenerasi awal memeluk agama Islam.<\/p>\n\n\n\n

Kemudian, Sunan\nGiri yang masih kecil tersebut diambil oleh awak kapal dan diberikan kepada\nNyai Pinatih. Sunan Giri kemudian diasuh oleh Nyai Pinatih hingga berusia agak\nbesar. Dan ketika sudah agak besar Sunan Giri dikirimkan oleh Nyai Pinatih ke\nAmpeldenta untuk belajar agama Islam kepada Sunan Ampel.<\/p>\n\n\n\n

Setelah Sunan\nGiri menjadi murid Sunan Ampel, ia diberikan gelar Raden Paku. Gelar Raden Paku\nsaat itu merupakan sebuah tanda bahwa strata sosial dari orang biasa yang\ndiasuh Nyai Pinatih, kemudian menjadi bangsawan Surabaya dan menjadi orang\ndekat Sunan Ampel.<\/p>\n\n\n\n

Saat menjadi\nmurid Sunan Ampel, ia berteman baik dengan putera Sunan Ampel yang bernama\nRaden Mahdum Ibrahim alias Sunan Bonang. Suatu waktu keduanya berniat untuk\nbelajar agama Islam ke Mekah. Namun, saat mereka sampai di Malaka bertemu\ndengan Maulana Ishak.<\/p>\n\n\n\n

Maulana Ishak\nini sendiri adalah ayah dari Sunan Giri. Dan di sana ia diajarkan banyak\npelajaran agama Islam. Dan keduanya dilarang untuk melanjutkan perjalanan ke\nMekah dan disuruh kembali ke Jawa untuk meneruskan perjuangan menyebarkan\nIslam. Dan besar, setelah keduanya kembali, mereka sukses menyebarkan ajaran\nIslam di Jawa.<\/p>\n\n\n\n

Demikianlah\nkisah tentang asal-usul dan nasab dari Sunan Giri, seorang cucu dari Raja\nBlambangan dan anak dari Maulana Ishak. Ia kemudian diasuh oleh Nyai Pinatih\ndan kemudian belajar agama Islam dari Sunan Ampel di Surabaya. Kemudian, dari\nsana ia menyebarkan agama Islam. Wallahua\u2019lam.<\/em><\/p>\n","protected":false},"excerpt":{"rendered":"

Pecihitam.org – Raden Paku atau yang lebih populer dikenal sebagai Sunan Giri merupakan salah satu tokoh dari walisongo (sembilan wali) yang menyebarkan ajaran Islam di bumi Nusantara. Dalam catatan sejarah disebutkan bahwa jejak dakwah Sunan Giri dan keturunannya hingga mencapai kota Banjar di Kalimantan Selatan, Kutai di Kalimantan Timur, Gowa di Sulawesi Selatan, sampai Nusa […]<\/p>\n","protected":false},"author":47,"featured_media":35231,"comment_status":"closed","ping_status":"closed","sticky":false,"template":"","format":"standard","meta":{"footnotes":""},"categories":[12],"tags":[8076,3869],"yoast_head":"\n