Pecihitam.org<\/strong> – Salah satu ibadah yang mempunyai banyak makna dalam Islam adalah ibadah puasa. Puasa wajib dilaksanakan umat Islam di seluruh dunia dalam bulan Ramadan. Selain bulan\u00a0Ramadan, ada pula\u00a0puasa sunah dan waktu-waktu yang justru diharamkan untuk melaksanakan puasa. Kapan dan\u00a0apa sajakah puasa yang diharamkan itu?<\/strong>\u00a0<\/p>\n\n\n\n

Berikut penjelasan Imam Zakariya al-Anshari dalam kitab Attahrir tentang macam-macam puasa yang diharamkan:<\/p>\n\n\n\n

Pertama<\/strong>, melaksanakan ibadah puasa di dua hari raya (Idulfitri dan Iduladha). <\/p>\n\n\n\n

Ada sebuah hadits tentang persoalan ini yakni dari Abi Sa\u2019id al Khudri ra. Ia berkata: \u201cBahwasannya Rasulullah saw. melarang puasa di dua hari, hari (idul) fitri, dan hari kurban<\/em>.\u201d Muttafaqun \u2018Alaih.\u00a0<\/p>\n\n\n\n

Pelarangan ini menjadi kewajiban bagi umat Islam untuk tidak melaksanakan puasa<\/a> di dua hari besar tersebut.<\/p>\n\n\n\n

Kedua<\/strong>, melaksanakan ibadah puasa di hari-hari tasyrik (11,12,13 Dzulhijjah). <\/p>\n\n\n\n

Puasa di tiga hari ini dilarang meski\u00a0yang melaksanakannya\u00a0termasuk orang yang melaksanakan haji tamatu. <\/p>\n\n\n\n

Imam Muslim meriwayatkan dalam suatu hadits bahwa Nabi SAW berkata., \u201chari-hari tasyrik adalah hari-hari makan, minum dan mengingat Allah.\u201d\u00a0Apa yang kita konsumsi sehari-hari adalah rizki dari Allah SWT. Maka dari itu, kita wajib mensyukurinya. Salah satunya adalah dengan tidak melaksanakan ibadah puasa di hari-hari Tasyrik sebab Rasulullah sendiri telah mengharamkan.<\/p>\n\n\n\n

Ketiga<\/strong>, perempuan\u00a0haid dan nifas\u00a0yang melaksanakan ibadah puasa.<\/p>\n\n\n\n

Kesepakatan ulama telah ditetapkan yakni mengharamkan puasa bagi perempuan yang sedang dalam masa haid atau nifas. Hal ini disebabkan oleh darah yang keluar bukanlah darah suci melainkan darah yang meluruh dari rahim. Maka, apabila ada perempuan yang melaksanakan puasa dalam keadaan haid atau nifas, puasanya tidaklah sah.<\/p>\n\n\n\n

Keempat<\/strong>, melaksanakan puasa di hari syak (diragukan). <\/p>\n\n\n\n

Hari tersebut yakni\u00a0tanggal 30 Sya\u2019ban, apabila orang-orang telah membicarakan melihat hilal, baik belum ada salah satu orang yang menyaksikannya atau sudah ada yang menyaksikannya dari sejumlah anak-anak kecil, hamba sahaya atau orang fasiq. <\/p>\n\n\n\n

Hal ini sesuai dengan Ammar\u00a0yang\u00a0berkata,\u201csiapa yang puasa di hari yang diragukan, maka sungguh ia telah mengingkari Abul Qasim (Nabi SAW).\u201d\u00a0Hadits ini diriwayatkan oleh imam Al Tirmidzi dan lainnya\u00a0dan menganggap benar atas keharaman puasa di hari itu.<\/p>\n\n\n\n

Puasa yang diharamkan di hari-hari yang diragukan ini diperbolehkan jika tidak ada sebabnya. Namun jika kita memiliki tanggungan puasa, atau bertepatan di hari yang biasa melaksanakan ibadah puasa, maka tidak haram bagi kita untuk melaksanakan ibadah puasa. Ibadah puasa bahkan bisa menjadi wajib dalam hal puasa nazar atau qadha atau kebiasaan menjalankan puasa sunah Senin-Kamis. <\/p>\n\n\n\n

Kelima<\/strong>,\u00a0melaksanakan\u00a0puasa separuh dari bulan Sya\u2019ban. <\/p>\n\n\n\n

Ada\u00a0hadis Nabi SAW\u00a0yang melarang\u00a0hal tersebut.\u00a0Rasulullah SAW\u00a0bersabda, \u201cjika masih separuh dari bulan Sya\u2019ban, maka janganlah berpuasa.\u201d (HR. Al Tirmidzi, dan beliau menilai ini hadis yang hasan shahih).<\/p>\n\n\n\n

Ada pengecualian pelarangan puasa di separuh bulan Sya\u2019ban yakni\u00a0bagi orang-orang\u00a0yang telah menyambungnya dengan berpuasa di hari-hari sebelumnya. Atau, bisa juga disebabkan karena\u00a0puasa\u00a0yang dilaksanakan adalah\u00a0puasa qadha atau bertepatan di hari yang ia sudah biasa melaksanakannya. Maka dari itu, hukum puasa baginya\u00a0tidak haram. Bahkan,\u00a0bisa menjadi wajib seperti pelarangan di hari yang diragukan. Waktu haram puasa adalah waktu di mana umat Islam dilarang berpuasa. <\/p>\n\n\n\n

Adanya penjelasan mengenai beberapa puasa yang diharamkan ini, menambah khazanah keislaman kita bahwa segala sesuatu yang kita anggap ibadah, tidak selalu harus dilaksanakan, bahkan sebuah ibadah yang hukum dasarnya dibolehkan, justru dalam kondisi tertentu bisa jadi diharamkan.<\/p>\n","protected":false},"excerpt":{"rendered":"

Pecihitam.org – Salah satu ibadah yang mempunyai banyak makna dalam Islam adalah ibadah puasa. Puasa wajib dilaksanakan umat Islam di seluruh dunia dalam bulan Ramadan. Selain bulan\u00a0Ramadan, ada pula\u00a0puasa sunah dan waktu-waktu yang justru diharamkan untuk melaksanakan puasa. Kapan dan\u00a0apa sajakah puasa yang diharamkan itu?\u00a0 Berikut penjelasan Imam Zakariya al-Anshari dalam kitab Attahrir tentang macam-macam […]<\/p>\n","protected":false},"author":18,"featured_media":3564,"comment_status":"open","ping_status":"closed","sticky":false,"template":"","format":"standard","meta":{"footnotes":""},"categories":[1691,1977],"tags":[2249,2250],"yoast_head":"\n