Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
{"id":36681,"date":"2020-02-01T19:04:00","date_gmt":"2020-02-01T12:04:00","guid":{"rendered":"https:\/\/pecihitam.org\/?p=36681"},"modified":"2020-02-01T20:06:42","modified_gmt":"2020-02-01T13:06:42","slug":"imam-ibnu-al-munkadir","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/pecihitam.org\/imam-ibnu-al-munkadir\/","title":{"rendered":"Kisah Imam Ibnu Al Munkadir yang Suka Berdzikir dengan Suara Keras"},"content":{"rendered":"\n

Pecihitam.org- <\/strong>Imam Abu Na\u2019im al-Ashbah\u00e2n\u00ee (330-430 H) mencatat sebuah riwayat dalam kitab Hilyah al-Auliy\u00e2 wa Thabaqat al-Ashfiy\u00e2\u2019, yang menceritakan kisah Imam Ibnu al Munkadir berdzikir dengan suara keras. Berikut riwayatnya: <\/p>\n\n\n\n

\u201cAbu Muhammad bin Ahmad al-Jurjani menceritakan kepada Abdullah bin Muhammad bin Abdul Aziz menceritakan kepada Muhammad bin \u2018Ibad menceritakan kepada Sufyan menceritakan kepada al-Munkadir bercerita kepadaku, ia berkata: \u201c(Suatu ketika) Muhammad (bin al-Munkadir) bangun di malam hari, ia berwudhu lalu berdoa, memuji Allah Azza wa Jalla, memuliakan-Nya dan bersyukur kepada-Nya, kemudian mengeraskan suaranya dengan dzikir.\u201d <\/em>Ia ditanya: \u201cKenapa kau mengeraskan suaramu?\u201d <\/em>Ia menjawab: \u201cSesungguhnya aku memiliki tetangga yang (suka) mengeluh, ia mengeraskan suara (keluhan)nya sebab penderitaan, sedangkan aku mengeraskan suaraku sebab nikmat\u201d<\/em> (Imam Abu Na\u2019im al-Ashbah\u00e2n\u00ee, Hilyah al-Auliy\u00e2 wa Thabaqat al-Ashfiy\u00e2\u2019, Kairo: Dar al-Hadits, 2009, juz 2, h. 427).<\/p>\n\n\n\n

Sebelum menguraikan lebih jauh, kita perlu ingat terlebih dahulu, bahwa semua orang pasti pernah mengalami musibah, penderitaan, dan kekecewaan, siapapun dia, baik anak raja, maupun anak orang bisa. <\/p>\n\n\n\n

Tak terkecuali Imam Ibnu al Munkadir (w. 130 H), seorang tabi\u2019in yang mendengar hadits secara langsung dari Sayyidina Jabir bin Abdullah, Sayyidina Abu Hurairah<\/a>, Sayyidina Abdullah bin Umar, Sayyidina Anas bin Malik, dan lain sebagainya. <\/p>\n\n\n\n

Ia juga pernah mengalami musibah dan ujian. Perbedaannya adalah, Imam Ibnu al Munkadir memandangnya sebagai nikmat, sedangkan kebanyakan kita memandangnya sebagai musibah. <\/p>\n\n\n\n

Itulah hikmah terpenting yang harus kita ambil dari kisah di atas. Bagi orang-orang tertentu, mereka akan bersyukur ketika diberi cobaan. Perkataan dari salah seorang sufi \u201cdan jika keburukan menimpa kami, maka kami akan mensyukurinya<\/em>.\u201d (Syekh Mutawalli Sya\u2019rawi, Tafs\u00eer al-Sya\u2019r\u00e2w\u00ee, juz 16, h. 9729).<\/p>\n\n\n\n

Melihat sikap Imam Ibnu al Munkadir dan ulama-ulama lainnya, kita seperti digiring untuk memahami musibah sebagai madrasah, semacam pendidikan praktis dalam mengamalkan agama yang mendewasakan jiwa kita. <\/p>\n\n\n\n

Mungkin pemahaman kita terhadap kebaikan hanya sekedar teori jika tanpa musibah dan cobaan. Tanpa pernah dalam kekurangan, kita tidak akan mengerti pentingnya berbagi. Tanpa pernah dihadapkan dengan cobaan, kita tidak akan memahami manfaat bersabar dan begitu seterusnya.<\/p>\n\n\n\n

Di sisi lain, kisah di atas mengajarkan kepada kita, bahwa berdzikir dengan suara keras sudah dilakukan sedari dulu oleh kalangan tabi\u2019in, sebagai perwujudan syukur atas nikmat yang Allah berikan. Dalam riwayat lain, Sayyidina Muhammad bin al-Munkadir mengatakan: <\/p>\n\n\n\n

\u201cIa (tetanggaku) mengeraskan suaranya sebab (mengeluhkan) musibah, sedangkan aku mengeraskan suaraku sebab (mensyukuri) nikmat.<\/em>\u201d (Imam Abu Na\u2019im al-Ashbah\u00e2n\u00ee, Hilyah al-Auliy\u00e2 wa Thabaqat al-Ashfiy\u00e2\u2019, 2009, juz 2, h. 427).<\/p>\n\n\n\n

Penjelasan sederhananya adalah, daripada membuang-buang suara untuk mengeluhkan musibah (bal\u00e2\u2019) lebih baik menggunakannya untuk mensyukuri nikmat. Atau, jika musibah saja dikeluhkan dengan suara keras, kenapa nikmat tidak didzikirkan dengan suara keras.   <\/p>\n\n\n\n

Jadi, berdzikir dengan suara keras, jika niatnya baik, tidak lain adalah bentuk syukur kepada Allah, seperti yang dilakukan oleh sayyidul qurr\u00e2\u2019 (tuannya para ahli qira\u2019ah), julukan yang diberikan Imam Malik bin Anas untuk Muhammad bin al-Munkadir (Imam Abu Na\u2019im al-Ashbah\u00e2n\u00ee, Hilyah al-Auliy\u00e2 wa Thabaqat al-Ashfiy\u00e2\u2019, 2009, juz 2, h. 427).   <\/p>\n\n\n\n

Dengan berdzikir merupakan langkah awal mensyukuri nikmat Allah, karena Sayyidina Muhammad bin al-Munkadir tidak berhenti sampai di sini. Beliau dengan memberi manfaat untuk sekitarnya, merupakan wujud dari mensyukuri nikmat Allah. <\/p>\n\n\n\n

Imam Abu Ma\u2019syar mengatakan, \u201ck\u00e2na sayyid\u00e2n yuth\u2019imuth tha\u2019\u00e2m\u201d (ia seorang tuan yang gemar memberi makan) (Imam Abu Na\u2019im al-Ashbah\u00e2n\u00ee, Hilyah al-Auliy\u00e2 wa Thabaqat al-Ashfiy\u00e2\u2019, 2009, juz 2, h. 429).<\/p>\n","protected":false},"excerpt":{"rendered":"

Pecihitam.org- Imam Abu Na\u2019im al-Ashbah\u00e2n\u00ee (330-430 H) mencatat sebuah riwayat dalam kitab Hilyah al-Auliy\u00e2 wa Thabaqat al-Ashfiy\u00e2\u2019, yang menceritakan kisah Imam Ibnu al Munkadir berdzikir dengan suara keras. Berikut riwayatnya: \u201cAbu Muhammad bin Ahmad al-Jurjani menceritakan kepada Abdullah bin Muhammad bin Abdul Aziz menceritakan kepada Muhammad bin \u2018Ibad menceritakan kepada Sufyan menceritakan kepada al-Munkadir bercerita […]<\/p>\n","protected":false},"author":40,"featured_media":36709,"comment_status":"closed","ping_status":"closed","sticky":false,"template":"","format":"standard","meta":{"footnotes":""},"categories":[379],"tags":[9667],"yoast_head":"\nKisah Imam Ibnu Al Munkadir yang Suka Berdzikir dengan Suara Keras - Pecihitam.org<\/title>\n<meta name=\"description\" content=\"Perbedaan Imam Ibnu al Munkadir dengan kita adalah ketika mendapat ujian beliau memandang sebagai nikmat, sedangkan kita memandang sebagai musibah.\" \/>\n<meta name=\"robots\" content=\"index, follow, max-snippet:-1, max-image-preview:large, max-video-preview:-1\" \/>\n<link rel=\"canonical\" href=\"https:\/\/pecihitam.org\/imam-ibnu-al-munkadir\/\" \/>\n<meta property=\"og:locale\" content=\"en_US\" \/>\n<meta property=\"og:type\" content=\"article\" \/>\n<meta property=\"og:title\" content=\"Kisah Imam Ibnu Al Munkadir yang Suka Berdzikir dengan Suara Keras - Pecihitam.org\" \/>\n<meta property=\"og:description\" content=\"Perbedaan Imam Ibnu al Munkadir dengan kita adalah ketika mendapat ujian beliau memandang sebagai nikmat, sedangkan kita memandang sebagai musibah.\" \/>\n<meta property=\"og:url\" content=\"https:\/\/pecihitam.org\/imam-ibnu-al-munkadir\/\" \/>\n<meta property=\"og:site_name\" content=\"Pecihitam.org\" \/>\n<meta property=\"article:publisher\" content=\"https:\/\/www.facebook.com\/newpecihitam\/\" \/>\n<meta property=\"article:published_time\" content=\"2020-02-01T12:04:00+00:00\" \/>\n<meta property=\"article:modified_time\" content=\"2020-02-01T13:06:42+00:00\" \/>\n<meta property=\"og:image\" content=\"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/02\/Kisah-Imam-Ibnu-Al-Munkadir-yang-Suka-Berdzikir-dengan-Suara-Keras-scaled.jpg\" \/>\n\t<meta property=\"og:image:width\" content=\"1024\" \/>\n\t<meta property=\"og:image:height\" content=\"576\" \/>\n\t<meta property=\"og:image:type\" content=\"image\/jpeg\" \/>\n<meta name=\"author\" content=\"Mochamad Ari Irawan\" \/>\n<meta name=\"twitter:card\" content=\"summary_large_image\" \/>\n<meta name=\"twitter:label1\" content=\"Written by\" \/>\n\t<meta name=\"twitter:data1\" content=\"Mochamad Ari Irawan\" \/>\n\t<meta name=\"twitter:label2\" content=\"Est. reading time\" \/>\n\t<meta name=\"twitter:data2\" content=\"3 minutes\" \/>\n<script type=\"application\/ld+json\" class=\"yoast-schema-graph\">{\"@context\":\"https:\/\/schema.org\",\"@graph\":[{\"@type\":\"Article\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/imam-ibnu-al-munkadir\/#article\",\"isPartOf\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/imam-ibnu-al-munkadir\/\"},\"author\":{\"name\":\"Mochamad Ari Irawan\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/702a05aedb4f0983d04b8eadc79bfe6d\"},\"headline\":\"Kisah Imam Ibnu Al Munkadir yang Suka Berdzikir dengan Suara Keras\",\"datePublished\":\"2020-02-01T12:04:00+00:00\",\"dateModified\":\"2020-02-01T13:06:42+00:00\",\"mainEntityOfPage\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/imam-ibnu-al-munkadir\/\"},\"wordCount\":548,\"publisher\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#organization\"},\"image\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/imam-ibnu-al-munkadir\/#primaryimage\"},\"thumbnailUrl\":\"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/02\/Kisah-Imam-Ibnu-Al-Munkadir-yang-Suka-Berdzikir-dengan-Suara-Keras-scaled.jpg\",\"keywords\":[\"Imam Ibnu Al Munkadir\"],\"articleSection\":[\"Kisah\"],\"inLanguage\":\"en-US\"},{\"@type\":\"WebPage\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/imam-ibnu-al-munkadir\/\",\"url\":\"https:\/\/pecihitam.org\/imam-ibnu-al-munkadir\/\",\"name\":\"Kisah Imam Ibnu Al Munkadir yang Suka Berdzikir dengan Suara Keras - Pecihitam.org\",\"isPartOf\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#website\"},\"primaryImageOfPage\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/imam-ibnu-al-munkadir\/#primaryimage\"},\"image\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/imam-ibnu-al-munkadir\/#primaryimage\"},\"thumbnailUrl\":\"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/02\/Kisah-Imam-Ibnu-Al-Munkadir-yang-Suka-Berdzikir-dengan-Suara-Keras-scaled.jpg\",\"datePublished\":\"2020-02-01T12:04:00+00:00\",\"dateModified\":\"2020-02-01T13:06:42+00:00\",\"description\":\"Perbedaan Imam Ibnu al Munkadir dengan kita adalah ketika mendapat ujian beliau memandang sebagai nikmat, sedangkan kita memandang sebagai musibah.\",\"breadcrumb\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/imam-ibnu-al-munkadir\/#breadcrumb\"},\"inLanguage\":\"en-US\",\"potentialAction\":[{\"@type\":\"ReadAction\",\"target\":[\"https:\/\/pecihitam.org\/imam-ibnu-al-munkadir\/\"]}]},{\"@type\":\"ImageObject\",\"inLanguage\":\"en-US\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/imam-ibnu-al-munkadir\/#primaryimage\",\"url\":\"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/02\/Kisah-Imam-Ibnu-Al-Munkadir-yang-Suka-Berdzikir-dengan-Suara-Keras-scaled.jpg\",\"contentUrl\":\"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/02\/Kisah-Imam-Ibnu-Al-Munkadir-yang-Suka-Berdzikir-dengan-Suara-Keras-scaled.jpg\",\"width\":1024,\"height\":576,\"caption\":\"Kisah Imam Ibnu Al Munkadir yang Suka Berdzikir dengan Suara Keras\"},{\"@type\":\"BreadcrumbList\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/imam-ibnu-al-munkadir\/#breadcrumb\",\"itemListElement\":[{\"@type\":\"ListItem\",\"position\":1,\"name\":\"Home\",\"item\":\"https:\/\/pecihitam.org\/\"},{\"@type\":\"ListItem\",\"position\":2,\"name\":\"Kisah Imam Ibnu Al Munkadir yang Suka Berdzikir dengan Suara Keras\"}]},{\"@type\":\"WebSite\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#website\",\"url\":\"https:\/\/pecihitam.org\/\",\"name\":\"Pecihitam.org\",\"description\":\"Suara Islam Ahlussunnah wal Jamaah\",\"publisher\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#organization\"},\"potentialAction\":[{\"@type\":\"SearchAction\",\"target\":{\"@type\":\"EntryPoint\",\"urlTemplate\":\"https:\/\/pecihitam.org\/?s={search_term_string}\"},\"query-input\":\"required name=search_term_string\"}],\"inLanguage\":\"en-US\"},{\"@type\":\"Organization\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#organization\",\"name\":\"Pecihitam.org\",\"url\":\"https:\/\/pecihitam.org\/\",\"logo\":{\"@type\":\"ImageObject\",\"inLanguage\":\"en-US\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/logo\/image\/\",\"url\":\"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/07\/Logo-Pecihitam.org_.png\",\"contentUrl\":\"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/07\/Logo-Pecihitam.org_.png\",\"width\":2401,\"height\":2401,\"caption\":\"Pecihitam.org\"},\"image\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/logo\/image\/\"},\"sameAs\":[\"https:\/\/www.facebook.com\/newpecihitam\/\",\"https:\/\/www.instagram.com\/pecihitam_org\/\",\"https:\/\/id.pinterest.com\/pecihitam_org\/\",\"https:\/\/www.youtube.com\/channel\/UCVZO49u3U4iibd-X7MmqBcQ\"]},{\"@type\":\"Person\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/702a05aedb4f0983d04b8eadc79bfe6d\",\"name\":\"Mochamad Ari Irawan\",\"image\":{\"@type\":\"ImageObject\",\"inLanguage\":\"en-US\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/image\/\",\"url\":\"https:\/\/secure.gravatar.com\/avatar\/02c81e13cfd65fa31cf5f11b1ea6751b?s=96&r=g\",\"contentUrl\":\"https:\/\/secure.gravatar.com\/avatar\/02c81e13cfd65fa31cf5f11b1ea6751b?s=96&r=g\",\"caption\":\"Mochamad Ari Irawan\"},\"description\":\"Alumni Pondok Pesantren Qomaruddin | Sarjana Hukum Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Prodi Perbandingan Madzhab.\",\"url\":\"https:\/\/pecihitam.org\/author\/arirawan\/\"}]}<\/script>\n<!-- \/ Yoast SEO plugin. -->","yoast_head_json":{"title":"Kisah Imam Ibnu Al Munkadir yang Suka Berdzikir dengan Suara Keras - Pecihitam.org","description":"Perbedaan Imam Ibnu al Munkadir dengan kita adalah ketika mendapat ujian beliau memandang sebagai nikmat, sedangkan kita memandang sebagai musibah.","robots":{"index":"index","follow":"follow","max-snippet":"max-snippet:-1","max-image-preview":"max-image-preview:large","max-video-preview":"max-video-preview:-1"},"canonical":"https:\/\/pecihitam.org\/imam-ibnu-al-munkadir\/","og_locale":"en_US","og_type":"article","og_title":"Kisah Imam Ibnu Al Munkadir yang Suka Berdzikir dengan Suara Keras - Pecihitam.org","og_description":"Perbedaan Imam Ibnu al Munkadir dengan kita adalah ketika mendapat ujian beliau memandang sebagai nikmat, sedangkan kita memandang sebagai musibah.","og_url":"https:\/\/pecihitam.org\/imam-ibnu-al-munkadir\/","og_site_name":"Pecihitam.org","article_publisher":"https:\/\/www.facebook.com\/newpecihitam\/","article_published_time":"2020-02-01T12:04:00+00:00","article_modified_time":"2020-02-01T13:06:42+00:00","og_image":[{"width":1024,"height":576,"url":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/02\/Kisah-Imam-Ibnu-Al-Munkadir-yang-Suka-Berdzikir-dengan-Suara-Keras-scaled.jpg","type":"image\/jpeg"}],"author":"Mochamad Ari Irawan","twitter_card":"summary_large_image","twitter_misc":{"Written by":"Mochamad Ari Irawan","Est. reading time":"3 minutes"},"schema":{"@context":"https:\/\/schema.org","@graph":[{"@type":"Article","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/imam-ibnu-al-munkadir\/#article","isPartOf":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/imam-ibnu-al-munkadir\/"},"author":{"name":"Mochamad Ari Irawan","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/702a05aedb4f0983d04b8eadc79bfe6d"},"headline":"Kisah Imam Ibnu Al Munkadir yang Suka Berdzikir dengan Suara Keras","datePublished":"2020-02-01T12:04:00+00:00","dateModified":"2020-02-01T13:06:42+00:00","mainEntityOfPage":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/imam-ibnu-al-munkadir\/"},"wordCount":548,"publisher":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#organization"},"image":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/imam-ibnu-al-munkadir\/#primaryimage"},"thumbnailUrl":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/02\/Kisah-Imam-Ibnu-Al-Munkadir-yang-Suka-Berdzikir-dengan-Suara-Keras-scaled.jpg","keywords":["Imam Ibnu Al Munkadir"],"articleSection":["Kisah"],"inLanguage":"en-US"},{"@type":"WebPage","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/imam-ibnu-al-munkadir\/","url":"https:\/\/pecihitam.org\/imam-ibnu-al-munkadir\/","name":"Kisah Imam Ibnu Al Munkadir yang Suka Berdzikir dengan Suara Keras - Pecihitam.org","isPartOf":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#website"},"primaryImageOfPage":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/imam-ibnu-al-munkadir\/#primaryimage"},"image":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/imam-ibnu-al-munkadir\/#primaryimage"},"thumbnailUrl":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/02\/Kisah-Imam-Ibnu-Al-Munkadir-yang-Suka-Berdzikir-dengan-Suara-Keras-scaled.jpg","datePublished":"2020-02-01T12:04:00+00:00","dateModified":"2020-02-01T13:06:42+00:00","description":"Perbedaan Imam Ibnu al Munkadir dengan kita adalah ketika mendapat ujian beliau memandang sebagai nikmat, sedangkan kita memandang sebagai musibah.","breadcrumb":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/imam-ibnu-al-munkadir\/#breadcrumb"},"inLanguage":"en-US","potentialAction":[{"@type":"ReadAction","target":["https:\/\/pecihitam.org\/imam-ibnu-al-munkadir\/"]}]},{"@type":"ImageObject","inLanguage":"en-US","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/imam-ibnu-al-munkadir\/#primaryimage","url":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/02\/Kisah-Imam-Ibnu-Al-Munkadir-yang-Suka-Berdzikir-dengan-Suara-Keras-scaled.jpg","contentUrl":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/02\/Kisah-Imam-Ibnu-Al-Munkadir-yang-Suka-Berdzikir-dengan-Suara-Keras-scaled.jpg","width":1024,"height":576,"caption":"Kisah Imam Ibnu Al Munkadir yang Suka Berdzikir dengan Suara Keras"},{"@type":"BreadcrumbList","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/imam-ibnu-al-munkadir\/#breadcrumb","itemListElement":[{"@type":"ListItem","position":1,"name":"Home","item":"https:\/\/pecihitam.org\/"},{"@type":"ListItem","position":2,"name":"Kisah Imam Ibnu Al Munkadir yang Suka Berdzikir dengan Suara Keras"}]},{"@type":"WebSite","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#website","url":"https:\/\/pecihitam.org\/","name":"Pecihitam.org","description":"Suara Islam Ahlussunnah wal Jamaah","publisher":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#organization"},"potentialAction":[{"@type":"SearchAction","target":{"@type":"EntryPoint","urlTemplate":"https:\/\/pecihitam.org\/?s={search_term_string}"},"query-input":"required name=search_term_string"}],"inLanguage":"en-US"},{"@type":"Organization","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#organization","name":"Pecihitam.org","url":"https:\/\/pecihitam.org\/","logo":{"@type":"ImageObject","inLanguage":"en-US","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/logo\/image\/","url":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/07\/Logo-Pecihitam.org_.png","contentUrl":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/07\/Logo-Pecihitam.org_.png","width":2401,"height":2401,"caption":"Pecihitam.org"},"image":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/logo\/image\/"},"sameAs":["https:\/\/www.facebook.com\/newpecihitam\/","https:\/\/www.instagram.com\/pecihitam_org\/","https:\/\/id.pinterest.com\/pecihitam_org\/","https:\/\/www.youtube.com\/channel\/UCVZO49u3U4iibd-X7MmqBcQ"]},{"@type":"Person","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/702a05aedb4f0983d04b8eadc79bfe6d","name":"Mochamad Ari Irawan","image":{"@type":"ImageObject","inLanguage":"en-US","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/image\/","url":"https:\/\/secure.gravatar.com\/avatar\/02c81e13cfd65fa31cf5f11b1ea6751b?s=96&r=g","contentUrl":"https:\/\/secure.gravatar.com\/avatar\/02c81e13cfd65fa31cf5f11b1ea6751b?s=96&r=g","caption":"Mochamad Ari Irawan"},"description":"Alumni Pondok Pesantren Qomaruddin | Sarjana Hukum Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Prodi Perbandingan Madzhab.","url":"https:\/\/pecihitam.org\/author\/arirawan\/"}]}},"_links":{"self":[{"href":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/36681"}],"collection":[{"href":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/posts"}],"about":[{"href":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/types\/post"}],"author":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/users\/40"}],"replies":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/comments?post=36681"}],"version-history":[{"count":0,"href":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/36681\/revisions"}],"wp:featuredmedia":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/media\/36709"}],"wp:attachment":[{"href":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/media?parent=36681"}],"wp:term":[{"taxonomy":"category","embeddable":true,"href":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/categories?post=36681"},{"taxonomy":"post_tag","embeddable":true,"href":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/tags?post=36681"}],"curies":[{"name":"wp","href":"https:\/\/api.w.org\/{rel}","templated":true}]}}