Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
{"id":37253,"date":"2020-02-06T06:15:00","date_gmt":"2020-02-05T23:15:00","guid":{"rendered":"https:\/\/www.pecihitam.org\/?p=37253"},"modified":"2020-02-05T21:42:12","modified_gmt":"2020-02-05T14:42:12","slug":"belajar-dari-pengalaman-menjadi-minoritas-saat-jadi-mayoritas-jangan-diskriminatif","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/pecihitam.org\/belajar-dari-pengalaman-menjadi-minoritas-saat-jadi-mayoritas-jangan-diskriminatif\/","title":{"rendered":"Belajar dari Pengalaman Menjadi Minoritas, Saat Jadi Mayoritas Jangan Diskriminatif"},"content":{"rendered":"\n

Pecihitam.org<\/strong> – Sabtu malam lalu (1\/2) sejumlah aktivis muda nahdhiyyin yang tergabung dalam Aktivis Muda Nahdhiyyin Banua (Amanna) menggelar acara Diskusi dan Refleksi 94 Tahun Nahdhatul Ulama<\/a> di halaman Gedung PCNU Kabupaten Banjar di Martapura. Kegiatan yang terbuka untuk khalayak umum itu menghadirkan para alumni dan aktivis NU yang membagikan pengalaman mereka dalam berislam di Eropa, di Amerika, dan di negeri sendiri.<\/p>\n\n\n\n

Dalam Diskusi dan Refleksi bertajuk \u201cNU Banua, NU Jawa, NU\nEropa\u201d itu, Azzam Anwar, mahasiswa S3 di Groningen Belanda yang juga aktivis\nPCNU Belanda, menceritakan betapa tidak enak jadi minoritas muslim di negeri yang\nsekuler. Sebagai minoritas, keleluasaan beribadah dan mengekspresikan\nkeberagamaan tentunya menjadi sesuatu yang mahal bagi umat Islam di sana.<\/p>\n\n\n\n

Untuk berwudhu saja, tutur Azzam Anwar, begitu sulit. Fasilitas umum yang tersedia memang tidak dirancang untuk ibadah, sampai-sampai ia terpaksa bersuci di westafel yang ada di kamar mandi kampus tempatnya kuliah. <\/p>\n\n\n\n

Mendirikan masjid adalah persoalan lain lagi. Pendirian tempat ibadah di Belanda akan dihadapkan pada rumitnya proses mendapatkan izin dan ketatnya aturan berkegiatan keagamaan.<\/p>\n\n\n\n

Hal senada diuraikan Wakil Ketua PWNU Kalimantan Selatan yang mendapatkan gelar doktornya di Amerika Serikat, Abrani Sulaiman. Meskipun perkembangan Islam di Amerika<\/a> berbeda dengan Belanda, dirinya mengaku masih agak sulit mengekspresikan keislamannya di sana. Bahkan, berbicara mengenai ajaran normatif agama terbilang sesuatu yang tabu di ruang publik.<\/p>\n\n\n\n

Abrani mengalami hal yang serupa seperti halnya Azzam, jadi\nminoritas memang tidak menyenangkan. Terlebih pasca peristiwa 9\/11 citra\nminoritas muslim di Amerika semakin buruk dan membuat posisinya semakin\ntersudutkan.<\/p>\n\n\n\n

Meski demikian, negara-negara seperti Belanda dan Amerika\nSerikat menghormati hak-hak privasi semua orang, termasuk umat beragama. Hak\nberibadah dan berkeyakinan dijaga, sehingga ekspresi keberagamaan tidak\nmendapat gangguan yang berarti. Namun karena keduanya negara sekuler hak-hak\ntersebut hanya diberikan di ruang privat.<\/p>\n\n\n\n

Pengalaman sebagai minoritas muslim yang tidak menyenangkan itu, menurut Azzam dan Abrani, memberi pelajaran moral penting. Jika kita tahu bagaimana rasanya menjadi minoritas, maka saat menjadi mayoritas janganlah bersikap diskriminatif terhadap kelompok minoritas.<\/p>\n\n\n\n

Di masa ketika kesadaran akan kebebasan individu dan kelompok dijunjung tinggi, sudah sepatutnya setiap orang menyadari bahwa orang lain punya hak yang sama seperti dirinya sendiri. Dalam konteks hubungan mayoritas-minoritas, penting kiranya mayoritas belajar dari pengalaman minoritas.<\/p>\n\n\n\n

Prinsip ini erat kaitannya dengan konsep etika kebebasan. Berakhirnya Perang Dunia II dan pengalaman yang begitu menyakitkan selama perang memicu kesadaran akan kebebasan setiap individu.<\/p>\n\n\n\n

Mengutip Jean Paul Sartre (1905-1980), filosof abad ke-20\nasal Jerman, K. Bertens dalam Etika<\/em> (cet. XI, 2011) manusia adalah\nmakhluk yang \u201cdikutuk untuk hidup bebas\u201d atau \u201cditakdirkan untuk hidup bebas\u201d.\nKebebasan merupakan nasib kita yang tak terhindarkan, sehingga mau tidak mau\nkita hidup sebagai manusia bebas.<\/p>\n\n\n\n

Namun karena manusia hidup berdampingan dengan sesamanya,\nkebebasannya itu dibatasi oleh kebebasan orang lain. Sartre dalam hal ini\nmengatakan bahwa tak ada batasan lain untuk kebebasan daripada batas-batas yang\nditentukan oleh manusia itu sendiri.<\/p>\n\n\n\n

Saya sebagai manusia yang bebas, misalnya, bisa saja\nmenyakiti anda, tapi anda juga manusia yang bebas dan memiliki hak untuk hidup\nsecara sehat dan tenang. Maka, kebebasan saya dibatasi oleh kebebasan dan hak\nanda. Konsekuensinya adalah menyakiti orang lain itu buruk dari sudut pandang\netika.<\/p>\n\n\n\n

Prinsip senada juga didengungkan oleh Ibnu Rusyd, filosof\nmuslim yang masyhur itu, jauh-jauh hari. Majid Fakhry dalam Averroes: His\nLife, Works and Influence<\/em> (2001) mendedah Ibnu Rusyd berargumen bahwa untuk\nmencapai kebaikan manusia dapat bertindak secara bebas dalam kapasitasnya\nsebagai zoon politikon<\/em> (hewan politis) sebagaimana diungkapkan\nAristoteles.<\/p>\n\n\n\n

Manusia disebut sebagai hewan yang politis berarti\nkebutuhan-kebutuhan sehari-harinya memerlukan pertolongan dari sesama manusia.\nDalam upaya memenuhi kebutuhan-kebutuhan itu manusia harus bernegosiasi dengan\nsesamanya dalam hal sejauh mana kebebasan dirinya dapat diterapkan ketika\ndihadapkan dengan kebebasan orang lain.<\/p>\n\n\n\n

Bagi Ibnu Rusyd, kebaikan sempurna tidak terbatas pada diri sendiri, tetapi menjangkau hubungan kita dengan lingkungan-lingkungan kita dalam interaksi sosial. <\/p>\n\n\n\n

Ibnu Rusyd bahkan dengan tegas mengatakan bahwa kesempurnaan manusia yang seharusnya ditinjau dari kebaikan dalam dirinya sendiri, sebagaimana dalam hubungannya dengan orang lain. Jadi, kebebasan bukan berarti tidak terbatas sama sekali.<\/p>\n\n\n\n

Lalu bagaimana mengukur batasan-batasan kebebasan kita? Dalam\ninteraksi sosial batas-batas kebebasan itu dapat diketahui lewat pengalaman.\nSaya mengetahui bahwa disakiti itu tidak menyenangkan. Dengan disakiti maka hak\nsaya dan kebebasan saya untuk hidup nyaman telah direnggut. Karena itulah, saya\ntidak mau disakiti, begitu pula orang lain.<\/p>\n\n\n\n

Bagi para aktivis muda NU yang berkuliah di negeri-negeri\nyang mayoritas penduduknya sekuler itu, pengalaman tidak menyenangkan sebagai\nminoritas menjadi pelajaran berharga tatkala keduanya menjadi bagian dari\nkelompok mayoritas di negeri sendiri. Pengalaman itu membantu membentuk\nkepekaan sosial di tengah dunia yang menjunjung hak dan kebebasan setiap orang.<\/p>\n\n\n\n

Tidak semua kita mengalami hal yang sama seperti dialami para aktivis itu. Cukuplah bagi kita untuk melatih kepekaan sosial kita dengan menganalogikan hubungan mayoritas-minoritas dengan kehidupan kita sehari-hari.<\/p>\n\n\n\n

Jika kita tidak suka dihina, maka janganlah kita menghina orang lain. Jika kita tak ingin didiskriminasi, maka tak pantaslah kita mendiskriminasi orang atau kelompok lain. Dalam konteks hubungan mayoritas-minoritas, perlu kiranya mayoritas belajar dari pengalaman minoritas.<\/p>\n\n\n\n

Arkian, prinsip etika itu sederhana: Janganlah melakukan sesuatu yang kita tidak suka jika orang lain melakukannya kepada kita. Di tengah maraknya tindak intoleransi yang dilakukan kelompok mayoritas (pada ruang lingkup tertentu) terhadap kelompok minoritas selama ini dan membesar dalam beberapa waktu terakhir ini, prinsip etika tersebut layak menjadi bahan renungan kita.<\/p>\n\n\n\n

Akar pemicu tindakan intoleransi memang tidaklah sederhana. Tapi bukankah ber-tafakkur<\/em> lebih besar nilainya daripada beribadah seribu tahun?! <\/p>\n","protected":false},"excerpt":{"rendered":"

Pecihitam.org – Sabtu malam lalu (1\/2) sejumlah aktivis muda nahdhiyyin yang tergabung dalam Aktivis Muda Nahdhiyyin Banua (Amanna) menggelar acara Diskusi dan Refleksi 94 Tahun Nahdhatul Ulama di halaman Gedung PCNU Kabupaten Banjar di Martapura. Kegiatan yang terbuka untuk khalayak umum itu menghadirkan para alumni dan aktivis NU yang membagikan pengalaman mereka dalam berislam di […]<\/p>\n","protected":false},"author":37,"featured_media":37525,"comment_status":"closed","ping_status":"closed","sticky":false,"template":"","format":"standard","meta":{"footnotes":""},"categories":[8],"tags":[9724,9723,9722],"yoast_head":"\nBelajar dari Pengalaman Menjadi Minoritas, Saat Jadi Mayoritas Jangan Diskriminatif - Pecihitam.org<\/title>\n<meta name=\"description\" content=\"pelajaran penting, Jika kita tahu bagaimana rasanya menjadi minoritas, maka saat jadi mayoritas janganlah bersikap diskriminatif terhadap kelompok minoritas\" \/>\n<meta name=\"robots\" content=\"index, follow, max-snippet:-1, max-image-preview:large, max-video-preview:-1\" \/>\n<link rel=\"canonical\" href=\"https:\/\/pecihitam.org\/belajar-dari-pengalaman-menjadi-minoritas-saat-jadi-mayoritas-jangan-diskriminatif\/\" \/>\n<meta property=\"og:locale\" content=\"en_US\" \/>\n<meta property=\"og:type\" content=\"article\" \/>\n<meta property=\"og:title\" content=\"Belajar dari Pengalaman Menjadi Minoritas, Saat Jadi Mayoritas Jangan Diskriminatif - Pecihitam.org\" \/>\n<meta property=\"og:description\" content=\"pelajaran penting, Jika kita tahu bagaimana rasanya menjadi minoritas, maka saat jadi mayoritas janganlah bersikap diskriminatif terhadap kelompok minoritas\" \/>\n<meta property=\"og:url\" content=\"https:\/\/pecihitam.org\/belajar-dari-pengalaman-menjadi-minoritas-saat-jadi-mayoritas-jangan-diskriminatif\/\" \/>\n<meta property=\"og:site_name\" content=\"Pecihitam.org\" \/>\n<meta property=\"article:publisher\" content=\"https:\/\/www.facebook.com\/newpecihitam\/\" \/>\n<meta property=\"article:published_time\" content=\"2020-02-05T23:15:00+00:00\" \/>\n<meta property=\"article:modified_time\" content=\"2020-02-05T14:42:12+00:00\" \/>\n<meta property=\"og:image\" content=\"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/02\/Belajar-dari-Pengalaman-Menjadi-Minoritas-Saat-Jadi-Mayoritas-Jangan-Diskriminatif-scaled.jpg\" \/>\n\t<meta property=\"og:image:width\" content=\"1024\" \/>\n\t<meta property=\"og:image:height\" content=\"576\" \/>\n\t<meta property=\"og:image:type\" content=\"image\/jpeg\" \/>\n<meta name=\"author\" content=\"Yunizar Ramadhani\" \/>\n<meta name=\"twitter:card\" content=\"summary_large_image\" \/>\n<meta name=\"twitter:label1\" content=\"Written by\" \/>\n\t<meta name=\"twitter:data1\" content=\"Yunizar Ramadhani\" \/>\n\t<meta name=\"twitter:label2\" content=\"Est. reading time\" \/>\n\t<meta name=\"twitter:data2\" content=\"4 minutes\" \/>\n<script type=\"application\/ld+json\" class=\"yoast-schema-graph\">{\"@context\":\"https:\/\/schema.org\",\"@graph\":[{\"@type\":\"Article\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/belajar-dari-pengalaman-menjadi-minoritas-saat-jadi-mayoritas-jangan-diskriminatif\/#article\",\"isPartOf\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/belajar-dari-pengalaman-menjadi-minoritas-saat-jadi-mayoritas-jangan-diskriminatif\/\"},\"author\":{\"name\":\"Yunizar Ramadhani\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/af8eb669caa5729e8b67148b992c2c77\"},\"headline\":\"Belajar dari Pengalaman Menjadi Minoritas, Saat Jadi Mayoritas Jangan Diskriminatif\",\"datePublished\":\"2020-02-05T23:15:00+00:00\",\"dateModified\":\"2020-02-05T14:42:12+00:00\",\"mainEntityOfPage\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/belajar-dari-pengalaman-menjadi-minoritas-saat-jadi-mayoritas-jangan-diskriminatif\/\"},\"wordCount\":873,\"publisher\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#organization\"},\"image\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/belajar-dari-pengalaman-menjadi-minoritas-saat-jadi-mayoritas-jangan-diskriminatif\/#primaryimage\"},\"thumbnailUrl\":\"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/02\/Belajar-dari-Pengalaman-Menjadi-Minoritas-Saat-Jadi-Mayoritas-Jangan-Diskriminatif-scaled.jpg\",\"keywords\":[\"diskriminasi\",\"mayoritas\",\"minoritas\"],\"articleSection\":[\"Opini\"],\"inLanguage\":\"en-US\"},{\"@type\":\"WebPage\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/belajar-dari-pengalaman-menjadi-minoritas-saat-jadi-mayoritas-jangan-diskriminatif\/\",\"url\":\"https:\/\/pecihitam.org\/belajar-dari-pengalaman-menjadi-minoritas-saat-jadi-mayoritas-jangan-diskriminatif\/\",\"name\":\"Belajar dari Pengalaman Menjadi Minoritas, Saat Jadi Mayoritas Jangan Diskriminatif - Pecihitam.org\",\"isPartOf\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#website\"},\"primaryImageOfPage\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/belajar-dari-pengalaman-menjadi-minoritas-saat-jadi-mayoritas-jangan-diskriminatif\/#primaryimage\"},\"image\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/belajar-dari-pengalaman-menjadi-minoritas-saat-jadi-mayoritas-jangan-diskriminatif\/#primaryimage\"},\"thumbnailUrl\":\"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/02\/Belajar-dari-Pengalaman-Menjadi-Minoritas-Saat-Jadi-Mayoritas-Jangan-Diskriminatif-scaled.jpg\",\"datePublished\":\"2020-02-05T23:15:00+00:00\",\"dateModified\":\"2020-02-05T14:42:12+00:00\",\"description\":\"pelajaran penting, Jika kita tahu bagaimana rasanya menjadi minoritas, maka saat jadi mayoritas janganlah bersikap diskriminatif terhadap kelompok minoritas\",\"breadcrumb\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/belajar-dari-pengalaman-menjadi-minoritas-saat-jadi-mayoritas-jangan-diskriminatif\/#breadcrumb\"},\"inLanguage\":\"en-US\",\"potentialAction\":[{\"@type\":\"ReadAction\",\"target\":[\"https:\/\/pecihitam.org\/belajar-dari-pengalaman-menjadi-minoritas-saat-jadi-mayoritas-jangan-diskriminatif\/\"]}]},{\"@type\":\"ImageObject\",\"inLanguage\":\"en-US\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/belajar-dari-pengalaman-menjadi-minoritas-saat-jadi-mayoritas-jangan-diskriminatif\/#primaryimage\",\"url\":\"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/02\/Belajar-dari-Pengalaman-Menjadi-Minoritas-Saat-Jadi-Mayoritas-Jangan-Diskriminatif-scaled.jpg\",\"contentUrl\":\"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/02\/Belajar-dari-Pengalaman-Menjadi-Minoritas-Saat-Jadi-Mayoritas-Jangan-Diskriminatif-scaled.jpg\",\"width\":1024,\"height\":576,\"caption\":\"Belajar dari Pengalaman Menjadi Minoritas, Saat Jadi Mayoritas Jangan Diskriminatif\"},{\"@type\":\"BreadcrumbList\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/belajar-dari-pengalaman-menjadi-minoritas-saat-jadi-mayoritas-jangan-diskriminatif\/#breadcrumb\",\"itemListElement\":[{\"@type\":\"ListItem\",\"position\":1,\"name\":\"Home\",\"item\":\"https:\/\/pecihitam.org\/\"},{\"@type\":\"ListItem\",\"position\":2,\"name\":\"Belajar dari Pengalaman Menjadi Minoritas, Saat Jadi Mayoritas Jangan Diskriminatif\"}]},{\"@type\":\"WebSite\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#website\",\"url\":\"https:\/\/pecihitam.org\/\",\"name\":\"Pecihitam.org\",\"description\":\"Suara Islam Ahlussunnah wal Jamaah\",\"publisher\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#organization\"},\"potentialAction\":[{\"@type\":\"SearchAction\",\"target\":{\"@type\":\"EntryPoint\",\"urlTemplate\":\"https:\/\/pecihitam.org\/?s={search_term_string}\"},\"query-input\":\"required name=search_term_string\"}],\"inLanguage\":\"en-US\"},{\"@type\":\"Organization\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#organization\",\"name\":\"Pecihitam.org\",\"url\":\"https:\/\/pecihitam.org\/\",\"logo\":{\"@type\":\"ImageObject\",\"inLanguage\":\"en-US\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/logo\/image\/\",\"url\":\"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/07\/Logo-Pecihitam.org_.png\",\"contentUrl\":\"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/07\/Logo-Pecihitam.org_.png\",\"width\":2401,\"height\":2401,\"caption\":\"Pecihitam.org\"},\"image\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/logo\/image\/\"},\"sameAs\":[\"https:\/\/www.facebook.com\/newpecihitam\/\",\"https:\/\/www.instagram.com\/pecihitam_org\/\",\"https:\/\/id.pinterest.com\/pecihitam_org\/\",\"https:\/\/www.youtube.com\/channel\/UCVZO49u3U4iibd-X7MmqBcQ\"]},{\"@type\":\"Person\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/af8eb669caa5729e8b67148b992c2c77\",\"name\":\"Yunizar Ramadhani\",\"image\":{\"@type\":\"ImageObject\",\"inLanguage\":\"en-US\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/image\/\",\"url\":\"https:\/\/secure.gravatar.com\/avatar\/b8bcaf716ea5eb899f4f1194a543d6d9?s=96&r=g\",\"contentUrl\":\"https:\/\/secure.gravatar.com\/avatar\/b8bcaf716ea5eb899f4f1194a543d6d9?s=96&r=g\",\"caption\":\"Yunizar Ramadhani\"},\"description\":\"Guru Pondok Pesantren Darul Hijrah Putri Martapura Kalimantan Selatan | Alumni Jurusan Aqidah-Filsafat dan Program Pasca Sarjana IAIN Antasari Banjarmasin\",\"url\":\"https:\/\/pecihitam.org\/author\/yunirama\/\"}]}<\/script>\n<!-- \/ Yoast SEO plugin. -->","yoast_head_json":{"title":"Belajar dari Pengalaman Menjadi Minoritas, Saat Jadi Mayoritas Jangan Diskriminatif - Pecihitam.org","description":"pelajaran penting, Jika kita tahu bagaimana rasanya menjadi minoritas, maka saat jadi mayoritas janganlah bersikap diskriminatif terhadap kelompok minoritas","robots":{"index":"index","follow":"follow","max-snippet":"max-snippet:-1","max-image-preview":"max-image-preview:large","max-video-preview":"max-video-preview:-1"},"canonical":"https:\/\/pecihitam.org\/belajar-dari-pengalaman-menjadi-minoritas-saat-jadi-mayoritas-jangan-diskriminatif\/","og_locale":"en_US","og_type":"article","og_title":"Belajar dari Pengalaman Menjadi Minoritas, Saat Jadi Mayoritas Jangan Diskriminatif - Pecihitam.org","og_description":"pelajaran penting, Jika kita tahu bagaimana rasanya menjadi minoritas, maka saat jadi mayoritas janganlah bersikap diskriminatif terhadap kelompok minoritas","og_url":"https:\/\/pecihitam.org\/belajar-dari-pengalaman-menjadi-minoritas-saat-jadi-mayoritas-jangan-diskriminatif\/","og_site_name":"Pecihitam.org","article_publisher":"https:\/\/www.facebook.com\/newpecihitam\/","article_published_time":"2020-02-05T23:15:00+00:00","article_modified_time":"2020-02-05T14:42:12+00:00","og_image":[{"width":1024,"height":576,"url":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/02\/Belajar-dari-Pengalaman-Menjadi-Minoritas-Saat-Jadi-Mayoritas-Jangan-Diskriminatif-scaled.jpg","type":"image\/jpeg"}],"author":"Yunizar Ramadhani","twitter_card":"summary_large_image","twitter_misc":{"Written by":"Yunizar Ramadhani","Est. reading time":"4 minutes"},"schema":{"@context":"https:\/\/schema.org","@graph":[{"@type":"Article","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/belajar-dari-pengalaman-menjadi-minoritas-saat-jadi-mayoritas-jangan-diskriminatif\/#article","isPartOf":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/belajar-dari-pengalaman-menjadi-minoritas-saat-jadi-mayoritas-jangan-diskriminatif\/"},"author":{"name":"Yunizar Ramadhani","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/af8eb669caa5729e8b67148b992c2c77"},"headline":"Belajar dari Pengalaman Menjadi Minoritas, Saat Jadi Mayoritas Jangan Diskriminatif","datePublished":"2020-02-05T23:15:00+00:00","dateModified":"2020-02-05T14:42:12+00:00","mainEntityOfPage":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/belajar-dari-pengalaman-menjadi-minoritas-saat-jadi-mayoritas-jangan-diskriminatif\/"},"wordCount":873,"publisher":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#organization"},"image":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/belajar-dari-pengalaman-menjadi-minoritas-saat-jadi-mayoritas-jangan-diskriminatif\/#primaryimage"},"thumbnailUrl":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/02\/Belajar-dari-Pengalaman-Menjadi-Minoritas-Saat-Jadi-Mayoritas-Jangan-Diskriminatif-scaled.jpg","keywords":["diskriminasi","mayoritas","minoritas"],"articleSection":["Opini"],"inLanguage":"en-US"},{"@type":"WebPage","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/belajar-dari-pengalaman-menjadi-minoritas-saat-jadi-mayoritas-jangan-diskriminatif\/","url":"https:\/\/pecihitam.org\/belajar-dari-pengalaman-menjadi-minoritas-saat-jadi-mayoritas-jangan-diskriminatif\/","name":"Belajar dari Pengalaman Menjadi Minoritas, Saat Jadi Mayoritas Jangan Diskriminatif - Pecihitam.org","isPartOf":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#website"},"primaryImageOfPage":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/belajar-dari-pengalaman-menjadi-minoritas-saat-jadi-mayoritas-jangan-diskriminatif\/#primaryimage"},"image":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/belajar-dari-pengalaman-menjadi-minoritas-saat-jadi-mayoritas-jangan-diskriminatif\/#primaryimage"},"thumbnailUrl":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/02\/Belajar-dari-Pengalaman-Menjadi-Minoritas-Saat-Jadi-Mayoritas-Jangan-Diskriminatif-scaled.jpg","datePublished":"2020-02-05T23:15:00+00:00","dateModified":"2020-02-05T14:42:12+00:00","description":"pelajaran penting, Jika kita tahu bagaimana rasanya menjadi minoritas, maka saat jadi mayoritas janganlah bersikap diskriminatif terhadap kelompok minoritas","breadcrumb":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/belajar-dari-pengalaman-menjadi-minoritas-saat-jadi-mayoritas-jangan-diskriminatif\/#breadcrumb"},"inLanguage":"en-US","potentialAction":[{"@type":"ReadAction","target":["https:\/\/pecihitam.org\/belajar-dari-pengalaman-menjadi-minoritas-saat-jadi-mayoritas-jangan-diskriminatif\/"]}]},{"@type":"ImageObject","inLanguage":"en-US","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/belajar-dari-pengalaman-menjadi-minoritas-saat-jadi-mayoritas-jangan-diskriminatif\/#primaryimage","url":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/02\/Belajar-dari-Pengalaman-Menjadi-Minoritas-Saat-Jadi-Mayoritas-Jangan-Diskriminatif-scaled.jpg","contentUrl":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/02\/Belajar-dari-Pengalaman-Menjadi-Minoritas-Saat-Jadi-Mayoritas-Jangan-Diskriminatif-scaled.jpg","width":1024,"height":576,"caption":"Belajar dari Pengalaman Menjadi Minoritas, Saat Jadi Mayoritas Jangan Diskriminatif"},{"@type":"BreadcrumbList","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/belajar-dari-pengalaman-menjadi-minoritas-saat-jadi-mayoritas-jangan-diskriminatif\/#breadcrumb","itemListElement":[{"@type":"ListItem","position":1,"name":"Home","item":"https:\/\/pecihitam.org\/"},{"@type":"ListItem","position":2,"name":"Belajar dari Pengalaman Menjadi Minoritas, Saat Jadi Mayoritas Jangan Diskriminatif"}]},{"@type":"WebSite","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#website","url":"https:\/\/pecihitam.org\/","name":"Pecihitam.org","description":"Suara Islam Ahlussunnah wal Jamaah","publisher":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#organization"},"potentialAction":[{"@type":"SearchAction","target":{"@type":"EntryPoint","urlTemplate":"https:\/\/pecihitam.org\/?s={search_term_string}"},"query-input":"required name=search_term_string"}],"inLanguage":"en-US"},{"@type":"Organization","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#organization","name":"Pecihitam.org","url":"https:\/\/pecihitam.org\/","logo":{"@type":"ImageObject","inLanguage":"en-US","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/logo\/image\/","url":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/07\/Logo-Pecihitam.org_.png","contentUrl":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/07\/Logo-Pecihitam.org_.png","width":2401,"height":2401,"caption":"Pecihitam.org"},"image":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/logo\/image\/"},"sameAs":["https:\/\/www.facebook.com\/newpecihitam\/","https:\/\/www.instagram.com\/pecihitam_org\/","https:\/\/id.pinterest.com\/pecihitam_org\/","https:\/\/www.youtube.com\/channel\/UCVZO49u3U4iibd-X7MmqBcQ"]},{"@type":"Person","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/af8eb669caa5729e8b67148b992c2c77","name":"Yunizar Ramadhani","image":{"@type":"ImageObject","inLanguage":"en-US","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/image\/","url":"https:\/\/secure.gravatar.com\/avatar\/b8bcaf716ea5eb899f4f1194a543d6d9?s=96&r=g","contentUrl":"https:\/\/secure.gravatar.com\/avatar\/b8bcaf716ea5eb899f4f1194a543d6d9?s=96&r=g","caption":"Yunizar Ramadhani"},"description":"Guru Pondok Pesantren Darul Hijrah Putri Martapura Kalimantan Selatan | Alumni Jurusan Aqidah-Filsafat dan Program Pasca Sarjana IAIN Antasari Banjarmasin","url":"https:\/\/pecihitam.org\/author\/yunirama\/"}]}},"_links":{"self":[{"href":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/37253"}],"collection":[{"href":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/posts"}],"about":[{"href":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/types\/post"}],"author":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/users\/37"}],"replies":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/comments?post=37253"}],"version-history":[{"count":0,"href":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/37253\/revisions"}],"wp:featuredmedia":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/media\/37525"}],"wp:attachment":[{"href":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/media?parent=37253"}],"wp:term":[{"taxonomy":"category","embeddable":true,"href":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/categories?post=37253"},{"taxonomy":"post_tag","embeddable":true,"href":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/tags?post=37253"}],"curies":[{"name":"wp","href":"https:\/\/api.w.org\/{rel}","templated":true}]}}