Pecihitam.org – <\/strong>Kiai Hasan Besari merupakan tokoh penting dalam proses penyebaran Islam di wilayah sekitar lereng Gunung Lawu atau sekitar Karesidenan Madiun (meliputi Pacitan, Ponorogo dan Madiun). Pada mulanya, wilayah tersebut merupakan wilayah kekuasaan Majapahit dan mayoritas penduduknya beragama Hindu-Budha.<\/p>\n\n\n\n

Namun, seiring semakin surutnya kekuasaan Majapahit dan ditambah semakin kuatnya Demak dan disusul oleh Kerajaan Mataram Islam<\/a>, secara perlahan-lahan wilayah sekitaran lereng Gunung Lawu ini mengalami proses Islamisasi yang massif.<\/p>\n\n\n\n

Tokoh kunci dari proses penyebaran tersebut adalah Kiai Hasan Besari dan Pesantren Gebang Tinatar yang didirikan olehnya. Pesantren ini didirikan di desa Tegalsari, Kecamatan Jetis dan Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur. Pesantren ini bahkan digadang-gadang sebagai salah satu pesantren tua yang ada di Indonesia.<\/p>\n\n\n\n

Pada masa pesantren ini masih diasuh oleh Kiai Hasan, santrinya membludak, bahkan jumlahnya sampai ribuan. Pada masa awal abad ke 18 masehi, jumlah ribuan santri merupakan sebuah jumlah yang sangat fantastis dan segaligus menampakkan betapa besarnya pengaruh Kiai Hasan Besari bagi lingkungan sekitar.<\/p>\n\n\n\n

Konon ceritanya, banyak tokoh-tokoh besar pernah menjadi santri dari Kiai Hasan. Mulai dari tokoh besar pendiri organisasi muslim pribumi paling besar pada awal abad ke 20 masehi, HOS. Tjokroaminoto, kemudian pujangga Jawa paling legendaries, Raden Ngabehi Ronggo Warsito, bahkan sampai sosok Raden Pakubuwono II, penguasa Keraton Surakatra juga pernah menjadi murid dan sekaligus menjadi mertuanya.<\/p>\n\n\n\n

Terkait dengan kisah HOS Tjokro yang pernah menjadi santri dari Kiai Hasan Besari ini belum begitu detail. Informasi tentang hal itu didapat dari artikel seorang jurnalis NU Online yang bernama Mahbib Khoiron dengan judul \u201cMasjid Tegalsari, Candradimuka Para Tokoh Nusantara\u201d<\/a>.<\/em><\/p>\n\n\n\n

Kemudian, perihal kisah bahwa Raden Ngabehi Ronggowarsito yang pernah menjadi santri Kiai Hasan Besari, ceritanya lebih lengkap. Bahwa suatu waktu sang penyair Jawa tersebut dipesantrenkan oleh keluarganya Keraton Surakarta kepada Kiai Hasan.<\/p>\n\n\n\n

Mulanya, karena kebiasaan hidup Ronggowarsito yang penuh kemewahan\nhingga menyebabkan ia malas untuk belajar. Sampai akhirnya ia sering keluar\ndari pesantren untuk bermain judi. Pada suatu waktu bahkan uang sakunya sampai\nhabis dan dua kudanya juga sudah dijualnya.<\/p>\n\n\n\n

Sampai akhirnya Ronggowarsito kabur dari pesantren. Namun setelah\nitu ia kembali ke pesantren dan diberikan hukuman untuk puasa 40 hari untuk\nberpuasa dan hanya boleh berbuka dengan sebiji pisang. Ronggowarsito\ndiperintahkan untuk terus berdzikir kepada Allah Swt. Sampai akhirnya\nRonggowarsito menjadi sosok penyair besar.<\/p>\n\n\n\n

Tokoh lain yang pernah menjadi santri Kiai Hasan Besari adalah\nRaden Pakubuwono II. Ceritanya, suatu waktu terjadi pemberontakan kepada\nKeraton Surakarta yang dilakukan Sunan Kuning. Penyerangan tersebut memaksa Pakubuwono\nII untuk meninggalkan keraton dan melarikan diri ke wilayah sekitaran Gunung\nLawu.<\/p>\n\n\n\n

Dalam suasana pelariannya tersebutlah kemudian Pakubuwono II\nmenemukan sosok Kiai Hasan Besari. Kemudian, Pakubuwono II menjadi santri yang\nserius dan kemudian berhasil mengkonsolidasikan kekuasaannya dan merebut\nkembali keraton.<\/p>\n\n\n\n

Kemudian, salah satu puteri dari Pakubuwono II tersebut naksir\ndengan Kiai Hasan Besari. Pada akhirnya kemudian mereka menikah dan Kiai Hasan\nBesari menjadi menantu Pakubuwono II. Setelah saat itu kemudian daerah\nPesantren Gebang Tinatar Tegalsari yang didirikan Kiai Hasan Besari diberikan\nstatus daerah perdikan yang bebas pajak.<\/p>\n\n\n\n

Dari berbagai kisah yang telah dijelaskan di atas menampakkan betapa besarnya peran Kiai Hasan beserta pesantrennya dalam menyebarkan ajaran Islam di sekitar lereng Gunung Lawu. Islamisasi tersebut berhasil memengaruhi mulai rakyat biasa dan tokoh-tokoh besar pada zamannya untuk menjadi bagian dari proses penyebaran Islam. Wallahua\u2019lam.<\/em>
<\/p>\n","protected":false},"excerpt":{"rendered":"

Pecihitam.org – Kiai Hasan Besari merupakan tokoh penting dalam proses penyebaran Islam di wilayah sekitar lereng Gunung Lawu atau sekitar Karesidenan Madiun (meliputi Pacitan, Ponorogo dan Madiun). Pada mulanya, wilayah tersebut merupakan wilayah kekuasaan Majapahit dan mayoritas penduduknya beragama Hindu-Budha. Namun, seiring semakin surutnya kekuasaan Majapahit dan ditambah semakin kuatnya Demak dan disusul oleh Kerajaan […]<\/p>\n","protected":false},"author":47,"featured_media":37904,"comment_status":"closed","ping_status":"closed","sticky":false,"template":"","format":"standard","meta":{"footnotes":""},"categories":[12,16],"tags":[9768,9769],"yoast_head":"\n