Pecihitam.org<\/strong> – Staf Khusus Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Romo Benny Susetyo mengungkapkan, dunia politik Indonesia masih kuat diwarnai dengan politik identitas. <\/p>\n\n\n\n \u201cGagasan pembangunan yang dicanangkan tidak lagi menjadi perhatian. Hanya\nbeberapa faktor latar belakang identitas personal yang menjadi patokan sehingga\nnirsubstansi. Tak ayal, kualitas orang ke depan tidak menjadi nilai yang\npenting. Sebab, kemampuan memanipulasi banyak orang dapat mengubah banyak hal,\u201d\nkata Romo saat menjadi narasumber di dialog kepemudaan di Universitas Indonesia\n(UI), Gedung IASTH, Jalan Salemba Raya, Jakarta, beberapa waktu lalu.<\/p>\n\n\n\n \u201cKeadaan semacam itu hanya menjadikan masyarakat sebagai objek dan korban\nbelaka. Mereka tidak dilibatkan dalam sebuah pembangunan demi kemajuan negara\ndan bangsa. Wajah media sosial yang penuh coretan kebencian dan argumentasi\nirasional mau tidak mau harus dikonsumsi sebagai sajian setiap hari. Tapi\nanehnya, warganet menikmati dan ikut menyebarkannya,\u201d sambungnya.<\/p>\n\n\n\n Menurutnya, pemuda harus tampil untuk memunculkan solusi konkret dalam\nmewujudkan cita-cita bersama menjalani hidup dengan aman, nyaman, dan tentram. <\/p>\n\n\n\n \u201cPara pemuda harus keluar dari situasi demikian agar tidak terjebak dalam\nlingkaran rekayasa politik,\u201d ujarnya, dikutip dari situs resmi NU, Selasa, 30\nJuli 2019.<\/p>\n\n\n\n Artinya, kata dia, para pemuda harus cerdas dan selektif supaya memahami\nmana jebakan, ilusi, atau hanya dimanfaatkan saja oleh para politisi. <\/p>\n\n\n\n Menurutnya, beberapa waktu ke depan pertarungan politik di negeri ini akan\ntetap diwarnai politik identitas. Menguatnya politik identitas akan membawa\n\u2018konsekuensi emosional.\u2019<\/p>\n\n\n\n Oleh karena itu, pria kelahiran Malang 50 tahun yang lalu itu meminta agar\npara pemuda harus dibangun kesadaran kritisnya untuk menghentikan gelombang\npolitik identitas tersebut.<\/p>\n\n\n\n \u201cKe depan memang, bagaimana anak muda harus membangun kesadaran kritis,\u201d\njelasnya.<\/p>\n\n\n\n Hal tersebut, kata Romo, harus ditularkan melalui komunitas-komunitas\ndengan keaktifannya menggelar kegiatan bagi kaula muda. <\/p>\n\n\n\n \u201cBagaimana harus membangun komunitas yang membuat kegiatan masif di\nkalangan anak muda,\u201d katanya.<\/p>\n\n\n\n Pada kesempatan tersebut, penulis buku Hancurnya Etika Politik itu juga\nmengungkapkan, merajut kebersamaan dan internalisasi nilai-nilai menjadi\npenting guna menghentikan politik identitas. <\/p>\n\n\n\n Pasalnya, kata dia, dua hal itu menahan masyarkat untuk menjadi agen yang\nmenyalurkan kebencian.<\/p>\n","protected":false},"excerpt":{"rendered":" Pecihitam.org – Staf Khusus Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Romo Benny Susetyo mengungkapkan, dunia politik Indonesia masih kuat diwarnai dengan politik identitas. \u201cGagasan pembangunan yang dicanangkan tidak lagi menjadi perhatian. Hanya beberapa faktor latar belakang identitas personal yang menjadi patokan sehingga nirsubstansi. Tak ayal, kualitas orang ke depan tidak menjadi nilai yang penting. Sebab, kemampuan […]<\/p>\n","protected":false},"author":15,"featured_media":3995,"comment_status":"open","ping_status":"closed","sticky":false,"template":"","format":"standard","meta":{"footnotes":""},"categories":[2,3],"tags":[2415,2416,2414],"yoast_head":"\n