Pecihitam.org- <\/strong>Metode hiwar yang digunakan oleh Raslullah SAW dalam mendidik para sahabat bukan hanya dalam konteks merespon pertanyaan sahabat. <\/p>\n\n\n\n Tidak jarang metode hiwar tersebut digunakan juga untuk menyampaikan suatu informasi yang penting dan beliau berharap sahabat yang ditanya dapat mengingat informasi tersebut sepanjang hayatnya. <\/p>\n\n\n\n Di dalam kitab Adab al-Mufrad, metode hiwar ini dapat dijumpai pada 110 hadis. Berikut ini contoh hiwar dimana Rasulullah saw. menjawab pertanyaan dari sahabat: <\/p>\n\n\n\n Dari Abi Hurairah dia\nberkata, ditanyakan kepada Rasulullah s.a.w siapakah saya berbuat baik? Beliau\nmenjawab; kepada ibumu. Ia bertanya lagi kemudian kepada siapa? Beliau\nmenjawab; kepada ibumu. Ia bertanya lagi kemudian kepada siapa? Beliau\nmenjawab; kepada ibumu. Ia bertanya lagi kemudian kepada siapa? Beliau\nmenjawab; Lalu ayahmu. <\/em><\/p>\n\n\n\n Untuk memberi pemahaman kepada si penanya bahwa ibu memiliki hak tiga kali lebih banyak dibanding dengan hak ayah, Rasulullah menggunakan teknik menjawab pertanyaan hingga tiga kali, hal ini mengandung pesan bahwa sekalipun ibu dan adalah \u201cdwi tunggal\u201d dalam kedudukan sebagai orang tua namun jasa ibu kepada anak jauh lebih besar berbanding jasa ayah. <\/p>\n\n\n\n Hadis ini menunjukkan kepada kaum muslim tentang nilai akhlak berbuat baik kepada kedua orang tua, khususnya ibu, yang berusaha ditanamkan oleh Rasulullah saw. <\/p>\n\n\n\n Hadis di atas menunjukkan bahwa sebagai pendidik Rasulullah memberi kesempatan kepada para anak didik (sahabat r.a) untuk bertanya terhadap perkara yang mereka anggap musykil. <\/p>\n\n\n\n Hal ini sejalan dengan firman Allah yang memerintahkan manusia bertanya (pada orang yang mempunyai pengetahuan) jika mereka tidak mengetahui suatu perkara (QS. Al-Nahl: 43 dan QS. Al-Anbiya\u2019: 7)<\/p>\n\n\n\n Contoh lainnya dalah\nhiwar dalam bentuk Rasulullah s.a.w melontarkan pertanyaan kepada para sahabat\nadalah sebagai berikut: <\/p>\n\n\n\n \u201cDari Abi Bakrah dia\nberkata, Rasulullah s.a.w bersabda: Maukah aku tunjukkan kepada kalian paling\nbesarnya dosa-dosa besar? Beliau mengatakannya hingga tiga kali. Mereka\nmenjawab: Tentu wahai Rasulullah. Beliau bersabda: Menyekutukan Allah dan\ndurhaka kepada kedua orang tua, kemudan beliau duduk tegak sebelum itu beliau\nbersandar kemudian bersabda: Ingatlah, dan juga ucapan dusta. Tidak\nhentihentinya Nabi mengucapkan itu, sehingga aku berkata (dalam hati): Aku\nberharap beliau berhenti.\u201d <\/em><\/p>\n\n\n\n Dilihat dari kualitas dosa, berdusta tentu tidak sebesar dosa menyekutukan Allah dan dosa durhaka kepada kedua orang tua. Namun sebagaimana yang disabdakannya dalam hadis yang lain bahwa dusta adalah salah satu dari tanda kemunafikan.<\/p>\n\n\n\n Sehingga mustahil seseorang akan dapat menjadi mukmin yang shiddiq jika masih membiasakan dusta, maka Rasulullah SAW menekankan peringatan tentang bahayanya dusta, disertai dengan merubah posisi duduknya yang dahulunya bersandar menjadi duduk tegak, serta mengulang-ulang perkataan tentang ucapan dusta. <\/p>\n\n\n\n