Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
{"id":40487,"date":"2020-02-22T05:00:24","date_gmt":"2020-02-21T22:00:24","guid":{"rendered":"https:\/\/pecihitam.org\/?p=40487"},"modified":"2020-02-21T22:31:44","modified_gmt":"2020-02-21T15:31:44","slug":"apa-yang-mesti-dilakukan-istri-saat-suami-meninggal-dunia","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/pecihitam.org\/apa-yang-mesti-dilakukan-istri-saat-suami-meninggal-dunia\/","title":{"rendered":"Apa yang Mesti Dilakukan Istri Saat Suami Meninggal Dunia?"},"content":{"rendered":"\n
Pecihitam.org <\/strong>– Kedatangan kematian tak pernah bisa ditebak. Kematian selalu datang tiba-tiba, tak pernah ada yang memgharapkannya. Kematian suami akan membuat hidup istri yang ditinggalkan berubah dalam banyak hal. Istri merasa kehilangan sosok yang selalu ada untuk berbagi, teman diskusi juga berargumentasi. Lantas yang menjadi pertanyaan adalah apa yang mesti dilakukan istri saat suami meninggal dunia? <\/p>\n\n\n\n
Umumnya, hal yang menyesakkan istri saat suami meninggal dunia adalah apabila sang suami merupakan single fighter dalam mencari nafkah dan istri yang ditinggalkan hanya seorang ibu rumah tangga biasa.<\/p>\n\n\n\n
Maka, kehilangan sosok yang menyokong nafkah keluarga akan terasa berat, terutama bagi ibu yang telah lama meninggalkan dunia wirausaha atau pekerjaan formal.<\/p>\n\n\n\n
Istri yang ditinggal suami harus siap\nmenjadi tulang punggung untuk mencukupi kebutuhan anak-anak, seperti\npendidikan, kesehatan dan sebagainya. Meningkatnya kebutuhan hidup dan minimnya\nrelasi dan pengalaman kerja bisa menambah beban hidup seorang istri yang\nditinggal wafat suaminya..<\/p>\n\n\n\n
Maka dari itu. Islam tidak pernah melarang\nperempuan untuk menjadi sosok yang mandiri. Dalam Islam, perempuan diberikan\nruang untuk berkembang dan mengembangkan diri. Kita bisa mencontoh, banyak\nperempuan di zaman Nabi yang menjadi sosok mandiri dan berdikari. Sebut saja\nmisalnya Siti Khadijah Istri Rasulullah, Ummu Syuraik, dan masih banyak lagi.<\/p>\n\n\n\n
Relasi dan pengalaman adalah dua hal yang\nharus dibangun dan ditempa perempuan dalam menjalani kehidupan. Setiap\nperempuan mesti menyadari bahwa hubungan suami-istri bukan berarti sehidup\nsemati. Hidup boleh bersama, tapi kita harus sadar bahwa siapa yang terlebih dulu\ndipanggil Yang Kuasa sangat tidak pasti.<\/p>\n\n\n\n
Hal yang tak kalah penting dipersiapkan adalah menyisihkan sebagian rejeki untuk menabung atau untuk asuransi hari tua dan pendidikan untuk anak. Asuransi adalah investasi yang sangat diperlukan saat tubuh dan keadaan sudah tidak memungkin lagi untuk meraih semua itu.<\/p>\n\n\n\n
Suami bisa memulai membuat asuransi bagi keluarga dan anak-anaknya agar ketika sesuatu terjadi pada dirinya, dalam hal ini saat suami meninggal, maka keluarga yang ditinggal akan tetap baik-baik saja. Baca juga Hukum Asuransi dalam Islam<\/a><\/strong>.<\/p>\n\n\n\n