PeciHitam.org – <\/strong>Mengingat kematian merupakah salah satu cara kita untuk menambah ketakwaan kita kepada Allah. Ketika ketakwaan tersebut semakin meningkat, biasanya kita semakin giat menyiapkan diri dengan istiqamah beribadah kepada Allah.<\/p>\n Dalam hal ini Rasulullah senantiasa mengingatkan kita akan datangnya kematian. Seperti sabda berikut ini:<\/p>\n \u0623\u064e\u0643\u0652\u062b\u0650\u0631\u064f\u0648\u0627 \u0645\u0650\u0646\u0652 \u0630\u0650\u0643\u0652\u0631\u0650 \u0647\u064e\u0627\u0630\u0650\u0645\u0650 \u0627\u0644\u0644\u0651\u064e\u0630\u0651\u064e\u0627\u062a\u0650<\/strong><\/p>\n \u201cPerbanyaklah kalian mengingat pemutus kenikmatan (kematian).\u201d (HR. Ibnu Hiban)<\/p>\n Kematian itu pasti dan dapat menimpa siapa saja tidak memandang tua ataupun muda. Tidak dapat juga memohon untuk dimajukan ataupun mundur. Baik yang masih dalam kondisi sehat maupun yang sudah lama sakit, tidak ada seorangpun yang mengetahuinya, yang pasti kematian itu akan menghampiri siapapun, dimanapun dan kapanpun.<\/p>\n Sudah banyak kita saksikan, anak-anak muda pun dapat ditimpa kematian. Sedangkan yang sudah tua, ataupun mengalami sakit-sakitan justru masih mendapatkan umur panjang. Anjuran untuk mengingat kematian tersebut berlaku untuk siapa saja.<\/p>\n Dalam kitabnya Al-Fiqhul Manhaji<\/em>,<\/em> Musthafa Al-Khin menyebutkan bahwa ada 4 (empat) hal yang harus dilakukan seseorang ketika mengetahui orang lain sedang mengalami naza\u2019<\/em> atau sakaratul maut dalam islam, antara lain:<\/p>\n Pertama<\/em>, memposisikan orang tersebut agar tidur miring dengan sisi badan sebelah kanan agar wajahnya dihadapkan ke arah kiblat. Jika dirasa sulit maka cukup menelentangkannya saja memposisikan kepalanya agar sedikit diangkat sehingga wajahnya menghadap ke kiblat. Begitu juga dengan kedua ujung kakinya, disunahkan untuk dihadapkan ke arah kiblat.<\/p>\n Kedua<\/em>, disunahkan untuk men-talqin<\/em> (menuntun orang yang sedang sakaratul maut membaca kalimat syahadat yaitu la ilaha illallah<\/em>) dengan cara yang halus dan tidak memaksanya untuk ikut menirukan ucapan syahadat tersebut.<\/p>\n Hal ini dilakukan berulang-ulang dengan memperdengarkan kalimat la ilaha illallah<\/em> di telinganya tanpa menyuruh untuk ikut mengucapkannya. Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah saw yang diriwayatkan oleh Imam Muslim berikut ini:<\/p>\n \u0644\u064e\u0642\u0651\u0650\u0646\u064f\u0648\u0627 \u0645\u064e\u0648\u0652\u062a\u064e\u0627\u0643\u064f\u0645\u0652 \u0644\u064e\u0627 \u0625\u0650\u0644\u064e\u0647\u064e \u0625\u0650\u0644\u0651\u064e\u0627 \u0627\u0644\u0644\u0647\u064f<\/strong><\/p>\n \u201cAjarilah orang yang mau meninggal di antara kalian dengan kalimat la ilaha illallah<\/em>.\u201d<\/p>\n Ketiga<\/em>, disunnahkan juga untuk membacakan surat Yaasiin kepada orang yang sedang sakaratul maut. Seperti Rasulullah yang diriwayatkan oleh Ibnu Hibban:<\/p>\n \u0627\u0642\u0631\u0624\u0648\u0627 \u0639\u064e\u0644\u064e\u0649 \u0645\u064e\u0648\u0652\u062a\u064e\u0627\u0643\u064f\u0645\u0652 \u064a\u0633<\/strong><\/p>\n \u201cBacakanlah surat Yaasiin kepada orang yang sedang sekarat di antara kalian.\u201d<\/p>\n