Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
{"id":43220,"date":"2020-03-06T08:30:03","date_gmt":"2020-03-06T01:30:03","guid":{"rendered":"https:\/\/pecihitam.org\/?p=43220"},"modified":"2020-03-06T08:30:14","modified_gmt":"2020-03-06T01:30:14","slug":"peran-dan-provokasi-media-massa","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/pecihitam.org\/peran-dan-provokasi-media-massa\/","title":{"rendered":"Peran dan Provokasi Media Massa Sejak Zaman Nabi Hingga Sekarang"},"content":{"rendered":"\n

Pecihitam.org<\/strong> – Al-Walid bin Uqbah adalah satu-satunya Sahabat Nabi yang mendapat \u201ckehormatan\u201d digelari Fasiq sampai dua kali di dalam al-Qur\u2019an. Ketika ia diutus oleh Nabi saw untuk mengambil zakat Bani al-Musthaliq, dan secara historis al-Walid bin Uqbah ada sejarah kelam dengan Bani al-Musthaliq.<\/p>\n\n\n\n

Saat al-Walid bin Uqbah datang dan disambut oleh Bani Musthaliq, lalu al-Walid mengira akan diserang sebab melihat banyak Bani al-Musthaliq berkumpul. Maka Uqbah kembali dan melaporkan kepada Nabi saw bahwa Bani Musthaliq murtad dan sedang mempersiapkan pemberontakan. Hampir saja Nabi saw terpengaruh dengan informasi dari al-Walid bin Uqbah. Namun, saat itu turun surah al-Hujurat ayat 6 Allah swt berfirman: <\/p>\n\n\n\n

\u064a\u064e\u0670\u0653\u0623\u064e\u064a\u064f\u0651\u0647\u064e\u0627 \u0671\u0644\u064e\u0651\u0630\u0650\u064a\u0646\u064e \u0621\u064e\u0627\u0645\u064e\u0646\u064f\u0648\u0653\u0627\u06df \u0625\u0650\u0646 \u062c\u064e\u0622\u0621\u064e\u0643\u064f\u0645\u0652 \u0641\u064e\u0627\u0633\u0650\u0642\u064c\u06e2 \u0628\u0650\u0646\u064e\u0628\u064e\u0625\u064d \u0641\u064e\u062a\u064e\u0628\u064e\u064a\u064e\u0651\u0646\u064f\u0648\u0653\u0627\u06df \u0623\u064e\u0646 \u062a\u064f\u0635\u0650\u064a\u0628\u064f\u0648\u0627\u06df \u0642\u064e\u0648\u0652\u0645\u064b\u06e2\u0627 \u0628\u0650\u062c\u064e\u0647\u064e\u0670\u0644\u064e\u0629\u064d \u0641\u064e\u062a\u064f\u0635\u0652\u0628\u0650\u062d\u064f\u0648\u0627\u06df \u0639\u064e\u0644\u064e\u0649\u0670 \u0645\u064e\u0627 \u0641\u064e\u0639\u064e\u0644\u0652\u062a\u064f\u0645\u0652 \u0646\u064e\u0670\u062f\u0650\u0645\u0650\u064a\u0646\u064e<\/strong><\/p>\n\n\n\n

Terjemahnya: hai orang-orang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa berita, maka telitilah (dengan baik) supaya kamu tidak mencelakakan suatu kaum karena kebodohanmu. Lalu kamu menyesali apa yang telah kamu lakukan (Qs. al-Hujuraat\/49: 6).[1]<\/a><\/em><\/p>\n\n\n\n

Selanjutnya, ketika al-Walid berdebat dengan Ali bin Abi Thalib, dan tentu saja kalah sebab Ali adalah madinatul ilmi<\/em> Nabi saw. Maka al-Walid ingin memenangkan perdebatan itu dengan membanggakan dirinya. \u201cAku lebih pemberani daripada kamu dan lidah yang lebih panjang daripada kamu. Sambil mengacu pada ayat al-Hujurat\/49:6 Ali berkata: Ana mu\u2019min wa anta fasiq<\/em> (saya mukmin dan anda fasik). Berkenaan dengan peristiwa ini, Allah swt menurunkan surah as-Sajadah\/32: 18<\/p>\n\n\n\n

\u0623\u064e\u0641\u064e\u0645\u064e\u0646 \u0643\u064e\u0627\u0646\u064e \u0645\u064f\u0624\u0652\u0645\u0650\u0646\u064b\u0627 \u0643\u064e\u0645\u064e\u0646 \u0643\u064e\u0627\u0646\u064e \u0641\u064e\u0627\u0633\u0650\u0642\u064b\u0627 \u06da \u0644\u0651\u064e\u0627 \u064a\u064e\u0633\u0652\u062a\u064e\u0648\u064f\u06e5\u0646\u064e<\/strong><\/p>\n\n\n\n

Terjemahnya: apakah sama orang mukmin dengan orang fasiq? Mereka tidaklah sama.[2]<\/a> <\/em><\/p>\n\n\n\n

Dalam perjalanan sejarah kita\nmengenal pelaku fasiq pertama dari kalangan sahabat adalah al-Walid bin Uqbah,\nia menjadi personifikasi orang fasik, karena profesinya adalah, \u201cmenyebarkan\nisu dikalangan kaum muslimin, sehingga menimbulkan keresahan\u201d.<\/p>\n\n\n\n

Ketika menjadi gubernur ia di\nKufah, ia minum khamr <\/em>dan shalat dalam keadaan mabuk. Abdullah bin\nMas\u2019ud menegurnya dan banyak yang mendukung Ibnu Mas\u2019ud. Al-Walid melapor\nkepada khalifah bahwa Abdullah bin Mas\u2019ud meresahkan masyarakat, menghasut\norang untuk memberontak, mengganggu stabilitas dan keamanan. <\/p>\n\n\n\n

Demikian penjelasan Jalaluddin Rakhmat dalam bukunya Islam aktual tentang peran media-massa islam. Tulisan ini menarik untuk disegarkan kembali oleh karena mulai muncul al-Walid yang baru yang suka menyebarkan fitnah namun menuduh orang lain yang melakukannya. Mereka menutupi keburukannya dengan menilai buruk orang lain.<\/p>\n\n\n\n

Contohnya sekelas Media TV Nasional juga diduga melakukan kebohongan dan virus corona menjadi sesuatu yang sangat ditakuti. Itu karena peran media dalam memfreming berita soal virus corona. Masker menjadi laku terjual habis karena orang takut dengan virus tersebut, padahal virus corona sebenarnya tidak begitu mengkhawatirkan, ia sama dengan virus-virus yang lainnya. <\/p>\n\n\n\n

Seorang ustadz dengan bangga\nmengatakan bahwa virus corona adalah tentara Allah untuk muslim Uighur, sebab\nbanyak masyarakat china yang terkena virus Corona, namun saat virus yang sama\nmenimpa umat Islam sang ustadz kelabakan mencari pembenaran dengan dalil-dalil\nagama. Nampaknya, jadi ustadz memang asyik di Indonesia.  <\/p>\n\n\n\n

Bashar Asad membantai rakyat\nsunni, akibat dari isu tersebut banyak umat islam membenci Bashar Asad maka\nramai-ramailah mereka menggalang dana untuk Suriah dan berdatanganlah mereka ke\nSuriah untuk membantu rakyat suriah yang katanya dibantai oleh Bashar Asad.\nMenurut media, Bashar Asad itu rezim yang harus ditumbangkan, namun faktanya\ntidak demikian. <\/p>\n\n\n\n

Keperhatinan kepada Muslim Uighur\nmaupun di Suriah  adalah ulah media\nberdasarkan pesanan, media hari ini tidaklah menjadi objektif tetapi sangat\nsubjektif. Media sering kali dijadikan sebagai alat untuk memperburuk citra\nseseorang atau suatu negara tergantung kepentingan media.<\/p>\n\n\n\n

Selain media yang sudah tidak\nlagi objektif, para \u201custadz\u201d pun mengambil bagian untuk semakin memperparah\nkeadaan, dengan mengutip ayat, hadis mereka \u201cboleh\u201d menghina, merendahkan orang\nlain dan menyebarkan hoax. Bukankah Ahok didemo dan dipaksa menistakan agama\nislam karena berawal dari media yang tidak objektif dalam menyampaikan berita. <\/p>\n\n\n\n

Jika al-Walid bin Uqbah menyebarkan berita-berita provikatif, dampaknya tidak begitu banyak pengaruh bagi umat Islam pada saat itu karena belum ada media, namun saat ini dengan kecanggihan teknologi, kejadian di seluruh dunia dapat didapatkan dengan waktu yang begitu singkat.<\/p>\n\n\n\n

Maka memberikan berita yang provokatif sambil membungkusnya dengan dalil-dalil agama oleh seorang \u201custadz\u201d dampaknya tentu saja akan lebih berbahaya bagi masyarakat muslim di seluruh dunia. <\/p>\n\n\n\n

Benarlah petunjuk al-Qur\u2019an bahwa\nsetiap berita, media seharusnya diposisikan sebagai sesuatu yang belum dapat\ndibenarkan sampai berita tersebut dapat terklarifikasi agar tidak menimbulkan\ndampak negatif bagi masyarakat luas akibat ketidaktahuan kita.<\/p>\n\n\n\n

Semangat jihad umat Islam\nseharusnya sebanding dengan semangat tabayyun<\/em> (klarifikasi) sehingga ada\nkehati-hatian dalam menetapkan sesuatu. Bukankah sifat terburu-buru adalah\nbagian dari sifat setan. Lebih baik terlambat dalam memberikan keputusan\ndaripada cepat memberikan keputusan yang didasarkan pada fitnah. <\/p>\n\n\n\n

Penyebaran berita hoax, fitnah\nsering kali terjadi dikalangan \u201cintelektual\u201d terlebih lagi pada masyarakat\nawam, baik yang digelari ustadz maupun yang bukan. Apa sebabnya? Karena tidak\nmembiasakan diri untuk melakukan klarifikasi sebelum menyebarkan berita\ntersebut. <\/p>\n\n\n\n

Umat islam secara keseluruhan seharusnya\nmembiasakan diri untuk mencurigai sebuah berita yang mengandung nilai negatif\nbagi orang lain sampai berita tersebut dapat dibenarkan isi beritanya walaupun\nberita tersebut berasal dari seorang ustadz.<\/p>\n\n\n\n

Kata fatabayyanu<\/em> adalah fi\u2019il amar <\/em>kata perintah. Dalam kaidah ushul fiqh<\/em> \u201cal-amr lil ijabah <\/em>(perintah itu konsekuensi adalah wajib). Maka pada dasarnya melakukan klarifikasi terhadap sebuah berita adalah wajib dalam Islam. <\/p>\n\n\n\n

Melakukannya bernilai ibadah, mengabaikannya adalah berdosa. Selain waspada setiap berita, memberikan berita yang berimbang menjadi penting untuk dilakukan hari ini. Jihad di medsos menjadi penting, mungkin karena itu ulama NU menyerukan untuk jihad lewat medsos. <\/p>\n\n\n\n

Media harus dikuasai oleh orang-orang yang terjaga kredibilitasnya dalam menyebarkan sebuah berita sehingga masyarakat tidak menjadi korban dari berita-berita yang hoax yang dilakukan oleh orang-orang fasik seperti al-Walid bin Uqbah.<\/p>\n\n\n\n

Wallahu Muwaffiq Ila Aqwami at-Thariq. 
<\/p>\n\n\n\n


\n\n\n\n

[1]<\/a> Asbab al-Nuzul ayat ini dapat ditemukan dalam keterang Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir al-Thabari, al-Dur al-Mantsur dan tafsir-tafsir lainnya. <\/p>\n\n\n\n

[2]<\/a> Asbab al-Nuzul ayat ini berkaitan antara Imam Ali dengan al-Walid bin Uqbah, Ali sebagai orang mukmin, dan al-Walid bin Uqbah sebagai orang fasik. Lihat tafsir al-Thabari, tafsir al-Dur al-Mantsur, Tafsir al-Zamakhsyari dll.<\/p>\n","protected":false},"excerpt":{"rendered":"

Pecihitam.org – Al-Walid bin Uqbah adalah satu-satunya Sahabat Nabi yang mendapat \u201ckehormatan\u201d digelari Fasiq sampai dua kali di dalam al-Qur\u2019an. Ketika ia diutus oleh Nabi saw untuk mengambil zakat Bani al-Musthaliq, dan secara historis al-Walid bin Uqbah ada sejarah kelam dengan Bani al-Musthaliq. Saat al-Walid bin Uqbah datang dan disambut oleh Bani Musthaliq, lalu al-Walid […]<\/p>\n","protected":false},"author":25,"featured_media":43314,"comment_status":"closed","ping_status":"closed","sticky":false,"template":"","format":"standard","meta":{"footnotes":""},"categories":[8],"tags":[3796],"yoast_head":"\nPeran dan Provokasi Media Massa Sejak Zaman Nabi Hingga Sekarang - Pecihitam.org<\/title>\n<meta name=\"description\" content=\"Petunjuk al-Qur\u2019an bahwa setiap berita, media seharusnya diposisikan sebagai sesuatu yang belum dapat dibenarkan sampai berita tersebut dapat terklarifikasi\" \/>\n<meta name=\"robots\" content=\"index, follow, max-snippet:-1, max-image-preview:large, max-video-preview:-1\" \/>\n<link rel=\"canonical\" href=\"https:\/\/www.pecihitam.org\/peran-dan-provokasi-media-massa\/\" \/>\n<meta property=\"og:locale\" content=\"en_US\" \/>\n<meta property=\"og:type\" content=\"article\" \/>\n<meta property=\"og:title\" content=\"Peran dan Provokasi Media Massa Sejak Zaman Nabi Hingga Sekarang - Pecihitam.org\" \/>\n<meta property=\"og:description\" content=\"Petunjuk al-Qur\u2019an bahwa setiap berita, media seharusnya diposisikan sebagai sesuatu yang belum dapat dibenarkan sampai berita tersebut dapat terklarifikasi\" \/>\n<meta property=\"og:url\" content=\"https:\/\/www.pecihitam.org\/peran-dan-provokasi-media-massa\/\" \/>\n<meta property=\"og:site_name\" content=\"Pecihitam.org\" \/>\n<meta property=\"article:publisher\" content=\"https:\/\/www.facebook.com\/newpecihitam\/\" \/>\n<meta property=\"article:author\" content=\"Muhammad Tahir Alibe\" \/>\n<meta property=\"article:published_time\" content=\"2020-03-06T01:30:03+00:00\" \/>\n<meta property=\"article:modified_time\" content=\"2020-03-06T01:30:14+00:00\" \/>\n<meta property=\"og:image\" content=\"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/03\/peran-media-scaled.jpg\" \/>\n\t<meta property=\"og:image:width\" content=\"1024\" \/>\n\t<meta property=\"og:image:height\" content=\"576\" \/>\n\t<meta property=\"og:image:type\" content=\"image\/jpeg\" \/>\n<meta name=\"author\" content=\"Muhammad Tahir A.\" \/>\n<meta name=\"twitter:card\" content=\"summary_large_image\" \/>\n<meta name=\"twitter:label1\" content=\"Written by\" \/>\n\t<meta name=\"twitter:data1\" content=\"Muhammad Tahir A.\" \/>\n\t<meta name=\"twitter:label2\" content=\"Est. reading time\" \/>\n\t<meta name=\"twitter:data2\" content=\"5 minutes\" \/>\n<script type=\"application\/ld+json\" class=\"yoast-schema-graph\">{\"@context\":\"https:\/\/schema.org\",\"@graph\":[{\"@type\":\"Article\",\"@id\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/peran-dan-provokasi-media-massa\/#article\",\"isPartOf\":{\"@id\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/peran-dan-provokasi-media-massa\/\"},\"author\":{\"name\":\"Muhammad Tahir A.\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/ff43719a449f66e8e01db8ec5dd59931\"},\"headline\":\"Peran dan Provokasi Media Massa Sejak Zaman Nabi Hingga Sekarang\",\"datePublished\":\"2020-03-06T01:30:03+00:00\",\"dateModified\":\"2020-03-06T01:30:14+00:00\",\"mainEntityOfPage\":{\"@id\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/peran-dan-provokasi-media-massa\/\"},\"wordCount\":929,\"publisher\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#organization\"},\"image\":{\"@id\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/peran-dan-provokasi-media-massa\/#primaryimage\"},\"thumbnailUrl\":\"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/03\/peran-media-scaled.jpg\",\"keywords\":[\"peran media\"],\"articleSection\":[\"Opini\"],\"inLanguage\":\"en-US\"},{\"@type\":\"WebPage\",\"@id\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/peran-dan-provokasi-media-massa\/\",\"url\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/peran-dan-provokasi-media-massa\/\",\"name\":\"Peran dan Provokasi Media Massa Sejak Zaman Nabi Hingga Sekarang - Pecihitam.org\",\"isPartOf\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#website\"},\"primaryImageOfPage\":{\"@id\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/peran-dan-provokasi-media-massa\/#primaryimage\"},\"image\":{\"@id\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/peran-dan-provokasi-media-massa\/#primaryimage\"},\"thumbnailUrl\":\"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/03\/peran-media-scaled.jpg\",\"datePublished\":\"2020-03-06T01:30:03+00:00\",\"dateModified\":\"2020-03-06T01:30:14+00:00\",\"description\":\"Petunjuk al-Qur\u2019an bahwa setiap berita, media seharusnya diposisikan sebagai sesuatu yang belum dapat dibenarkan sampai berita tersebut dapat terklarifikasi\",\"breadcrumb\":{\"@id\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/peran-dan-provokasi-media-massa\/#breadcrumb\"},\"inLanguage\":\"en-US\",\"potentialAction\":[{\"@type\":\"ReadAction\",\"target\":[\"https:\/\/www.pecihitam.org\/peran-dan-provokasi-media-massa\/\"]}]},{\"@type\":\"ImageObject\",\"inLanguage\":\"en-US\",\"@id\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/peran-dan-provokasi-media-massa\/#primaryimage\",\"url\":\"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/03\/peran-media-scaled.jpg\",\"contentUrl\":\"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/03\/peran-media-scaled.jpg\",\"width\":1024,\"height\":576,\"caption\":\"peran media\"},{\"@type\":\"BreadcrumbList\",\"@id\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/peran-dan-provokasi-media-massa\/#breadcrumb\",\"itemListElement\":[{\"@type\":\"ListItem\",\"position\":1,\"name\":\"Home\",\"item\":\"https:\/\/pecihitam.org\/\"},{\"@type\":\"ListItem\",\"position\":2,\"name\":\"Peran dan Provokasi Media Massa Sejak Zaman Nabi Hingga Sekarang\"}]},{\"@type\":\"WebSite\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#website\",\"url\":\"https:\/\/pecihitam.org\/\",\"name\":\"Pecihitam.org\",\"description\":\"Suara Islam Ahlussunnah wal Jamaah\",\"publisher\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#organization\"},\"potentialAction\":[{\"@type\":\"SearchAction\",\"target\":{\"@type\":\"EntryPoint\",\"urlTemplate\":\"https:\/\/pecihitam.org\/?s={search_term_string}\"},\"query-input\":\"required name=search_term_string\"}],\"inLanguage\":\"en-US\"},{\"@type\":\"Organization\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#organization\",\"name\":\"Pecihitam.org\",\"url\":\"https:\/\/pecihitam.org\/\",\"logo\":{\"@type\":\"ImageObject\",\"inLanguage\":\"en-US\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/logo\/image\/\",\"url\":\"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/07\/Logo-Pecihitam.org_.png\",\"contentUrl\":\"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/07\/Logo-Pecihitam.org_.png\",\"width\":2401,\"height\":2401,\"caption\":\"Pecihitam.org\"},\"image\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/logo\/image\/\"},\"sameAs\":[\"https:\/\/www.facebook.com\/newpecihitam\/\",\"https:\/\/www.instagram.com\/pecihitam_org\/\",\"https:\/\/id.pinterest.com\/pecihitam_org\/\",\"https:\/\/www.youtube.com\/channel\/UCVZO49u3U4iibd-X7MmqBcQ\"]},{\"@type\":\"Person\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/ff43719a449f66e8e01db8ec5dd59931\",\"name\":\"Muhammad Tahir A.\",\"image\":{\"@type\":\"ImageObject\",\"inLanguage\":\"en-US\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/image\/\",\"url\":\"https:\/\/secure.gravatar.com\/avatar\/594f59e9a84c55ffb6fdfd7889d5faad?s=96&r=g\",\"contentUrl\":\"https:\/\/secure.gravatar.com\/avatar\/594f59e9a84c55ffb6fdfd7889d5faad?s=96&r=g\",\"caption\":\"Muhammad Tahir A.\"},\"description\":\"Doktor Hadis Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar.\",\"sameAs\":[\"Muhammad Tahir Alibe\"],\"url\":\"https:\/\/pecihitam.org\/author\/mtahir\/\"}]}<\/script>\n<!-- \/ Yoast SEO plugin. -->","yoast_head_json":{"title":"Peran dan Provokasi Media Massa Sejak Zaman Nabi Hingga Sekarang - Pecihitam.org","description":"Petunjuk al-Qur\u2019an bahwa setiap berita, media seharusnya diposisikan sebagai sesuatu yang belum dapat dibenarkan sampai berita tersebut dapat terklarifikasi","robots":{"index":"index","follow":"follow","max-snippet":"max-snippet:-1","max-image-preview":"max-image-preview:large","max-video-preview":"max-video-preview:-1"},"canonical":"https:\/\/www.pecihitam.org\/peran-dan-provokasi-media-massa\/","og_locale":"en_US","og_type":"article","og_title":"Peran dan Provokasi Media Massa Sejak Zaman Nabi Hingga Sekarang - Pecihitam.org","og_description":"Petunjuk al-Qur\u2019an bahwa setiap berita, media seharusnya diposisikan sebagai sesuatu yang belum dapat dibenarkan sampai berita tersebut dapat terklarifikasi","og_url":"https:\/\/www.pecihitam.org\/peran-dan-provokasi-media-massa\/","og_site_name":"Pecihitam.org","article_publisher":"https:\/\/www.facebook.com\/newpecihitam\/","article_author":"Muhammad Tahir Alibe","article_published_time":"2020-03-06T01:30:03+00:00","article_modified_time":"2020-03-06T01:30:14+00:00","og_image":[{"width":1024,"height":576,"url":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/03\/peran-media-scaled.jpg","type":"image\/jpeg"}],"author":"Muhammad Tahir A.","twitter_card":"summary_large_image","twitter_misc":{"Written by":"Muhammad Tahir A.","Est. reading time":"5 minutes"},"schema":{"@context":"https:\/\/schema.org","@graph":[{"@type":"Article","@id":"https:\/\/www.pecihitam.org\/peran-dan-provokasi-media-massa\/#article","isPartOf":{"@id":"https:\/\/www.pecihitam.org\/peran-dan-provokasi-media-massa\/"},"author":{"name":"Muhammad Tahir A.","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/ff43719a449f66e8e01db8ec5dd59931"},"headline":"Peran dan Provokasi Media Massa Sejak Zaman Nabi Hingga Sekarang","datePublished":"2020-03-06T01:30:03+00:00","dateModified":"2020-03-06T01:30:14+00:00","mainEntityOfPage":{"@id":"https:\/\/www.pecihitam.org\/peran-dan-provokasi-media-massa\/"},"wordCount":929,"publisher":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#organization"},"image":{"@id":"https:\/\/www.pecihitam.org\/peran-dan-provokasi-media-massa\/#primaryimage"},"thumbnailUrl":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/03\/peran-media-scaled.jpg","keywords":["peran media"],"articleSection":["Opini"],"inLanguage":"en-US"},{"@type":"WebPage","@id":"https:\/\/www.pecihitam.org\/peran-dan-provokasi-media-massa\/","url":"https:\/\/www.pecihitam.org\/peran-dan-provokasi-media-massa\/","name":"Peran dan Provokasi Media Massa Sejak Zaman Nabi Hingga Sekarang - Pecihitam.org","isPartOf":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#website"},"primaryImageOfPage":{"@id":"https:\/\/www.pecihitam.org\/peran-dan-provokasi-media-massa\/#primaryimage"},"image":{"@id":"https:\/\/www.pecihitam.org\/peran-dan-provokasi-media-massa\/#primaryimage"},"thumbnailUrl":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/03\/peran-media-scaled.jpg","datePublished":"2020-03-06T01:30:03+00:00","dateModified":"2020-03-06T01:30:14+00:00","description":"Petunjuk al-Qur\u2019an bahwa setiap berita, media seharusnya diposisikan sebagai sesuatu yang belum dapat dibenarkan sampai berita tersebut dapat terklarifikasi","breadcrumb":{"@id":"https:\/\/www.pecihitam.org\/peran-dan-provokasi-media-massa\/#breadcrumb"},"inLanguage":"en-US","potentialAction":[{"@type":"ReadAction","target":["https:\/\/www.pecihitam.org\/peran-dan-provokasi-media-massa\/"]}]},{"@type":"ImageObject","inLanguage":"en-US","@id":"https:\/\/www.pecihitam.org\/peran-dan-provokasi-media-massa\/#primaryimage","url":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/03\/peran-media-scaled.jpg","contentUrl":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/03\/peran-media-scaled.jpg","width":1024,"height":576,"caption":"peran media"},{"@type":"BreadcrumbList","@id":"https:\/\/www.pecihitam.org\/peran-dan-provokasi-media-massa\/#breadcrumb","itemListElement":[{"@type":"ListItem","position":1,"name":"Home","item":"https:\/\/pecihitam.org\/"},{"@type":"ListItem","position":2,"name":"Peran dan Provokasi Media Massa Sejak Zaman Nabi Hingga Sekarang"}]},{"@type":"WebSite","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#website","url":"https:\/\/pecihitam.org\/","name":"Pecihitam.org","description":"Suara Islam Ahlussunnah wal Jamaah","publisher":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#organization"},"potentialAction":[{"@type":"SearchAction","target":{"@type":"EntryPoint","urlTemplate":"https:\/\/pecihitam.org\/?s={search_term_string}"},"query-input":"required name=search_term_string"}],"inLanguage":"en-US"},{"@type":"Organization","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#organization","name":"Pecihitam.org","url":"https:\/\/pecihitam.org\/","logo":{"@type":"ImageObject","inLanguage":"en-US","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/logo\/image\/","url":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/07\/Logo-Pecihitam.org_.png","contentUrl":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/07\/Logo-Pecihitam.org_.png","width":2401,"height":2401,"caption":"Pecihitam.org"},"image":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/logo\/image\/"},"sameAs":["https:\/\/www.facebook.com\/newpecihitam\/","https:\/\/www.instagram.com\/pecihitam_org\/","https:\/\/id.pinterest.com\/pecihitam_org\/","https:\/\/www.youtube.com\/channel\/UCVZO49u3U4iibd-X7MmqBcQ"]},{"@type":"Person","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/ff43719a449f66e8e01db8ec5dd59931","name":"Muhammad Tahir A.","image":{"@type":"ImageObject","inLanguage":"en-US","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/image\/","url":"https:\/\/secure.gravatar.com\/avatar\/594f59e9a84c55ffb6fdfd7889d5faad?s=96&r=g","contentUrl":"https:\/\/secure.gravatar.com\/avatar\/594f59e9a84c55ffb6fdfd7889d5faad?s=96&r=g","caption":"Muhammad Tahir A."},"description":"Doktor Hadis Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar.","sameAs":["Muhammad Tahir Alibe"],"url":"https:\/\/pecihitam.org\/author\/mtahir\/"}]}},"_links":{"self":[{"href":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/43220"}],"collection":[{"href":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/posts"}],"about":[{"href":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/types\/post"}],"author":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/users\/25"}],"replies":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/comments?post=43220"}],"version-history":[{"count":0,"href":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/43220\/revisions"}],"wp:featuredmedia":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/media\/43314"}],"wp:attachment":[{"href":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/media?parent=43220"}],"wp:term":[{"taxonomy":"category","embeddable":true,"href":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/categories?post=43220"},{"taxonomy":"post_tag","embeddable":true,"href":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/tags?post=43220"}],"curies":[{"name":"wp","href":"https:\/\/api.w.org\/{rel}","templated":true}]}}