Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
{"id":43393,"date":"2020-03-06T22:44:29","date_gmt":"2020-03-06T15:44:29","guid":{"rendered":"https:\/\/pecihitam.org\/?p=43393"},"modified":"2020-03-06T22:44:30","modified_gmt":"2020-03-06T15:44:30","slug":"abu-ali-al-haddad","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/pecihitam.org\/abu-ali-al-haddad\/","title":{"rendered":"Abu Ali al-Haddad dan Pengalaman Spiritual Bersama Gurunya"},"content":{"rendered":"
PeciHitam.org –\u00a0<\/strong>Ada sebuah kisah yang menceritakan seorang pandai besi yang hidup di daerah Naisapur pada abad ke-3 Hijriah. Syaikh Abu Ali al-Haddad namanya. Beliau merupakan salah seorang murid dari Syaikh Abu Hafsh al-Haddad.<\/p>\n
Dikisahkan bahwa ketika pertama kali Syaikh Abu Ali al-Haddad datang kepada gurunya, yaitu Syaikh Abu Hafsh al-Haddad, Sang Guru memerintahkan kepadanya untuk menekuni dunia perbesian atau pekerjaan-pekerjaan seorang pandai besi.<\/p>\n
Syaikh Abu Ali al-Haddad diperintahkan agar upah dari pekerjaannya itu diberikan sepenuhnya kepada para fakir-miskin. Beliau tidak boleh mencicipi sedikit pun.<\/p>\n
Sedangkan untuk makan dan berbagai macam kebutuhan sehari-hari yang lain, beliau diperintahkan untuk menjadi seorang pengemis dengan cara meminta-minta kepada para tetangga.<\/p>\n
Perintah tersebut langsung dilaksanakan olehnya dengan penuh kesungguhan dan ketulusan. Sampai akhirnya mereka mendengar cibiran berikut: \u201cCoba perhatikan orang itu. Sungguh, betapa tamak dia. Sibuk bekerja sekaligus menjadi seorang pengemis. Tidak tahu malu.\u201d<\/p>\n
Setelah pada akhirnya mereka mengetahi bahwa hasil pekerjaan tersebut ternyata sepenuhnya diberikan kepada para fakir-miskin. Beliau mengemis sebenarnya hanya untuk menekan egonya sendiri atas perintah gurunya. Mengetahui hal itu, mereka kemudian menjadi hormat dan takzim kepadanya.<\/p>\n
Perintah Sang Guru tersebut juga sebenarnya terinspirasi dari apa yang pernah ia dapatkan dari gurunya terdahulu. Dikisahkan bahwa ketika masih muda Abu Hafs pernah jatuh cinta pada seorang gadis yang berprofesi sebagai pelayan. Abu Hafs kala itu begitu tergila-gila pada gadis itu, yang membuat hari-harinya selalu gelisah.<\/p>\n