Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
{"id":44302,"date":"2020-03-15T16:28:47","date_gmt":"2020-03-15T09:28:47","guid":{"rendered":"https:\/\/pecihitam.org\/?p=44302"},"modified":"2020-03-15T16:28:47","modified_gmt":"2020-03-15T09:28:47","slug":"tujuh-kisah-ajaib-dalam-al-quran","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/pecihitam.org\/tujuh-kisah-ajaib-dalam-al-quran\/","title":{"rendered":"Inilah Tujuh Kisah Ajaib dalam Al Quran di Luar Nalar Manusia"},"content":{"rendered":"\n
Pecihitam.org <\/strong>– Al Quran merupakan kitab suci umat Islam yang berisi firman Allah Swt. Al Quran diturunkan kepada kepada Nabi Muhammad Saw untuk menjadi pedoman, peringatan dan kabar gembira bagi umat manusia. Selain itu dalam Al Quran Allah Swt juga menceritakan kisah-kisah masa lalu agar menjadi pelajaran bagi umat.<\/p>\n\n\n\n
Tidak hanya kisah dari zaman Nabi Muhammad Saw, Allah juga mengahdirkan kisah sejak zaman Nabi Adam as, bahkan sebelum penciptaan alam semesta. Selain itu, beberapa kisah juga tidak bisa dipahami oleh nalar manusia karena hanya bisa di yakini dengan iman.<\/p>\n\n\n\n
Seperti kisah makanan yang diturunkan dari langit, hingga kisah Nabi Ibrahim yang tidak terbakar api sampai kisah nabi Sulaiman mengendarai angin. Kejadian-kejadian tersebut merupakan tanda kebesaran Allah yang wajib kita imani. Berikut adalah tujuh kisah ajaib dalam Al Quran di luar nalar manusia.<\/p>\n\n\n\n
1. Makanan yang Turun Dari Langit<\/strong><\/p>\n\n\n\n
Kisah ajaib dalam Al Quran yang pertama adalah ketika Allah Swt menurunkan makanan lezat untuk pengikut Nabi Isa As. Kisah ini terjadi ketika Nabi Isa dan kaumnya harus menghadapi tentangan dari Bani Israil yang menyimpang dari ajaran Taurat.<\/p>\n\n\n\n
Nabi Isa kemudian melakukan berdakwah ke berbagai tempat yang penuh dengan bahaya dan ancaman. Hal ini membuat Nabi Isa dan pengikutnya kesulitan bahan makanan dan sering mengalami kelaparan. Akhirnya diantara kaumnya ada yang berkata:<\/p>\n\n\n\n
\u201cYa Isa putra maryam, dapatkah Tuhan menurunkan makanan dari langit untuk kita?\u201d<\/p>\n\n\n\n
Hal ini tidak langsung dijawab oleh Nabi Isa. Beliau meminta kaumnya agar tidak berharap mukjizat dan lebih mendahulukan ikhtiar. Namun pengikutnya berkata, bahwa makanan itu hanya untuk kemantapan hati, agar mereka bisa menjalani dakwah dengan baik dengan makanan tersebut.<\/p>\n\n\n\n
Nabi Isa memahami keluhan kaumnya, dan kemudian beliau berdoa kepada Allah. Kisah ini diabadikan dalam Quran Surat Al Maidah 112-115 yang artinya:<\/p>\n\n\n\n
(Ingatlah), ketika pengikut-pengikut Isa berkata: \u201cHai Isa putera Maryam, sanggupkah Tuhanmu menurunkan hidangan dari langit kepada kami?.\u201d Isa menjawab: \u201cBertakwalah kepada Allah jika kamu betul-betul orang yang beriman.\u201d 112.<\/em><\/p>\n\n\n\n
Mereka berkata: \u201cKami ingin memakan hidangan itu dan supaya tenteram hati kami dan supaya kami yakin bahwa kamu telah berkata benar kepada kami, dan kami menjadi orang-orang yang menyaksikan hidangan itu.\u201d 113. <\/em><\/p>\n\n\n\n
Isa putera Maryam berdoa: \u201cYa Tuhan kami turunkanlah kiranya kepada kami suatu hidangan dari langit (yang hari turunnya) akan menjadi hari raya bagi kami yaitu orang-orang yang bersama kami dan yang datang sesudah kami, dan menjadi tanda bagi kekuasaan Engkau; beri rezekilah kami, dan Engkaulah pemberi rezki Yang Paling Utama.\u201d 114.<\/em><\/p>\n\n\n\n
Allah berfirman: \u201cSesungguhnya Aku akan menurunkan hidangan itu kepadamu, barangsiapa yang kafir di antaramu sesudah (turun hidangan itu), maka sesungguhnya Aku akan menyiksanya dengan siksaan yang tidak pernah Aku timpakan kepada seorangpun di antara umat manusia.\u201d (Q.S Al-Maidah 115).<\/em><\/p>\n\n\n\n
2. Hidup Kembali Setelah 100 Tahun Meninggal<\/strong><\/p>\n\n\n\n