Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
{"id":44957,"date":"2020-03-17T08:06:17","date_gmt":"2020-03-17T01:06:17","guid":{"rendered":"https:\/\/pecihitam.org\/?p=44957"},"modified":"2020-03-17T08:06:18","modified_gmt":"2020-03-17T01:06:18","slug":"tarekat-khalwatiyah","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/pecihitam.org\/tarekat-khalwatiyah\/","title":{"rendered":"Mengenal Tarekat Khalwatiyah, Menyendiri Ditempat Sepi"},"content":{"rendered":"\n
Pecihitam.org<\/strong> – Pada umumnya sebuah tarekat, namanya akan diambil dari nama sang pendirinya, seperti Qadiriyah dari Syaikh Abdul Qadir Al-Jaelani atau Naqsyabandiyah dari Baha\u2019uddin Naqsyabandi. Namun berbeda dengan Tarekat Khalwatiyah yang justru diambil dari kata \u201ckhalwat\u201d, yang artinya menyendiri untuk merenung.<\/p>\n\n\n\n
Nama ini diambil karena seringnya Syaikh Muhammad bin Ahmad bin Muhammad Karimuddin Al-Khalwat, pendiri Tarekat Khalwatiyah, menyendiri di tempat-tempat sepi.<\/p>\n\n\n\n
Tarekat Khalwatiyah merupakan cabang dari Tarekat Az-Zahidiyah, cabang dari Al-Abhariyah, dan cabang dari As-Suhrawardiyah, yang didirikan oleh Syaikh Syihabuddin Abi Hafs Umar As-Suhrawardi Al-Baghdadi (539-632 H).<\/p>\n\n\n\n
Tarekat Suhrawardiyah sendiri didirikan di Baghdad oleh Abu Najib As-Suhrawardi (w. 1167 M) dan Syihabuddin Abu Hafs Umar bin Abdullah As-Suhrawardi (1145-1234 M). Mereka juga sering menyebut dirinya golongan Shiddiqiyah, karena mereka berasal dari keturunan khalifah kedua, Abu Bakar As- Shiddiq.<\/p>\n\n\n\n
Tarekat Suhrawardiyah ini sangat besar pengaruhnya di Afghanistan dan India. Cabang-cabangnya yang terkenal antara lain Jalaliyah, Jamaliyah, Rawsaniyah, Safawiyah, Zainiyah, dan Khalwatiyah sendiri.<\/p>\n\n\n\n
Dalam perkembangannya yang pesat, Tarekat Khalwatiyah juga melahirkan cabang-cabangnya. Seperti di Anatolia Asia Kecil: Jarrahiyah, Ighithashiyah, Usysyaqiyah, Niyaziah, Sunbuliyah, Syamaiyah, Gulsaniyah dan Syujaiyah. Di Mesir: Daifiyah, Hafnawiyah, Saba\u2019iyah, Sawiah Dardiyah, dan Magaziyah di Nubia, Hijaz dan Somalia: Salihiyah dan Indonesia: Khalwatiyah Yusuf dan Khalwatiyah Samman.<\/p>\n\n\n\n
Tarekat Khalwatiyah berkembang secara luas di Mesir. la dibawa oleh Musthafa bin Kamaluddin bin Ali Al-Bakri As-Shiddiqi, seorang penyair sufi asal Damaskus, Syiria. Ia mengambil tarekat tersebut dari gurunya yang bernama Syaikh Abdul Latif bin Syaikh Husamuddin Al-Halabi.<\/p>\n\n\n\n
Begitu pesatnya perkembangan tarekat ini di Mesir, tak heran jika Musthafa Al-Bakri sampai dianggap sebagai pemikir Khalwatiyah oleh para pengikutnya. Karena selain aktif menyebarkan ajaran Khalwatiyah ia juga banyak melahirkan karya sastra sufistik. Di antara karyanya yang terkenal adalah Tasliyatul Ahzan (Pelipur Duka).<\/p>\n\n\n\n
Musthafa Al-Bakri sejak kecil dikenal sebagai seorag zahid yang cerdas. Menurut salah satu bukunya, Al-Bakri menceritakan, bahwa dirinya pernah mengalami hidup sebatang kara, sebab ketika berumur dua tahun, ayah dan ibunya bercerai.<\/p>\n\n\n\n
Al Bakri kemudian tinggal bersama ayahnya setelah ibunya kawin lagi dengan lelaki lain. Al-Bakri juga menyatakan, secara nasab keturunan, ayahnya masih memiliki jalur sampai kepada Khalifah Abu Bakar As-Shiddiq. Sedangkan dari sisi ibunya, nasabnya sampai cucu Rasulullah saw dari Al-Husain, putra Khalifah Sayyidina Ali bin Abi Thalib.<\/p>\n\n\n\n
Musthafa Al-Bakri sering berkeliling, terutama ke negeri- negeri yang ada di kawasan Timur Tengah. Tujuannya adalah untuk menambah wawasan dan pengetahuan, serta belajar pada guru-guru yang dianggapnya memiliki ilmu tinggi.<\/p>\n\n\n\n
Dari, kampung halamannya Damaskus , ia pergi ke kota Quds di Palestina, kemudian ke Tripoli (Libanon Utara), ke kota Akka dan kemudian singgah di kota Sidon atau Shaida. Setelah menikah dengan sepupunya tahun 1141 H, ia melanjutnya perjalanannya ke Makkah Al-Mukarramah sambil menunaikan ibadah haji. Di sana, ia banyak melakukan kontemplasi untuk memperdalam pengalaman batinnya.<\/p>\n\n\n\n
Setelah tinggal beberapa lama di Makkah, ia melanjutkan perjalannya ke Mesir. Kemudian kembali ke Quds dan Irak (Baghdad dan Bashrah). Tak lama, ia kembali pergi ke Makkah untuk berhaji yang terakhir kalinya. Tahun 1161 H, ia pergi ke Mesir dan menetap di sana hingga wafat setahun kemudian.<\/p>\n\n\n\n
Di Mesir inilah, ia banyak berdakwah melalui Tarekat Khalwatiyah yang diambil dari gurunya, Syaikh Abdul Latif bin Husamuddin Al-Halabi. Tarekat Khalwatiyah nampaknya telah banyak memberi pengaruh pada pemikiran pun amaliyah Al-Bakri sehari-hari. Sehingga dari sekitar 200 karya Al-Bakri, sebagian di antaranya banyak berupa amaliyah praktis.<\/p>\n\n\n\n
Terekat Khalwatiyah Masuk ke Indonesia<\/strong><\/h4>\n\n\n\n
Tarekat ini masuk ke Indonesia melalui dua jalur:<\/p>\n\n\n\n