PeciHitam.org – <\/strong>Basmallah<\/em>, kalimat Maha agung dan sangat familiar <\/em>bagi Muslim. Memang Bismillahi ar-Rahman ar-Rahim <\/em>atau terkenal pula dengan kata Tasmiyah. <\/em><\/p>\n

Kalimat keramat <\/em>ini mengawali setiap surat dalam Al-Quran, kecuali dalam surah<\/em> at-Taubah. Larangan pembacaan Basmallah dalam surah at-Taubah menjadi kesepakatan pada Ulama.<\/p>\n

Bahkan dalam surat al-Fatihah<\/a>, pendapat mayoritas atau jumhur <\/em>Ulama, Basmallah menjadi bagian surat yang berjumlah 7 ayat tersebut.<\/p>\n

Kekeramatan\/<\/em> kekhususan bagaimana yang terkandung dalam Basmallah sehingga menjadi pembuka hampir keseluruhan surat yang ada dalam Al-Quran?<\/p>\n

Beberapa keistimewaan Basmallah bisa dianalisis melalui aspek tata bahasa atau qawaid<\/em> maupun secara balaghiah\/ <\/em>kesastraan. Dari segi tata bahasa atau qawaid, <\/em>keistimewaan Basmallah terletak pada penyebutan tidak eksplisit pada Subyek dan Predikat sehingga menyebabkan fleksibilitas pada lafadz Basmallah. <\/em><\/p>\n

Bahasa Arab membahas, sebuah kata sempurna dan berfaidah secara bahasa serta diakui sebagai sebuah kalimat jika minimal tersusun oleh fiil <\/em>(Kata Kerja\/ predikat) dan fail <\/em>(Subyek).<\/p>\n

Keduanya tidak dapat\u00a0 dipisahkan satu sama lain. Kaitannya dalam lafadz Basmallah, penyebutan yang tidak langsung\u00a0 fiil <\/em>dan fail <\/em>menimbulkan kebebasan pembaca dalam menambahkan kalimat yang beraneka ragam di depannya. Oleh karena itu, keseluruhan kata yang baik bisa menjadi fiil <\/em>dan fail <\/em>mengawali lafadz Basmallah.<\/p>\n

Kitab karangan Syaikh Durmudji Ibrahim yang berjudul Muradan al-Ajurumiyah <\/em>serta dalam Irab<\/em>nya Basmallah dijelaskan pada garis besarnya bahwa;<\/p>\n

\u0628\u0633\u0645 \u0627\u0644\u0644\u0647 (\u0627\u0644\u0628\u0627\u0621) \u062d\u0631\u0641 \u062c\u0631 (\u0627\u0633\u0645) \u0645\u062c\u0631\u0648\u0631 \u0628\u0627\u0644\u0628\u0627\u0621-\u0645\u0636\u0627\u0641 (\u0627\u0644\u0644\u0647) \u0645\u0636\u0627\u0641 \u0627\u0644\u064a\u0647 \u0645\u062c\u0631\u0648\u0631 \u0628\u0627\u0644\u0645\u0636\u0627\u0641\u060c \u0628\u0633\u0645 \u0627\u0644\u0644\u0647 \u0627\u0644\u0631\u062d\u0645\u0646 \u0627\u0644\u0631\u062d\u064a\u0645 \u0645\u062a\u0645\u0645 \u0645\u0646 \u0627\u0644\u062c\u0645\u0644\u0629 \u0627\u0644\u0645\u062d\u062f\u0648\u0641\u0629 \u062a\u0642\u062f\u064a\u0631\u0647 \u0623\u0623\u0644\u0641\u060c \u0623\u0623\u0644\u0641 \u0641\u0639\u0644 \u0648\u0641\u0627\u0639\u0644\u0647.<\/strong><\/p>\n

Bismillah, Huruf <\/em>\u00a0(\u0627\u0644\u0628\u0627\u0621)adalah bagian dari Huruf Jar. Kata (<\/em>\u0627\u0633\u0645) di<\/em>–<\/em>J<\/em>e<\/em>r<\/em>–<\/em>k<\/em>an oleh Huruf <\/em>(\u0627\u0644\u0628\u0627\u0621) dan <\/em>letaknya menjadi<\/em> Mudlaf. Kata <\/em>(\u0627\u0644\u0644\u0647) berposisi sebagai Mudlaf\u00a0 Ilaih dan di-j<\/em>e<\/em>r-kan oleh Mudlaf. Bismillahi- ar-Rahmani ar-Rahimi hanya sebagai pelengkap dari sebuah Kalimat sempurna yang dibuang. <\/em>K<\/em>alimat<\/em> yang dihilangkan<\/em> tersebut bisa dibuat analogi, yaitu saya <\/em>Menyusun<\/em>\/ mengarang sebuah Kitab (<\/em>\u0623\u064f\u0623\u064e\u0644\u0651\u0650\u0641\u064f). Saya menulis\/ mengarang sebuah Kitab berposisi sebagai Subyek dan Predikat.<\/em><\/p>\n

Keterangan kata saya menulis\/ mengarang sebuah Kitab (<\/em>\u0623\u064f\u0623\u064e\u0644\u0651\u0650\u0641\u064f)<\/em> adalah sebuah bukti fleksibilitas Basmallah atau kelenturan dalam menggunakan kata Basmallah.<\/p>\n

Apakah boleh kita meletakan sebuah kalimat \u201cSaya Memulai Bercocok Tanam\u201d, \u201cSaya Minum\u201d, \u201cSaya Mengajar Siswa\u201d, \u201cSaya Belajar Bahasa\u201d di depan Basmallah? <\/em><\/p>\n

Hal tersebut tidak perlu dijawab, karena secara tata bahasa diperbolehkan dan sangat cocok jika dilanjutkan dengan kata Basmallah. Sehingga artinya secara lengkap menjadi;<\/p>\n

\u201cSaya Memulai Bercocok Tanam dengan menyebut Nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang\u201d,<\/p>\n

\u201cSaya Minum dengan menyebut Nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang\u201d,<\/p>\n

\u201cSaya Mengajar Siswa dengan menyebut Nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang\u201d,<\/p>\n

\u201cSaya Belajar Matematika dengan menyebut Nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang\u201d.<\/p>\n

Kecocokan semua kegiatan masuk di depan lafadz Basmallah<\/em> menandakan, kalimat ini sangat luas pemaknaanya dan sangat bersifat rahman-rahim <\/em>bagi seluruh Muslim.<\/p>\n

Dan implikasi setiap kegiatan yang dilakukan oleh seorang muslim akan selalu mendapat naungan dari Tuhan yang Maha Menjaga.<\/p>\n

Muslim disini bukan hanya umat Nabi Muhammad saja yang menggunakan tasmiyah <\/em>ini. Sampai-sampai Nabi Sulaiman AS, pernah menggunakan kata ini untuk bersurat kepada Ratu Bilqis. Sebagaimana diterangkan dalam surah <\/em>an-Naml ayat 30;<\/p>\n

\u0625\u0650\u0646\u0651\u064e\u0647\u064f \u0645\u0650\u0646\u0652 \u0633\u064f\u0644\u064e\u064a\u0652\u0645\u064e\u0627\u0646\u064e \u0648\u064e\u0625\u0650\u0646\u0651\u064e\u0647\u064f \u0628\u0650\u0633\u0652\u0645\u0650 \u0627\u0644\u0644\u0651\u064e\u0647\u0650 \u0627\u0644\u0631\u0651\u064e\u062d\u0652\u0645\u064e\u0646\u0650 \u0627\u0644\u0631\u0651\u064e\u062d\u0650\u064a\u0645\u0650 (\u0663\u0660)<\/strong><\/p>\n

\u201cSesungguhnya surat itu, dari SuIaiman dan Sesungguhnya (isi)nya: “Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang (Qs. An-Naml: 30)\u201d<\/em><\/p>\n

Surat tulisan Nabi Sulaiman AS kepada Bilqis adalah bertujuan Dakwah. Bahwa dalam segala sesuatu hendaknya mengkaitkan diri dengan Dzat yang Maha pengasih dan penyayang yaitu Allah.<\/p>\n

Dasar ini yang harus diabadikan sebagai pengingat setiap kegiatan harus menyebut kepada Allah yang Maha Berkuasa. Ash-Shawabu Lillah<\/em><\/p>\n","protected":false},"excerpt":{"rendered":"

PeciHitam.org – Basmallah, kalimat Maha agung dan sangat familiar bagi Muslim. Memang Bismillahi ar-Rahman ar-Rahim atau terkenal pula dengan kata Tasmiyah. Kalimat keramat ini mengawali setiap surat dalam Al-Quran, kecuali dalam surah at-Taubah. Larangan pembacaan Basmallah dalam surah at-Taubah menjadi kesepakatan pada Ulama. Bahkan dalam surat al-Fatihah, pendapat mayoritas atau jumhur Ulama, Basmallah menjadi bagian […]<\/p>\n","protected":false},"author":16,"featured_media":45363,"comment_status":"closed","ping_status":"closed","sticky":false,"template":"","format":"standard","meta":{"footnotes":""},"categories":[6],"tags":[10654,10656,10655],"yoast_head":"\n