Pecihitam.org<\/strong> – Ada beberapa kondisi dimana aktivitas seksual itu dilarang bagi suami. Seperti ketika istri sedang dalam keadaan puasa fardu, ihram, umrah atau haji, sedang haid atau nifas dan sebagainya. Lantas, bagaimana hukum jimak ketika sang istri sedang istihadhah? <\/p>\n\n\n\n Istihadhah adalah darah kotor yang keluar dari rahim di luar hari-hari haid dan nifas, atau dengan kata lain, darah selain haid dan nifas yang berasal dari rahim wanita. Terkait dengan hukum jimak ketika istri sedang masa istihadah, ada dua pendapat.<\/p>\n\n\n\n Bersetubuh dengan istri yang sedang mengeluarkan darah istihadah hukumnya boleh dan tidak ada kemakruhan dalam hal ini. Pendapat ini dikatakan oleh jumhur ulama\u2019 baik dari kalangan sahabat, tabiin maupun imam madzhab. Mereka memiliki dasar yang kuat, di antaranya adalah:<\/p>\n\n\n\n Pertama,<\/strong> darah istihadah adalah bukan darah haid. Sehingga, darah istihadah tidak bisa disamakan dengan hukumnya darah haid. Sebagaimana jelas disabdakan oleh Rasulullah saw.<\/p>\n\n\n\n \u0625\u0646\u0645\u0627 \u0630\u0644\u0643 \u0639\u0631\u0642 \u0648\u0644\u064a\u0633 \u0628\u0627\u0644\u062d\u064a\u0636\u0629<\/strong><\/p>\n\n\n\n Darah istihadah itu hanyalah keringat (suci), bukan (seperti) darah haid\u201d (HR. Al Bukhari dan Muslim).<\/em><\/p>\n\n\n\n Kedua,<\/strong> penyakit atau gangguan yang ditimbulkan saat bersetubuh dengan istri yang haid tidak berlaku saat bersetubuh dengan istri yang istihadah.<\/p>\n\n\n\n Ketiga,<\/strong> Istihadah itu dihukumi suci, oleh karena itu bagi wanita yang mengeluarkan darah istihadah ia tetap wajib melakukan semua ibadah seperti salat dan puasa. Mak dari itu, bersetubuh dengan suamipun boleh baginya, karena posisinya sama dengan wanita yang suci.<\/p>\n\n\n\nPendapat pertama mengatakan boleh<\/strong><\/h4>\n\n\n\n