Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
{"id":46561,"date":"2020-03-23T20:49:56","date_gmt":"2020-03-23T13:49:56","guid":{"rendered":"https:\/\/pecihitam.org\/?p=46561"},"modified":"2020-03-23T20:49:56","modified_gmt":"2020-03-23T13:49:56","slug":"surah-al-hajj-ayat-32-33-terjemahan-dan-tafsir-al-quran","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/pecihitam.org\/surah-al-hajj-ayat-32-33-terjemahan-dan-tafsir-al-quran\/","title":{"rendered":"Surah Al-Hajj Ayat 32-33; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an"},"content":{"rendered":"\n

Pecihitam.org<\/strong> – Kandungan Surah Al-Hajj Ayat 32-33 ini, menerangkan bahwa ditegaskan bahwa binatang kurban itu dapat diambil manfaatnya sebelum disembelih, yaitu dapat digunakan sebagai kendaraan dalam perjalanan menuju tanah suci, dapat diminum air susunya dan sebagainya. Setelah disembelih bulunya dapat dimanfaatkan, dagingnya dapat dimakan, disedekahkan kepada fakir dan miskin<\/p>\n\n\n\n

Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an<\/a> Surah Al-Hajj Ayat 32-33<\/p>\n\n\n\n

Surah Al-Hajj Ayat 32
\u0630\u064e\u0670\u0644\u0650\u0643\u064e \u0648\u064e\u0645\u064e\u0646\u0652 \u064a\u064f\u0639\u064e\u0638\u0651\u0650\u0645\u0652 \u0634\u064e\u0639\u064e\u0627\u0626\u0650\u0631\u064e \u0627\u0644\u0644\u0651\u064e\u0647\u0650 \u0641\u064e\u0625\u0650\u0646\u0651\u064e\u0647\u064e\u0627 \u0645\u0650\u0646\u0652 \u062a\u064e\u0642\u0652\u0648\u064e\u0649 \u0627\u0644\u0652\u0642\u064f\u0644\u064f\u0648\u0628\u0650<\/strong><\/p>\n\n\n\n

Terjemahan<\/strong>: Demikianlah (perintah Allah). Dan barangsiapa mengagungkan syi’ar-syi’ar Allah, maka sesungguhnya itu timbul dari ketakwaan hati.<\/p>\n\n\n\n

Tafsir Jalalain<\/strong>: \u0630\u064e\u0670\u0644\u0650\u0643\u064e<\/strong> (Demikianlah) perintah itu \u0648\u064e\u0645\u064e\u0646\u0652 \u064a\u064f\u0639\u064e\u0638\u0651\u0650\u0645\u0652 \u0634\u064e\u0639\u064e\u0627\u0626\u0650\u0631\u064e \u0627\u0644\u0644\u0651\u064e\u0647\u0650 \u0641\u064e\u0625\u0650\u0646\u0651\u064e\u0647\u064e\u0627<\/strong> (dan barang siapa mengagungkan syiar-syiar Allah, maka sesungguhnya hal itu) mengagungkan syiar-syiar Allah, yaitu menyembelih hewan kurban untuk tanah suci, seumpamanya hewan kurban itu dipilih yang baik dan digemukkan terlebih dahulu \u0645\u0650\u0646\u0652 \u062a\u064e\u0642\u0652\u0648\u064e\u0649 \u0627\u0644\u0652\u0642\u064f\u0644\u064f\u0648\u0628\u0650<\/strong> (timbul dari ketakwaan hati) dalam diri mereka. <\/p>\n\n\n\n

Hewan-hewan kurban itu dinamakan Sya’aair disebabkan kesyiarannya yakni kesemarakannya, disebabkan hewan-hewan tersebut telah diberi tanda yang menunjukkan, bahwa mereka untuk dikurbankan, yaitu seperti dicap dengan besi panas pada punggungnya, sehingga menambah semaraknya suasana hari raya.<\/p>\n\n\n\n

Tafsir Ibnu Katsir: Allah Ta\u2019ala berfirman: \u201cInilah, \u0648\u064e\u0645\u064e\u0646\u0652 \u064a\u064f\u0639\u064e\u0638\u0651\u0650\u0645\u0652 \u0634\u064e\u0639\u064e\u0627\u0626\u0650\u0631\u064e \u0627\u0644\u0644\u0651\u064e\u0647\u0650<\/strong> (\u201cDan barangsiapa mengagungkan syi\u2019ar-syi\u2019ar Allah,\u201d) yaitu perintah-perintah-Nya: \u0641\u064e\u0625\u0650\u0646\u0651\u064e\u0647\u064e\u0627 \u0645\u0650\u0646\u0652 \u062a\u064e\u0642\u0652\u0648\u064e\u0649 \u0627\u0644\u0652\u0642\u064f\u0644\u064f\u0648\u0628\u0650 <\/strong>(\u201cMaka sesungguhnya itu timbul dari ketakwaan hati,\u201d) diantaranya ialah membesarkan tubuh binatang-binatang hadiah dan binatang sembelihan.\u201d Sebagaimana Hakam berkata, dari Miqsam, dari Ibnu `Abbas: \u201cMembesarkannya ialah menggemukkan dan memperindahnya.\u201d<\/p>\n\n\n\n

Ibnu Abi Hatim berkata dari Ibnu ‘Abbas tentang ayat: \u0630\u064e\u0670\u0644\u0650\u0643\u064e \u0648\u064e\u0645\u064e\u0646\u0652 \u064a\u064f\u0639\u064e\u0638\u0651\u0650\u0645\u0652 \u0634\u064e\u0639\u064e\u0627\u0626\u0650\u0631\u064e \u0627\u0644\u0644\u0651\u064e\u0647\u0650 <\/strong>(\u201cDemikianlah, dan barangsiapa mengagungkan syi \u2018ar-syi\u2019ar Allah,\u201d) ia berkata: \u201cMenggemukkan, memperindah dan memperbesar.\u201d Abu Umamah berkata, dari Sahl: \u201cDahulu, kami menggemukkan binatang-binatang kurban di Madinah dan orang-orang muslim pun menggemukkan-nya.\u201d (HR. Al-Bukhari)<\/p>\n\n\n\n

Dan Abu Hurairah, bahwa Rasulullah bersabda: \u201cDarah putih lebih dicintai Allah dari pada darah hitam.\u201d (HR. Ahmad dan Ibnu Majah).<\/p>\n\n\n\n

Mereka berkata: \u201cAl-\u2018ufara\u2019 adalah putih yang tidak terlalu putih.\u201d Yang putih lebih utama dari yang lainnya. Akan tetapi warna yang lain dapat digunakan. Sebagaimana yang tercantum di dalam Shahih al-Bukhari dari Anas, bahwa Rasulullah menyembelih kurban dua domba yang gemuk dan bertanduk.<\/p>\n\n\n\n

Dari Abu Said, bahwa Rasulullah saw. menyembelih satu domba dan bermata tajam yang (domba tersebut) dapat makan di kegelapan, melihat di kegelapan dan (juga) berjalan di kegelapan, (HR. Ahlus Sunan dan dishahihkan oleh at-Tirmidzi) -yaitu, adanya warna hitam pada domba tersebut. Di dalam Sunan Ibni Majah, dari Abu Rafi\u2019 bahwa Rasulullah saw. berkurban dua ekor kibasy yang besar, gemuk, bertanduk, halus dan dua buah dzakamya tidak berfungsi.<\/p>\n\n\n\n

Demikian pula diriwayatkan oleh Abu Dawud dan Ibnu Majah, dari Jabir, Rasulullah saw. berkurban dua ekor kibasy yang bertanduk, halus dan dua buah dzakarnya tidak berfungsi. Satu pendapat mengatakan: \u201cKeduanya adalah binatang yang dua buah dzakarnya tidak berfungsi.\u201d Sedangkan pendapat lain mengatakan: \u201cYaitu ,dua buah dzakamya keras, dan tidak dipotong keduanya.\u201d Wallahu a\u2019lam.<\/p>\n\n\n\n

Ali ra. berkata: \u201cRasulullah memerintahkan kami untuk meneliti mata dan telinga serta tidak berkurban dengan binatang yang telinga depannya terputus, ekornya terputus, telinganya terputus panjang dan robek.\u201d (HR. Ahmad dan Ahlus Sunan serta dishahihkan oleh at-Tirmidzi.)<\/p>\n\n\n\n

Dari riwayat mereka pula, bahwa Rasulullah melarang untuk berkurban dengan binatang yang tanduk dan telinganya yang pecah. Said bin al-Musayyab berkata: Al-adhba adalah setengah atau lebih.\u201d Sebagian ahli bahasa berkata: \u201cJika tanduknya pecah di bagian atas, disebut Qashma. Sedangkan al-\u2018adhba adalah tanduknya pecah di bagian bawah. Telinga yang \u2018adhba adalah terputus sebagiannya.\u201d<\/p>\n\n\n\n

Menurut Imam asy-Syafi\u2019i, bahwa berkurban dengan semua itu mencukupi, akan tetapi makruh. Sedangkan Ahmad berkata: \u201cBerkurban tidak cukup dengan binatang yang tanduk dan kupingnya \u2018adhba.\u201d Malik berkata: \u201cJika darah mengalir dari tanduk, maka tidak mencukupi, jika darah tidak mengalir, maka mencukupi.\u201d Wallahu a\u2019lam.<\/p>\n\n\n\n

Sedangkan muqaabalah adalah binatang yang terputus telinga depannya, mudaabarah adalah binatang yang terputus telinga bagian belakangnya dan syarqaa\u2019 adalah binatang yang terputus telinganya memanjang. Dikatakan oleh Imam asy-Syafi\u2019i dan al-Ashma\u2019i, adapun al-kharqaa\u2019 adalah binatang yang ditandai dengan lubang bundar (sobek) pada telinga. <\/p>\n\n\n\n

Al-Barra berkata, Rasulullah bersabda: \u201cEmpat jenis binatang yang tidak dapat dijadikan binatang kurban; sebelah mata yang benar-benar nyata kebutaannya, sakit yang benar-benar nyata sakitnya, pincang yang benar-benar nyata kepincangannya dan kurus yang tidak berlemak.\u201d (HR. Ahmad dan Ahlus Sunan serta dishahihkan at-Tirmidzi). <\/p>\n\n\n\n

Cacat-cacat ini mengurangi daging karena kelemahan dan tidak sempurnanya pemeliharaan. Untuk itu, tidak mencukupi dalam pelaksanaan kurban menurut Imam asy-Syafi\u2019i dan imam-imam yang lain, sebagaimana dhahir hadits.<\/p>\n\n\n\n

Pendapat Imam asy-Syafi\u2019i berbeda tentang binatang yang sakitnya ringan, yang terbagi menjadi dua pendapat. Abu Dawud meriwayatkan Utbah bin Abdus Sulami bahwa Rasulullah melarang binatang mushfirah, musta-shilah, al-bukhqaa\u2019, al-musyii\u2019ah dan al-kasiirah. Al-musfirah menurut satu pendapat adalah kurus, menurut pendapat lain: robek telinganya. <\/p>\n\n\n\n

Musta-shilah adalah pecah tanduknya, al-bukhqaa\u2019 adalah buta sebelah, al-musyii\u2019ah adalah yang selalu dikumpulkan di belakang kambing dan dia tidak dapat mengikuti karena lemah (kambing yang lemah), dan al-kasiirah adalah pincang. Semua itu tidak mencukupi dalam berkurban. Bila cacat tersebut tidak terlihat setelah penentuan kurban, maka tidak masalah menurut Imam asy-Syafi\u2019i, berbeda dengan pendapat Abu Hanifah.<\/p>\n\n\n\n

Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu Sa\u2019id, ia berkata: \u201cAku membeli kambing yang aku berkurban dengannya, tapi kambing itu diambil serigala beberapa bagian. Lalu aku bertanya kepada Nabi saw, maka beliau bersabda: Berkurbanlah dengannya.\u2019\u201d Karena itu, terdapat hadits bahwasanya Nabi memerintahkan kita untuk memeriksa mata dan telinga kambing, atau dengan kata lain, hadyu (binatang untuk kurban\/dam haji atau umrah) itu dengan binatang yang gemuk, bagus dan berharga sebagaimana diriwayatkan Imam Ahmad dan Abu Dawud dariAbdullah bin Umar ra, <\/p>\n\n\n\n

ia berkata: \u201c\u2019Umar memotong hadyu dengan binatang yang sangat baik\/mahal, ia telah memberikan untuk itu 300 dinar. Lalu ia mendatangi Nabi saw. dan berkata: \u2018Ya Rasulullah, aku berkurban dengan binatang yang baik sekali, aku telah memberikan untuk itu 300 dinar. Apakah aku jual saja dan uangnya aku belikan unta?\u2019 Beliau bersabda: Tidak, potonglah untuk kurban itu saja.\u2019\u201d<\/p>\n\n\n\n

Adh-Dhahhak berkata dari Ibnu Abbas bahwa budna (unta) termasuk syi\u2019ar-syi\u2019ar Allah. Muhammad bin Abi Musa berkata: \u201cWukuf, Muzdalifah, melontar, mencukur dan budna (unta) termasuk syi\u2019ar Allah.\u201d IbnuUmar berakta: \u201cSyi\u2019ar terbesar adalah Baitullah.\u201d<\/p>\n\n\n\n

Tafsir Kemenag<\/strong>: Siapa yang menghormati syiar-syiar Allah, memilih binatang kurban yang baik, gemuk dan besar, maka sesungguhnya yang demikian adalah perbuatan orang yang benar-benar takwa kepada Allah dan perbuatan yang berasal dari hati sanubari orang yang mengikhlaskan ketaatannya kepada Allah.<\/p>\n\n\n\n

Dalam hadis diterangkan binatang yang biasa disembelih para sahabat. Dari Abu Umamah bin Sahal, “Kami menggemukan hewan kurban di Medinah, dan kaum Muslimin mengemukkannya pula.” (Riwayat al-Bukhari)<\/p>\n\n\n\n

Dan hadis Nabi Muhammad saw: Dari al-Bara, ia berkata telah bersabda Rasulullah saw, “Empat macam yang tidak boleh ada pada binatang kurban, yaitu yang buta matanya sebelah, yang jelas kebutaannya, yang sakit dan jelas sakitnya, yang pincang dan jelas pincangnya dan yang patah kakinya, dan yang tidak dapat membersihkan diri (yang parah).”(Riwayat al-Bukhari dan Ahmad).<\/p>\n\n\n\n

Tafsir Quraish Shihab: Barangsiapa yang mengagungkan agama Allah, amalan-amalan ibadah haji dan binatang korban yang disediakan untuk fakir miskin di Tanah Haram, memilih yang besar, gemuk dan tidak cacat, maka ia benar- benar telah tertakwa kepada Allah. Hal itu disebabkan karena pengagungan itu adalah salah satu perwujudan dari ketakwaan orang yang beriman, juga sebagai salah satu tanda keikhlasan.<\/p>\n\n\n\n

Surah Al-Hajj Ayat 33
\u0644\u064e\u0643\u064f\u0645\u0652 \u0641\u0650\u064a\u0647\u064e\u0627 \u0645\u064e\u0646\u064e\u0627\u0641\u0650\u0639\u064f \u0625\u0650\u0644\u064e\u0649\u0670 \u0623\u064e\u062c\u064e\u0644\u064d \u0645\u064f\u0633\u064e\u0645\u0651\u064b\u0649 \u062b\u064f\u0645\u0651\u064e \u0645\u064e\u062d\u0650\u0644\u0651\u064f\u0647\u064e\u0627 \u0625\u0650\u0644\u064e\u0649 \u0627\u0644\u0652\u0628\u064e\u064a\u0652\u062a\u0650 \u0627\u0644\u0652\u0639\u064e\u062a\u0650\u064a\u0642\u0650<\/strong><\/p>\n\n\n\n

Terjemahan<\/strong>: Bagi kamu pada binatang-binatang hadyu itu ada beberapa manfaat, sampai kepada waktu yang ditentukan, kemudian tempat wajib (serta akhir masa) menyembelihnya ialah setelah sampai ke Baitul Atiq (Baitullah).<\/p>\n\n\n\n

Tafsir Jalalain<\/strong>: \u0644\u064e\u0643\u064f\u0645\u0652 \u0641\u0650\u064a\u0647\u064e\u0627 \u0645\u064e\u0646\u064e\u0627\u0641\u0650\u0639\u064f <\/strong>(Bagi kalian pada binatang-binatang hadyu itu ada beberapa manfaat) seperti menjadikannya sebagai hewan kendaraan dan untuk mengangkut barang-barang selagi hal itu tidak membuatnya bahaya atau cacat \u0625\u0650\u0644\u064e\u0649\u0670 \u0623\u064e\u062c\u064e\u0644\u064d \u0645\u064f\u0633\u064e\u0645\u0651\u064b\u0649<\/strong> (sampai pada waktu yang ditentukan) yaitu waktu disembelih sebagai hewan kurban \u062b\u064f\u0645\u0651\u064e \u0645\u064e\u062d\u0650\u0644\u0651\u064f\u0647\u064e\u0627<\/strong> (kemudian tempat wajib serta akhir masa penyembelihannya) tempat diperbolehkan menyembelihnya \u0625\u0650\u0644\u064e\u0649 \u0627\u0644\u0652\u0628\u064e\u064a\u0652\u062a\u0650 \u0627\u0644\u0652\u0639\u064e\u062a\u0650\u064a\u0642\u0650<\/strong> (ialah setelah sampai ke Baitul Atiq) yaitu maksudnya di semua tanah suci.<\/p>\n\n\n\n

Tafsir Ibnu Katsir<\/strong>: Firman-Nya: lakum fiiHaa manaafi\u2019a (\u201cBagi kamu pada binatang-binatang hadyu itu ada beberapa manfaat,\u201d) yaitu bagi kalian pada binatang-binatang itu beberapa manfaat; seperti susu, bulu kasar, bulu halus, rambut dan mengendarainya hingga batas yang ditentukan.<\/p>\n\n\n\n

Miqsam berkata dari Ibnu `Abbas tentang firman-Nya: \u201cBagi kamu pada binatang-binatang hadyu itu ada beberapa manfaat, sampai kepada waktu yang ditentukan,\u201d selama belum dinamakan \u201cal-budna (binatang yang gemuk untuk kurban).\u201d<\/p>\n\n\n\n

Mujahid berkata tentang firman-Nya: \u0644\u064e\u0643\u064f\u0645\u0652 \u0641\u0650\u064a\u0647\u064e\u0627 \u0645\u064e\u0646\u064e\u0627\u0641\u0650\u0639\u064f \u0625\u0650\u0644\u064e\u0649\u0670 \u0623\u064e\u062c\u064e\u0644\u064d \u0645\u064f\u0633\u064e\u0645\u0651\u064b\u0649 <\/strong>(\u201cBagi kamu pada binatang-binatang hadyu itu ada beberapa manfaat, sampai kepada waktu yang ditentukan,\u201d) yaitu kendaraan, susu dan anak. Jika binatang-binatang itu dinamai \u201cbudna atau hadyu,\u201d maka hilanglah semua itu. Demikian yang dikatakan oleh \u2018Atha\u2019, adh-Dhahhak, Qatadah dan selain mereka. <\/p>\n\n\n\n

Ulama lain berkata: \u201cBahkan boleh dimanfaatkan, sekalipun binatang hadyu jika ia membutuhkan. Sebagaimana tercantum di dalam ash-Shahihain dari Anas, bahwa Rasulullah melihat seorang laki-laki menuntun seekor unta, beliau berkata: \u201cNaikilah!\u201d Laki-laki itu menjawab: \u201cDia adalah budna.\u201d<\/p>\n\n\n\n

Nabi berkata lagi: \u201cNaiki saja!\u201d, pada kata-kata yang kedua atau yang ketiga. Dan didalam riwayat Muslim dari Jabir ra. bahwa Rasulullah bersabda: \u201cNaikilah dengan baik, jika engkau membutuhkannya.\u201d<\/p>\n\n\n\n

Syu\u2019bah bin Zuhair berkata bahwa `Ali melihat seorang laki-laki menuntun seekor unta dan anaknya. Maka \u2018Ali berkata: \u201cJanganlah engkau minum susunya kecuali apa yang lebih dari anaknya. Jika pada hari raya kurban, maka sembelihlah unta dan anaknya itu.\u201d<\/p>\n\n\n\n

Firman-Nya: \u062b\u064f\u0645\u0651\u064e \u0645\u064e\u062d\u0650\u0644\u0651\u064f\u0647\u064e\u0627 \u0625\u0650\u0644\u064e\u0649 \u0627\u0644\u0652\u0628\u064e\u064a\u0652\u062a\u0650 \u0627\u0644\u0652\u0639\u064e\u062a\u0650\u064a\u0642\u0650<\/strong> (\u201cKemudian tempat wajib menyembelihnya ialah setelah sampai ke Baitul Atiq,\u201d) yaitu tempat pemotongan binatang hadyu, dan berakhirnya adalah setelah sampai ke Baitul `Atiq, yaitu Ka\u2019bah, sebagaimana Allah Ta\u2019ala berfirman: Hadyam baalighal ka\u2019bati (\u201cSebagai Hadyu yang dibawa sampai ke Ka\u2019bah.\u201d) (QS. Al-Maa-idah: 95).<\/p>\n\n\n\n

Ibnu Juraij berkata dari Atha\u2019 bahwa Ibnu Abbas berkata: \u201cSetiap orang yang melakukan thawaf di Ka\u2019bah, maka ia telah tahallul.\u201d Allah Ta\u2019ala berfirman, \u201cKemudian tempat wajib menyembelihnya ialah setelah sampai ke Baitul Atiq.\u201d<\/p>\n\n\n\n

Tafsir Kemenag<\/strong>: Pada ayat ini ditegaskan bahwa binatang kurban itu dapat diambil manfaatnya sebelum disembelih, yaitu dapat digunakan sebagai kendaraan dalam perjalanan menuju tanah suci, dapat diminum air susunya dan sebagainya. Setelah disembelih bulunya dapat dimanfaatkan, dagingnya dapat dimakan, disedekahkan kepada fakir dan miskin, sebagaimana yang diterangkan pada hadis Nabi saw:<\/p>\n\n\n\n

Dari Anas bahwasanya Rasulullah saw melihat seorang menggiring seekor badanah (unta yang digemukkan untuk dijadikan kurban) maka beliau bersabda, Naikilah!” Orang itu menjawab, “Dia digemukkan untuk dijadikan kurban! Maka Nabi bersabda, “Naikilah! Rugilah kamu!” pada yang kedua atau ketiga. (Riwayat al-Bukhari dan Muslim)<\/p>\n\n\n\n

Tempat penyembelihan binatang kurban itu ialah di sekitar daerah Haram atau di tempat sekitar Ka`bah. Allah berfirman:<\/p>\n\n\n\n

Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu membunuh hewan buruan, ketika kamu sedang ihram (haji atau umrah). Barang siapa di antara kamu membunuhnya dengan sengaja, maka dendanya ialah mengganti dengan hewan ternak yang sepadan dengan buruan yang dibunuhnya, <\/p>\n\n\n\n

menurut putusan dua orang yang adil di antara kamu sebagai hadyu yang dibawa ke Kabah, atau kafarat (membayar tebusan dengan) memberi makan kepada orang-orang miskin, atau berpuasa, seimbang dengan makanan yang dikeluarkan itu, agar dia merasakan akibat buruk dari perbuatannya. Allah telah memaafkan apa yang telah lalu. <\/p>\n\n\n\n

Dan barang siapa kembali mengerjakannya, niscaya Allah akan menyiksanya. Dan Allah Mahaperkasa, memiliki (kekuasaan untuk) menyiksa. (al-Maidah\/5: 95). Maksud dibawa sampai ke Ka<\/code>bah menurut ayat di atas ialah membawanya ke daerah Haram untuk disembelih di tempat itu.<\/p>\n\n\n\n

Tafsir Quraish Shihab<\/strong>: Dari hewan-hewan itu, kalian akan mendapatkan manfaat-manfaat duniawi hingga kalian dapat mengendarai dan meminum susunya sampai waktu penyembelihan. Kalian pun akan mendapat manfaat ukhrawi pada saat menyembelih hewan-hewan tersebut di Tanah Haram untuk mendekatkan diri kepada Allah.<\/p>\n\n\n\n

Shadaqallahul \u2018adzhim. Alhamdulillah, kita telah pelajari bersama kandungan Surah Al-Hajj Ayat 32-33 berdasarkan Tafsir Jalalain<\/a>, Tafsir Ibnu Katsir<\/a>, Tafsir Kemenag dan Tafsir Quraish Shihab Semoga menambah khazanah ilmu Al-Qur’an kita. <\/p>\n","protected":false},"excerpt":{"rendered":"

Pecihitam.org – Kandungan Surah Al-Hajj Ayat 32-33 ini, menerangkan bahwa ditegaskan bahwa binatang kurban itu dapat diambil manfaatnya sebelum disembelih, yaitu dapat digunakan sebagai kendaraan dalam perjalanan menuju tanah suci, dapat diminum air susunya dan sebagainya. Setelah disembelih bulunya dapat dimanfaatkan, dagingnya dapat dimakan, disedekahkan kepada fakir dan miskin Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an Surah Al-Hajj […]<\/p>\n","protected":false},"author":48,"featured_media":46328,"comment_status":"closed","ping_status":"closed","sticky":false,"template":"","format":"standard","meta":{"footnotes":""},"categories":[6351],"tags":[10795],"yoast_head":"\nSurah Al-Hajj Ayat 32-33; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an - Pecihitam.org<\/title>\n<meta name=\"description\" content=\"Kandungan Surah Al-Hajj Ayat 32-33 ini, menerangkan bahwa ditegaskan bahwa binatang kurban itu dapat diambil manfaatnya sebelum disembelih, yaitu dapat\" \/>\n<meta name=\"robots\" content=\"index, follow, max-snippet:-1, max-image-preview:large, max-video-preview:-1\" \/>\n<link rel=\"canonical\" href=\"https:\/\/pecihitam.org\/surah-al-hajj-ayat-32-33-terjemahan-dan-tafsir-al-quran\/\" \/>\n<meta property=\"og:locale\" content=\"en_US\" \/>\n<meta property=\"og:type\" content=\"article\" \/>\n<meta property=\"og:title\" content=\"Surah Al-Hajj Ayat 32-33; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an - Pecihitam.org\" \/>\n<meta property=\"og:description\" content=\"Kandungan Surah Al-Hajj Ayat 32-33 ini, menerangkan bahwa ditegaskan bahwa binatang kurban itu dapat diambil manfaatnya sebelum disembelih, yaitu dapat\" \/>\n<meta property=\"og:url\" content=\"https:\/\/pecihitam.org\/surah-al-hajj-ayat-32-33-terjemahan-dan-tafsir-al-quran\/\" \/>\n<meta property=\"og:site_name\" content=\"Pecihitam.org\" \/>\n<meta property=\"article:publisher\" content=\"https:\/\/www.facebook.com\/newpecihitam\/\" \/>\n<meta property=\"article:published_time\" content=\"2020-03-23T13:49:56+00:00\" \/>\n<meta property=\"og:image\" content=\"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/03\/Surah-Al-Hajj-Ayat-32-33-Terjemahan-dan-Tafsir-Al-Quran-scaled.jpg\" \/>\n\t<meta property=\"og:image:width\" content=\"1024\" \/>\n\t<meta property=\"og:image:height\" content=\"576\" \/>\n\t<meta property=\"og:image:type\" content=\"image\/jpeg\" \/>\n<meta name=\"author\" content=\"M Resky S\" \/>\n<meta name=\"twitter:card\" content=\"summary_large_image\" \/>\n<meta name=\"twitter:label1\" content=\"Written by\" \/>\n\t<meta name=\"twitter:data1\" content=\"M Resky S\" \/>\n\t<meta name=\"twitter:label2\" content=\"Est. reading time\" \/>\n\t<meta name=\"twitter:data2\" content=\"9 minutes\" \/>\n<script type=\"application\/ld+json\" class=\"yoast-schema-graph\">{\"@context\":\"https:\/\/schema.org\",\"@graph\":[{\"@type\":\"Article\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/surah-al-hajj-ayat-32-33-terjemahan-dan-tafsir-al-quran\/#article\",\"isPartOf\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/surah-al-hajj-ayat-32-33-terjemahan-dan-tafsir-al-quran\/\"},\"author\":{\"name\":\"M Resky S\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/e1c87466112dda214d20f90da5599803\"},\"headline\":\"Surah Al-Hajj Ayat 32-33; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an\",\"datePublished\":\"2020-03-23T13:49:56+00:00\",\"dateModified\":\"2020-03-23T13:49:56+00:00\",\"mainEntityOfPage\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/surah-al-hajj-ayat-32-33-terjemahan-dan-tafsir-al-quran\/\"},\"wordCount\":1822,\"publisher\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#organization\"},\"image\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/surah-al-hajj-ayat-32-33-terjemahan-dan-tafsir-al-quran\/#primaryimage\"},\"thumbnailUrl\":\"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/03\/Surah-Al-Hajj-Ayat-32-33-Terjemahan-dan-Tafsir-Al-Quran-scaled.jpg\",\"keywords\":[\"Surah Al-Hajj\"],\"articleSection\":[\"Al Qur'an\"],\"inLanguage\":\"en-US\"},{\"@type\":\"WebPage\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/surah-al-hajj-ayat-32-33-terjemahan-dan-tafsir-al-quran\/\",\"url\":\"https:\/\/pecihitam.org\/surah-al-hajj-ayat-32-33-terjemahan-dan-tafsir-al-quran\/\",\"name\":\"Surah Al-Hajj Ayat 32-33; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an - Pecihitam.org\",\"isPartOf\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#website\"},\"primaryImageOfPage\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/surah-al-hajj-ayat-32-33-terjemahan-dan-tafsir-al-quran\/#primaryimage\"},\"image\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/surah-al-hajj-ayat-32-33-terjemahan-dan-tafsir-al-quran\/#primaryimage\"},\"thumbnailUrl\":\"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/03\/Surah-Al-Hajj-Ayat-32-33-Terjemahan-dan-Tafsir-Al-Quran-scaled.jpg\",\"datePublished\":\"2020-03-23T13:49:56+00:00\",\"dateModified\":\"2020-03-23T13:49:56+00:00\",\"description\":\"Kandungan Surah Al-Hajj Ayat 32-33 ini, menerangkan bahwa ditegaskan bahwa binatang kurban itu dapat diambil manfaatnya sebelum disembelih, yaitu dapat\",\"breadcrumb\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/surah-al-hajj-ayat-32-33-terjemahan-dan-tafsir-al-quran\/#breadcrumb\"},\"inLanguage\":\"en-US\",\"potentialAction\":[{\"@type\":\"ReadAction\",\"target\":[\"https:\/\/pecihitam.org\/surah-al-hajj-ayat-32-33-terjemahan-dan-tafsir-al-quran\/\"]}]},{\"@type\":\"ImageObject\",\"inLanguage\":\"en-US\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/surah-al-hajj-ayat-32-33-terjemahan-dan-tafsir-al-quran\/#primaryimage\",\"url\":\"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/03\/Surah-Al-Hajj-Ayat-32-33-Terjemahan-dan-Tafsir-Al-Quran-scaled.jpg\",\"contentUrl\":\"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/03\/Surah-Al-Hajj-Ayat-32-33-Terjemahan-dan-Tafsir-Al-Quran-scaled.jpg\",\"width\":1024,\"height\":576,\"caption\":\"Surah Al-Hajj Ayat 32-33\"},{\"@type\":\"BreadcrumbList\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/surah-al-hajj-ayat-32-33-terjemahan-dan-tafsir-al-quran\/#breadcrumb\",\"itemListElement\":[{\"@type\":\"ListItem\",\"position\":1,\"name\":\"Home\",\"item\":\"https:\/\/pecihitam.org\/\"},{\"@type\":\"ListItem\",\"position\":2,\"name\":\"Surah Al-Hajj Ayat 32-33; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an\"}]},{\"@type\":\"WebSite\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#website\",\"url\":\"https:\/\/pecihitam.org\/\",\"name\":\"Pecihitam.org\",\"description\":\"Suara Islam Ahlussunnah wal Jamaah\",\"publisher\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#organization\"},\"potentialAction\":[{\"@type\":\"SearchAction\",\"target\":{\"@type\":\"EntryPoint\",\"urlTemplate\":\"https:\/\/pecihitam.org\/?s={search_term_string}\"},\"query-input\":\"required name=search_term_string\"}],\"inLanguage\":\"en-US\"},{\"@type\":\"Organization\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#organization\",\"name\":\"Pecihitam.org\",\"url\":\"https:\/\/pecihitam.org\/\",\"logo\":{\"@type\":\"ImageObject\",\"inLanguage\":\"en-US\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/logo\/image\/\",\"url\":\"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/07\/Logo-Pecihitam.org_.png\",\"contentUrl\":\"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/07\/Logo-Pecihitam.org_.png\",\"width\":2401,\"height\":2401,\"caption\":\"Pecihitam.org\"},\"image\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/logo\/image\/\"},\"sameAs\":[\"https:\/\/www.facebook.com\/newpecihitam\/\",\"https:\/\/www.instagram.com\/pecihitam_org\/\",\"https:\/\/id.pinterest.com\/pecihitam_org\/\",\"https:\/\/www.youtube.com\/channel\/UCVZO49u3U4iibd-X7MmqBcQ\"]},{\"@type\":\"Person\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/e1c87466112dda214d20f90da5599803\",\"name\":\"M Resky S\",\"image\":{\"@type\":\"ImageObject\",\"inLanguage\":\"en-US\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/image\/\",\"url\":\"https:\/\/secure.gravatar.com\/avatar\/4dff455b9b9af5759b8950d276b9931a?s=96&r=g\",\"contentUrl\":\"https:\/\/secure.gravatar.com\/avatar\/4dff455b9b9af5759b8950d276b9931a?s=96&r=g\",\"caption\":\"M Resky S\"},\"description\":\"Alumni Pondok Pesantren Al-badar Pare-Pare, Mahasantri Pondok Pesantren Yasrib, Watansoppeng\",\"url\":\"https:\/\/pecihitam.org\/author\/reskys\/\"}]}<\/script>\n<!-- \/ Yoast SEO plugin. -->","yoast_head_json":{"title":"Surah Al-Hajj Ayat 32-33; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an - Pecihitam.org","description":"Kandungan Surah Al-Hajj Ayat 32-33 ini, menerangkan bahwa ditegaskan bahwa binatang kurban itu dapat diambil manfaatnya sebelum disembelih, yaitu dapat","robots":{"index":"index","follow":"follow","max-snippet":"max-snippet:-1","max-image-preview":"max-image-preview:large","max-video-preview":"max-video-preview:-1"},"canonical":"https:\/\/pecihitam.org\/surah-al-hajj-ayat-32-33-terjemahan-dan-tafsir-al-quran\/","og_locale":"en_US","og_type":"article","og_title":"Surah Al-Hajj Ayat 32-33; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an - Pecihitam.org","og_description":"Kandungan Surah Al-Hajj Ayat 32-33 ini, menerangkan bahwa ditegaskan bahwa binatang kurban itu dapat diambil manfaatnya sebelum disembelih, yaitu dapat","og_url":"https:\/\/pecihitam.org\/surah-al-hajj-ayat-32-33-terjemahan-dan-tafsir-al-quran\/","og_site_name":"Pecihitam.org","article_publisher":"https:\/\/www.facebook.com\/newpecihitam\/","article_published_time":"2020-03-23T13:49:56+00:00","og_image":[{"width":1024,"height":576,"url":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/03\/Surah-Al-Hajj-Ayat-32-33-Terjemahan-dan-Tafsir-Al-Quran-scaled.jpg","type":"image\/jpeg"}],"author":"M Resky S","twitter_card":"summary_large_image","twitter_misc":{"Written by":"M Resky S","Est. reading time":"9 minutes"},"schema":{"@context":"https:\/\/schema.org","@graph":[{"@type":"Article","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/surah-al-hajj-ayat-32-33-terjemahan-dan-tafsir-al-quran\/#article","isPartOf":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/surah-al-hajj-ayat-32-33-terjemahan-dan-tafsir-al-quran\/"},"author":{"name":"M Resky S","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/e1c87466112dda214d20f90da5599803"},"headline":"Surah Al-Hajj Ayat 32-33; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an","datePublished":"2020-03-23T13:49:56+00:00","dateModified":"2020-03-23T13:49:56+00:00","mainEntityOfPage":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/surah-al-hajj-ayat-32-33-terjemahan-dan-tafsir-al-quran\/"},"wordCount":1822,"publisher":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#organization"},"image":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/surah-al-hajj-ayat-32-33-terjemahan-dan-tafsir-al-quran\/#primaryimage"},"thumbnailUrl":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/03\/Surah-Al-Hajj-Ayat-32-33-Terjemahan-dan-Tafsir-Al-Quran-scaled.jpg","keywords":["Surah Al-Hajj"],"articleSection":["Al Qur'an"],"inLanguage":"en-US"},{"@type":"WebPage","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/surah-al-hajj-ayat-32-33-terjemahan-dan-tafsir-al-quran\/","url":"https:\/\/pecihitam.org\/surah-al-hajj-ayat-32-33-terjemahan-dan-tafsir-al-quran\/","name":"Surah Al-Hajj Ayat 32-33; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an - Pecihitam.org","isPartOf":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#website"},"primaryImageOfPage":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/surah-al-hajj-ayat-32-33-terjemahan-dan-tafsir-al-quran\/#primaryimage"},"image":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/surah-al-hajj-ayat-32-33-terjemahan-dan-tafsir-al-quran\/#primaryimage"},"thumbnailUrl":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/03\/Surah-Al-Hajj-Ayat-32-33-Terjemahan-dan-Tafsir-Al-Quran-scaled.jpg","datePublished":"2020-03-23T13:49:56+00:00","dateModified":"2020-03-23T13:49:56+00:00","description":"Kandungan Surah Al-Hajj Ayat 32-33 ini, menerangkan bahwa ditegaskan bahwa binatang kurban itu dapat diambil manfaatnya sebelum disembelih, yaitu dapat","breadcrumb":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/surah-al-hajj-ayat-32-33-terjemahan-dan-tafsir-al-quran\/#breadcrumb"},"inLanguage":"en-US","potentialAction":[{"@type":"ReadAction","target":["https:\/\/pecihitam.org\/surah-al-hajj-ayat-32-33-terjemahan-dan-tafsir-al-quran\/"]}]},{"@type":"ImageObject","inLanguage":"en-US","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/surah-al-hajj-ayat-32-33-terjemahan-dan-tafsir-al-quran\/#primaryimage","url":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/03\/Surah-Al-Hajj-Ayat-32-33-Terjemahan-dan-Tafsir-Al-Quran-scaled.jpg","contentUrl":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/03\/Surah-Al-Hajj-Ayat-32-33-Terjemahan-dan-Tafsir-Al-Quran-scaled.jpg","width":1024,"height":576,"caption":"Surah Al-Hajj Ayat 32-33"},{"@type":"BreadcrumbList","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/surah-al-hajj-ayat-32-33-terjemahan-dan-tafsir-al-quran\/#breadcrumb","itemListElement":[{"@type":"ListItem","position":1,"name":"Home","item":"https:\/\/pecihitam.org\/"},{"@type":"ListItem","position":2,"name":"Surah Al-Hajj Ayat 32-33; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an"}]},{"@type":"WebSite","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#website","url":"https:\/\/pecihitam.org\/","name":"Pecihitam.org","description":"Suara Islam Ahlussunnah wal Jamaah","publisher":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#organization"},"potentialAction":[{"@type":"SearchAction","target":{"@type":"EntryPoint","urlTemplate":"https:\/\/pecihitam.org\/?s={search_term_string}"},"query-input":"required name=search_term_string"}],"inLanguage":"en-US"},{"@type":"Organization","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#organization","name":"Pecihitam.org","url":"https:\/\/pecihitam.org\/","logo":{"@type":"ImageObject","inLanguage":"en-US","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/logo\/image\/","url":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/07\/Logo-Pecihitam.org_.png","contentUrl":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/07\/Logo-Pecihitam.org_.png","width":2401,"height":2401,"caption":"Pecihitam.org"},"image":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/logo\/image\/"},"sameAs":["https:\/\/www.facebook.com\/newpecihitam\/","https:\/\/www.instagram.com\/pecihitam_org\/","https:\/\/id.pinterest.com\/pecihitam_org\/","https:\/\/www.youtube.com\/channel\/UCVZO49u3U4iibd-X7MmqBcQ"]},{"@type":"Person","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/e1c87466112dda214d20f90da5599803","name":"M Resky S","image":{"@type":"ImageObject","inLanguage":"en-US","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/image\/","url":"https:\/\/secure.gravatar.com\/avatar\/4dff455b9b9af5759b8950d276b9931a?s=96&r=g","contentUrl":"https:\/\/secure.gravatar.com\/avatar\/4dff455b9b9af5759b8950d276b9931a?s=96&r=g","caption":"M Resky S"},"description":"Alumni Pondok Pesantren Al-badar Pare-Pare, Mahasantri Pondok Pesantren Yasrib, Watansoppeng","url":"https:\/\/pecihitam.org\/author\/reskys\/"}]}},"_links":{"self":[{"href":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/46561"}],"collection":[{"href":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/posts"}],"about":[{"href":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/types\/post"}],"author":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/users\/48"}],"replies":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/comments?post=46561"}],"version-history":[{"count":0,"href":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/46561\/revisions"}],"wp:featuredmedia":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/media\/46328"}],"wp:attachment":[{"href":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/media?parent=46561"}],"wp:term":[{"taxonomy":"category","embeddable":true,"href":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/categories?post=46561"},{"taxonomy":"post_tag","embeddable":true,"href":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/tags?post=46561"}],"curies":[{"name":"wp","href":"https:\/\/api.w.org\/{rel}","templated":true}]}}