Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
{"id":4775,"date":"2019-08-10T01:58:15","date_gmt":"2019-08-10T01:58:15","guid":{"rendered":"https:\/\/pecihitam.org\/?p=4775"},"modified":"2019-08-10T02:04:06","modified_gmt":"2019-08-10T02:04:06","slug":"adab-mandi-wajib-bagi-seorang-muslim","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/pecihitam.org\/adab-mandi-wajib-bagi-seorang-muslim\/","title":{"rendered":"Adab Mandi Wajib Bagi Seorang Muslim"},"content":{"rendered":"

PeciHitam.org – Adab Mandi Wajib Bagi Seorang Muslim –<\/strong>Dalam Islam, terdapat cara untuk menjaga kebersihan dan kesucian diri, yaitu dengan mandi dan berwudhu. Dalam Islam dikenal pula dengan istilah mandi wajib (lebih dikenal dengan istilah mandi junub).<\/p>\n

Mandi wajib ini adalah sebuah ketentuan dari Allah untuk umat muslim dalam kondisi tertentu dan syarat tertentu.<\/p>\n

Dalam bahasa arab, mandi berasal dari kata al Ghuslu<\/em>, yang artinya mengalirkan air pada sesuatu. Menurut istilah, al Ghuslu<\/em> adalah menuangkan air ke seluruh badan dengan tata cara yang khusus bertujuan untuk menghilangkan hadas besar.<\/p>\n

Mandi wajib dalam Islam ditujukan untuk membersihkan sekaligus mensucikan diri dari segala najis maupun kotoran yang menempel pada tubuh manusia.<\/p>\n

Namun, di samping tata cara yang ditentukan syariat sebagaimana diterangkan dalam berbagai tulisan, yang tak banyak dibahas adalah penjelasan tentang pelaksanaan mandi besar juga harus diikuti dengan tatakrama.<\/p>\n

Sebagaimana penjelasan tentang adab sebelum-sebelumnya, ini adalah sebagian tatacara dan adab mandi wajib yang baik menurut Imam al Ghazali.<\/p>\n

Salah satu pokok dalam praktik bersuci yang wajib ialah mandi janabah atau dalam masyarakat secara praktis disebut mandi junub untuk menghilangkan hadats besar.<\/p>\n

Mandi janabah diperuntukkan bagi mereka yang dalam keadaan junub atau berhadas. Disebut junub ketika seseorang mengalami salah satu atau dua hal.<\/p>\n

Pertama, keluarnya mani dari alat kelamin laki-laki atau perempuan, baik karena mimpi basah, mempermainkannya, ataupun rangsangan yang ditimbulkan penglihatan atau pikiran. Kedua, jimak atau berhubungan badan, meskipun tidak mengeluarkan mani.<\/p>\n

Persoalan mandi janabah penting karena langsung berkaitan dengan ibadah-ibadah lain, baik yang fardhu maupun sunnah. Orang yang dalam keadaan berhadas dilarang, diantaranya melaksanakan shalat, berdiam diri atau duduk di masjid, thawaf atau mengelilingi Ka’bah, melafalkan ayat Al-Qur’an, dan menyentuh mushaf.<\/p>\n

Lantas bagaimana cara mandi janabah yang benar? Dalam mandi janabah seseorang wajib melaksanakan dua rukun. Pertama, niat mandi wajib<\/a>. Yakni kesengajaan yang diungkapkan dalam hati. Bila mampu melafalkan secara lisan, hal ini lebih utama.<\/p>\n

Kedua, mengguyur seluruh bagian luar badan, tak terkecuali rambut dan bulu-bulunya. Untuk bagian tubuh yang berambut atau berbulu, air harus bisa mengalir sampai ke kulit dalam dan pangkal rambut\/bulu. Tubuh diasumsikan sudah tidak mengandung najis.<\/p>\n

Selain hal-hal yang wajib itu, ada juga sejumlah kesunnahan dalam mandi wajib. Imam al-Ghazali dalam Bid\u00e2yatul Hid\u00e2yah<\/em> (cet. Ulang 2007) secara teknis menjelaskan adab mandi janabah dengan cukup rinci mulai dari awal masuk kamar mandi hingga keluar lagi.<\/p>\n