Pecihitam.org<\/strong> – Biiradatillah<\/em>, Nahdlatul Ulama<\/a><\/strong> lahir tidak asal deklarasi. Bukan organisasi yang didirikan oleh manusia-manusia biasa. Sebut saja yang sohor sebagai tokoh pendiri sekaligus Rais Akbar (istilah masa itu) kawitan ialah Hadratussyaikh KH. Muhammad Hasyim Asy\u2019ari<\/a><\/strong>. Sosok wali min awliya Allah.<\/p>\n\n\n\n Hadratussyaikh sosok sangat \u2018alim (al-\u2018allamah<\/em>). Menurut Rais Syuriah PWNU Jawa Tengah KH. Ubaidullah Shodaqoh, kealiman Hadratussyaikh mendekati tingkatan seorang Mujtahid. Hadratussyaikh merupakan seorang Ulama Nusantara yang legitimate memegang sanad kitab Sahih Bukhari dan Sahih Muslim. Beliau sosok Ulama yang hafal ribuan hadits.<\/p>\n\n\n\n Sanad ilmu dua kitab hadits sahih itu diperoleh Hadratussyaikh dari gurunya Syaikh Mahfudh Termas. Sebagaimana terangkum dalam kitab Syaikh Mahfudh Termas Kifayatul Mustafid lima \u2018ala minal Asanid. <\/em><\/p>\n\n\n\n Kepemilikan sanad ilmu dalam tradisi intelektual Nahdliyyin sangat penting. Itu menjadi legitimasi bahwa sang pemilik sanad punya jalur genealogi keilmuan yang sahih terhubung dengan penulis kitab.<\/p>\n\n\n\n Ada dua tokoh penting di balik kemantapan hati Hadratussyaikh mendirikan Jam\u2019iyyah Nahdlatul Ulama. Yakni Syaikh KH. Muhammad Cholil Bangkalan Madura dan Habib Hasyim bin Yahya Pekalongan. <\/p>\n\n\n\n Sebelum tegar jiwa mendirikan NU, Hadratussyaikh sowan ke dua Ulama tersebut. Dus, Nahdlatul Ulama berdiri atas do\u2019a restu dua Ulama legendaris. Sebagai catatan: Habib Hasyim bin Yahya merupakan kakek Abah Habib Luthfi bin Yahya Pekalongan.<\/p>\n\n\n\n Tak heran jika NU sangat dekat dan diisi oleh Habaib, dzurriyah<\/em> Rasulullah SAW. Bahkan Abah Habib Luthfi sangat fanatis kepada NU. Sebab, sebagaimana pengakuan beliau dalam satu ceramahnya, fakta sejarah bahwa kakek Abah Habib Luthfi berandil atas pendirian NU menjadi alasan tersendiri betapa beliau cinta NU. Juga, lanjut beliau, ada tanggung jawab kepada NU.<\/p>\n\n\n\n Jauh berjarak 7.000 Kilometer lebih di negara Yaman sana, juga ada dzurriyah<\/em> Rasulullah SAW yang amat cinta NU. Adalah Habib Umar bin Hafidz, pengasuh Pondok Pesantren Darul Mustofa, Tarim Hadramaut Yaman. Habib Umar merupakah tokoh Ulama Sunni Ahlussunnah Wal Jama\u2019ah Yaman, bermadzhab Syafi\u2019i. Sama halnya dengan Nahdlatul Ulama dan mayoritas muslim di Indonesia. <\/p>\n\n\n\n Banyak pula santri kelana asal Indonesia yang ngaji kepada Habib Umar. Bahkan menurut Nur Hasan (2019), pelajar atau santri yang pertama kali datang dan mengaji di Darul Mustofa adalah pelajar dari Indonesia. Sekitar tahun 1416 H\/1996 M dengan jumlah pelajar 30 orang. Boleh jadi ini salah satu ikatan kuat mengapa hingga sekarang Habib Umar sering berkunjung atau diundang ke Indonesia, NU khususnya. <\/p>\n\n\n\n