Syaikh Sayyid Ahmad al-Marzuqi menyebutkan bahwa seorang Muslim harus mengetahui sifat-sifat wajib Allah yang 20. Pemahaman kepada sifat tersebut untuk memahami DzatNya yang maha Agung, Tuhan semesta alam. Dalam Syair kitab Aqidatul Awam<\/em> disebutkan;<\/p>\n

\u0648\u064e\u0628\u064e\u0639\u0652\u062f\u064f \u0641\u064e\u0627\u0639\u0652\u0644\u064e\u0645\u0652 \u0628\u0650\u0648\u064f\u062c\u064f\u0648\u0652\u0628\u0650 \u0627\u0644\u0652\u0645\u064e\u0639\u0652\u0631\u0650\u0641\u064e\u0647\u0652\u00a0 ^\u00a0 \u0645\u0650\u0646\u0652 \u0648\u064e\u0627\u062c\u0650\u0628\u064d \u0644\u0644\u0647\u0650 \u0639\u0650\u0634\u0652\u0631\u0650\u064a\u0652\u0646\u064e \u0635\u0650\u0641\u064e\u0647\u0652<\/strong><\/p>\n

\u0641\u064e\u0627\u0644\u0644\u0647\u064f \u0645\u064e\u0648\u0652\u062c\u064f\u0648\u0652\u062f\u064c \u0642\u064e\u062f\u0650\u064a\u0652\u0645\u064c \u0628\u064e\u0627\u0642\u0650\u064a\u00a0 \u00a0 \u00a0 \u00a0 ^\u00a0 \u00a0\u0645\u064f\u062e\u064e\u0627\u0644\u0650\u0641\u064c \u0644\u0650\u0644\u0652\u062e\u064e\u0644\u0652\u0642\u0650 \u0628\u0650\u0627\u0644\u0652\u0625\u0650\u0637\u0652\u0644\u064e\u0627\u0642\u0650<\/strong><\/p>\n

Artinya; Bait Pertama \u201cKemudian setelah membaca Basmalah, Hamdalah dan shalawat, Ketahuilah bahwa kita wajib mengetahui sifat \u2013sifat Allah yang wajib diketahui, yaitu sifat Wajib 20.\u201d <\/em>Bait Kedua \u201cAllah swt itu adalah dzat yang ada, yang Dulu, yang Kekal dan berbeda dengan mahluknya secara mutlak\u201d<\/em><\/p>\n

Bait pertama menjelaskan bahwa Umat Islam berkewajiban mengetahui sifat Wajib Allah yang berjumlah 20 atau\u00a0 . Kemudian dalam bait kedua dirinci Bahwa Allah mempunyai Sifat; 1. Wujud<\/em>\/ Ada atau Eksis, 2. Qidam\/<\/em> Dulu, 3. Baqa\u2019 <\/em>\/Kekal, 4. Mukholafatul lil Hawadits<\/em>\/ Bertolak belakang dengan Makhluk.<\/p>\n

Dilanjutkan dalam Bait ke-3<\/p>\n

\u0648\u064e\u0642\u064e\u0627\u0626\u0650\u0645\u064c \u063a\u064e\u0646\u0650\u064a\u064c\u0651 \u0648\u064e\u0648\u064e\u0627\u062d\u0650\u062f\u064c \u0648\u064e\u062d\u064e\u064a\u0652\u00a0 \u00a0^\u00a0 \u00a0\u0642\u064e\u0627\u062f\u0650\u0631\u0652 \u0645\u064f\u0631\u0650\u064a\u0652\u062f\u064c \u0639\u064e\u0627\u0644\u0650\u0645\u064c \u0628\u0650\u0643\u064f\u0644\u0650\u0651 \u0634\u064e\u064a\u0652<\/strong><\/p>\n

Artinya; \u201cDan Allah itu berdiri, yang maha kaya, Esa\/tunggal, Hidup, Berkuasa, Berkehendak dan Mengetahui segala sesuatu\u201d<\/em><\/p>\n

Syaikh al-Marzuki menjelaskan bahwa sifat Allah ke-5 sampai ke-10 adalah 5. Qiyamuhu bi Nafsihi<\/em>\/ Berdiri dengan Dzat-Nya sendiri, 6. Wahdaniyah<\/em>\/ Esa, 7. Qudrat<\/em>\/ Berkuasa, 8. Iradat<\/em>\/ Berkehendak, 9. \u2018Ilmu<\/em> bermakna Mengetahui, 10. Hayat<\/em> atau Hidup.<\/p>\n

\u0633\u064e\u0645\u0650\u064a\u0652\u0639\u064f \u0627\u0644\u0652\u0628\u064e\u0635\u0650\u064a\u0652\u0631\u064f \u0648\u064e\u0627\u0644\u0652\u0645\u064f\u062a\u064e\u0643\u064e\u0644\u0650\u0651\u0645\u064f ^ \u0644\u064e\u0647\u064f \u0635\u0650\u0641\u064e\u0627\u062a\u064c \u0633\u064e\u0628\u0652\u0639\u064e\u0629\u064c \u062a\u064e\u0646\u0652\u062a\u064e\u0638\u0650\u0645\u064f<\/strong><\/p>\n

\u0641\u0651\u0642\u064f\u062f\u0652\u0631\u064e\u0629\u064c \u0625\u0650\u0631\u064e\u0627\u062f\u064e\u0629\u064c \u0633\u064e\u0645\u0652\u0639\u064c \u0628\u064e\u0635\u064e\u0631\u0652 ^ \u062d\u064e\u064a\u064e\u0627\u0629\u064c \u0627\u0644\u0652\u0639\u0650\u0644\u0652\u0645\u064f \u0643\u064e\u0644\u0627\u064e\u0645\u064f \u0627\u0633\u0652\u062a\u064e\u0645\u064e\u0631\u0652<\/strong><\/p>\n

Artinya; \u201cAllah itu Melihat, Mendengar dan berkata. Allah mempunyai 7 sifat yang berurutan\u201d \u201cMaka Allah itu dzat yang berkuasa, berkehendak, mendengar, melihat, hidup dan bebicara\u201d<\/em><\/p>\n

Dua bait tersebut menyeutkan sifat Allah SWT ke-11 sampai 20 yaitu; 11. Sama\u2019<\/em> artinya Mendengar, 12. Bashar<\/em> artinya Melihat, 13. Kalam<\/em> atau Berkata, 14. Qadiran<\/em> yaitu Dzat yang berkuasa, 15. Muridan<\/em> yaitu Dzat yang berkehendak, 16. Sami\u2019an<\/em> yaitu Dzat yang Mendengar, 17. Bashiran<\/em> yaitu Dzat yang Melihat, 18. \u00a0<\/em>\u00a0Yaitu Dzat yang Hidup, 19. \u2018Aliman<\/em> yaitu Dzat yang Mengetahui, 20. Mutakalliman<\/em> yaitu Dzat yang Berbicara.<\/p>\n

Bait tersebut terkenal dengan \u201cBait sifat 20\u201d <\/em>dengan merangkum sifat wajib Allah dalam sebuah Syair. Kitab karya Imam Al-Marzuqi, Aqidatul Awam, <\/em>menjadi kitab Wajib pada pesantren dan Taman Pendidikan Al-Qur\u2019an di Nusantara.<\/p>\n

Penjabaran Sifat Wajib Allah<\/strong><\/h2>\n

Dua puluh sifat wajib Allah atau sifat 20 dalam klasifikasi bisa terbagi kedalam 4 jenis yaitu;<\/p>\n

Sifat Nafsiyah<\/em><\/h3>\n

Sifat Nafsiyah<\/em> adalah sifat yang hanya berkaitan dengan Dzat Allah. Sifat ini hanya memiliki jumlah satu, yakni wujud <\/em>yang bermakna Ada atau Eksis. Sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur\u2019an;<\/p>\n

\u201cAllah-lah yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya dalam enam masa, kemudia ia bersemayam di atas \u2018Arsy.\u00a0Tidak ada bagi kamu selain daripada-Nya seorang penolongpun dan tidak (pula) seorang pemberi Syafa\u2019at 1190. Maka kamu tidak memperhatikan?\u201d (QS. As \u2013 Sajadah : 4)\u201cSesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan selain Aku, maka sembahlah aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku\u201d. (QS. Thaha : 14)<\/em><\/p>\n

Sifat Salbiyah<\/em><\/h3>\n

Sifat Salbiyah <\/em>adalah sifat yang menghilangkan sifatsifat yang tidak layak atau tidak seseua dengan kesempurnaan Allah. Sifat ini dibagi menjadi lima, yakni Qidam, Baqa\u2019, Mukhalafatu Li Hawadis, Qiyamuhu bi Nafsihi, Wahdaniyah.<\/em><\/p>\n

Pertama; <\/em>sifat Qidam<\/em>\u00a0atau Terdahulu\/Awal. Sifat ini termaktub dalam Al-Qur\u2019an surat Al-Hadidi ayat 3.<\/p>\n

Kedua, <\/em>sifat Baqa\u2019<\/em>\u00a0atau Kekal. Maknanya Allah maha kekal, tidak akan punah atau binasa. Allah menerangkan sifat ini dalam Al-Qur\u2019an Al-Qasas ayat 88<\/p>\n

Ketiga; Mukholafatul Lilhawaditsi<\/em>\u00a0atau bertolak belakang dengan makhluk.<\/p>\n

Keempat; Qiyamuhu Binafsihi<\/em>\u00a0atau Berdiri sendiri yang mana Allah tidak memerlukan pendamping dan mandiri. Allah mensifati dalam ayat Qur\u2019an surat Al-\u2018Ankabut ayat 6.<\/p>\n

Kelima; <\/em>Sifat Wahdaniyah\u00a0yaitu Tunggal\/Esa. Lihat dalam Qur\u2019an Surat Al-Anbiya ayat 22.<\/p>\n

Sifat Ma\u2019ani<\/h3>\n

Sifat Ma\u2019ani, adalah sifat Allah yang bersifat abstrak dan wajib ada padaNya. Ada 7 macam sifat ini antara lain Qudrat, Iradat, Ilmu, hayat, Sama\u2019, Bashar, Kalam.<\/em><\/p>\n

Pertama; <\/em>sifat Qudrat<\/em>\u00a0atau Berkuasa, Lihat dalam Al-Baqarah ayat 20.<\/p>\n

Kedua;<\/em> Sifat Iradat<\/em>\u00a0atau Berkehendak sebagaimana dalam surah Huud ayat 107.<\/p>\n

Ketiga;<\/em> sifat \u2018ilmun<\/em>\u00a0atau Mengetahui. Allah menerangkan dalam surah Qaf <\/em>ayat 16. \u201cDan sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya\u201d<\/em><\/p>\n

Keempat; <\/em>sifat Hayat<\/em>\u00a0atau Hidup. Allah menerangkan dalam ayat; \u201cDan bertakwalah kepada Allah yang hidup (kekal) yang tidak mati, dan bertasbihlah dengan memujiNya\u201d (Qs. Al-Furqon; 58)<\/em><\/p>\n

Kelima; <\/em>sifat Sama\u2019<\/em>\u00a0atau Mendengar. Diterangkan dalam ayat \u201cDan Allah-lah yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui\u201d (Qs. Al-Maidah; 76)<\/em><\/p>\n

Keenam; <\/em>Sifat Bashar<\/em>\u00a0atau Melihat. Sebagaimana dalam ayat; \u201cDan Allah Maha Melihat apa yang kamu perbuat\u201d (Qs. Al-Baqarah; 265)<\/em><\/p>\n

Ketujuh; <\/em>Sifat Qalam<\/em>\u00a0atau Berfirman.<\/p>\n

Sifat Ma\u2019nawiyah<\/em><\/h3>\n

Sifat Ma\u2019nawiyah<\/em>, merupakan kelaziman<\/em> sifat Ma\u2019ani<\/em>. Sifat ini tidak berdiri sendiri karena setiap sifat ma\u2019nawiyah <\/em>merupakan akibat dari sifat ma\u2019ani.<\/em> Sifat-sifatnya adalah sebagai berikut;<\/p>\n

Pertama; <\/em>sifat Qadiran<\/em>\u00a0yaitu Allah Dzat yang Berkuasa. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu yang ada di alam semesta sebagaimana diterangkan dalam surat Al-Baqarah ayat 20.<\/p>\n

Kedua;<\/em> sifat Muridan<\/em>\u00a0artinya Allah SWT Dzat<\/em> yang Berkehendak. Ayat yang menjelaskan dalam Al Qur\u2019an; \u201cMereka kekal di dalamnya selama ada langit dan bumi, kecuali jika Tuhanmu menghendaki (yang lain). Sesungguhnya Tuhanmu Maha Pelaksanya terhadap apa yang Dia kehendaki\u201d.\u00a0(QS. Hud : 107)<\/em><\/p>\n

Ketiga; <\/em>Sifat \u2018Aliman<\/em>\u00a0(dzat yang Mengetahui) sebagaimana dalam surat An-Nisa ayat 176 dijelaskan bahwa;<\/p>\n

\u201cDan Allah Maha Mengetahui sesuatu\u201d \u2026\u00a0(QS. An-Nisa : 176)<\/em><\/p>\n

Keempat; <\/em>Sifat Hayyan <\/em>(hidup) Allah adalah dzat yang hidup. Allah tidak akan mati, tidak akan tidur apalagi lengah. Sebagaimana dalam Al-Fuqan ayat 58.<\/p>\n

Kelima;<\/em> Sifat Sami\u2019an<\/em>\u00a0(Mendengar) bermakna Allah selalu mendengar pembicaraan manusia, permintaan, ataupun doa hambaNya.<\/p>\n

Keenam;<\/em> sifat Bashiran<\/em>\u00a0yaitu Allah dzat yang maha Melihat.<\/p>\n

Ketujuh;<\/em> Mutakalliman<\/em>\u00a0adalah Dzat yang berfirman. Buktinya adalah Al-Qur\u2019an Al-Karim yang benar adanya.<\/p>\n

Sifat Wajib Allah Menurut Syaikh Maimun Zubair<\/strong><\/h2>\n

Syaikh Maemun Zubair atau dikenal dengan Mbah Moen adalah Ulama Kharismatik yang pernah dimiliki Nusantara. Ulama yang berpulang pada Tahun 2019 dan dimakamkan di Jannatul Ma\u2019la.<\/em><\/p>\n

Mbah Moen berpendapat, sifat Wajib yang menurut Imam Abu Hasan Ali Al-Asy\u2019ari ada 13 dan dilengkapi dengan sifat 7 Sifat Ma\u2019nawiyah <\/em>menjadi 20 sifat wajib. Penambahan sifat Ma\u2019awiyah Oleh Imam Sanudi merupakan penyempurnaan dari sifat 13 diterangkan dalam Kitab Al-\u2018Aqidah al-Kubra.<\/p>\n

Mbah Moen merasa sifat 20 dapat disederhanakan dengan hanya 9 sifat saja. Sembilan sifat tersebut suah mewakili dari dzat <\/em>Allah SWT yang tidak terbatas. Kesembilan sifat tersebut adalah; Wujud, Qidam, Baqa\u2019, Mukhlafatu Li al-Hawadits, Qiyamuhu bi Nafsihi, Wahdaniyah, Qudrah, Iradah, \u2018Ilmu.<\/em><\/p>\n

KH Maemoen Zubair tidak memasukan sifat Hayat, Sama\u2019, Bashar, Kalam, Qadiran, Muridan, <\/em>dan seterusnya. Argumentasinya adalah Sifat \u2018Ilmu <\/em>(Pengetahuan\/ Mengetahui) adalah sebuah sifat yang hanya disematkan kepada Dzat <\/em>yang Hidup (Hayat<\/em>), Mendengar (Sama\u2019<\/em>), Melihat (Bashar<\/em>), Berfirman (Kalam<\/em>), Berkuasa (Qadiran<\/em>) dan Berkehendak (Muridan<\/em>).<\/p>\n

Oleh karena itu Argumentasi ringksan sifat Allah bisa disederhanakan, karena tidak mungkin seorang dzat <\/em>yang berilmu tidak Mendengar. Atau tidak mungkin juga dzat <\/em>yang Tuli (tidak Mendengar) akan mempunyai sifat \u2018Ilmu <\/em>sempurna.<\/p>\n

Ash-Shawabu Minallah<\/em><\/p>\n","protected":false},"excerpt":{"rendered":"

PeciHitam.org – Akidah Ahlussunah wal Jamaah pada era ini akan merujuk pada pemikiran Akidah Syaikh Abu Imam Abu Hasan Ali Al-Asy\u2019ari. Beliaulah pendiri Ahlussunnah dalam bentuk sebuah terminologi aliran dalam Islam. Ahlussunnah wal Jamaah mengajarkan kepada kaum Muslim untuk beriman kepada sifat 50 (sifatu Khamsiin). Pembagian sifat 50 adalah memahami 20 Sifat Wajib Allah dan […]<\/p>\n","protected":false},"author":40,"featured_media":50010,"comment_status":"closed","ping_status":"closed","sticky":false,"template":"","format":"standard","meta":{"footnotes":""},"categories":[2030],"tags":[4127],"yoast_head":"\n