Sosok Said bin Jubair<\/strong><\/h2>\n\n\n\nAdz-Dzahabi berkata, “Ada yang mengatakan bahwa beliau berkulit hitam\u201d.<\/em> Adapun Dari Abdullah bin Numair dari Fithr, dia berkata, “Aku melihat Said bin Jubair dengan rambut kepala dan jenggot berwarna putih.”<\/em><\/p>\n\n\n\nSedangkan Dari Isma’il bin Abdul Malik, dia berkata, “Aku melihat Said bin Jubair memakai surban berwarna putih.”<\/em><\/p>\n\n\n\nSelain itu, beliau juga dikenal dengan mata rabunnya dikarenakan tangisan beliau ketika hendak melaksanakan Shalat, sebagaimana yang dikatakan oleh Al-Qasim Al-A’raj, beliau berkata “Pernah pada suatu malam Said menangis hingga penglihatannya rabun<\/em>.”<\/p>\n\n\n\nKeshalehan<\/strong><\/h2>\n\n\n\nTiada yang lebih dikenali dari seorang ulama terdahulu kecuali pada persoalan ibadahnya yang tentu bukanlah ibadah kecil yang seringkali diamalkannya. Melainkan ibadah mereka mungkin bagi kita sekarang ini serasa sulit untuk kita lakukan, sebab ketulusannya dalam menjalan Ibadah adalah hanya karena Ridha Allah, bukan untuk mendapatkan pujian ataupun ibadah yang dianggapnya sebagai beban.<\/p>\n\n\n\n
Persis dengan apa yang dilakukan oleh seorang Said bin Jubair, sebagaimana yang diriwayatkan oleh beberapa ulama diantaranya<\/p>\n\n\n\n
Dari Hilal bin Khabab, dia berkata, “Kami pernah pergi bersama Said bin Jubair dalam melayat jenazah. Selama dalam perjalanan beliau banyak memberikan petuah dan memberikan peringatan kepada kami, hingga sampai di tempat orang yang kami layat. Ketika sudah duduk, dia pun masih begitu hingga kami berdiri dan pulang ke rumah. Dia adalah orang yang banyak berdzikir kepada Allah\u201d<\/em><\/p>\n\n\n\nMasih dari Hilal bin Khabab, dia berkata, “Pada suatu ketika pada bulan Rajab, aku pergi bersama said bin Jubair. Dia berniat melakukan ihram dari Kufah untuk ibadah umrah, kemudian dia pulang dari umrahnya, lalu dia melakukan ihram untuk ibadah haji pada pertengahan bulan Dzulqa’dah. setiap tahunnya dia pergi ke Makkah dua kali, sekali untuk melakukan ibadah haji dan sekaii untuk ibadah umrah.”<\/em><\/p>\n\n\n\nDari Nushaif, dia berkata, “Aku melihat Said bin Jubair melakukan shalat dua rakaat di belakang makam Ibrahim sebelum shalat subuh<\/em>” Dia (perawi) berkata, “Lalu aku mendatanginya dan melakukan shalat di sampingnya, kemudian aku bertanya tentang sebuah ayat Al-Qur’an, tetapi dia tidak menjawabnya. setelah selesai shalat dia berkata,<\/em> “Jika fajar telah tiba maka janganlah kamu berkata-kata selain berdzikir kepada Allah sampai setelah kamu melaksanakan shalat subuh.”<\/em><\/p>\n\n\n\nAdapun dari Umar bin Dzar, dia berkata, “Said bin Jubair menulis sepucuk surat kepada ayahku yang berisi wasiat agar selalu bertakwa kepada Allah saw.,\u201d<\/em> Dalam surat itu ia mengatakan, “Sesungguhnya kehidupan seorang muslim merupakan harta yang tak ternilai harganya. Pelajarilah ilmu Faraidh (Ilmu Pembagian harta waris) dan selalu ingatlah shalat serta rezeki yang telah diberikan Allah\u201d<\/em><\/p>\n\n\n\nDari Musa bin Rafi’, dia berkata, “Aku pernah menemui Said bin Jubair di Makkah, dan saat itu dia sedang merasakan sakit kepala yang amat sangat. Kemudian, seseorang yang ada di dekatnya berkata kepadanya, “Apakah Anda mau aku panggilkan seseorang yang bisa memberimu mantra-mantra untuk mengusir penderitaanmu ini?”<\/em> Beliau menjawab, “Aku tidak memerlukan mantra.”<\/em><\/p>\n\n\n\nDan yang perlu diketahui rupanya Said bin Jubair sangat suka mengulang ngulang QS. Al Baqarah\/2: 281 dalam shalatnya sebagaimana yang dikatakan oleh Dari Al-Qasim bin Al-Ayyub, dia berkata, “Aku melihat Said bin Jubair membaca ayat ini dalam shalatnya berulang-ulang selama 20-an kali<\/em>, adapun terjemahan QS. Al Baqarah\/2: 281 sebagai berikut:<\/p>\n\n\n\n“Dan Peliharalah dirimu dari (adzab yang terjadi pada) hari yang pada waktu itu knlian semua dikembalikan kepada Allah kemudian masing-masing diri diberi balasan yang sempurna terhadap apa yang telah dikerjakannya sedang mereka sedikitpun tidak dirugikan. “<\/em><\/p>\n\n\n\n