Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
{"id":53593,"date":"2020-05-08T22:41:04","date_gmt":"2020-05-08T15:41:04","guid":{"rendered":"https:\/\/pecihitam.org\/?p=53593"},"modified":"2020-05-08T22:41:12","modified_gmt":"2020-05-08T15:41:12","slug":"hukum-asuransi-dalam-islam","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/pecihitam.org\/hukum-asuransi-dalam-islam\/","title":{"rendered":"Hukum Asuransi dalam Islam dan Takaful; Benarkah di Haramkan? Ini Penjelasannya"},"content":{"rendered":"

PeciHitam.org<\/a> –\u00a0<\/strong>Dalam hal\u00a0muamalah<\/em>\u00a0(hukum yang mengatur urusan sesame manusia) memiliki prinsip hukum yang bersifat terbuka. Maksudnya, Allah hanya memberikan aturan yang bersifat garis besarnya saja di dalam al-Quran.<\/p>\n

Nah, sisanya terbuka atau dapat dikembangkan oleh ulama mujtahid<\/em> melalui pemikirannya selama tidak bertentangan dengan Al-Quran dan Hadis.<\/p>\n

Meskipun di dalam al-Quran<\/a> dan Hadis<\/a> tidak menyebutkan langsung perihal asuransi, namun bukan berarti bahwa hukum asuransi dalam Islam hukumnya haram. Sebab substansi dari asuransi ternyata di dalam hukum Islam juga sudah ada.<\/p>\n

Secara Bahasa, kata asuransi berasal dari bahasa Belanda\u00a0assurantie<\/em>, dalam hukum Belanda disebut\u00a0verzekering<\/em>\u00a0yang berarti pertanggungan. Kata asuransi dalam Bahasa Inggris disebut\u00a0insurance<\/em>\u00a0yang artinya jaminan, kemudian diserap ke dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dengan padanan kata pertanggungan<\/em>. Sedangkan padanan kata Asuransi dalam Bahasa Arab adalah\u00a0\u062a\u0623\u0645\u064a\u0646\u00a0(ta\u2019min<\/em>).<\/p>\n

Asuransi Islam atau yang sering diistilahkan dengan\u00a0sebutan takaful<\/em>\u00a0dapat digambarkan sebagai asuransi yang prinsip operasionalnya didasarkan pada syariat Islam dengan mengacu kepada Al-Quran dan As-Sunnah. Istilah takaful ini pertama kali digunakan oleh\u00a0Dar Al Mal Al Islami<\/em>, sebuah perusahaan asuransi Islam di Geneva yang berdiri pada tahun 1983.<\/p>\n

Istilah takaful<\/em> jika ditasrif dalam bahasa Arab berasal dari kata dasar\u00a0kafala-yakfulu-takafala-yatakafalu-takaful\u00a0<\/em>yang artinya saling menanggung atau menanggung bersama.<\/p>\n

Kata takaful<\/em> memang tidak ditemukan dalam Al-Quran, namun ada sejumlah kata yang seakar dengan kata takaful<\/em>, seperti misalnya dalam potongan surat Thaha ayat 40 berikut:<\/p>\n

\u0647\u064e\u0644\u0652 \u0623\u064e\u062f\u064f\u0644\u0651\u064f\u0643\u064f\u0645\u0652 \u0639\u064e\u0644\u064e\u0649 \u0645\u064e\u0646 \u064a\u064e\u0643\u0652\u0641\u064f\u0644\u064f\u0647\u064f <\/strong><\/p>\n

Artinya: \u201d\u2026\u00a0bolehkah saya menunjukkan kepadamu orang yang akan memeliharanya (menanggungnya)?<\/em>\u2026\u201d<\/p>\n

Awal Berdirinya Takaful<\/h2>\n

Gagasan dan pemikiran didirikannya asuransi berlandaskan syariah sebenarnya sudah muncul tiga tahun sebelum berdirinya takaful dan makin kuat setelah diresmikannya Bank Muamalat Indonesia pada tahun 1991.<\/p>\n

Baru pada tahun 1994, Asuransi Takaful didirikan pertama kali bersamaan dengan diresmikannya PT Syarikat Takaful Indonesia. Setelah itu, kemudian mendirikan 2 anak perusahaan yaitu PT Asuransi Takaful Keluarga pada tahun 1994 dan PT Asuransi Takaful Umum pada tahun 1995.<\/p>\n

Seiring dnegan beroperasinya Bank-Bank Syariah dirasakan kebutuhan akan kehadiran jasa asuransi yang berdasarkan syariah pula. Berdasarkan pemikiran tersebut Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) pada tanggal 27 Juli 1993 melalui Yayasan Abdi Bangsa bersama Bank Muamalat Indonesia (BMI) dan perusahaan Asuransi Tugu Mandiri sepakat memprakarsai pendirian asuransi takaful.<\/p>\n

Persamaan Takaful dan Asuransi Konvensional<\/h3>\n

Baik asuransi konvensional maupun asuransi Syariah (takaful<\/em>) memiliki persamaan, yaitu masing-masing perusahaan asuransi hanya berfungsi sebagai fasilitator dan intermediasi hubungan struktural antara peserta penyetor premi (penanggung) dengan peserta penerima pembayaran klaim (tertanggung).<\/p>\n

Perbedaan Takaful dan Asuransi Konvensional<\/h3>\n

Gagasan tentang asuransi takaful<\/em> berkaitan dengan unsur saling menanggung risiko di antara para peserta asuransi, di mana peserta yang satu menjadi penanggung peserta yang lainnya.<\/p>\n

Tanggung-menanggung risiko ter\u00adsebut dilakukan atas dasar kebersamaan saling tolong-menolong dalam kebaikan dengan cara masing-masing mengeluarkan dana yang ditujukan untuk menanggung risiko tersebut.<\/p>\n

Perusahaan asuransi takaful hanya bertindak sebagai fasilitator dan mediator proses saling menanggung di antara para peserta asuransi. Hal inilah salah satu yang membedakan antara asuransi takaful dengan asuransi konvensional, di mana dalam asuransi konven\u00adsional terjadi saling menanggung antara perusahaan asuransi dengan peserta asuransi.<\/p>\n

Prinsip dan Hukum Asuransi dalam Islam<\/h2>\n

Jika ditinjau dari segi hukumnya, asuransi konvensional hukumnya haram. Sebab dalam operasionalnya, asuransi konvensional mengandung unsur\u00a0gharar\u00a0<\/em>(ketidakpastian), maysir<\/em>\u00a0(spekulasi\/gambling) dan\u00a0riba<\/em>\u00a0(bunga).\u00a0<\/em><\/p>\n

Keharaman hukum asuransi dalam Islam tersebut disepakati oleh banyak ulama terkenal dunia seperti Yusuf al-Qaradhawi, Sayyid Sabiq, Abdullah al-Qalqili, Muhammad Bakhil al-Muth\u2019i, Abdul Wahab Khalaf, Muhammad Yusuf Musa, Abdurrahman Isa, Mustafa Ahmad Zarqa, dan Muhammad Nejatullah Siddiqi.<\/p>\n

Namun karena alasan kemaslahatan atau kepentingan umum sebagian dari mereka membolehkan untuk sementara belum ada alternatif yang sesuai syariah beroperasinya asuransi konvensional.<\/p>\n

Dalam rangka pengembangan perekonomian umat jangka panjang, masyarakat muslim perlu konsisten mengaplikasikan prinsip-prinsip perniagaan syariah berdasarkan\u00a0nash-nash\u00a0<\/em>(teks-teks dalil agama)\u00a0<\/em>yang jelas atau pendapat para pakar ekonomi Islam.<\/p>\n

Berdasarkan pemikiran bahwa asuransi konvensional hukumnya adalah haram, maka kemudian dirumuskan bentuk asuransi yang terhindar dari ketiga unsur yang diharamkan Islam tersebut di atas yaitu\u00a0gharar<\/em>,\u00a0maisir<\/em>\u00a0dan\u00a0riba<\/em>.<\/p>\n

Berdasarkan hasil analisis terhadap hukum (syariat) Islam dapat disimpulkan bahwa di dalam ajaran Islam termuat substansi perasuransian.<\/p>\n

Asuransi yang termuat dalam substansi hukum Islam tersebut ternyata dapat menghindarkan prinsip operasional asuransi dari unsur\u00a0gharar, maisir\u00a0<\/em>dan\u00a0riba.<\/em><\/p>\n

Pada hakikatnya, asuransi syariah (takaful<\/em>) maupun konvensional memiliki prinsip untuk saling bertanggung jawab, saling bekerja sama atau bantu-membantu dan saling menanggung penderitaan satu sama lain.<\/p>\n

Oleh sebab itu hukum asuransi dalam Islam diperbolehkan secara Syariah. Hal ini berdasarkan prinsip-prinsip dasar syariah mengajak kepada setiap sesuatu yang berakibat keeratan jalinan sesama manusia dan kepada sesuatu yang meringankan bencana mereka. Sebagaimana potongan fir\u00adman Allah dalam Al-Quran surah al-Maidah ayat 2 berikut:<\/p>\n

\u0648\u064e\u062a\u064e\u0639\u064e\u0627\u0648\u064e\u0646\u064f\u0648\u0627\u06df \u0639\u064e\u0644\u064e\u0649 \u0671\u0644\u0652\u0628\u0650\u0631\u0651\u0650 \u0648\u064e\u0671\u0644\u062a\u0651\u064e\u0642\u0652\u0648\u064e\u0649\u0670 \u06d6 \u0648\u064e\u0644\u064e\u0627 \u062a\u064e\u0639\u064e\u0627\u0648\u064e\u0646\u064f\u0648\u0627\u06df \u0639\u064e\u0644\u064e\u0649 \u0671\u0644\u0652\u0625\u0650\u062b\u0652\u0645\u0650 \u0648\u064e\u0671\u0644\u0652\u0639\u064f\u062f\u0652\u0648\u064e\u0670\u0646\u0650 \u06da \u0648\u064e\u0671\u062a\u0651\u064e\u0642\u064f\u0648\u0627\u06df \u0671\u0644\u0644\u0651\u064e\u0647\u064e \u06d6 \u0625\u0650\u0646\u0651\u064e \u0671\u0644\u0644\u0651\u064e\u0647\u064e \u0634\u064e\u062f\u0650\u064a\u062f\u064f \u0671\u0644\u0652\u0639\u0650\u0642\u064e\u0627\u0628\u0650<\/strong><\/p>\n

Artinya: \u201cDan tolong-menolonglah kamu dalam mengerjakan kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertaqwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya\u201d.<\/p>\n

Seperti yang telah disebutkan di atas, prinsip utama asuransi syariah yang menekankan pada semangat kebersamaan dan tolong-menolong (ta\u2019awun<\/em>). Mengedepankan asas saling membantu dan saling menopang. Sebab setiap muslim terhadap muslim lainnya bagaikan sebuah bangunan yang saling menguatkan satu sama lain.<\/p>\n

Dasar Hukum Asuransi Syariah<\/h2>\n

Dalam menjalankan usahanya, perusahaan asuransi dan reasu\u00adransi syariah berpegang pada pedoman yang dikeluarkan oleh Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) yaitu Fatwa DSN-MUI No. 21\/DSN-MUI\/X\/2001 tentang Pedoman Umum Asuransi Syariah di samping Fatwa DSN-MUI yang paling terkini yang terkait dengan akad perjanjian asuransi syariah yaitu Fatwa No.51\/DSN-MUI\/III\/2006 tentang akad Mudharabah Musytarakah<\/em>\u00a0pada Asuransi Syariah, Fatwa No. 52\/DSN-MUI\/III\/2006 tentang Akad\u00a0Wakalah bil Ujrah<\/em>\u00a0pada Asuransi Syariah, Fatwa No. 53\/DSN-MUI\/III\/2006 tentang Akad\u00a0Tabarru\u2019\u00a0<\/em>pada Asuransi Syariah.<\/p>\n

Peraturan perundang-undangan yang telah dikeluarkan pemerintah berkaitan dengan asuransi syariah yaitu:<\/p>\n

    \n
  1. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 426\/ KMK.06\/2003 tentang Perizinan Usaha dan Kelembagaan Perusa\u00adhaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi. Peraturan inilah yang dapat dijadikan dasar untuk mendirikan asuransi syariah sebagaimana ketentuan dalam Pasal 3 yang menyebutkan bahwa \u201dSetiap pihak dapat melakukan usaha asuransi atau usaha reasuransi berdasarkan prinsip syariah\u2026<\/em>\u201d Ketentuan yang berkaitan dengan asuransi syariah tercantum dalam Pasal 3-4 mengenai persyaratan dan tata cara memperoleh izin usaha perusahaan asuransi dan perusahaan reasuransi dengan prinsip syariah, Pasal 32 mengenai pembukaan kantor cabang dengan prinsip syariah dari perusahaan asuransi dan perusahaan reasuransi konvensional, dan Pasal 33 mengenai pembukaan kantor cabang dengan prinsip syariah dari perusahaan asuransi dan perusahaan reasuransi dengan prinsip syariah.<\/li>\n
  2. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 424\/ KMK.06\/2003 tentang Kesehatan Keuangan Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi. Ketentuan yang berkaitan dengan asuransi syariah tercantum dalam Pasal 15-18 mengenai kekayaan yang diperkenankan harus dimiliki dan dikuasai oleh perusahaan asuransi dan perusahaan reasuransi dengan prinsip syariah.<\/li>\n
  3. Keputusan Direktur Jenderal Lembaga Keuangan Nomor Kep. 4499\/ LK\/2000 tentang Jenis, Penilaian dan Pembatasan Investasi Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi dengan Sistem Syariah.<\/li>\n<\/ol>\n

    Demikian Selayang pandang mengenai takaful dan hukum asuransi dalam Islam. Medah-mudahan sedikit dapat menambah informasi. Jika ada hal yang kiranya kurang tepat, kami mohon maaf yang sebesar-besarnya. Ash-Shawabu Minallah<\/em>.<\/p>\n","protected":false},"excerpt":{"rendered":"

    PeciHitam.org –\u00a0Dalam hal\u00a0muamalah\u00a0(hukum yang mengatur urusan sesame manusia) memiliki prinsip hukum yang bersifat terbuka. Maksudnya, Allah hanya memberikan aturan yang bersifat garis besarnya saja di dalam al-Quran. Nah, sisanya terbuka atau dapat dikembangkan oleh ulama mujtahid melalui pemikirannya selama tidak bertentangan dengan Al-Quran dan Hadis. Meskipun di dalam al-Quran dan Hadis tidak menyebutkan langsung perihal […]<\/p>\n","protected":false},"author":16,"featured_media":53597,"comment_status":"closed","ping_status":"closed","sticky":false,"template":"","format":"standard","meta":{"footnotes":""},"categories":[1691,2215],"tags":[6988],"yoast_head":"\nHukum Asuransi dalam Islam dan Takaful; Benarkah di Haramkan? Ini Penjelasannya - Pecihitam.org<\/title>\n<meta name=\"description\" content=\"Meskipun di dalam al-Quran dan Hadis tidak menyebutkan langsung perihal asuransi, namun bukan berarti bahwa hukum asuransi dalam Islam hukumnya haram.\" \/>\n<meta name=\"robots\" content=\"index, follow, max-snippet:-1, max-image-preview:large, max-video-preview:-1\" \/>\n<link rel=\"canonical\" href=\"https:\/\/pecihitam.org\/hukum-asuransi-dalam-islam\/\" \/>\n<meta property=\"og:locale\" content=\"en_US\" \/>\n<meta property=\"og:type\" content=\"article\" \/>\n<meta property=\"og:title\" content=\"Hukum Asuransi dalam Islam dan Takaful; Benarkah di Haramkan? Ini Penjelasannya - Pecihitam.org\" \/>\n<meta property=\"og:description\" content=\"Meskipun di dalam al-Quran dan Hadis tidak menyebutkan langsung perihal asuransi, namun bukan berarti bahwa hukum asuransi dalam Islam hukumnya haram.\" \/>\n<meta property=\"og:url\" content=\"https:\/\/pecihitam.org\/hukum-asuransi-dalam-islam\/\" \/>\n<meta property=\"og:site_name\" content=\"Pecihitam.org\" \/>\n<meta property=\"article:publisher\" content=\"https:\/\/www.facebook.com\/newpecihitam\/\" \/>\n<meta property=\"article:published_time\" content=\"2020-05-08T15:41:04+00:00\" \/>\n<meta property=\"article:modified_time\" content=\"2020-05-08T15:41:12+00:00\" \/>\n<meta property=\"og:image\" content=\"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/05\/Takaful-dan-Hukum-Asuransi-dalam-Islam-Benarkah-di-Haramkan-Ini-Penjelasannya-scaled.jpg\" \/>\n\t<meta property=\"og:image:width\" content=\"1024\" \/>\n\t<meta property=\"og:image:height\" content=\"576\" \/>\n\t<meta property=\"og:image:type\" content=\"image\/jpeg\" \/>\n<meta name=\"author\" content=\"Mohammad Mufid Muwaffaq\" \/>\n<meta name=\"twitter:card\" content=\"summary_large_image\" \/>\n<meta name=\"twitter:label1\" content=\"Written by\" \/>\n\t<meta name=\"twitter:data1\" content=\"Mohammad Mufid Muwaffaq\" \/>\n\t<meta name=\"twitter:label2\" content=\"Est. reading time\" \/>\n\t<meta name=\"twitter:data2\" content=\"5 minutes\" \/>\n<script type=\"application\/ld+json\" class=\"yoast-schema-graph\">{\"@context\":\"https:\/\/schema.org\",\"@graph\":[{\"@type\":\"Article\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/hukum-asuransi-dalam-islam\/#article\",\"isPartOf\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/hukum-asuransi-dalam-islam\/\"},\"author\":{\"name\":\"Mohammad Mufid Muwaffaq\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/536deb93a05942d254bd50bcbc0abf29\"},\"headline\":\"Hukum Asuransi dalam Islam dan Takaful; Benarkah di Haramkan? Ini Penjelasannya\",\"datePublished\":\"2020-05-08T15:41:04+00:00\",\"dateModified\":\"2020-05-08T15:41:12+00:00\",\"mainEntityOfPage\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/hukum-asuransi-dalam-islam\/\"},\"wordCount\":1101,\"publisher\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#organization\"},\"image\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/hukum-asuransi-dalam-islam\/#primaryimage\"},\"thumbnailUrl\":\"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/05\/Takaful-dan-Hukum-Asuransi-dalam-Islam-Benarkah-di-Haramkan-Ini-Penjelasannya-scaled.jpg\",\"keywords\":[\"hukum asuransi dalam islam\"],\"articleSection\":[\"Fiqih\",\"Muamalah\"],\"inLanguage\":\"en-US\"},{\"@type\":\"WebPage\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/hukum-asuransi-dalam-islam\/\",\"url\":\"https:\/\/pecihitam.org\/hukum-asuransi-dalam-islam\/\",\"name\":\"Hukum Asuransi dalam Islam dan Takaful; Benarkah di Haramkan? Ini Penjelasannya - Pecihitam.org\",\"isPartOf\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#website\"},\"primaryImageOfPage\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/hukum-asuransi-dalam-islam\/#primaryimage\"},\"image\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/hukum-asuransi-dalam-islam\/#primaryimage\"},\"thumbnailUrl\":\"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/05\/Takaful-dan-Hukum-Asuransi-dalam-Islam-Benarkah-di-Haramkan-Ini-Penjelasannya-scaled.jpg\",\"datePublished\":\"2020-05-08T15:41:04+00:00\",\"dateModified\":\"2020-05-08T15:41:12+00:00\",\"description\":\"Meskipun di dalam al-Quran dan Hadis tidak menyebutkan langsung perihal asuransi, namun bukan berarti bahwa hukum asuransi dalam Islam hukumnya haram.\",\"breadcrumb\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/hukum-asuransi-dalam-islam\/#breadcrumb\"},\"inLanguage\":\"en-US\",\"potentialAction\":[{\"@type\":\"ReadAction\",\"target\":[\"https:\/\/pecihitam.org\/hukum-asuransi-dalam-islam\/\"]}]},{\"@type\":\"ImageObject\",\"inLanguage\":\"en-US\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/hukum-asuransi-dalam-islam\/#primaryimage\",\"url\":\"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/05\/Takaful-dan-Hukum-Asuransi-dalam-Islam-Benarkah-di-Haramkan-Ini-Penjelasannya-scaled.jpg\",\"contentUrl\":\"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/05\/Takaful-dan-Hukum-Asuransi-dalam-Islam-Benarkah-di-Haramkan-Ini-Penjelasannya-scaled.jpg\",\"width\":1024,\"height\":576,\"caption\":\"Takaful dan Hukum Asuransi dalam Islam; Benarkah di Haramkan? Ini Penjelasannya\"},{\"@type\":\"BreadcrumbList\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/hukum-asuransi-dalam-islam\/#breadcrumb\",\"itemListElement\":[{\"@type\":\"ListItem\",\"position\":1,\"name\":\"Home\",\"item\":\"https:\/\/pecihitam.org\/\"},{\"@type\":\"ListItem\",\"position\":2,\"name\":\"Hukum Asuransi dalam Islam dan Takaful; Benarkah di Haramkan? Ini Penjelasannya\"}]},{\"@type\":\"WebSite\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#website\",\"url\":\"https:\/\/pecihitam.org\/\",\"name\":\"Pecihitam.org\",\"description\":\"Suara Islam Ahlussunnah wal Jamaah\",\"publisher\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#organization\"},\"potentialAction\":[{\"@type\":\"SearchAction\",\"target\":{\"@type\":\"EntryPoint\",\"urlTemplate\":\"https:\/\/pecihitam.org\/?s={search_term_string}\"},\"query-input\":\"required name=search_term_string\"}],\"inLanguage\":\"en-US\"},{\"@type\":\"Organization\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#organization\",\"name\":\"Pecihitam.org\",\"url\":\"https:\/\/pecihitam.org\/\",\"logo\":{\"@type\":\"ImageObject\",\"inLanguage\":\"en-US\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/logo\/image\/\",\"url\":\"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/07\/Logo-Pecihitam.org_.png\",\"contentUrl\":\"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/07\/Logo-Pecihitam.org_.png\",\"width\":2401,\"height\":2401,\"caption\":\"Pecihitam.org\"},\"image\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/logo\/image\/\"},\"sameAs\":[\"https:\/\/www.facebook.com\/newpecihitam\/\",\"https:\/\/www.instagram.com\/pecihitam_org\/\",\"https:\/\/id.pinterest.com\/pecihitam_org\/\",\"https:\/\/www.youtube.com\/channel\/UCVZO49u3U4iibd-X7MmqBcQ\"]},{\"@type\":\"Person\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/536deb93a05942d254bd50bcbc0abf29\",\"name\":\"Mohammad Mufid Muwaffaq\",\"image\":{\"@type\":\"ImageObject\",\"inLanguage\":\"en-US\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/image\/\",\"url\":\"https:\/\/secure.gravatar.com\/avatar\/c5405beb73ddd85be7f8eb16d05de2de?s=96&r=g\",\"contentUrl\":\"https:\/\/secure.gravatar.com\/avatar\/c5405beb73ddd85be7f8eb16d05de2de?s=96&r=g\",\"caption\":\"Mohammad Mufid Muwaffaq\"},\"description\":\"Santri Pondok Pesantren Qomaruddin, Sarjana Theologi Islam di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Jjurusan Ilmu al-Quran dan Tafsir, Mahasiswa Magister di jurusan Studi Quran Hadis Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta\",\"url\":\"https:\/\/pecihitam.org\/author\/mufid\/\"}]}<\/script>\n<!-- \/ Yoast SEO plugin. -->","yoast_head_json":{"title":"Hukum Asuransi dalam Islam dan Takaful; Benarkah di Haramkan? Ini Penjelasannya - Pecihitam.org","description":"Meskipun di dalam al-Quran dan Hadis tidak menyebutkan langsung perihal asuransi, namun bukan berarti bahwa hukum asuransi dalam Islam hukumnya haram.","robots":{"index":"index","follow":"follow","max-snippet":"max-snippet:-1","max-image-preview":"max-image-preview:large","max-video-preview":"max-video-preview:-1"},"canonical":"https:\/\/pecihitam.org\/hukum-asuransi-dalam-islam\/","og_locale":"en_US","og_type":"article","og_title":"Hukum Asuransi dalam Islam dan Takaful; Benarkah di Haramkan? Ini Penjelasannya - Pecihitam.org","og_description":"Meskipun di dalam al-Quran dan Hadis tidak menyebutkan langsung perihal asuransi, namun bukan berarti bahwa hukum asuransi dalam Islam hukumnya haram.","og_url":"https:\/\/pecihitam.org\/hukum-asuransi-dalam-islam\/","og_site_name":"Pecihitam.org","article_publisher":"https:\/\/www.facebook.com\/newpecihitam\/","article_published_time":"2020-05-08T15:41:04+00:00","article_modified_time":"2020-05-08T15:41:12+00:00","og_image":[{"width":1024,"height":576,"url":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/05\/Takaful-dan-Hukum-Asuransi-dalam-Islam-Benarkah-di-Haramkan-Ini-Penjelasannya-scaled.jpg","type":"image\/jpeg"}],"author":"Mohammad Mufid Muwaffaq","twitter_card":"summary_large_image","twitter_misc":{"Written by":"Mohammad Mufid Muwaffaq","Est. reading time":"5 minutes"},"schema":{"@context":"https:\/\/schema.org","@graph":[{"@type":"Article","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/hukum-asuransi-dalam-islam\/#article","isPartOf":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/hukum-asuransi-dalam-islam\/"},"author":{"name":"Mohammad Mufid Muwaffaq","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/536deb93a05942d254bd50bcbc0abf29"},"headline":"Hukum Asuransi dalam Islam dan Takaful; Benarkah di Haramkan? Ini Penjelasannya","datePublished":"2020-05-08T15:41:04+00:00","dateModified":"2020-05-08T15:41:12+00:00","mainEntityOfPage":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/hukum-asuransi-dalam-islam\/"},"wordCount":1101,"publisher":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#organization"},"image":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/hukum-asuransi-dalam-islam\/#primaryimage"},"thumbnailUrl":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/05\/Takaful-dan-Hukum-Asuransi-dalam-Islam-Benarkah-di-Haramkan-Ini-Penjelasannya-scaled.jpg","keywords":["hukum asuransi dalam islam"],"articleSection":["Fiqih","Muamalah"],"inLanguage":"en-US"},{"@type":"WebPage","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/hukum-asuransi-dalam-islam\/","url":"https:\/\/pecihitam.org\/hukum-asuransi-dalam-islam\/","name":"Hukum Asuransi dalam Islam dan Takaful; Benarkah di Haramkan? Ini Penjelasannya - Pecihitam.org","isPartOf":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#website"},"primaryImageOfPage":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/hukum-asuransi-dalam-islam\/#primaryimage"},"image":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/hukum-asuransi-dalam-islam\/#primaryimage"},"thumbnailUrl":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/05\/Takaful-dan-Hukum-Asuransi-dalam-Islam-Benarkah-di-Haramkan-Ini-Penjelasannya-scaled.jpg","datePublished":"2020-05-08T15:41:04+00:00","dateModified":"2020-05-08T15:41:12+00:00","description":"Meskipun di dalam al-Quran dan Hadis tidak menyebutkan langsung perihal asuransi, namun bukan berarti bahwa hukum asuransi dalam Islam hukumnya haram.","breadcrumb":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/hukum-asuransi-dalam-islam\/#breadcrumb"},"inLanguage":"en-US","potentialAction":[{"@type":"ReadAction","target":["https:\/\/pecihitam.org\/hukum-asuransi-dalam-islam\/"]}]},{"@type":"ImageObject","inLanguage":"en-US","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/hukum-asuransi-dalam-islam\/#primaryimage","url":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/05\/Takaful-dan-Hukum-Asuransi-dalam-Islam-Benarkah-di-Haramkan-Ini-Penjelasannya-scaled.jpg","contentUrl":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/05\/Takaful-dan-Hukum-Asuransi-dalam-Islam-Benarkah-di-Haramkan-Ini-Penjelasannya-scaled.jpg","width":1024,"height":576,"caption":"Takaful dan Hukum Asuransi dalam Islam; Benarkah di Haramkan? Ini Penjelasannya"},{"@type":"BreadcrumbList","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/hukum-asuransi-dalam-islam\/#breadcrumb","itemListElement":[{"@type":"ListItem","position":1,"name":"Home","item":"https:\/\/pecihitam.org\/"},{"@type":"ListItem","position":2,"name":"Hukum Asuransi dalam Islam dan Takaful; Benarkah di Haramkan? Ini Penjelasannya"}]},{"@type":"WebSite","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#website","url":"https:\/\/pecihitam.org\/","name":"Pecihitam.org","description":"Suara Islam Ahlussunnah wal Jamaah","publisher":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#organization"},"potentialAction":[{"@type":"SearchAction","target":{"@type":"EntryPoint","urlTemplate":"https:\/\/pecihitam.org\/?s={search_term_string}"},"query-input":"required name=search_term_string"}],"inLanguage":"en-US"},{"@type":"Organization","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#organization","name":"Pecihitam.org","url":"https:\/\/pecihitam.org\/","logo":{"@type":"ImageObject","inLanguage":"en-US","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/logo\/image\/","url":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/07\/Logo-Pecihitam.org_.png","contentUrl":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/07\/Logo-Pecihitam.org_.png","width":2401,"height":2401,"caption":"Pecihitam.org"},"image":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/logo\/image\/"},"sameAs":["https:\/\/www.facebook.com\/newpecihitam\/","https:\/\/www.instagram.com\/pecihitam_org\/","https:\/\/id.pinterest.com\/pecihitam_org\/","https:\/\/www.youtube.com\/channel\/UCVZO49u3U4iibd-X7MmqBcQ"]},{"@type":"Person","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/536deb93a05942d254bd50bcbc0abf29","name":"Mohammad Mufid Muwaffaq","image":{"@type":"ImageObject","inLanguage":"en-US","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/image\/","url":"https:\/\/secure.gravatar.com\/avatar\/c5405beb73ddd85be7f8eb16d05de2de?s=96&r=g","contentUrl":"https:\/\/secure.gravatar.com\/avatar\/c5405beb73ddd85be7f8eb16d05de2de?s=96&r=g","caption":"Mohammad Mufid Muwaffaq"},"description":"Santri Pondok Pesantren Qomaruddin, Sarjana Theologi Islam di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Jjurusan Ilmu al-Quran dan Tafsir, Mahasiswa Magister di jurusan Studi Quran Hadis Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta","url":"https:\/\/pecihitam.org\/author\/mufid\/"}]}},"_links":{"self":[{"href":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/53593"}],"collection":[{"href":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/posts"}],"about":[{"href":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/types\/post"}],"author":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/users\/16"}],"replies":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/comments?post=53593"}],"version-history":[{"count":0,"href":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/53593\/revisions"}],"wp:featuredmedia":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/media\/53597"}],"wp:attachment":[{"href":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/media?parent=53593"}],"wp:term":[{"taxonomy":"category","embeddable":true,"href":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/categories?post=53593"},{"taxonomy":"post_tag","embeddable":true,"href":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/tags?post=53593"}],"curies":[{"name":"wp","href":"https:\/\/api.w.org\/{rel}","templated":true}]}}