Pecihitam.org<\/a><\/strong> – Idul Fitri 2020 kali ini memang cukup istimewa, karena sepertinya status pandemi COVID 19 belum juga ada tanda-tanda akan berakhir. Bahkan dari sini kemudian timbul kemungkinan anjuran dari pemerintah agar pelaksanaan sholat Ied cukup sendiri maupun berjamaah bersama keluarga saja di rumah.<\/p>\n\n\n\n Bagi deretan umat muslim yang taat, hari raya atau lebaran Idul Fitri merupakan momen yang sangat tunggu-tunggu. Pasalnya di hari tersebut banyak sekali kebahagiaan dan berkah yang bisa didapat setelah perjuangan dalam berpuasa selama 1 bulan Ramadhan.<\/p>\n\n\n\n Salah satunya adalah kebahagiaan untuk pergi ke masjid dan menunaikan shalat Idul Fitri. Namun karena beberapa alasan, terkadang seorang tidak bisa berangkat ke masjid. Kita bisa ambil contoh seorang ibu yang harus menjaga anaknya yang masih kecil di rumah sehingga tidak dapat ikut menunaikan shalat Ied di pagi lebaran.<\/p>\n\n\n\n Contoh selanjutnya adalah terjadinya pandemi COVID 19 yang hingga kini belum mereda di seluruh dunia. Sehingga pemerintah menganjurkan agar masyarakat menunaikan sholat Idul Fitri tahun 2020 ini di rumah saja. Lantas apakah ada dalil yang menguatkan anjuran tersebut? Dan bagaimana hukum melaksanakan salat idul fitri sendirian di rumah?<\/p>\n\n\n\n Untuk menjawab pertanyaan tersebut, kita harus kembali menilik hukum dari shalat idul fitri itu sendiri.<\/p>\n\n\n\n Shalat Ied, baik Idul Fitri maupun Idul Adha hukumnya adalah sunnah muakkad (sangat dianjurkan) untuk dilaksanakan secara berjamaah. Dalam Kitab al Umm<\/strong><\/a>, Imam Syafi\u2019i mengatakan<\/p>\n\n\n\n \u0648\u064e\u0644\u0650\u0644\u062a\u0651\u064e\u0637\u064e\u0648\u0651\u064f\u0639\u0650 \u0648\u064e\u062c\u0652\u0647\u064e\u0627\u0646\u0650 \u0635\u064e\u0644\u064e\u0627\u0629\u064c \u062c\u064e\u0645\u064e\u0627\u0639\u064e\u0629\u064b \u0648\u064e\u0635\u064e\u0644\u064e\u0627\u0629\u064c \u0645\u064f\u0646\u0652\u0641\u064e\u0631\u0650\u062f\u064e\u0629\u064b \u0648\u064e\u0635\u064e\u0644\u064e\u0627\u0629\u064f \u0627\u0644\u0652\u062c\u064e\u0645\u064e\u0627\u0639\u064e\u0629\u0650 \u0645\u064f\u0624\u064e\u0643\u0651\u064e\u062f\u064e\u0629\u064c \u0648\u064e\u0644\u064e\u0627 \u0623\u064f\u062c\u0650\u064a\u0632\u064f \u062a\u064e\u0631\u0652\u0643\u064e\u0647\u064e\u0627 \u0644\u0650\u0645\u064e\u0646\u0652 \u0642\u064e\u062f\u064e\u0631\u064e \u0639\u064e\u0644\u064e\u064a\u0652\u0647\u064e\u0627 \u0628\u0650\u062d\u064e\u0627\u0644\u064d \u0648\u064e\u0647\u064f\u0648\u064e \u0635\u064e\u0644\u064e\u0627\u0629\u064f \u0627\u0644\u0652\u0639\u0650\u064a\u062f\u064e\u064a\u0652\u0646\u0650 \u0648\u064e\u0643\u064f\u0633\u064f\u0648\u0641\u0650 \u0627\u0644\u0634\u0651\u064e\u0645\u0652\u0633\u0650 \u0648\u064e\u0627\u0644\u0652\u0642\u064e\u0645\u064e\u0631\u0650 \u0648\u064e\u0627\u0644\u0650\u0627\u0633\u0652\u062a\u0650\u0633\u0652\u0642\u064e\u0627\u0621\u0650<\/strong><\/p>\n\n\n\n “Shalat sunnah terbagi dua, yakni yang dilaksanakan berjamaah dan yang sendiri-sendiri. Adapun shalat sunnah yang sangat dianjurkan berjamaah tidak diperkenankan untuk meninggalkannya bagi yang mampu melaksanakannya, yaitu shalat dua hari raya, gerhana matahari dan bulan, serta shalat istisqa.”<\/em><\/p>\n\n\n\n Adapun jika berhalangan untuk shalat berjamaah, maka shalat Ied boleh dilaksanakan sendirian. Abu Hasan Ali al-Bagdadi dalam kitab al-Iqna\u2019 fil fiqh asy-Syafi\u2019i<\/strong><\/a> mengatakan:<\/p>\n\n\n\n \u0648\u064e\u064a\u064f\u0635\u0644\u064a \u0627\u0644\u0639\u064a\u062f\u0627\u0646 \u0641\u0650\u064a \u0627\u0644\u0652\u062d\u064e\u0636\u064e\u0631 \u0648\u064e\u0627\u0644\u0633\u0651\u0641\u0631 \u062c\u0645\u064e\u0627\u0639\u064e\u0629 \u0648\u0641\u0631\u0627\u062f\u0649<\/strong><\/p>\n\n\n\n “Dan hendaklah melaksanakan shalat dua hari raya dalam keadaan hadir maupun bepergian, baik dengan berjamaah maupun sendiri-sendiri.”<\/em><\/p>\n\n\n\n Memang, Nabi Muhammad Saw belum pernah mencontohkan secara langsung perihal tata cara salat Ied sendirian (wallahu a\u2019lam bishowab). Pasalnya Rasulullah senantiasa melaksanakan shalat Idul fitri bersama para sahabat. <\/p>\n\n\n\n Diawali dengan mengajak para perempuan dan anak kecil untuk berbondong menuju lapangan (tempat Rasulullah dan para sahabat melaksanakan salat idul fitri), tidak luput pula para wanita yang sedang haid diajaknya oleh Rasulullah untuk mendengarkan khutbah (meskipun dilarang untuk mendekati tempat shalat).<\/p>\n\n\n\n Akan tetapi dalam diskusi para ulama. Terdapat beberapa pandangan yang memberikan penjelasan perihal tata cara melakukan shalat Ied sendirian. dan pandangan-pandangan inilah yang bisa kita terapkan pada kondisi Idul Fitri tahun 2020 sekarang ini. <\/p>\n\n\n\n 1. Tidak Dilaksanakan Tidak Apa-apa<\/strong><\/p>\n\n\n\n Ibnu Qudamah dalam kitab al-mughni berpendapat bahwasannya,<\/p>\n\n\n\n \u201cBarangsiapa yang tertinggal shalat Ied, maka tidak ada kewajiban qodho baginya. Karena hukum shalat Id adalah fardhu kifayah. Jika sudah mencapai kadar kifayah (ditinggalkan boleh tapi dilaksanakan lebih utama), maka sudah dikatakan cukup.\u201d<\/em><\/p>\n\n\n\n Pendapat Ibnu Qudamah juga dikuatkan oleh Imam Maliki yang juga berpendapat sama. Yaitu tidak menganggap adanya qadha. Secara garis besar, maka hukunya boleh ditinggalkan apabila sebagian sudah ada yang melaksanakan sholat Ied.<\/p>\n\n\n\n 2. Dilaksanakan (sendirian) dengan 4 Rakaat<\/strong><\/p>\n\n\n\n Imam al-Auza\u2019i, Imam Ahmad dan Ats-Tsauri berpendapat bahwa, orang yang hendak mengqadha shalat Ied hendaklah melakukannya dengan salat empat rakaat, baik dengan satu salam atau dua salam(dua rakaat dua rakaat). <\/p>\n\n\n\n Empat rakaat ini diqiyaskan kepada salat Jum\u2019at yang apabila terlewat maka harus menggantinya dengan empat rakaat. Pendapat ini berdasarkan riwayat dari Ibnu Mas\u2019ud<\/a><\/strong> yang berbunyi :<\/p>\n\n\n\nHukum Melaksanakan Salat Idul Fitri Sendirian di Rumah<\/strong><\/h2>\n\n\n\n