Mata batin akan terbuka lebar bari mereka yang hatinya bersih dan suci. Pembagian hati yang memiliki kepekaan batin dalam dunia Tasawuf <\/em>minimal terbagi kedalam 5 bentuk, Bashirah, Dlamir, Fuad, Sirr, <\/em>dan Latifah.<\/em><\/p>\n

Gerakan mata batin yang benar pasti berasal dari bimbingan dan bisikan Allah SWT. Dan jika bisikan arahan syaitan berasal dari syaitan. Kesulitan dalam membedakan gerakan hati dari Allah SWT atau dari syaitan tentu berdasar tingkat keimanan masing-masing orang.<\/p>\n

Bimbingan yang bersumber dari Allah akan \u00a0diletakkan di hati orang mukmin yang bersih dan jernih. Sabda Rasulullah;<\/p>\n

\u0627\u062a\u0642\u0648\u0627 \u0641\u0631\u0627\u0633\u0629 \u0627\u0644\u0645\u0624\u0645\u0646 \u060c \u0641\u0625\u0646\u0647 \u064a\u0646\u0638\u0631 \u0628\u0646\u0648\u0631 \u0627\u0644\u0644\u0647<\/strong><\/p>\n

Artinya; \u201c<\/em>Takutlah kamu akan firasat orang mukmin karena ia memandang dengan cahaya Allah.<\/em>\u201d<\/em>\u00a0(HR. At-Tirmidzi)<\/em><\/p>\n

\u0625\u0650\u0646\u0651\u064e \u0641\u0650\u064a \u0630\u064e\u0644\u0650\u0643\u064e \u0644\u0622\u064a\u064e\u0627\u062a\u064d \u0644\u0650\u0644\u0652\u0645\u064f\u062a\u064e\u0648\u064e\u0633\u0650\u0651\u0645\u0650\u064a\u0646\u064e<\/strong><\/p>\n

Artinya; \u201c<\/em>Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang memperhatikan tanda-tanda<\/em>\u201d<\/em> (Qs. Al-Hijr: 75)<\/em><\/p>\n

Tanda-tanda dalam bahasa Al-Quran hanya bisa dibaca oleh orang dengan mata batin peka. Karena tanda batiniyah <\/em>sangat lembut jika harus dibaca oleh orang yang penuh maksiat. Kata (\u0644\u0650\u0644\u0652\u0645\u064f\u062a\u064e\u0648\u064e\u0633\u0650\u0651\u0645\u0650\u064a\u0646\u064e) \u201c<\/em>Al-Mutawasimin<\/em>\u201d<\/em>\u00a0menurut pengertian ulama adalah orang-orang yang mempunyai firasat, yaitu mereka yang mampu mengetahui suatu hal dengan mempelajari tanda-tandanya.<\/p>\n

Memahami tanda-tanda dengan firasat atau mata batin bertingkat 4 dalam tasawuf. <\/em>Tingkatan hati dengan kepekaan mata batin tinggi tergantung maqam <\/em>hatinya;<\/p>\n

Maqam Bashirah<\/em><\/strong><\/h3>\n

Mata Batin dalam maqam <\/em>derajat Bashirah mempunyai kemampuan untuk membedakan antara benar dan salah. Setiap orang mempunyai kemampuan ini, selama hatinya tidak dipenuhi oleh Hijab <\/em>penghalang bernama Maksiat.<\/p>\n

Orang baik dan jahat pasti akan sama-sama sepakat bahwa membunuh orang baik adalah keburukan, tindakan korupsi, bersumpah jabatan dan melanggarkan adalah kejahatan. Dan beramal sholeh, membantu orang lain, bersikap adil dalam membuat kebijakan adalah perbuatan baik.<\/p>\n

Ayat allah menerangkan dalam surat Asy-Syams ayat 8;<\/p>\n

\u0641\u064e\u0623\u064e\u0644\u0652\u0647\u064e\u0645\u064e\u0647\u064e\u0627 \u0641\u064f\u062c\u064f\u0648\u0631\u064e\u0647\u064e\u0627 \u0648\u064e\u062a\u064e\u0642\u0652\u0648\u064e\u0627\u0647\u064e\u0627\u00a0<\/strong><\/p>\n

Artinya; \u201c<\/em>Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya<\/em>\u201d<\/em> (Qs. Asy-Syams: 8)<\/em><\/p>\n

Pelatihan dalam maqam <\/em>ini adalah terus menerus berdzikir kepada Allah SWT dengan dzikir <\/em>Nafi Isbat, Laa Ilaha Illallah.<\/em> Memperbanyak dzikir <\/em>akan membuka Hijab <\/em>penghalang dan memperkuat mata Batin Bashirah.<\/em><\/p>\n

Maqam <\/em><\/strong>Dlamir (Moralitas)<\/em><\/strong><\/h3>\n

Pada derajat ini, seorang akan melihat berdasar sistem moralitas. <\/em>Moralitas dalam diri seseorang kurang lebih sama. Bedanya adalah mengikuti nafsu atau berkebelakangan dengan nafsu. Dengan pengetahuan Bashirah <\/em>seseorang mampu membedakan mana baik dan buruk.<\/p>\n

Sedangkan maqam Dlamri <\/em>akan memerintahkan supaya \u201c<\/em>Kerjakan<\/em>\u201d<\/em> atau \u201c<\/em>Jangan Kerjakan<\/em>\u201d<\/em>. <\/em>Yang benar jika Benar maka \u201c<\/em>Kerjakan<\/em>\u201d<\/em> dan jika mengandung kesalahan dosa maka \u201c<\/em>Tinggalkan<\/em>\u201d<\/em>. <\/em><\/p>\n

Dalam bahasa Tasawuf <\/em>diterangkan dalam maqam dlamir <\/em>yakni Ifal <\/em>(\u0627\u0641\u0639\u0644) dan La Tafal <\/em>(\u0644\u0627 \u062a\u0641\u0639\u0644). Hati dengan Dlamir <\/em>bersih akan selalu merujuk kepada mengerjakan hal positif, sedangkan hati dengan banyak maksiat akan mendorong kepada Kesesatan dan Maksiat.<\/p>\n

Maqam Fuad <\/em><\/strong><\/h3>\n

Menginjak maqam <\/em>ketiga yakni Fuad. <\/em>Fungsi fuad <\/em>adalah sebagai Hakim atau penentu benar atau\u00a0 salahnya perbuatan. Fuad <\/em>tidak pernah berbohong dan salah dalam menilai, kecuali hatinya sudah dikuasai oleh nafsu-nafsu duniawi.<\/p>\n

Allah berfirman dalam al-Quran<\/p>\n

\u0645\u064e\u0627 \u0643\u064e\u0630\u064e\u0628\u064e \u0627\u0644\u0652\u0641\u064f\u0624\u064e\u0627\u062f\u064f \u0645\u064e\u0627 \u0631\u064e\u0623\u064e\u0649\u00a0<\/strong><\/p>\n

Artinya; \u201c<\/em>H<\/em>atinya tidak mendustakan apa yang telah dilihatnya<\/em>\u201d<\/em><\/p>\n

Para mufassir <\/em>menerjemahkan bahwa wahyu pertama yang turun berupa bisikan Ilahiyah <\/em>dalam hati Muhammad SAW sebagaimana ayat ini. penggunaan kata (\u0627\u0644\u0652\u0641\u064f\u0624\u064e\u0627\u062f\u064f) sebagai Hakim merujuk pada mata batin seseorang tidak pernah salah dan bohong.<\/p>\n

Jika seseorang dalam Fuad<\/em>nya merasa bahwa tindakan korupsi bernilai SALAH maka tidak bisa dibohongi. Yang dapat berbohong adalah Mulut yang seringkali berbeda bisikannya dengan bisikan Fuad. <\/em><\/p>\n

Maqam <\/em><\/strong>Sirr (<\/em><\/strong>Misteri)<\/em><\/strong><\/h3>\n

orang yang memiliki mata batin pada maqam Sirr <\/em>akan dapat melihat rahasia Allah yang terkandung pada setiap kejadian. Ia termasuk orang-orang Kasyaf <\/em>yang secara terbuka bisa melihat perbuatan orang lain sebagaimana pernah dialami oleh Imam Hanafi, pendiri Madzhab Hanafiyah.<\/p>\n

Maqam Latifah<\/em><\/strong><\/h3>\n

Puncak tertinggi dari mata batin adalah derajat maqam Latifah <\/em>yang mana bisa melihat segala yang didunia kasar maupun ghaib. <\/em>Keseluruhan kemampuan Mata Batin adalah atas izin dan anugerah dari Allah SWT.<\/p>\n

Jika ia merupakan penglihatan mata batin dari Allah SWT, maka diberkahi. Jika sebaliknya, membuka mata batin dengan bantuan jin, syaitan dan iblis akan berdampak terjerumusnya manusia kedalam dosa. Maka untuk memastikan bahwa apakah itu bisikan dari Allah SWT atau dari Iblis memerlukan seorang Guru Mursyid.<\/p>\n

Istilah ini sangat dipegang teguh dalam dunia Tasawuf <\/em>yang sering disebut Thariqah. <\/em>Seorang Ulama Jawa Barat, Buya Syakur menyebut, \u201c<\/em>Barang Siapa Berdzikir tanpa Guru Mursyid, maka Gurunya adalah Syaitan.<\/em><\/p>\n

Dzikir dan Doa Pembuka Mata Batin<\/strong><\/h2>\n

Alat dan metode membuka mata batin tidak terlepas dari memperbaiki hati untuk lebih peka dengan fenomena. Karena setiap manusia mempunyai bakat dan potensi untuk terbuka mata hatinya. Metode membuka mata batin jangan sampai salah karena bisa terjebak oleh bantuan syaitan, bukan Allah SWT.<\/p>\n

Dalam thariqat <\/em>mata batin dibuka dan diasah dengan memperbanyak dzikir di bawah bimbingan mursyid <\/em>atau guru. Kaidah dzikir <\/em>berbeda-beda tergantung tingkatan belajar maqamnya.<\/em><\/p>\n

Kaidah membuka hal ini dengan dzikir <\/em>bisa mengamalkan membaca hamdallah, istighfar, surat al-Quran <\/em>dan mempebanyak dzikir Nafi Isbat. <\/em>Kondisi memperbanyak dzikir <\/em>kepada Allah SWT akan membukakan jalan untuk hati lebih peka dengan fenomena. Selain dengan dzikir, <\/em>ada doa sederhana yang bisa digunakan sebagai perantara pembuka mata hati,<\/p>\n

\u0628\u0633\u0645 \u0627\u0644\u0644\u0647 \u0631\u062d\u0645\u062a \u0627\u0644\u063a\u064a\u0628 \u0648\u0627\u0644\u0633\u0645\u0648\u0627\u062a \u0648\u0627\u0644\u0623\u0631\u0636,\u0623\u0644\u0644\u0647\u0645 \u062c\u0632\u0652\u0639\u0644\u064a\u0643 \u0627\u0644\u0628\u0635\u0631<\/strong><\/p>\n

Transliterasi; \u201c<\/em>Bismillahi Rokhmatal Ghoiba Wassamawati Wal Ardhy, Allohumma Juz Alaikal Bashar<\/em>\u201d<\/em><\/p>\n

Kepekaan Hati ini yang mendorong manusia lebih terbuka mata hatinya atas Ilham <\/em>dan pengetahuan dari Allah SWT. Bentuk ilham <\/em>bisikan dari Allah SWT disebut dengan khawatirul Rabbaniyyah <\/em>yang bernilai positif.<\/p>\n

Sedangkan sebaliknya, bisikan dari syaitan disebut dengan khawatirul syahwatiyah <\/em>yang akan selalu mengajak kepada keburukan atau pembenaran dosa. Kisah Imam Ghazali mendapatkan khawatirul syahwatiyah <\/em>yang berwujud suara Ghaib.<\/p>\n

Saat beliau bermunajat ditengah malam, muncul bisikan dalam bentuk suara yang memenuhi angkasa. Suara tersebut memaklumkan bahwa Imam Ghazali diperbolehkan untuk tidak beribadaha.<\/p>\n

Awalnya beliau merasa tersanjung karena mendapat keistimewaan, dan segera sadar bahwa bisikan itu bukanlah Ilham Khawatirul Rabbaniyah, <\/em>akan tetapi bisikan khawatirul syahwatiyyah.<\/em><\/p>\n

Beliau dengan mata batinnya segera mengetahui keburukan dan dosa jika mengikuti bisikan itu. Beliau kemudian mengusir bisikan tersebut dan memahami sebagai godaan dari syaitan. Ash-Shawabu Minallah<\/em>.<\/em><\/p>\n","protected":false},"excerpt":{"rendered":"

PeciHitam.org – Ketajaman penglihatan melihat fenomena gejala alam dapat digunakan penglihatan lahiriyah. Perubahan cuaca dari terang menjadi mendung menjadi dasar bahwa akan turun hujan. Penglihatan seperti ini mempunyai sifat penglihatan lahiriyah atau mata lahir. Sedangkan untuk mengamati kejadian yang lebih halus , lembut memerlukan kepakaan mata batin. Kejadian yang terjadi bukan hanya diamati dari segi […]<\/p>\n","protected":false},"author":16,"featured_media":54057,"comment_status":"closed","ping_status":"closed","sticky":false,"template":"","format":"standard","meta":{"footnotes":""},"categories":[17],"tags":[11421],"yoast_head":"\n