Pecihitam.org<\/a><\/strong> – Sudah barang umum dan hampir menjadi menu wajib,ketupat selalu ada saat lebaran. Ya ketupat atau kupat memang tak pernah lepas dari momen perayaan lebaran Idul Fitri<\/strong><\/a> di Indonesia. <\/p>\n\n\n\n Bahkan tak hanya di Indonesia saja, beberapa negara di Asia Tenggara juga sering menghidangkan ketupat. Misalnya Malaysia, Singapura dan Filipina yang tentunya dihidangkan dengan cara yang berbeda. <\/p>\n\n\n\n Makanan yang terbuat dari beras, dipadatkan dan dimasak dengan anyaman janur kelapa ini, memang menjadi sajian khas Idul Fitri. Di Indodnesia sendiri biasanya, ketupat dihidangkan bersama opor ayam, sambal goreng ati, semur daging, dan beberapa makanan khas lebaran lainnya.<\/p>\n\n\n\n Mendekati perayaan Idul Fitri, juga banyak pedagang yang menjajakan anyaman ketupat dimana-mana. Tentunya harga yang ditawarkanpun cukup bervariasi malah harganyapun akan semakin mahal ketika mendekati hari raya Idul Fitri. Meski demikian nyatanya banyak masyarakat tetap memborongnya.<\/p>\n\n\n\n Akan tetapi, pernahkah kalian bertanya-tanya, bagaimana sebenarnya sejarah ketupat bisa menjadi hidangan lebaran yang tak pernah ketinggalan? <\/p>\n\n\n\n Meski kerap menjumpai makanan ini rupanya masih banyak yang belum mengetahui asal mulanya. Nah berikut pecihitam.org lansir dari berbagai sumber mengenai sejarah ketupat Lebaran dan filosofi sakral yang terdapat di dalamnya.<\/p>\n\n\n\n Ketupat seperti halnya seni kerajinan tangan, awalnya merupakan sebuah anyaman dari janur pucuk daun kelapa yang dibentuk seperti kubus persegi empat. Dari ujung kantung anyaman janur ini, beras yang sudah dicuci kemudian diisikan sampai penuh dalam kantung.<\/p>\n\n\n\n Setelah itu, ketupat direbus selama sekitar 2 jam, lo. Cukup lama juga ya?<\/p>\n\n\n\n Setelah ketupat matang, kemudian bisa dihidangkan dan dinikmati dengan opor ayam, rendang dan tak ketinggalan sambal goreng serta berbagai hidangan tradisional khas Indonesia lainnya.<\/p>\n\n\n\n Makanan yang terbuat dari anyaman daun kelapa muda atau janur yang diisi beras ini, memang terlihat sangatlah sederhana. Namun, menjadi yang paling dicari dan tak pernah ketinggalan saat Lebarran hari raya Idul Fitrah tiba. Nah, terrnyata begini nih asal usul ketupat menjadi khas lebaran.<\/p>\n\n\n\n Pada dasarnya ketupat sudah ada jauh sebelum ketupat menjadi bagian tradisi Lebaran masyarakat Indonesia yaitu sejak zaman Hindu-Budha. Adapun menurut sejarah, ketupat pertama kali diperkenalkan oleh Sunan Kalijaga<\/strong><\/a> pada abad ke-15 dalam menyebarkan agama Islam di pulau Jawa. Asimilasi budaya dan keyakinan ini akhirnya mampu menggeser kesakralan ketupat dari budaya Hindu-Budha menjadi tradisi yang slami.<\/p>\n\n\n\n Ketupat atau kupat sendiri adalah singkatan dari frasa dalam bahasa jawa “ngaku lepat” yang artinya mengakui kesalahan. Dan, ada juga yang mengatakan bahwa kupat merupakan singkatan dari “laku papat” atau empat tindakan.<\/p>\n\n\n\n Dari sinilah kemudian tradisi sungkeman<\/a><\/strong> yang sering dilakukan, menjadi implementasi dari ngaku lepat bagi masyarakat Indonesia, Jawa pada khususnya. Prosesi sungkeman ini dilakukan dengan bersimpuh di hadapan orang tua guna meminta maaf atas berbagai kesalahan yang perrnah diperbuat. <\/p>\n\n\n\n Akhirnya, hingga saat ini, tradisi sungkeman yang sangat baik masih membudaya di kalangan masyarakat Indonesia. Tradisi sungkeman mengajarkan pentingnya menghormati orang tua, bersikap rendah hati, dan meminta keikhlasan serta ampunan dari orang tua. Hal ini sejalan dengan ajaran agama Islam yang agung.<\/p>\n\n\n\n Nah di dalam penyebaran agama Islam, saat hari raya Idul Fitri tiba, Sunan Kalijaga membudayakan istilah yang dikenal dengan Bakda. Bakda sendiri memiliki arti “setelah”. Ada dua istilah Bakda yang diajarkan, yaitu Bakda Lebaran dan Bakda Kupat.<\/p>\n\n\n\n Bakda Lebaran adalah saat Hari Raya Idul Fitri, dimana seluruh umat Islam melaksanakan sholat Ied dan diharamkan untuk berpuasa. Sedangkan Bakda Kupat adalah hari raya bagi orang yang melaksanakan puasa syawal selama enam hari.<\/p>\n\n\n\n Biasanya, Bakda Kupat dilaksanakan satu minggu setelah Lebaran Idul Fitri 1 Syawal. Pada hari yang disebut Bakda Kupat tersebut, di tanah Jawa kala itu hampir setiap rumah terlihat menganyam ketupat dari janur atau daun kelapa muda.<\/p>\n\n\n\n Setelah sudah selesai dimasak, ketupat tersebut lalu diantarkan ke sanak saudara yang lebih tua. Hal inilah yang menjadi sebuah lambang kebersamaan.<\/p>\n\n\n\n Menurut para ahli, ketupat sendiri memiliki beberapa makna, yakni:<\/p>\n\n\n\n Ketupat juga erat dengan tradisi Jawa menuju tanggal 1 syawal. Jadi ketupat atau kupat di sini dapat diartikan dengan \u201claku papat\u201d atau empat tindakan manusia. Laku papat tersebut yaitu lebaran, luberan, leburan dan laburan.<\/p>\n\n\n\n Maksud dari keempat tindakan tersebut, adalah:<\/p>\n\n\n\nHidangan dari Beras<\/strong><\/h2>\n\n\n\n
Sejarah Ketupat Lebaran<\/strong><\/h2>\n\n\n\n