Pecihitam.org<\/a><\/strong> – Saat bulan Ramadhan, hubungan suami-istri haram hukumnya dilakukan pada siang hari, namun dibolehkan pada malam hari. Nah, ada kalanya, suami-istri melakukan hubungan intim di malam hari, namun ketika bangun ternya waktu sudah mepet imsak. Jika demikian manakah yang harus dilakukan, mandi junub dulu atau sahur dulu? Biar nggak penasaran ini penjelasannya.<\/p>\n\n\n\n Pada dasarnya, dalam agama Islam, hubungan badan suami-istri bernilai ibadah. Diriwayatkan oleh Abu Dzar al-Ghifari<\/a><\/strong>, ada sahabat yang bertanya, apakah hubungan badan berpahala. <\/p>\n\n\n\n Rasulullah Saw. menjawab, “Apakah kalian tahu, jika dia menyalurkan syahwatnya di tempat haram, di dalamnya ada dosa? Demikian halnya jika dia menyalurkan di tempat halal, ada pahala.\u201d (H.R. Muslim)<\/p>\n\n\n\n Sudah kita ketahui bahwa saat bulan Ramadhan<\/strong><\/a> tiba, semua umat Islam yang sudah berumur, berakal sehat, dan tidak memiliki halangan, diwajibkan untuk berpuasa. Seorang muslim dilarang melakukan hal-hal yang membatalkan puasa, termasuk hubungan badan dari sejak terbit fajar hingga terbenam matahari.<\/p>\n\n\n\n Permasalahan terkadang muncul, ketika suami-istri tersebut tidak langsung mandi junub setelah berhubungan intim, kemudian mereka terbangun sudah mepet waktu imsak pula, sehingga tidak sempat membersihkan diri dari hadas besarnya. Lantas manakah yang harus didahulukan, mandi junub dulu atau sahur dulu?<\/p>\n\n\n\n Pada dasarnya, tidak ada larangan bagi orang yang junub untuk menikmati santap sahur. Karena hal tersebut bukan tergolong aktivitas yang dilarang bagi orang junub. Sehingga tidak ada keharusan mana yang harus lebih didahulukan antara mandi junub terlebih dulu atau langsung makan sahur dulu.<\/p>\n\n\n\n