Pecihitam.org<\/strong> – Kandungan Surah An-Najm Ayat 56-62 ini, menjelaskan bahwa sesungguhnya Nabi Muhammad saw dengan Al-Qur’annya adalah pemberi peringatan terhadap orang yang menyimpang dari petunjuk-Nya dengan mengikuti hawa nafsu yang membawa kepada kecelakaan dunia dan akhirat.<\/p>\n\n\n\n Allah memerintahkan manusia supaya tunduk dan beribadah kepada Allah dengan ikhlas, karena Allah menurunkan AlQur’an kepada manusia melalui rasul-Nya, tugasnya memberi petunjuk dan membawa berita gembira. Hendaklah manusia menyambut Al-Qur’an itu dengan meninggalkan penyembahan terhadap berhala yang tidak membawa manfaat.<\/p>\n\n\n\n Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an<\/a> Surah An-Najm Ayat 56-62<\/p>\n\n\n\n Surah An-Najm Ayat 56 Terjemahan<\/strong>: “Ini (Muhammad) adalah seorang pemberi peringatan di antara pemberi-pemberi peringatan yang terdahulu.<\/p>\n\n\n\n Tafsir Jalalain<\/strong>: \u0647\u064e\u0670\u0630\u064e\u0627 <\/strong>(Ini) Muhammad ini \u0647\u064e\u0670\u0630\u064e\u0627 \u0646\u064e\u0630\u0650\u064a\u0631\u064c \u0645\u0651\u0650\u0646\u064e \u0671\u0644\u0646\u0651\u064f\u0630\u064f\u0631\u0650 \u0671\u0644\u06e1\u0623\u064f\u0648\u0644\u064e\u0649\u0670<\/strong> (adalah seorang pemberi peringatan di antara pemberi-pemberi peringatan yang terdahulu) artinya, sama dengan mereka. Maksudnya, dia adalah seorang rasul yang sama dengan rasul-rasul lain sebelumnya; ia diutus kepada kalian, sebagaimana para rasul terdahulu diutus kepada kaumnya masing-masing.<\/p>\n\n\n\n Tafsir Ibnu Katsir<\/strong>: \u0647\u064e\u0670\u0630\u064e\u0627 \u0646\u064e\u0630\u0650\u064a\u0631\u064c<\/strong> (\u201cIni adalah seorang pemberi peringatan\u201d), yakni Muhammad saw.. \u0645\u0651\u0650\u0646\u064e \u0671\u0644\u0646\u0651\u064f\u0630\u064f\u0631\u0650 \u0671\u0644\u06e1\u0623\u064f\u0648\u0644\u064e\u0649\u0670\u0653<\/strong> (\u201cdi antara pemberi-pemberi peringatan yang telah terdahulu.\u201d) yakni dari jenis mereka sendiri. Beliau diutus sebagaimana para Nabi telah diutus. Sebagaimana yang difirmankan-Nya: (\u201cKatakanlah: \u2018Aku bukan Rasul pertama di antara para Rasul.\u201d) (al-Ahqaf: 9).<\/p>\n\n\n\n Tafsir Ibnu Katsir<\/strong>: Ayat ini menyatakan bahwa sesungguhnya Nabi Muhammad saw dengan Al-Qur’annya adalah pemberi peringatan terhadap orang yang menyimpang dari petunjuk-Nya dengan mengikuti hawa nafsu yang membawa kepada kecelakaan dunia dan akhirat. <\/p>\n\n\n\n Nabi Muhammad saw, seperti para rasul sebelumnya, menyampaikan seruan kepada manusia, tetapi sebagian manusia mendustakan kerasulan-Nya, maka Allah menghancurkan dan menjatuhkan azab kepada mereka sesuai dengan kedustaan dan keingkaran mereka terhadap nikmat-nikmat yang terus-menerus datang dari Tuhan, dalam ayat yang lain: Dia tidak lain hanyalah seorang pemberi peringatan bagi kamu sebelum (menghadapi) azab yang keras.” (Saba’\/34: 46) <\/p>\n\n\n\n Dalam hadis Nabi yang ada hubungannya dengan ayat ini yaitu: Saya pemberi peringatan yang tak berpakaian. (Riwayat al-Bukhari dan Muslim) Maksudnya, karena terburu-buru melihat kejahatan, sehingga tidak sempat memakai pakaian, terus berangkat untuk mengingatkan kaumnya. Bisa juga berarti polos dan tegas. <\/p>\n\n\n\n Tafsir Quraish Shihab<\/strong>: Al-Qur’\u00e2n ini merupakan pemberi peringatan sejenis peringatan pertama umat-umat terdahulu.<\/p>\n\n\n\n Surah An-Najm Ayat 57 Terjemahan<\/strong>: “Telah dekat terjadinya hari kiamat.<\/p>\n\n\n\n Tafsir Jalalain<\/strong>: \u0623\u064e\u0632\u0650\u0641\u064e\u062a\u0650 \u0671\u0644\u06e1\u0621\u064e\u0627\u0632\u0650\u0641\u064e\u0629\u064f<\/strong> (Telah dekat terjadinya hari kiamat) kiamat telah dekat masanya.<\/p>\n\n\n\n Tafsir Ibnu Katsir<\/strong>: Kemudian Allah berfirman: \u0623\u064e\u0632\u0650\u0641\u064e\u062a\u0650 \u0671\u0644\u06e1\u0621\u064e\u0627\u0632\u0650\u0641\u064e\u0629\u064f<\/strong> (\u201cTelah dekat terjadinya kiamat\u201d) yakni suatu kejadian yang dekat sudah semakin mendekat, yaitu hari kiamat.<\/p>\n\n\n\n Tafsir Ibnu Katsir<\/strong>: Ayat ini menerangkan, bahwa hari Kiamat sudah dekat masanya dan neraka telah tersedia, tiap manusia akan menerima balasan sesuai dengan perbuatannya, maka waspadalah, agar kamu tidak termasuk di antara orang yang binasa, yaitu pada suatu hari yang tidak berguna. <\/p>\n\n\n\n Pada waktu itu harta dan anak, kecuali orang yang datang menghadapi Allah dengan hati yang bersih pada hari seorang anggota keluarga tidak dapat memberi manfaat kepada anggota keluarga lainnya sedikit pun dan mereka tidak mendapat pertolongan apa pun. <\/p>\n\n\n\n Apabila terjadi hari Kiamat, terjadinya tidak dapat didustakan (disangkal). (al-Waqi’ah\/56: 1-2) Dan tersebut dalam hadis: Kerasulanku ini dibandingkan dengan hari Kiamat adalah seperti dua ini, dan beliau menceraikan antara dua anak jari-jari tengah dan telunjuk. (Riwayat Ahmad.<\/p>\n\n\n\n Tafsir Quraish Shihab<\/strong>: Hari kiamat telah dekat. Tidak ada yang mengetahui waktu terjadinya selain Allah.<\/p>\n\n\n\n Surah An-Najm Ayat 58 Terjemahan<\/strong>: “Tidak ada yang akan menyatakan terjadinya hari itu selain Allah.<\/p>\n\n\n\n Tafsir Jalalain<\/strong>: \u0644\u064e\u064a\u06e1\u0633\u064e \u0644\u064e\u0647\u064e\u0627 \u0645\u0650\u0646 \u062f\u064f\u0648\u0646\u0650 \u0671\u0644\u0644\u0651\u064e\u0647\u0650 <\/strong>(Tiada baginya selain dari Allah) tiada seorang pun selain Allah \u0643\u064e\u0627\u0634\u0650\u0641\u064e\u0629\u064c<\/strong> (yang dapat menyatakan terjadinya) tiada yang mengetahui kapan terjadi dan tiada seorang pun yang dapat menyatakan kejadiannya selain Allah. <\/p>\n\n\n\n Ayat ini mempunyai arti yang senada dengan ayat lainnya yaitu, firman-Nya, “tidak ada seorang pun yang dapat menjelaskan waktu kedatangannya selain Dia.” (Q.S. Al A’raf, 187).<\/p>\n\n\n\n Tafsir Ibnu Katsir<\/strong>: \u0644\u064e\u064a\u06e1\u0633\u064e \u0644\u064e\u0647\u064e\u0627 \u0645\u0650\u0646 \u062f\u064f\u0648\u0646\u0650 \u0671\u0644\u0644\u0651\u064e\u0647\u0650 \u0643\u064e\u0627\u0634\u0650\u0641\u064e\u0629\u064c<\/strong> (\u201cTidak ada yang akan menyatakan terjadinya hari itu selain Allah.\u201d) maksudnya, tidak ada seorangpun yang dapat menolaknya selain Allah. Dan tidak ada yang mempunyai pengetahuan tentangnya kecuali hanya Dia semata.<\/p>\n\n\n\n Tafsir Ibnu Katsir<\/strong>: Ayat ini menerangkan bahwa, tidak ada seorang pun yang mengetahui waktu tibanya hari Kiamat selain dari Allah, maka bersiap-siaplah untuk menghadapi hari itu sebelum datang secara tibatiba, dalam keadaan kamu tidak memperkirakan. Kamu akan menyesali kesalahan yang tidak ada gunanya, karenanya, beramallah selama masih ada kesempatan untuk beramal. <\/p>\n\n\n\n Dengan ayat ini diungkapkan tiga macam dasar agama yaitu: 1. Keesaan Allah berdasarkan firman-Nya; maka dengan nikmat Tuhanmu yang manakah kamu ragu-ragu? 2. Pengukuhan kerasulan Nabi Muhammad saw, dengan firman-Nya; ini (Muhammad) adalah seorang pemberi peringatan. 3. Pengukuhan tentang adanya pengumpulan dan kebangkitan pada hari Kiamat dengan firman-Nya; telah dekatlah kejadiannya hari Kiamat.<\/p>\n\n\n\n Tafsir Quraish Shihab<\/strong>: Hari kiamat telah dekat. Tidak ada yang mengetahui waktu terjadinya selain Allah.<\/p>\n\n\n\n Surah An-Najm Ayat 59 Terjemahan<\/strong>: “Maka apakah kamu merasa heran terhadap pemberitaan ini?<\/p>\n\n\n\n Tafsir Jalalain<\/strong>: \u0623\u064e\u0641\u064e\u0645\u0650\u0646\u06e1 \u0647\u064e\u0670\u0630\u064e\u0627 \u0671\u0644\u06e1\u062d\u064e\u062f\u0650\u064a\u062b\u0650<\/strong> (Maka apakah terhadap pemberitaan ini) Alquran ini \u062a\u064e\u0639\u06e1\u062c\u064e\u0628\u064f\u0648\u0646\u064e<\/strong> (kalian merasa heran?) makna yang dimaksud ialah mendustakannya.<\/p>\n\n\n\n Tafsir Ibnu Katsir<\/strong>: Kemudian Allah berfirman seraya menentang orang-orang musyrik mengenai sikap mereka yang mendengar al-Qur\u2019an, namun berpaling darinya: \u0623\u064e\u0641\u064e\u0645\u0650\u0646\u06e1 \u0647\u064e\u0670\u0630\u064e\u0627 \u0671\u0644\u06e1\u062d\u064e\u062f\u0650\u064a\u062b\u0650 \u062a\u064e\u0639\u06e1\u062c\u064e\u0628\u064f\u0648\u0646\u064e<\/strong> (\u201cMaka apakah kamu merasa heran terhadap pemberitaan ini.\u201d) karena keadaannya memang benar<\/p>\n\n\n\n Tafsir Ibnu Katsir<\/strong>: Ayat ini diungkapkan dalam bentuk pertanyaan, maksudnya: Apakah layak bagi kamu, sesudah keterangan yang jelas itu bahwa manusia merasa heran terhadap Al-Qur’an, sedang AlQur’an membawa petunjuk untuk kamu ke jalan yang benar dan menghantarkan kamu ke jalan yang lurus; atau kamu masih memandangnya rendah dengan mencemoohkan dan berpaling dari padanya. <\/p>\n\n\n\n Al-Baihaqi dalam Kitab Syu’abul Iman meriwayatkan dari Abu Hurairah, ia berkata, “Ketika turun firman Allah ‘maka apakah kamu merasa heran terhadap pemberitaan ini?” Ahli Suffah menangis sehingga mengalir air mata mereka ke pipi. Dan ketika Nabi Muhammad saw melihat tangisan mereka beliau pun menangis, lalu kami menangis karena tangisan beliau, seraya berkata: <\/p>\n\n\n\n Tidak akan masuk neraka orang-orang yang menangis karena takut kepada Allah dan tidak akan masuk surga orang-orang yang terusmenerus mengerjakan maksiat Dan kalaulah orang-orang tidak melakukan dosa sungguh Allah akan mendatangkan orang-orang yang berdosa, lalu mereka beristigfar, maka Allah mengampuni mereka. (Riwayat al-Baihaqi) <\/p>\n\n\n\n Kemudian Allah menyatakan kewajiban mengagungkan dan khusyu’ ketika mendengar Al-Qur’an, sebagaimana firman Allah: Dan mereka menyungkurkan wajah sambil menangis dan mereka bertambah khusyuk. (al-Isra’\/17: 109).<\/p>\n\n\n\n Tafsir Quraish Shihab<\/strong>: Apakah kalian mengingkari setiap kebenaran sehingga kalian merasa heran dan mengingkari al-Qur’\u00e2n? Lalu kalian tertawa sebagai hinaan dan cemoohan–bukan malah menangis seperti yang dilakukan orang-orang yang yakin–dalam keadaan lengah dan sombong?<\/p>\n\n\n\n Surah An-Najm Ayat 60 Terjemahan<\/strong>: “Dan kamu mentertawakan dan tidak menangis?<\/p>\n\n\n\n Tafsir Jalalain<\/strong>: \u0648\u064e\u062a\u064e\u0636\u06e1\u062d\u064e\u0643\u064f\u0648\u0646\u064e<\/strong> (Dan kalian menertawakan) karena memperolok-olokkannya \u0648\u064e\u0644\u064e\u0627 \u062a\u064e\u0628\u06e1\u0643\u064f\u0648\u0646\u064e<\/strong> (dan tidak menangis) sewaktu kalian mendengarkan ancaman dan peringatannya.<\/p>\n\n\n\n Tafsir Ibnu Katsir<\/strong>: \u0648\u064e\u062a\u064e\u0636\u06e1\u062d\u064e\u0643\u064f\u0648\u0646\u064e<\/strong> (\u201cdan kamu menertawakan\u201d) dengan maksud mengolok dan menghina, \u0648\u064e\u0644\u064e\u0627 \u062a\u064e\u0628\u06e1\u0643\u064f\u0648\u0646\u064e<\/strong> (\u201cdan tidak menangis\u201d) sebagaimana yang dilakukan oleh orang-orang yang yakin terhadapnya, seperti yang diberitakan tentang mereka<\/p>\n\n\n\n Tafsir Ibnu Katsir<\/strong>: Ayat ini diungkapkan dalam bentuk pertanyaan, maksudnya: Apakah layak bagi kamu, sesudah keterangan yang jelas itu bahwa manusia merasa heran terhadap Al-Qur’an, sedang AlQur’an membawa petunjuk untuk kamu ke jalan yang benar dan menghantarkan kamu ke jalan yang lurus; atau kamu masih memandangnya rendah dengan mencemoohkan dan berpaling dari padanya. <\/p>\n\n\n\n Al-Baihaqi dalam Kitab Syu’abul Iman meriwayatkan dari Abu Hurairah, ia berkata, “Ketika turun firman Allah ‘maka apakah kamu merasa heran terhadap pemberitaan ini?” Ahli Suffah menangis sehingga mengalir air mata mereka ke pipi. Dan ketika Nabi Muhammad saw melihat tangisan mereka beliau pun menangis, lalu kami menangis karena tangisan beliau, seraya berkata: <\/p>\n\n\n\n Tidak akan masuk neraka orang-orang yang menangis karena takut kepada Allah dan tidak akan masuk surga orang-orang yang terusmenerus mengerjakan maksiat Dan kalaulah orang-orang tidak melakukan dosa sungguh Allah akan mendatangkan orang-orang yang berdosa, lalu mereka beristigfar, maka Allah mengampuni mereka. (Riwayat al-Baihaqi) <\/p>\n\n\n\n Kemudian Allah menyatakan kewajiban mengagungkan dan khusyu’ ketika mendengar Al-Qur’an, sebagaimana firman Allah: Dan mereka menyungkurkan wajah sambil menangis dan mereka bertambah khusyuk. (al-Isra’\/17: 109).<\/p>\n\n\n\n Tafsir Quraish Shihab<\/strong>: Apakah kalian mengingkari setiap kebenaran sehingga kalian merasa heran dan mengingkari al-Qur’\u00e2n? Lalu kalian tertawa sebagai hinaan dan cemoohan–bukan malah menangis seperti yang dilakukan orang-orang yang yakin–dalam keadaan lengah dan sombong?<\/p>\n\n\n\n Surah An-Najm Ayat 61 Terjemahan<\/strong>: “Sedang kamu melengahkan(nya)?<\/p>\n\n\n\n Tafsir Jalalin<\/strong>: \u0648\u064e\u0623\u064e\u0646\u062a\u064f\u0645\u06e1 \u0633\u064e\u0670\u0645\u0650\u062f\u064f\u0648\u0646\u064e<\/strong> (Sedangkan kalian melengahkannya) lengah dan lalai mengenai apa yang diwajibkan kepada kalian untuk mengerjakannya.<\/p>\n\n\n\n Tafsir Ibnu Katsir<\/strong>: Firman Allah Ta\u2019ala: \u0648\u064e\u0623\u064e\u0646\u062a\u064f\u0645\u06e1 \u0633\u064e\u0670\u0645\u0650\u062f\u064f\u0648\u0646\u064e<\/strong> (\u201cSedang kamu melengahkan[nya]?\u201d) Syufyan ats-Tsauri meriwayatkan dari ayahnya, dari Ibnu \u2018Abbas, ia berkata: \u201cLagu [nyanyian] sangat menjadikan kami lengah.\u201d Demikian pula yang dikemukakan oleh \u2018Ikrimah. Dan di dalam riwayat lain dari Ibnu \u2018Abbas tentang \u201c\u0633\u064e\u0670\u0645\u0650\u062f\u064f\u0648\u0646\u064e<\/strong>\u201d ia berkata: <\/p>\n\n\n\n \u201cYakni berpaling.\u201d Begitu pula yang dikemukakan oleh Mujahid dan \u2018Ikrimah. Sedangkan al-Hasan berkata: \u201cYakni orang-orang yang lengah.\u201d Dan itu merupakan riwayat dari Amirul Mukminin \u2018Ali bin Abi Thalib. Juga sebuah riwayat dari Ibnu \u2018Abbas: \u201cYaitu orang-orang yang sombong.\u201d Hal yang sama juga dikemukakan oleh as-Suddi.<\/p>\n\n\n\n Tafsir Ibnu Katsir<\/strong>: Ayat ini diungkapkan dalam bentuk pertanyaan, maksudnya: Apakah layak bagi kamu, sesudah keterangan yang jelas itu bahwa manusia merasa heran terhadap Al-Qur’an, sedang AlQur’an membawa petunjuk untuk kamu ke jalan yang benar dan menghantarkan kamu ke jalan yang lurus; atau kamu masih memandangnya rendah dengan mencemoohkan dan berpaling dari padanya. <\/p>\n\n\n\n Al-Baihaqi dalam Kitab Syu’abul Iman meriwayatkan dari Abu Hurairah, ia berkata, “Ketika turun firman Allah ‘maka apakah kamu merasa heran terhadap pemberitaan ini?” Ahli Suffah menangis sehingga mengalir air mata mereka ke pipi. Dan ketika Nabi Muhammad saw melihat tangisan mereka beliau pun menangis, lalu kami menangis karena tangisan beliau, seraya berkata: <\/p>\n\n\n\n Tidak akan masuk neraka orang-orang yang menangis karena takut kepada Allah dan tidak akan masuk surga orang-orang yang terusmenerus mengerjakan maksiat Dan kalaulah orang-orang tidak melakukan dosa sungguh Allah akan mendatangkan orang-orang yang berdosa, lalu mereka beristigfar, maka Allah mengampuni mereka. (Riwayat al-Baihaqi) <\/p>\n\n\n\n Kemudian Allah menyatakan kewajiban mengagungkan dan khusyu’ ketika mendengar Al-Qur’an, sebagaimana firman Allah: Dan mereka menyungkurkan wajah sambil menangis dan mereka bertambah khusyuk. (al-Isra’\/17: 109).<\/p>\n\n\n\n Tafsir Quraish Shihab<\/strong>: Apakah kalian mengingkari setiap kebenaran sehingga kalian merasa heran dan mengingkari al-Qur’\u00e2n? Lalu kalian tertawa sebagai hinaan dan cemoohan–bukan malah menangis seperti yang dilakukan orang-orang yang yakin–dalam keadaan lengah dan sombong?<\/p>\n\n\n\n Surah An-Najm Ayat 62 Terjemahan<\/strong>: “Maka bersujudlah kepada Allah dan sembahlah (Dia).<\/p>\n\n\n\n Tafsir Jalalain<\/strong>: \u0641\u064e\u0671\u0633\u06e1\u062c\u064f\u062f\u064f\u0648\u0627\u0652 \u0644\u0650\u0644\u0651\u064e\u0647\u0650<\/strong> (Maka bersujudlah kalian kepada Allah) Yang telah menciptakan kalian \u0648\u064e\u0671\u0639\u06e1\u0628\u064f\u062f\u064f\u0648\u0627\u0652 <\/strong>(dan sembahlah) Dia, dan janganlah kalian menyembah dan bersujud kepada berhala-berhala.<\/p>\n\n\n\n Tafsir Ibnu Katsir<\/strong>: Lebih lanjut, Allah Ta\u2019ala berfirman seraya memerintahkan hamba-hamba-Nya untuk bersujud kepada-Nya serta beribadah sesuai dengan ajaran Rasul-Nya, bertauhid dan ikhlash: \u0641\u064e\u0671\u0633\u06e1\u062c\u064f\u062f\u064f\u0648\u0627\u0652 \u0644\u0650\u0644\u0651\u064e\u0647\u0650 \u0648\u064e\u0671\u0639\u06e1\u0628\u064f\u062f\u064f\u0648\u0627\u0652<\/strong> (\u201cMaka bersujudlah kepada Allah dan ibadahilah [Dia].\u201d Artinya, tunduklah kalian kepada-Nya, ikhlashkan dan tauhidkanlah Dia.<\/p>\n\n\n\n Imam al-Bukhari meriwayatkan dari Ibnu \u2018Abbas, ia berkata: \u201cNabi saw. melakukan sujud ketika membaca surat an-Najm, dan kaum Muslimin melakukan sujud bersama beliau, dan juga orang-orang musyrik, jin dan manusia.\u201d (HR al-Bukhari).<\/p>\n\n\n\n Tafsir Ibnu Katsir<\/strong>: Ayat ini memerintahkan manusia supaya tunduk dan beribadah kepada Allah dengan ikhlas, karena Allah menurunkan AlQur’an kepada manusia melalui rasul-Nya, tugasnya memberi petunjuk dan membawa berita gembira. Hendaklah manusia menyambut Al-Qur’an itu dengan meninggalkan penyembahan terhadap berhala yang tidak membawa manfaat.<\/p>\n\n\n\n Tafsir Quraish Shihab<\/strong>: Maka bersujudlah kepada Allah yang telah menurunkan al-Qur’\u00e2n sebagai petunjuk bagi manusia. Dan menyembahlah hanya kepada-Nya.<\/p>\n\n\n\n Shadaqallahul \u2018adzhim. Alhamdulillah, kita telah pelajari bersama kandungan Surah An-Najm Ayat 56-62 berdasarkan Tafsir Jalalain<\/a>, Tafsir Ibnu Katsir<\/a>, Tafsir Kemenag dan Tafsir Quraish Shihab. Semoga menambah khazanah ilmu Al-Qur’an kita.<\/p>\n","protected":false},"excerpt":{"rendered":" Pecihitam.org – Kandungan Surah An-Najm Ayat 56-62 ini, menjelaskan bahwa sesungguhnya Nabi Muhammad saw dengan Al-Qur’annya adalah pemberi peringatan terhadap orang yang menyimpang dari petunjuk-Nya dengan mengikuti hawa nafsu yang membawa kepada kecelakaan dunia dan akhirat. Allah memerintahkan manusia supaya tunduk dan beribadah kepada Allah dengan ikhlas, karena Allah menurunkan AlQur’an kepada manusia melalui rasul-Nya, […]<\/p>\n","protected":false},"author":48,"featured_media":54866,"comment_status":"closed","ping_status":"closed","sticky":false,"template":"","format":"standard","meta":{"footnotes":""},"categories":[6351],"tags":[11507],"yoast_head":"\n
\u0647\u064e\u0670\u0630\u064e\u0627 \u0646\u064e\u0630\u0650\u064a\u0631\u064c \u0645\u0651\u0650\u0646\u064e \u0671\u0644\u0646\u0651\u064f\u0630\u064f\u0631\u0650 \u0671\u0644\u06e1\u0623\u064f\u0648\u0644\u064e\u0649\u0670\u0653<\/strong><\/p>\n\n\n\n
\u0623\u064e\u0632\u0650\u0641\u064e\u062a\u0650 \u0671\u0644\u06e1\u0621\u064e\u0627\u0632\u0650\u0641\u064e\u0629\u064f<\/strong><\/p>\n\n\n\n
\u0644\u064e\u064a\u06e1\u0633\u064e \u0644\u064e\u0647\u064e\u0627 \u0645\u0650\u0646 \u062f\u064f\u0648\u0646\u0650 \u0671\u0644\u0644\u0651\u064e\u0647\u0650 \u0643\u064e\u0627\u0634\u0650\u0641\u064e\u0629\u064c<\/strong><\/p>\n\n\n\n
\u0623\u064e\u0641\u064e\u0645\u0650\u0646\u06e1 \u0647\u064e\u0670\u0630\u064e\u0627 \u0671\u0644\u06e1\u062d\u064e\u062f\u0650\u064a\u062b\u0650 \u062a\u064e\u0639\u06e1\u062c\u064e\u0628\u064f\u0648\u0646\u064e<\/strong><\/p>\n\n\n\n
\u0648\u064e\u062a\u064e\u0636\u06e1\u062d\u064e\u0643\u064f\u0648\u0646\u064e \u0648\u064e\u0644\u064e\u0627 \u062a\u064e\u0628\u06e1\u0643\u064f\u0648\u0646\u064e<\/strong><\/p>\n\n\n\n
\u0648\u064e\u0623\u064e\u0646\u062a\u064f\u0645\u06e1 \u0633\u064e\u0670\u0645\u0650\u062f\u064f\u0648\u0646\u064e<\/strong><\/p>\n\n\n\n
\u0641\u064e\u0671\u0633\u06e1\u062c\u064f\u062f\u064f\u0648\u0627\u0652 \u0644\u0650\u0644\u0651\u064e\u0647\u0650 \u0648\u064e\u0671\u0639\u06e1\u0628\u064f\u062f\u064f\u0648\u0627\u0652<\/strong><\/p>\n\n\n\n