Muallaf <\/em>tersebut tidak lain adalah Ustadz Bangun Samudra, yang banyak memperoleh sanjungan karena mau meninggalkan fasilitas demi masuk kedalam agama Islam.<\/p>\nUstadz Bangun Samudra, Muallaf dan Dakwah<\/h2>\n
Ustadz Bangun Samudra bernama lengkap Charis Bangun Samudra yang terlahir sebagai seorang Katolik di Kota Surabaya Jawa Timur. Beliau dilahirkan pada tanggal 18 Desember 1965.<\/p>\n
Beliau menempuh jenjang pendidikan Taman Kanak-kanak pada TK Katholik Yesus Raja di Surabaya, dilanjutkan Sekolah Dasar Santo Gabriel. Untuk jenjang Sekolah Menengah Pertama Katholik beliau tamatkan di SMP Katholik Santonius juga di Surabaya.<\/p>\n
Jenjang SMA beliau tempuh di SMA Khatolik Santa Maria dan melanjutkan diri ke Sekolah Pator Tingkat Menegah Khatolik Santo Vincensius Sao Paolo. Pada sekolah Pastor Tingkat Menengah ini, beliau mengaku dapat menyelesaikan pendidikan dengan waktu 1 tahun dari wajarnya 2 tahun.<\/p>\n
Karena kecerdasannya, beliau tidak ditempat sebagai \u2018Penggembala\u2019 (Istilah untuk pengabdian di Gereja). Beliau dipersiapkan menjadi akademisi gereja untuk kedepannya dengan disekolahkan lagi pada jenjang yang lebih tinggi.<\/p>\n
Pendidikan yang beliau enyam selanjutnya adalah Sekolah Tinggi Filsafat dan Teologi Santo Geovani yang mana beliau menyelesaikan pendidikan hanya 10 semester, tetapi selesai 5 semester.<\/p>\n
Catatan beliau yan gemilang dalam bidang pendidikan, menyelesaikan pendidikan dengan waktu yang cepat, menjadikan beliau dikirim untuk tugas belajar ke Vatikan.<\/p>\n
Beliau mengklaim diri menempuh jenjang pendidikan Magister Teologi di Vatikan dalam waktu 1,5 Tahun dari sewajarnya 3 tahun. Catatan gemilang dalam dunia pendidikan menjadikan beliau dipersiapkan dengan matang sebagai pembela Katholik.<\/p>\n
Akan tetapi Hidayah Allah SWT masuk kedalam hatinya dan mengecap manisnya agama Islam. Beliau menjadi muallaf <\/em>dan pendakwah Islam. Belakangan diketahui dan banyak diulik kembali tentang track record <\/em>pendidikan beliau dan sepak terjangnya.<\/p>\nBanyak yang menuduh, Ustadz Bangun Samudra sekedar panjat\u00a0 sosial dan menjual kata muallaf <\/em>dan mantan Pastor sekedar mengambil ceruk keuntungan dalam dakwah. Terlepas dari asusmsi ini, bahwa Hidayah Allah SWT adalah sebuah anugerah Allah, dan perlu disyukuri.<\/p>\nKiranya setelah masuk Islam menimbulkan gaduh dengan menyerang Agama lain, perlu mendapat kritik sendiri, terlebih bagi Ustadz Bangun Samudra yang mengklaim diri kecerdasannya di atas rata-rata.<\/p>\n
Ustadz Bangun Samudra dan Batasan Muallaf<\/h2>\n
Ustadz Bangun SAmudra memperkenalkan diri sebagai seorang muallaf. <\/em>Dan Muallaf <\/em>sering diterjemahkan sebagai orang yang baru memeluk agama Islam. Istilah muallaf <\/em>erat kaitannya dengan Ashnaf <\/em>dalam zakat. Allah SWT menerangkan;<\/p>\n\u0625\u0650\u0646\u0651\u064e\u0645\u064e\u0627 \u0627\u0644\u0635\u0651\u064e\u062f\u064e\u0642\u064e\u0627\u062a\u064f \u0644\u0650\u0644\u0652\u0641\u064f\u0642\u064e\u0631\u064e\u0627\u0621\u0650 \u0648\u064e\u0627\u0644\u0652\u0645\u064e\u0633\u064e\u0627\u0643\u0650\u064a\u0646\u0650 \u0648\u064e\u0627\u0644\u0652\u0639\u064e\u0627\u0645\u0650\u0644\u0650\u064a\u0646\u064e \u0639\u064e\u0644\u064e\u064a\u0652\u0647\u064e\u0627 \u0648\u064e\u0627\u0644\u0652\u0645\u064f\u0624\u064e\u0644\u0651\u064e\u0641\u064e\u0629\u0650 \u0642\u064f\u0644\u064f\u0648\u0628\u064f\u0647\u064f\u0645\u0652 \u0648\u064e\u0641\u0650\u064a \u0627\u0644\u0631\u0650\u0651\u0642\u064e\u0627\u0628\u0650 \u0648\u064e\u0627\u0644\u0652\u063a\u064e\u0627\u0631\u0650\u0645\u0650\u064a\u0646\u064e \u0648\u064e\u0641\u0650\u064a \u0633\u064e\u0628\u0650\u064a\u0644\u0650 \u0627\u0644\u0644\u0651\u064e\u0647\u0650 \u0648\u064e\u0627\u0650\u0628\u0652\u0646\u0650 \u0627\u0644\u0633\u0651\u064e\u0628\u0650\u064a\u0644\u0650 \u0641\u064e\u0631\u0650\u064a\u0636\u064e\u0629\u064b \u0645\u0650\u0646\u064e \u0627\u0644\u0644\u0651\u064e\u0647\u0650 \u0648\u064e\u0627\u0644\u0644\u0651\u064e\u0647\u064f \u0639\u064e\u0644\u0650\u064a\u0645\u064c \u062d\u064e\u0643\u0650\u064a\u0645\u064c (\u0666\u0660<\/strong><\/p>\nArtinya; \u201c<\/em>Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, Para mu’allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yuang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana<\/em>\u201d (Qs. At-Taubah: 60)<\/em><\/p>\nMuallaf <\/em>dalam ketentuan Hukum islam termasuk orang yang diperkenankan menerima zakat. Dan narasi dalam spanduk Kajian Islam, Ustadz Bangun Samudra adalah seorang muallaf.<\/em><\/p>\nApakah muallaf <\/em>tidak ada batasannya dan berlangsung seumur hidup? Jika demikian, maka kira Abu Bakar, Usman bin Affan, Umar bin Khattab merupakan orang muallaf. <\/em>Akan tetapi tidak pernah ada literasi sejarah yang mengatakan bahwa sahabat Nabi yang utama tersebut digelari dengan muallaf.<\/em><\/p>\nBatasan Muallaf<\/em> harus dipahami bagi mereka orang kafir yang ada harapan masuk Islam dan orang yang baru masuk Islam yang imannya masih lemah. Jika keimanan sudah kuat dan tidak ada kemungkinan kembali kepada agama lama maka tidak benar masih disebut muallaf.<\/em><\/p>\nMaka bisa dikatakan bahwa muallaf <\/em>adalah istilah bagi mereka yang memeluk Islam akan tetapi kadar keimanannya belum kuat sehingga perlu diberi zakat untuk menguatkannya.<\/p>\nKiranya tidak pantas Ustadz Bangun Samudra dilabeli dengan muallaf <\/em>kecuali sekedar untuk menaikan rating <\/em>ceramah dengan menjual muallaf <\/em>sebagai etalase.<\/p>\nIstilah muallaf <\/em>dalam pengamatan penulis belakangan ini memang terjadi pergeseran makna. Banyak orang yang memakai kata muallaf <\/em>sebagai \u2018pasar\u2019 untuk menarik simpati umat islam. Bukan semata-mata merujuk pada istilah Ashnaf Mustahik Zakat <\/em>(penerima zakat).<\/p>\nJika \u2018pasarnya\u2019 kata muallaf <\/em>membawa dampak positif dalam dakwah Islam, dapat dimaklumi. Kekhawatirannya jika hanya sekedar terseret dalam pusaran branding <\/em>nama tanpa isi yang baik dalam diri muallaf <\/em>tersebut.<\/p>\nJangan sampai label Muallaf <\/em>dijadikan pasar dan orangnya dijadikan tokoh dan panutan tanpa berilmu. Jangka panjang jika fenomena terus terjadi menjadikan Islam sebagai agama dangkal dan hanya sekedar Agama untuk mengolok.<\/p>\n