“Tidak boleh lagi ada pembedaan kepada setiap warga negara Indonesia, berdasarkan perbedaan Agama, kebudayaan serta bahasa Ibu” (Gus Dur)<\/p><\/blockquote>\n\n\n\n
Pecihitam.org<\/strong> – Indonesia adalah negara yang majemuk memiliki berbagai macam suku, agama, ras dan kebudayaan. Sejarah sebelum Indonesia merdeka telah membuktikan indahnya kebersamaan dalam perbedaan.<\/p>\n\n\n\n
Bahkan kemerdekaan negeri ini dibangun secara bersama-sama dengan latar belakang suku, agama, ras dan budaya yang berbeda-beda, dengan saling menghargai maka terciptalah kemerdekaan Indonesia.<\/p>\n\n\n\n
Sayangnya setelah kemerdekaan Negeri ini pernah mengalami perpecahan atas dasar perbedaan suku, agama, ras dan antar golongan (SARA). Bahkan sejarah tersebut telah banyak merugikan Negeri kita tercinta dalam hampir disetiap aspek kehidupan.<\/p>\n\n\n\n
Indonesia memiliki sejarah kelam dalam hal konflik sara, diantaranya konflik antar etnis tionghoa dan etnis jawa yang terjadi ketika krisis moneter melanda Indonesia tahun 1998 atau konflik yang terjadi di ambon yang melibatkan umat muslim dan umat kristiani yang hanya terjadi selang satu tahun dari konflik etnis tionghoa dan etnis jawa.<\/p>\n\n\n\n
Dalam konflik-konflik yang terjadi tentu saja bukan hanya golongan yang dirugikan tapi juga negarapun merasa kehilangan yang sangat besar, sebab konflik-konflik tersebut banyak menghilangkan nyawa warga negara Indonesia.<\/p>\n\n\n\n
Kenyataan pahit tersebut harus kita ingat dan akui bersama agar tidak terjadi hal serupa, sebab dari kejadian tersebut kita bisa melihat dan belajar bahwa nyawa yang dipertaruhkan tidak lebih berharga dari sebuah kepuasan sebagian golongan.<\/p>\n\n\n\n