Pecihitam.org<\/a><\/strong> – Beberapa waktu ini Manhaj salaf sedang digemari oleh sebagian kalangan. Hal ini karena dilandasi semangat puritanisasi Islam di tengah kondisi umat Islam terutama di Timur Tengah yang sedang kacau. <\/p>\n\n\n\n Selain itu, tumbuh luapan semangat menghidupkan sunnah Nabi pada wilayah simbol keseharian, namun melupakan sunnah Nabi pada dimensi substantif, seperti membangun tatanan masyarakat madani dan peradaban utama (khairu ummati).<\/p>\n\n\n\n Akan tetapi terjadi pergeseran yang cukup jauh sekali antara pengertian manhaj salah dahulu dan sekarang. Konteksnya semakin kabur dengan banyaknya kepentingan eksternal yang kemudian dikaitkan dengan agama.<\/p>\n\n\n\n Apabila ditinjau dari sisi kalimat “Manhaj Salaf” merupakan gabungan dari dua kata; manhaj (\u0645\u0646\u0647\u062c<\/strong>) dan salaf (\u0627\u0644\u0633\u0644\u0641<\/strong>). Manhaj dalam bahasa Arab sama dengan minhaj (\u0645\u0646\u0647\u0627\u062c<\/strong>), yang bermakna \u2018sebuah jalan yang terang lagi mudah\u2019. (Tafsir Ibnu Katsir 2\/63, al-Mu\u2019jamul Wasith 2\/957)<\/p>\n\n\n\n Adapun salaf (\u0627\u0644\u0633\u0644\u0641<\/strong>), menurut etimologi bahasa Arab bermakna \u2018siapa saja yang telah mendahuluimu dari nenek moyang dan karib kerabat, yang mereka itu di atasmu dalam hal usia dan keutamaan\u2019. (Lisanul \u2018Arab, karya Ibnu Manzhur, 7\/234)<\/p>\n\n\n\n Dalam terminologi syariat, salaf (\u0627\u0644\u0633\u0644\u0641<\/strong>) bermakna \u2018para imam terdahulu yang hidup pada tiga abad pertama Islam, dari para sahabat Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, tabiin (murid-murid sahabat) dan tabi\u2019ut tabiin (murid-murid tabiin)\u2019.<\/p>\n\n\n\n Mahaj salaf kerap diikaitkan kepada para Salafus Shalih<\/a><\/strong>. Salafusshalih adalah para leluhur kita, bapak-ayah kita kaum muslimin. Mereka merupakan golongan orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya.<\/p>\n\n\n\n Dan merekalah yang banyak menolong dan membantu perjuangan Baginda Nabi Muhammad Saw dengan jiwa raga dan harta bendanya di dalam menyebarkan Agama Allah.<\/p>\n\n\n\n Salafus Shalih adalah nenek moyang kita yang hidupnya sangat utama bagi perjuangan dakwah Islam. Mereka begitu taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka lemah lembut sesamanya, banyak membantu fakir miskin dan selalu berseru supaya bertakwa kepada Allah Ta\u2019ala.<\/p>\n\n\n\n Mereka juga saling membantu dan menolong di dalam kebaikan-kebaikan (Al Khairaat). Selalu berjuang di jalan Allah dan mereka sama sekali tidak pernah khawatir dan takut dengan caci-makian.<\/p>\n\n\n\n Itulah Salafus Shalih. Yaitu orang-orang yang hidup dari zaman Baginda Rasululllah SAW mulai 1 Hijriah sampai dengan kurun masa tahun 300 Hijriah. Yang mana dari generasi Sahabat Nabi sampai Tabi\u2019in, Tabi\u2019it Tabi\u2019in, dan Tabi\u2019it Tabi\u2019it Tabi\u2019in.<\/p>\n\n\n\n Generasi ini sering disebut dengan masa keemasan Islam atau yang lebih dikenal dengan sebutan masa As Saabiquna al Awwaluun (generasi awal Islam). Masa yang penuh dengan keutamaan-keutamaan.<\/p>\n\n\n\n Sebagaimana Allah SWT berfirman dalam Surat Al Fath ayat 29 berikut:<\/p>\n\n\n\n \u0645\u064f\u062d\u064e\u0645\u0651\u064e\u062f\u064c \u0631\u064e\u0633\u064f\u0648\u0644\u064f \u0627\u0644\u0644\u0651\u064e\u0647\u0650 \u06da \u0648\u064e\u0627\u0644\u0651\u064e\u0630\u0650\u064a\u0646\u064e \u0645\u064e\u0639\u064e\u0647\u064f \u0623\u064e\u0634\u0650\u062f\u0651\u064e\u0627\u0621\u064f \u0639\u064e\u0644\u064e\u0649 \u0627\u0644\u0652\u0643\u064f\u0641\u0651\u064e\u0627\u0631\u0650 \u0631\u064f\u062d\u064e\u0645\u064e\u0627\u0621\u064f \u0628\u064e\u064a\u0652\u0646\u064e\u0647\u064f\u0645\u0652 \u06d6 \u062a\u064e\u0631\u064e\u0627\u0647\u064f\u0645\u0652 \u0631\u064f\u0643\u0651\u064e\u0639\u064b\u0627 \u0633\u064f\u062c\u0651\u064e\u062f\u064b\u0627 \u064a\u064e\u0628\u0652\u062a\u064e\u063a\u064f\u0648\u0646\u064e \u0641\u064e\u0636\u0652\u0644\u064b\u0627 \u0645\u0650\u0646\u064e \u0627\u0644\u0644\u0651\u064e\u0647\u0650 \u0648\u064e\u0631\u0650\u0636\u0652\u0648\u064e\u0627\u0646\u064b\u0627 \u06d6 \u0633\u0650\u064a\u0645\u064e\u0627\u0647\u064f\u0645\u0652 \u0641\u0650\u064a \u0648\u064f\u062c\u064f\u0648\u0647\u0650\u0647\u0650\u0645\u0652 \u0645\u0650\u0646\u0652 \u0623\u064e\u062b\u064e\u0631\u0650 \u0627\u0644\u0633\u0651\u064f\u062c\u064f\u0648\u062f\u0650<\/strong><\/p>\n\n\n\n Artinya: \u201cMuhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. Kamu lihat mereka ruku\u2019 dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud\u201d (QS. Al Fath: 29).<\/em><\/p>\n\n\n\n Ayat ini dengan tegas memberikan spirit kepada kita sebagai umat Baginda Nabi Muhammad SAW, bahwa Salafus Shalih merupakan orang-orang yang secara tegas dalam bersikap (bukan keras, karena tegas dan keras itu beda) kepada orang-orang Kafir dan saling kasih sayang (bersikap lemah lembut) kepada sesama muslim.<\/p>\n\n\n\n Salafus Shalih di dalam ayat ini, adalah mereka yang selalu beribadah (baik mahdhoh dan Ibadah ghairu mahdlah), mereka rukuk dan sujud (shalat\/menyembah) serta selalu mencari keutamaan Allah dan selalu mencari rido Allah SWT. Di wajah mereka itu juga selalu dipenuhi dengan atsaris sujud (bekas sujud).<\/p>\n\n\n\n Bekas sujud yang dimaksud di sini secara harfiyah adalah bekas hitam di jidat karena sering bersujud. Namun yang dimaksud atsar atau bekas sujud dalam makna secara luas adalah sebab dari banyak sujud itu.<\/p>\n\n\n\n Yaitu seseorang muslim yang baik adalah di mana ia selalu mentauladani Baginda Nabi Muhammad SAW di dalam semua prilaku Nabi, baik Aqwal, Ahwal Baginda Nabi, mengikuti Baginda Nabi secara paripurna dan sempurna.<\/p>\n\n\n\n Sehingga atsaris sujud (bekas sujud) bukan sekedar jidatnya saja yang hitam, namun akhlaknya TIDAK mencerminkan akhlak Baginda Nabi dan Sahabat Nabi serta Salafus Shalih (sebagaimana yang dimaksud di tafsir atau asbab an nuzul ayat ini).<\/p>\n\n\n\n Mereka ini, Salafus Shalih adalah sebaik-baiknya generasi di mana sirah atau perjalanan hidup mereka dipenuhi Uswah Hasanah (teladan yang baik), karena sanad keilmuan dan hidup mereka begitu dekat dengan masa atau zaman Baginda Nabi Muhammad SAW.<\/p>\n\n\n\n Dari sinilah kemudian orang-orang yang mengikuti manhaj salaf biasa disebut dengan Ahlussunnah wal Jamaah<\/strong><\/a> karena mereka berpegang teguh dengan Al-Qur\u2019an dan As-Sunnah (ajaran Rasulullah) serta bersatu di atasnya.<\/p>\n\n\n\nDefinisi Manhaj Salaf<\/strong><\/h2>\n\n\n\n
Salafus Shalih<\/strong><\/h2>\n\n\n\n
B<\/strong>enarkah Salafi <\/strong>= Manhaj Salaf?<\/strong><\/h2>\n\n\n\n