\u0642\u064f\u062a\u0650\u0644\u064e \u0671\u0644\u06e1\u0625\u0650\u0646\u0633\u064e\u0670\u0646\u064f<\/strong> (\u201cBinasalah manusia.\u201d) yakni terkutuklah manusia. <\/p>\n\n\n\nDemikian juga yang diriwayatkan Abu Malik. Dan itulah jenis manusia yang suka berbuat dusta, karena terlalu banyak mendustakan hari berbangkit tanpa sandaran yang jelas, bahkan hanya menjauhi saja dan tidak didasari oleh suatu ilmu. Mengenai firman-Nya: <\/p>\n\n\n\n
\u0645\u064e\u0627\u0653 \u0623\u064e\u0643\u06e1\u0641\u064e\u0631\u064e\u0647\u064f<\/strong>\u06e5 (\u201cAlangkah amat sangat kekafirannya.\u201d) Ibnu Juraij mengatakan: \u201cYakni, sungguh sangat parah kekafirannya itu.\u201d Sedangkan Ibnu Jarir mengemukakan: \u201cBisa jadi hal itu berarti: apakah yang membuatnya kafir? Atau \u2018apakah yang membuatnya mendustakan hari berbangkit?\u2019\u201d<\/p>\n\n\n\nTafsir Kemenag<\/strong>: Dalam ayat-ayat ini, Allah memberi peringatan keras kepada manusia dengan kalimat-kalimat yang tegas, yaitu: binasalah manusia! Alangkah besar keingkarannya kepada nikmat-nikmat Allah yang telah dilimpahkan kepadanya sejak mulai lahir sampai matinya. Allah mengemukakan pertanyaan supaya dijadikan renungan oleh manusia untuk dapat menimbulkan kesadaran, yaitu dari apakah Allah menciptakannya?<\/p>\n\n\n\nAllah memberi perincian tentang macam-macam nikmat yang telah diberikan kepada manusia dalam tiga masa, yaitu permulaan, pertengahan dan bagian akhir. Allah memberi isyarat kepada yang pertama dengan pertanyaan berikut ini: “Dari apakah manusia diciptakan Allah?”.<\/p>\n\n\n\n
Tafsir Quraish Shihab<\/strong>: Binasalah manusia! Apakah gerangan yang membuatnya ingkar padahal Allah telah berkenan memberikan karunia kebaikan kepadanya?<\/p>\n\n\n\nSurah Abasa Ayat 18
\u0645\u0650\u0646\u06e1 \u0623\u064e\u0649\u0651\u0650 \u0634\u064e\u0649\u06e1\u0621\u064d \u062e\u064e\u0644\u064e\u0642\u064e\u0647\u064f\u06e5<\/strong><\/p>\n\n\n\nTerjemahan<\/strong>: Dari apakah Allah menciptakannya?<\/p>\n\n\n\nTafsir Jalalain<\/strong>: \u0645\u0650\u0646\u06e1 \u0623\u064e\u0649\u0651\u0650 \u0634\u064e\u0649\u06e1\u0621\u064d \u062e\u064e\u0644\u064e\u0642\u064e\u0647\u064f\u06e5<\/strong> (Dari apakah Allah menciptakannya?) Istifham atau kata tanya di sini mengandung makna Taqrir. Kemudian Allah menjelaskannya melalui firman berikutnya:.<\/p>\n\n\n\nTafsir Ibnu Katsir<\/strong>: Kemudian Allah menjelaskan kepadanya bagaimana Dia dulu menciptakannya dari sesuatu yang hina, dan bahwasannya Dia sanggup untuk mengembalikannya seperti awal Dia menciptakan. Oleh karena itu Dia berfirman: \u0645\u0650\u0646\u06e1 \u0623\u064e\u0649\u0651\u0650 \u0634\u064e\u0649\u06e1\u0621\u064d \u062e\u064e\u0644\u064e\u0642\u064e\u0647\u064f\u06e5<\/strong> (Dari apakah Allah menciptakannya?)<\/p>\n\n\n\nTafsir Kemenag<\/strong>: Dalam ayat-ayat ini, Allah memberi peringatan keras kepada manusia dengan kalimat-kalimat yang tegas, yaitu: binasalah manusia! Alangkah besar keingkarannya kepada nikmat-nikmat Allah yang telah dilimpahkan kepadanya sejak mulai lahir sampai matinya. Allah mengemukakan pertanyaan supaya dijadikan renungan oleh manusia untuk dapat menimbulkan kesadaran, yaitu dari apakah Allah menciptakannya?<\/p>\n\n\n\nAllah memberi perincian tentang macam-macam nikmat yang telah diberikan kepada manusia dalam tiga masa, yaitu permulaan, pertengahan dan bagian akhir. Allah memberi isyarat kepada yang pertama dengan pertanyaan berikut ini: “Dari apakah manusia diciptakan Allah?”.<\/p>\n\n\n\n
Tafsir Quraish Shihab<\/strong>: Tidakkah ia ingat dari apa dirinya diciptakan?<\/p>\n\n\n\nSurah Abasa Ayat 19
\u0645\u0650\u0646 \u0646\u0651\u064f\u0637\u06e1\u0641\u064e\u0629\u064d \u062e\u064e\u0644\u064e\u0642\u064e\u0647\u064f\u06e5 \u0641\u064e\u0642\u064e\u062f\u0651\u064e\u0631\u064e\u0647\u064f\u06e5<\/strong><\/p>\n\n\n\nTerjemahan<\/strong>: Dari setetes mani, Allah menciptakannya lalu menentukannya.<\/p>\n\n\n\nTafsir Jalalain<\/strong>: \u0645\u0650\u0646 \u0646\u0651\u064f\u0637\u06e1\u0641\u064e\u0629\u064d \u062e\u064e\u0644\u064e\u0642\u064e\u0647\u064f\u06e5 \u0641\u064e\u0642\u064e\u062f\u0651\u064e\u0631\u064e\u0647\u064f\u06e5<\/strong> (Dari setetes mani, Allah menciptakannya lalu menentukannya) menjadi ‘alaqah, kemudian menjadi segumpal daging hingga akhir penciptaannya.<\/p>\n\n\n\nTafsir Ibnu Katsir<\/strong>: \u0645\u0650\u0646 \u0646\u0651\u064f\u0637\u06e1\u0641\u064e\u0629\u064d \u062e\u064e\u0644\u064e\u0642\u064e\u0647\u064f\u06e5 \u0641\u064e\u0642\u064e\u062f\u0651\u064e\u0631\u064e\u0647\u064f\u06e5<\/strong> (Dari setetes mani, Allah menciptakannya lalu menentukannya.) maksudnya dia ditentukan ajal dan amalnya serta apakah dia akan sengsara atau bahagia.<\/p>\n\n\n\nTafsir Kemenag<\/strong>: Sebagai jawaban dari pertanyaan di atas, Allah menjelaskan bahwa manusia diciptakan dari setetes mani yang hina. Allah lalu menentukan tahap-tahap kejadian, umur, rezeki, dan nasibnya.<\/p>\n\n\n\nTafsir Quraish Shihab<\/strong>: Manusia diciptakan dari nutfah, air yang hina. Allah telah menentukan fase kehidupan mereka sejak awal penciptaan.<\/p>\n\n\n\nSurah Abasa Ayat 20
\u062b\u064f\u0645\u0651\u064e \u0671\u0644\u0633\u0651\u064e\u0628\u0650\u064a\u0644\u064e \u064a\u064e\u0633\u0651\u064e\u0631\u064e\u0647\u064f\u06e5<\/strong><\/p>\n\n\n\nTerjemahan<\/strong>: Kemudian Dia memudahkan jalannya.<\/p>\n\n\n\nTafsir Jalalain<\/strong>: \u062b\u064f\u0645\u0651\u064e \u0671\u0644\u0633\u0651\u064e\u0628\u0650\u064a\u0644\u064e<\/strong> (Kemudian untuk menempuh jalannya) yakni jalan ia keluar dari perut ibunya \u064a\u064e\u0633\u0651\u064e\u0631\u064e\u0647\u064f\u06e5<\/strong> (Dia memudahkannya.).<\/p>\n\n\n\nTafsir Ibnu Katsir<\/strong>: \u062b\u064f\u0645\u0651\u064e \u0671\u0644\u0633\u0651\u064e\u0628\u0650\u064a\u0644\u064e \u064a\u064e\u0633\u0651\u064e\u0631\u064e\u0647\u064f\u06e5 <\/strong>(\u201cKemudian Dia memudahkan jalannya.\u201d) al-\u2018Aufi meriwayatkan dari Ibnu \u2018Abbas, kemudian Dia mempermudah keluarnya dari perut ibunya. Dan demikian juga yang dikemukakan oleh \u2018Ikrimah, adl-Dlahhak, Abu Shalih, Qatadah, as-Suddi, dan menjadi pilihan Ibnu Jarir, dan juga Mujahid berkata demikian. Sebagaimana yang difirmankan oleh Allah: <\/p>\n\n\n\n\u0625\u0650\u0646\u0651\u064e\u0627 \u0647\u064e\u062f\u064e\u064a\u06e1\u0646\u064e\u0670\u0647\u064f \u0671\u0644\u0633\u0651\u064e\u0628\u0650\u064a\u0644\u064e \u0625\u0650\u0645\u0651\u064e\u0627 \u0634\u064e\u0627\u0643\u0650\u0631\u064b\u0627 \u0648\u064e\u0625\u0650\u0645\u0651\u064e\u0627 \u0643\u064e\u0641\u064f\u0648\u0631\u064b\u0627<\/strong> (\u201cSesungguhnya Kami telah memberinya petunjuk kepada jalan yang lurus, maka apakah yang demikian akan disyukuri atau diingkari?\u201d) (al-Insaan: 3) maksudnya, Allah telah menjelaskan dan mudahkan baginya. Demikianlah yang dikatakan oleh al-Hasan dan Ibnu Zaid, dan inilah yang lebih kuat. wallaaHu a\u2019lam.<\/p>\n\n\n\nTafsir Kemenag<\/strong>: Pada ayat ini, Allah menjelaskan bahwa Dia telah memudahkan jalan manusia pada bagian pertengahan yaitu memberi kesempatan kepadanya untuk menempuh jalan yang benar atau jalan yang sesat. Sebenarnya manusia tidak pantas menyombongkan diri, apabila ia mengerti asal kejadiannya, sebagaimana firman Allah:<\/p>\n\n\n\nYang memperindah segala sesuatu yang Dia ciptakan dan yang memulai penciptaan manusia dari tanah, kemudian Dia menjadikan keturunannya dari sari pati air yang hina (air mani). (as-Sajdah\/32: 7-8).<\/p>\n\n\n\n
Tafsir Quraish Shihab<\/strong>: Kemudian Allah menunjukkan dan memudahkan jalan bagi diri mereka menuju keimanan.<\/p>\n\n\n\nSurah Abasa Ayat 21
\u062b\u064f\u0645\u0651\u064e \u0623\u064e\u0645\u064e\u0627\u062a\u064e\u0647\u064f\u06e5 \u0641\u064e\u0623\u064e\u0642\u06e1\u0628\u064e\u0631\u064e\u0647\u064f\u06e5<\/strong><\/p>\n\n\n\nTerjemahan<\/strong>: kemudian Dia mematikannya dan memasukkannya ke dalam kubur,<\/p>\n\n\n\nTafsir Jalalain<\/strong>: \u062b\u064f\u0645\u0651\u064e \u0623\u064e\u0645\u064e\u0627\u062a\u064e\u0647\u064f\u06e5 \u0641\u064e\u0623\u064e\u0642\u06e1\u0628\u064e\u0631\u064e\u0647\u064f\u06e5<\/strong> (Kemudian Dia mematikannya dan memasukkannya ke dalam kubur) artinya, Dia menjadikannya berada di dalam kubur yang menutupinya.<\/p>\n\n\n\nTafsir Ibnu Katsir<\/strong>: Dan firman Allah: \u062b\u064f\u0645\u0651\u064e \u0623\u064e\u0645\u064e\u0627\u062a\u064e\u0647\u064f\u06e5 \u0641\u064e\u0623\u064e\u0642\u06e1\u0628\u064e\u0631\u064e\u0647\u064f\u06e5<\/strong> (\u201cKemudian Dia mematikannya dan memasukkannya ke dalam kubur.\u201d) artinya setelah Dia menciptakannya, maka Dia akan mematikannya kemudian menguburkannya. Yakni Dia jadikan untuknya kuburan.<\/p>\n\n\n\nTafsir Kemenag<\/strong>: Dalam dua ayat ini dijelaskan bahwa dalam tahap terakhir (penghabisan), Allah mematikan dan memasukkan manusia ke dalam kubur. Sampai saatnya nanti pada hari Kiamat, Allah membangkitkannya kembali dari kubur-kubur mereka. Firman Allah menjelaskan:<\/p>\n\n\n\nDarinya (tanah) itulah Kami menciptakan kamu dan kepadanyalah Kami akan mengembalikan kamu dan dari sanalah Kami akan mengeluarkan kamu pada waktu yang lain. (thaha\/20: 55).<\/p>\n\n\n\n
Tafsir Quraish Shihab<\/strong>: Pada akhirnya Allah mematikan manusia dan memuliakannya dengan menguburnya.<\/p>\n\n\n\nSurah Abasa Ayat 22
\u062b\u064f\u0645\u0651\u064e \u0625\u0650\u0630\u064e\u0627 \u0634\u064e\u0627\u0653\u0621\u064e \u0623\u064e\u0646\u0634\u064e\u0631\u064e\u0647\u064f\u06e5<\/strong><\/p>\n\n\n\nTerjemahan<\/strong>: kemudian bila Dia menghendaki, Dia membangkitkannya kembali.<\/p>\n\n\n\nTafsir Jalalain<\/strong>: \u062b\u064f\u0645\u0651\u064e \u0625\u0650\u0630\u064e\u0627 \u0634\u064e\u0627\u0653\u0621\u064e \u0623\u064e\u0646\u0634\u064e\u0631\u064e\u0647\u064f\u06e5 <\/strong>(Kemudian bila Dia menghendaki, Dia membangkitkannya kembali) menjadi hidup kembali pada hari berbangkit nanti.<\/p>\n\n\n\nTafsir Ibnu Katsir<\/strong>: \u062b\u064f\u0645\u0651\u064e \u0625\u0650\u0630\u064e\u0627 \u0634\u064e\u0627\u0653\u0621\u064e \u0623\u064e\u0646\u0634\u064e\u0631\u064e\u0647\u064f\u06e5 <\/strong>(\u201cKemudian bila Dia menghendaki, Dia membangkitkannya kembali.\u201d) yakni Dia akan membangkitkannya setelah kematiannya. Dan dari kata itu disebut kata al-ba\u2019ts dan an-nusyuur [kebangkitan].<\/p>\n\n\n\nTafsir Kemenag<\/strong>: Dalam dua ayat ini dijelaskan bahwa dalam tahap terakhir (penghabisan), Allah mematikan dan memasukkan manusia ke dalam kubur. Sampai saatnya nanti pada hari Kiamat, Allah membangkitkannya kembali dari kubur-kubur mereka. Firman Allah menjelaskan:<\/p>\n\n\n\nDarinya (tanah) itulah Kami menciptakan kamu dan kepadanyalah Kami akan mengembalikan kamu dan dari sanalah Kami akan mengeluarkan kamu pada waktu yang lain. (thaha\/20: 55).<\/p>\n\n\n\n
Tafsir Quraish Shihab<\/strong>: Dan jika berkehendak, Allah akan segera membangkitkannya setelah mati.<\/p>\n\n\n\nSurah Abasa Ayat 23
\u0643\u064e\u0644\u0651\u064e\u0627 \u0644\u064e\u0645\u0651\u064e\u0627 \u064a\u064e\u0642\u06e1\u0636\u0650 \u0645\u064e\u0627\u0653 \u0623\u064e\u0645\u064e\u0631\u064e\u0647\u064f<\/strong><\/p>\n\n\n\nTerjemahan<\/strong>: Sekali-kali jangan; manusia itu belum melaksanakan apa yang diperintahkan Allah kepadanya,<\/p>\n\n\n\nTafsir Jalalain<\/strong>: \u0643\u064e\u0644\u0651\u064e\u0627<\/strong> (Tidaklah demikian) artinya, benarlah \u0644\u064e\u0645\u0651\u064e\u0627 \u064a\u064e\u0642\u06e1\u0636\u0650<\/strong> (manusia itu belum melaksanakan) belum mengerjakan \u0645\u064e\u0627\u0653 \u0623\u064e\u0645\u064e\u0631\u064e\u0647\u064f (apa yang diperintahkan Allah kepadanya) yakni apa yang telah diperintahkan oleh Rabbnya supaya ia mengerjakannya.<\/p>\n\n\n\nTafsir Ibnu Katsir<\/strong>: Firman Allah: \u0643\u064e\u0644\u0651\u064e\u0627 \u0644\u064e\u0645\u0651\u064e\u0627 \u064a\u064e\u0642\u06e1\u0636\u0650 \u0645\u064e\u0627\u0653 \u0623\u064e\u0645\u064e\u0631\u064e\u0647\u064f<\/strong> (\u201cSekali-sekali jangan; manusia itu belum melaksanakan apa yang diperintahkan Allah kepadanya.\u201d) Ibnu Jarir mengatakan: <\/p>\n\n\n\n\u201cAllah Jalla Tsanaa-uhu berfirman, \u2018sekali-sekali\u2019, masalahnya tidak seperti yang dikatakan oleh orang kafir itu bahwa dia telah menunaikan hak Allah atas dirinya baik berkenaan dengan dirinya maupun harta bendanya. \u0644\u064e\u0645\u0651\u064e\u0627 \u064a\u064e\u0642\u06e1\u0636\u0650 \u0645\u064e\u0627\u0653 \u0623\u064e\u0645\u064e\u0631\u064e\u0647\u064f <\/strong>(\u201cManusia itu belum melaksanakan apa yang diperintahkan Allah kepadanya.\u201d) Dia (Allah) menyatakan bahwa orang kafir itu belum menunaikan berbagai kewajiban yang telah diwajibkan oleh Allah kepadanya.<\/p>\n\n\n\nKemudian diriwayatkan oleh Ibnu Jarir dan Ibnu Abi Hatim melalui jalan Ibnu Abi Najih dari Mujahid, mengenai firman-Nya: \u0643\u064e\u0644\u0651\u064e\u0627 \u0644\u064e\u0645\u0651\u064e\u0627 \u064a\u064e\u0642\u06e1\u0636\u0650 \u0645\u064e\u0627\u0653 \u0623\u064e\u0645\u064e\u0631\u064e\u0647\u064f <\/strong>(\u201cSekali-sekali jangan; manusia itu belum melaksanakan apa yang diperintahkan Allah kepadanya.\u201d) dia mengatakan: <\/p>\n\n\n\n\u201cTidak seorangpun menunaikan semua yang diwajibkan kepadanya selamanya.\u201d Hal yang sama juga diceritakan oleh al-Baghawi dari al-Hasan al-Bashri. Dan Ibnu Katsir tidak pernah mendapatkan satu pendapat pun dari orang-orang terdahulu mengenai hal ini kecuali pendapat tersebut di atas. Dan menurut Ibnu Katsir mengenai makna tersebut, wallaaHu a\u2019lam, bahwa makna:(\u201cKemudian bila Dia menghendaki, Dia membangkitkannya kembali\u201d) yakni membangkitkannya. <\/p>\n\n\n\n
\u0643\u064e\u0644\u0651\u064e\u0627 \u0644\u064e\u0645\u0651\u064e\u0627 \u064a\u064e\u0642\u06e1\u0636\u0650 \u0645\u064e\u0627\u0653 \u0623\u064e\u0645\u064e\u0631\u064e\u0647\u064f <\/strong>(\u201cSekali-sekali jangan; manusia itu belum melaksanakan apa yang diperintahkan Allah kepadanya.\u201d) maksudnya dia tidak mengerjakannya sekarang hingga waktu berakhir dan berakhir pula ketetapan Allah bagi anak cucu Adam bagi siapa yang ditakdirkan Allah untuk mengadakan dan mengeluarkannya ke dunia ini. <\/p>\n\n\n\nDan Allah memerintahkan hal tersebut, baik dalam hal penciptaan maupun penetapan. Dan jika hal itu sudah berakhir disisi Allah, maka Dia akan membangkitkan semua makhluk dan mengembalikan mereka seperti pertama kali Dia ciptakan.<\/p>\n\n\n\n
Tafsir Kemenag<\/strong>: Dalam ayat ini, Allah mengulangi lagi peringatan-Nya akan kekafiran manusia terhadap nikmat-Nya dengan menyatakan bahwa setiap orang kafir itu sangat aneh. Semestinya mereka beriman dan mengagungkan Allah setelah merasakan nikmat yang dianugerahkan kepada mereka, tetapi mereka bersikap sebaliknya. Mereka mengingkari nikmat itu seakan-akan hanya hasil usaha mereka sendiri.<\/p>\n\n\n\nTafsir Quraish Shihab<\/strong>: Sungguh manusia belum melaksanakan kewajiban perintah Allah untuk beriman dan taat kepada-Nya sepanjang hidup di dunia.<\/p>\n\n\n\nSurah Abasa Ayat 24
\u0641\u064e\u0644\u06e1\u064a\u064e\u0646\u0638\u064f\u0631\u0650 \u0671\u0644\u06e1\u0625\u0650\u0646\u0633\u064e\u0670\u0646\u064f \u0625\u0650\u0644\u064e\u0649\u0670 \u0637\u064e\u0639\u064e\u0627\u0645\u0650\u0647\u0650\u06e6\u0653<\/strong><\/p>\n\n\n\nTerjemahan<\/strong>: maka hendaklah manusia itu memperhatikan makanannya.<\/p>\n\n\n\nTafsir Jalalain<\/strong>: \u0641\u064e\u0644\u06e1\u064a\u064e\u0646\u0638\u064f\u0631\u0650 \u0671\u0644\u06e1\u0625\u0650\u0646\u0633\u064e\u0670\u0646\u064f<\/strong> (Maka hendaklah manusia itu memperhatikan) dengan memasang akalnya \u0625\u0650\u0644\u064e\u0649\u0670 \u0637\u064e\u0639\u064e\u0627\u0645\u0650\u0647\u0650\u06e6\u0653<\/strong> (kepada makanannya) bagaimanakah makanan itu diciptakan dan diatur untuknya?.<\/p>\n\n\n\nTafsir Ibnu Katsir<\/strong>: Firman Allah: \u0641\u064e\u0644\u06e1\u064a\u064e\u0646\u0638\u064f\u0631\u0650 \u0671\u0644\u06e1\u0625\u0650\u0646\u0633\u064e\u0670\u0646\u064f \u0625\u0650\u0644\u064e\u0649\u0670 \u0637\u064e\u0639\u064e\u0627\u0645\u0650\u0647\u0650\u06e6\u0653 <\/strong>(\u201cMaka hendaklah manusia itu memperhatikan makanannya.\u201d) dalam firman-Nya ini terkandung upaya menginngatkan adanya pemberian karunia. Selain itu, terkandung juga dalil penumbuhan tumbuh-tumbuhan yang mati dari bumi untuk menunjukkan penghidupan kembali jasad-jasad setelah sebelumnya berupa tulang belulang yang berserakan dan tanah yang bertebaran.<\/p>\n\n\n\nTafsir Kemenag<\/strong>: Dalam ayat ini, Allah menyuruh manusia untuk memperhatikan makanannya, bagaimana Ia telah menyiapkan makanan yang bergizi yang mengandung protein, karbohidrat, dan lain-lain sehingga memenuhi kebutuhan hidupnya. <\/p>\n\n\n\nManusia dapat merasakan kelezatan makanan dan minumannya yang juga menjadi pendorong bagi pemeliharaan tubuhnya sehingga tetap dalam keadaan sehat dan mampu menunaikan tugas yang dibebankan kepadanya.<\/p>\n\n\n\n
Tafsir Quraish Shihab<\/strong>: Hendaknya manusia merenungkan, bagaimana Kami mengatur dan menyediakan makanan yang mereka butuhkan.<\/p>\n\n\n\nSurah Abasa Ayat 25
\u0623\u064e\u0646\u0651\u064e\u0627 \u0635\u064e\u0628\u064e\u0628\u06e1\u0646\u064e\u0627 \u0671\u0644\u06e1\u0645\u064e\u0627\u0653\u0621\u064e \u0635\u064e\u0628\u0651\u064b\u0627<\/strong><\/p>\n\n\n\nTerjemahan<\/strong>: Sesungguhnya Kami benar-benar telah mencurahkan air (dari langit),<\/p>\n\n\n\nTafsir Jalalain<\/strong>: \u0623\u064e\u0646\u0651\u064e\u0627 \u0635\u064e\u0628\u064e\u0628\u06e1\u0646\u064e\u0627 \u0671\u0644\u06e1\u0645\u064e\u0627\u0653\u0621\u064e <\/strong>(Sesungguhnya Kami telah mencurahkan air) dari awan \u0635\u064e\u0628\u0651\u064b\u0627<\/strong> (dengan sebenar-benarnya.).<\/p>\n\n\n\nTafsir Ibnu Katsir<\/strong>: \u0623\u064e\u0646\u0651\u064e\u0627 \u0635\u064e\u0628\u064e\u0628\u06e1\u0646\u064e\u0627 \u0671\u0644\u06e1\u0645\u064e\u0627\u0653\u0621\u064e \u0635\u064e\u0628\u0651\u064b\u0627<\/strong> (\u201cSesungguhnya Kami benar-benar telah mencurahkan ai [dari langit].\u201d) maksudnya Kami telah menurunkan air dari langit ke bumi.<\/p>\n\n\n\nTafsir Kemenag<\/strong>: Pada ayat ini dijelaskan bahwa sesungguhnya Allah telah mencurahkan air hujan dari langit dengan curahan yang cukup besar sehingga memenuhi kebutuhan semua makhluk-Nya, baik manusia, binatang, maupun tumbuh-tumbuhan.<\/p>\n\n\n\nTafsir Quraish Shihab<\/strong>: Kami telah mencurahkan hujan dari langit sederas-derasnya.<\/p>\n\n\n\nSurah Abasa Ayat 26
\u062b\u064f\u0645\u0651\u064e \u0634\u064e\u0642\u064e\u0642\u06e1\u0646\u064e\u0627 \u0671\u0644\u06e1\u0623\u064e\u0631\u06e1\u0636\u064e \u0634\u064e\u0642\u0651\u064b\u0627<\/strong><\/p>\n\n\n\nTerjemahan<\/strong>: kemudian Kami belah bumi dengan sebaik-baiknya,<\/p>\n\n\n\nTafsir Jalalain<\/strong>: \u062b\u064f\u0645\u0651\u064e \u0634\u064e\u0642\u064e\u0642\u06e1\u0646\u064e\u0627 \u0671\u0644\u06e1\u0623\u064e\u0631\u06e1\u0636\u064e<\/strong> (Kemudian Kami belah bumi) dengan tumbuh-tumbuhan yang tumbuh dari dalamnya \u0634\u064e\u0642\u0651\u064b\u0627<\/strong> (dengan sebaik-baiknya.).<\/p>\n\n\n\nTafsir Ibnu Katsir<\/strong>: \u062b\u064f\u0645\u0651\u064e \u0634\u064e\u0642\u064e\u0642\u06e1\u0646\u064e\u0627 \u0671\u0644\u06e1\u0623\u064e\u0631\u06e1\u0636\u064e \u0634\u064e\u0642\u0651\u064b\u0627<\/strong> (\u201cKemudian Kami belah bumi dengan sebaik-baiknya.\u201d) yaitu Kami tempatkan air itu disana, lalu ia masuk ke dalam lapisan-lapisan tanah, selanjutnya masuk ke dalam biji-bijian yang terdapat di dalam bumi, sehingga tumbuh, tinggi dan tampak di permukaan bumi.<\/p>\n\n\n\nTafsir Kemenag<\/strong>: Kemudian Allah membukakan permukaan bumi dengan sebaik-baiknya agar supaya udara dan sinar matahari dapat masuk ke dalam bagian bumi, sehingga tanahnya menjadi subur untuk menumbuhkan berbagai tanaman.<\/p>\n\n\n\nTafsir Quraish Shihab<\/strong>: Kami telah menjadikan bumi merekah dengan tumbuh-tumbuhan.<\/p>\n\n\n\nSurah Abasa Ayat 27
\u0641\u064e\u0623\u064e\u0646\u06e2\u0628\u064e\u062a\u06e1\u0646\u064e\u0627 \u0641\u0650\u064a\u0647\u064e\u0627 \u062d\u064e\u0628\u0651\u064b\u0627<\/strong><\/p>\n\n\n\nTerjemahan<\/strong>: lalu Kami tumbuhkan biji-bijian di bumi itu,<\/p>\n\n\n\nTafsir Jalalain<\/strong>: \u0641\u064e\u0623\u064e\u0646\u06e2\u0628\u064e\u062a\u06e1\u0646\u064e\u0627 \u0641\u0650\u064a\u0647\u064e\u0627 \u062d\u064e\u0628\u0651\u064b\u0627<\/strong> (Lalu Kami tumbuhkan biji-bijian di bumi itu) seperti biji gandum dan biji jawawut.<\/p>\n\n\n\nTafsir Ibnu Katsir<\/strong>: \u0641\u064e\u0623\u064e\u0646\u06e2\u0628\u064e\u062a\u06e1\u0646\u064e\u0627 \u0641\u0650\u064a\u0647\u064e\u0627 \u062d\u064e\u0628\u0651\u064b\u0627<\/strong> (\u201cLalu Kami tumbuhkan biji-bijian di bumi itu.\u201d) yang dimaksud al-habb disini adalah biji-bijian.<\/p>\n\n\n\nTafsir Kemenag<\/strong>: Dalam ayat ini dan selanjutnya Allah menyebutkan beberapa macam tumbuh-tumbuhan: pertama, Allah menumbuhkan di bumi biji-bijian seperti gandum, padi, dan lain-lainnya yang menjadi makanan pokok.<\/p>\n\n\n\nKedua dan ketiga, Allah menumbuhkan pula buah anggur dan bermacam sayuran yang dapat dimakan secara langsung. Keempat dan kelima, buah zaitun dan pohon kurma.<\/p>\n\n\n\n
Keenam, kebun-kebun yang besar, tinggi, dan lebat buahnya. Tidak hanya buahnya yang dapat dimanfaatkan, tetapi pohonnya pun dapat dijadikan bahan bangunan dan alat-alat perumahan.<\/p>\n\n\n\n
Ketujuh, bermacam-macam buah-buahan yang lain, seperti buah pir, apel, mangga, dan sebagainya. Kedelapan, berbagai macam rumput-rumputan.<\/p>\n\n\n\n
Air yang turun dari langit dan perannya dalam “menghidupkan tanah yang mati” secara jelas diuraikan pada Surah al-Furqan\/25: 48-49. Apa kandungan dari air hujan sehingga dapat digunakan untuk tumbuhnya tumbuhan ada pada Surah Qaf\/50: 9.<\/p>\n\n\n\n
Sedangkan uraian bagaimana bumi “terbelah”, di samping ayat di atas, juga terdapat pada Surah Fussilat\/41: 39, sebagaimana pada penggalannya: “Dan di antara ayat-ayat-Nya adalah engkau melihat bumi kering tandus maka apabila telah Kami turunkan air di atasnya, niscaya ia bergerak dan mengembang.”<\/p>\n\n\n\n
Ayat tersebut menerangkan apa yang akan terjadi pada tanah yang kering apabila butiran hujan jatuh di atasnya. Ayat tersebut juga menjelaskan adanya tiga tahap bagaimana perkembangan tumbuhan sampai dengan menghasilkan buah.<\/p>\n\n\n\n
Tingkat-tingkat perkembangan tumbuhan yang dijelaskan oleh ayat di atas adalah demikian:<\/p>\n\n\n\n
Pertama: Bergeraknya tanah. Apa yang dimaksud dengan bergeraknya tanah adalah gerakan partikel tanah. Partikel ini terdiri dari lapisan-lapisan yang terdiri atas bahan silika dan alumina. Ketika air masuk ke lapisan-lapisan partikel, maka akan terjadi pembengkakan dari partikel-partikel pembentuk lumpur. Hal ini dapat dijelaskan demikian:<\/p>\n\n\n\n
- Muatan listrik elektrostatis yang ada di permukaan partikel (yang terjadi setelah kehadiran air) akan mengakibatkan terganggunya stabilitas. Partikel ini akan bergerak terus, sebelum ada stabilisator yang berupa partikel yang bermuatan listrik yang berlawanan. Di sini kita seharusnya bersyukur, tentang bagaimana Allah telah menciptakan semuanya dalam pasangan-pasangan, sehingga mendatangkan suasana yang stabil dan sentosa. Termasuk dalam hal ini adalah muatan listrik<\/li>
- Pergerakan partikel tanah juga disebabkan karena adanya tabrakan dengan partikel air. Pergerakan partikel air yang tidak teratur menyebabkan partikel tanah bergerak ke semua arah. Gerakan yang demikian ini ditemukan oleh seorang ahli tumbuhan bernama Robert Brown pada tahun 1828. Pergerakannya sangat tergantung pada kecepatan dan jumlah partikel air. Dengan demikian, pergerakan yang terjadi adalah interaksi langsung antara partikel tanah dan partikel air.<\/li><\/ol>\n\n\n\n
Kedua: Mengembangnya tanah. Apa yang dimaksud dengan mengembangnya tanah adalah mengembangnya partikel tanah. Partikel tanah akan bertambah tebal. Dengan demikian, tanah akan mengembang, sejalan dengan mengembangnya partikel tanah. <\/p>\n\n\n\n
Telah dikemukakan sebelumnya bahwa partikel tanah terdiri atas lapisan-lapisan yang berhubungan satu sama lain. Antara lapisan satu dan lainnya terdapat pori-pori. Ke dalam pori-pori inilah air dan ion-ion yang terlarut akan masuk. <\/p>\n\n\n\n
Dengan bentuk pori-pori yang sangat sempit dan adanya medan elektrostatis di permukaan lapisan, maka air seperti di taruh dalam botol, dan tidak mengalir ke luar. Dengan kata lain, air akan disimpan di pori-pori di setiap lapisan.<\/p>\n\n\n\n
Ketiga: Tahap Perkecambahan. Tahap perkecambahan biji terjadi saat air sudah tersedia. Saat air sudah pada tahap cukup, maka embrio yang ada di dalam biji akan menjadi aktif dan menyerap matrial nutrisi yang sederhana (material nutrisi kompleks dipecah menjadi sederhana dengan bantuan enzim). <\/p>\n\n\n\n
Pada tahap ini, bakal akar tumbuh ke bawah, bergerak di antara partikel tanah untuk mencari kawasan yang memenuhi syarat dan memperoleh nutrisi yang diperlukannya. Kemudian bakal daun akan berkembang ke atas, menembus permukaan tanah, dan mengarahkan pada sumber sinar matahari.<\/p>\n\n\n\n
Jadi, secara singkat, tahapan-tahapan di atas dapat dijelaskan demikian. Kata “bergerak” jelas mengindikasikan efek dari air terhadap partikel tanah. Efek ini dapat terjadi sebagai akibat adanya muatan listrik elektrostatis atau benturan langsung antara partikel-partikel air dan tanah. Sedangkan kata “membengkak” mengacu pada menebalnya partikel tanah karena terperangkapnya air di antara lapisan-lapisan pembentuk partikel tanah. Dengan demikian, partikel tanah berfungsi sebagai reservoar air, tempat menyimpan air. Ini sesuai dengan ayat berikut:<\/p>\n\n\n\n
Dan Kami turunkan air dari langit dengan suatu ukuran; lalu Kami jadikan air itu menetap di bumi, dan pasti Kami berkuasa melenyapkannya. (al-Mu’minun\/23: 18)<\/p>\n\n\n\n
Kemudian bakal akar, dan disusul bakal daun, mulai tumbuh. Anak pohon akan muncul, terus tumbuh dan memberikan hasil untuk keperluan manusia. Apakah manusia masih tidak bersyukur?<\/p>\n\n\n\n
Maka perhatikanlah bekas-bekas rahmat Allah, bagaimana Allah menghidupkan bumi setelah mati (kering). Sungguh, itu berarti Dia pasti (berkuasa) menghidupkan yang telah mati. Dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu. (ar-Rum\/30: 50)<\/p>\n\n\n\n
Tafsir Quraish Shihab<\/strong>: Kami tumbuhkan biji-bijian dari bumi, yang sebagian dimakan dan sebagian lain disimpan.<\/p>\n\n\n\nSurah Abasa Ayat 28
\u0648\u064e\u0639\u0650\u0646\u064e\u0628\u064b\u0627 \u0648\u064e\u0642\u064e\u0636\u06e1\u0628\u064b\u0627\u06e5<\/strong><\/p>\n\n\n\nTerjemahan<\/strong>: anggur dan sayur-sayuran,<\/p>\n\n\n\nTafsir Jalalain<\/strong>: \u0648\u064e\u0639\u0650\u0646\u064e\u0628\u064b\u0627 \u0648\u064e\u0642\u064e\u0636\u06e1\u0628\u064b\u0627\u06e5<\/strong> (Anggur dan sayur-sayuran) atau sayur-mayur.<\/p>\n\n\n\nTafsir Ibnu Katsir<\/strong>: Dan kata \u0648\u064e\u0639\u0650\u0646\u064e\u0628\u064b\u0627<\/strong> sudah sangat populer, yaitu anggur. Sedangkan \u0648\u064e\u0642\u064e\u0636\u06e1\u0628\u064b\u0627\u06e5<\/strong> berarti sejenis sayur-sayuran yang biasa dimakan mentah oleh binatang. Dan ada juga yang menyebutnya dengan al-qutt. Demikian yang dikemukakan oleh Ibnu \u2018Abbas, Qatadah, adl-Dlahhak, dan as-Suddi. Sedangkan al-Hasan al-Bashri mengatakan: \u201cAl-qadlb berarti makanan binatang.\u201d<\/p>\n\n\n\nTafsir Kemenag<\/strong>: Dalam ayat ini dan selanjutnya Allah menyebutkan beberapa macam tumbuh-tumbuhan: pertama, Allah menumbuhkan di bumi biji-bijian seperti gandum, padi, dan lain-lainnya yang menjadi makanan pokok.<\/p>\n\n\n\nKedua dan ketiga, Allah menumbuhkan pula buah anggur dan bermacam sayuran yang dapat dimakan secara langsung. Keempat dan kelima, buah zaitun dan pohon kurma.<\/p>\n\n\n\n
Keenam, kebun-kebun yang besar, tinggi, dan lebat buahnya. Tidak hanya buahnya yang dapat dimanfaatkan, tetapi pohonnya pun dapat dijadikan bahan bangunan dan alat-alat perumahan.<\/p>\n\n\n\n
Ketujuh, bermacam-macam buah-buahan yang lain, seperti buah pir, apel, mangga, dan sebagainya. Kedelapan, berbagai macam rumput-rumputan.<\/p>\n\n\n\n
Air yang turun dari langit dan perannya dalam “menghidupkan tanah yang mati” secara jelas diuraikan pada Surah al-Furqan\/25: 48-49. Apa kandungan dari air hujan sehingga dapat digunakan untuk tumbuhnya tumbuhan ada pada Surah Qaf\/50: 9.<\/p>\n\n\n\n
Sedangkan uraian bagaimana bumi “terbelah”, di samping ayat di atas, juga terdapat pada Surah Fussilat\/41: 39, sebagaimana pada penggalannya: “Dan di antara ayat-ayat-Nya adalah engkau melihat bumi kering tandus maka apabila telah Kami turunkan air di atasnya, niscaya ia bergerak dan mengembang.”<\/p>\n\n\n\n
Ayat tersebut menerangkan apa yang akan terjadi pada tanah yang kering apabila butiran hujan jatuh di atasnya. Ayat tersebut juga menjelaskan adanya tiga tahap bagaimana perkembangan tumbuhan sampai dengan menghasilkan buah.<\/p>\n\n\n\n
Tingkat-tingkat perkembangan tumbuhan yang dijelaskan oleh ayat di atas adalah demikian:<\/p>\n\n\n\n
Pertama: Bergeraknya tanah. Apa yang dimaksud dengan bergeraknya tanah adalah gerakan partikel tanah. Partikel ini terdiri dari lapisan-lapisan yang terdiri atas bahan silika dan alumina. Ketika air masuk ke lapisan-lapisan partikel, maka akan terjadi pembengkakan dari partikel-partikel pembentuk lumpur. Hal ini dapat dijelaskan demikian:<\/p>\n\n\n\n
- Muatan listrik elektrostatis yang ada di permukaan partikel (yang terjadi setelah kehadiran air) akan mengakibatkan terganggunya stabilitas. Partikel ini akan bergerak terus, sebelum ada stabilisator yang berupa partikel yang bermuatan listrik yang berlawanan. Di sini kita seharusnya bersyukur, tentang bagaimana Allah telah menciptakan semuanya dalam pasangan-pasangan, sehingga mendatangkan suasana yang stabil dan sentosa. Termasuk dalam hal ini adalah muatan listrik<\/li>
- Pergerakan partikel tanah juga disebabkan karena adanya tabrakan dengan partikel air. Pergerakan partikel air yang tidak teratur menyebabkan partikel tanah bergerak ke semua arah. Gerakan yang demikian ini ditemukan oleh seorang ahli tumbuhan bernama Robert Brown pada tahun 1828. Pergerakannya sangat tergantung pada kecepatan dan jumlah partikel air. Dengan demikian, pergerakan yang terjadi adalah interaksi langsung antara partikel tanah dan partikel air.<\/li><\/ol>\n\n\n\n
Kedua: Mengembangnya tanah. Apa yang dimaksud dengan mengembangnya tanah adalah mengembangnya partikel tanah. Partikel tanah akan bertambah tebal. Dengan demikian, tanah akan mengembang, sejalan dengan mengembangnya partikel tanah. <\/p>\n\n\n\n
Telah dikemukakan sebelumnya bahwa partikel tanah terdiri atas lapisan-lapisan yang berhubungan satu sama lain. Antara lapisan satu dan lainnya terdapat pori-pori. Ke dalam pori-pori inilah air dan ion-ion yang terlarut akan masuk. <\/p>\n\n\n\n
Dengan bentuk pori-pori yang sangat sempit dan adanya medan elektrostatis di permukaan lapisan, maka air seperti di taruh dalam botol, dan tidak mengalir ke luar. Dengan kata lain, air akan disimpan di pori-pori di setiap lapisan.<\/p>\n\n\n\n
Ketiga: Tahap Perkecambahan. Tahap perkecambahan biji terjadi saat air sudah tersedia. Saat air sudah pada tahap cukup, maka embrio yang ada di dalam biji akan menjadi aktif dan menyerap matrial nutrisi yang sederhana (material nutrisi kompleks dipecah menjadi sederhana dengan bantuan enzim). <\/p>\n\n\n\n
Pada tahap ini, bakal akar tumbuh ke bawah, bergerak di antara partikel tanah untuk mencari kawasan yang memenuhi syarat dan memperoleh nutrisi yang diperlukannya. Kemudian bakal daun akan berkembang ke atas, menembus permukaan tanah, dan mengarahkan pada sumber sinar matahari.<\/p>\n\n\n\n
Jadi, secara singkat, tahapan-tahapan di atas dapat dijelaskan demikian. Kata “bergerak” jelas mengindikasikan efek dari air terhadap partikel tanah. Efek ini dapat terjadi sebagai akibat adanya muatan listrik elektrostatis atau benturan langsung antara partikel-partikel air dan tanah. Sedangkan kata “membengkak” mengacu pada menebalnya partikel tanah karena terperangkapnya air di antara lapisan-lapisan pembentuk partikel tanah. Dengan demikian, partikel tanah berfungsi sebagai reservoar air, tempat menyimpan air. Ini sesuai dengan ayat berikut:<\/p>\n\n\n\n
Dan Kami turunkan air dari langit dengan suatu ukuran; lalu Kami jadikan air itu menetap di bumi, dan pasti Kami berkuasa melenyapkannya. (al-Mu’minun\/23: 18)<\/p>\n\n\n\n
Kemudian bakal akar, dan disusul bakal daun, mulai tumbuh. Anak pohon akan muncul, terus tumbuh dan memberikan hasil untuk keperluan manusia. Apakah manusia masih tidak bersyukur?<\/p>\n\n\n\n
Maka perhatikanlah bekas-bekas rahmat Allah, bagaimana Allah menghidupkan bumi setelah mati (kering). Sungguh, itu berarti Dia pasti (berkuasa) menghidupkan yang telah mati. Dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu. (ar-Rum\/30: 50)<\/p>\n\n\n\n
Tafsir Quraish Shihab<\/strong>: Anggur dan tumbuhan yang dimakan dalam keadaan segar.<\/p>\n\n\n\nSurah Abasa Ayat 29
\u0648\u064e\u0632\u064e\u064a\u06e1\u062a\u064f\u0648\u0646\u064b\u0627 \u0648\u064e\u0646\u064e\u062e\u06e1\u0644\u064b\u0627<\/strong><\/p>\n\n\n\nTerjemahan<\/strong>: zaitun dan kurma,<\/p>\n\n\n\nTafsir Jalalain<\/strong>: \u0648\u064e\u0632\u064e\u064a\u06e1\u062a\u064f\u0648\u0646\u064b\u0627 \u0648\u064e\u0646\u064e\u062e\u06e1\u0644\u064b\u0627<\/strong> (Zaitun dan pohon kurma),.<\/p>\n\n\n\nTafsir Ibnu Katsir<\/strong>: \u0648\u064e\u0632\u064e\u064a\u06e1\u062a\u064f\u0648\u0646\u064b\u0627<\/strong> (\u201cZaitun\u201d) zaitun ini merupakan sesuatu yang sudah populer, yaitu bumbu. Perasannya pun bisa sebagai bumbu dan untuk menyalakan lampu pelita, dipergunakan untuk meminyaki sesuatu. \u0648\u064e\u0646\u064e\u062e\u06e1\u0644\u064b\u0627<\/strong> (\u201cdan pohon kurma\u201d) dapat dimakan mentah, hampir matang, atau ruthab (yang sudah matang), atau tamr, baik yang masih mentah atau sudah rusak, dan diperas menjadi manisan atau cuka.<\/p>\n\n\n\nTafsir Kemenag<\/strong>: Dalam ayat ini dan selanjutnya Allah menyebutkan beberapa macam tumbuh-tumbuhan: pertama, Allah menumbuhkan di bumi biji-bijian seperti gandum, padi, dan lain-lainnya yang menjadi makanan pokok.<\/p>\n\n\n\nKedua dan ketiga, Allah menumbuhkan pula buah anggur dan bermacam sayuran yang dapat dimakan secara langsung. Keempat dan kelima, buah zaitun dan pohon kurma.<\/p>\n\n\n\n
Keenam, kebun-kebun yang besar, tinggi, dan lebat buahnya. Tidak hanya buahnya yang dapat dimanfaatkan, tetapi pohonnya pun dapat dijadikan bahan bangunan dan alat-alat perumahan.<\/p>\n\n\n\n
Ketujuh, bermacam-macam buah-buahan yang lain, seperti buah pir, apel, mangga, dan sebagainya. Kedelapan, berbagai macam rumput-rumputan.<\/p>\n\n\n\n
Air yang turun dari langit dan perannya dalam “menghidupkan tanah yang mati” secara jelas diuraikan pada Surah al-Furqan\/25: 48-49. Apa kandungan dari air hujan sehingga dapat digunakan untuk tumbuhnya tumbuhan ada pada Surah Qaf\/50: 9.<\/p>\n\n\n\n
Sedangkan uraian bagaimana bumi “terbelah”, di samping ayat di atas, juga terdapat pada Surah Fussilat\/41: 39, sebagaimana pada penggalannya: “Dan di antara ayat-ayat-Nya adalah engkau melihat bumi kering tandus maka apabila telah Kami turunkan air di atasnya, niscaya ia bergerak dan mengembang.”<\/p>\n\n\n\n
Ayat tersebut menerangkan apa yang akan terjadi pada tanah yang kering apabila butiran hujan jatuh di atasnya. Ayat tersebut juga menjelaskan adanya tiga tahap bagaimana perkembangan tumbuhan sampai dengan menghasilkan buah.<\/p>\n\n\n\n
Tingkat-tingkat perkembangan tumbuhan yang dijelaskan oleh ayat di atas adalah demikian:<\/p>\n\n\n\n
Pertama: Bergeraknya tanah. Apa yang dimaksud dengan bergeraknya tanah adalah gerakan partikel tanah. Partikel ini terdiri dari lapisan-lapisan yang terdiri atas bahan silika dan alumina. Ketika air masuk ke lapisan-lapisan partikel, maka akan terjadi pembengkakan dari partikel-partikel pembentuk lumpur. Hal ini dapat dijelaskan demikian:<\/p>\n\n\n\n
- Muatan listrik elektrostatis yang ada di permukaan partikel (yang terjadi setelah kehadiran air) akan mengakibatkan terganggunya stabilitas. Partikel ini akan bergerak terus, sebelum ada stabilisator yang berupa partikel yang bermuatan listrik yang berlawanan. Di sini kita seharusnya bersyukur, tentang bagaimana Allah telah menciptakan semuanya dalam pasangan-pasangan, sehingga mendatangkan suasana yang stabil dan sentosa. Termasuk dalam hal ini adalah muatan listrik<\/li>
- Pergerakan partikel tanah juga disebabkan karena adanya tabrakan dengan partikel air. Pergerakan partikel air yang tidak teratur menyebabkan partikel tanah bergerak ke semua arah. Gerakan yang demikian ini ditemukan oleh seorang ahli tumbuhan bernama Robert Brown pada tahun 1828. Pergerakannya sangat tergantung pada kecepatan dan jumlah partikel air. Dengan demikian, pergerakan yang terjadi adalah interaksi langsung antara partikel tanah dan partikel air.<\/li><\/ol>\n\n\n\n
Kedua: Mengembangnya tanah. Apa yang dimaksud dengan mengembangnya tanah adalah mengembangnya partikel tanah. Partikel tanah akan bertambah tebal. Dengan demikian, tanah akan mengembang, sejalan dengan mengembangnya partikel tanah.<\/p>\n\n\n\n
Telah dikemukakan sebelumnya bahwa partikel tanah terdiri atas lapisan-lapisan yang berhubungan satu sama lain. Antara lapisan satu dan lainnya terdapat pori-pori. Ke dalam pori-pori inilah air dan ion-ion yang terlarut akan masuk. <\/p>\n\n\n\n
Dengan bentuk pori-pori yang sangat sempit dan adanya medan elektrostatis di permukaan lapisan, maka air seperti di taruh dalam botol, dan tidak mengalir ke luar. Dengan kata lain, air akan disimpan di pori-pori di setiap lapisan.<\/p>\n\n\n\n
Ketiga: Tahap Perkecambahan. Tahap perkecambahan biji terjadi saat air sudah tersedia. Saat air sudah pada tahap cukup, maka embrio yang ada di dalam biji akan menjadi aktif dan menyerap matrial nutrisi yang sederhana (material nutrisi kompleks dipecah menjadi sederhana dengan bantuan enzim). <\/p>\n\n\n\n
Pada tahap ini, bakal akar tumbuh ke bawah, bergerak di antara partikel tanah untuk mencari kawasan yang memenuhi syarat dan memperoleh nutrisi yang diperlukannya. Kemudian bakal daun akan berkembang ke atas, menembus permukaan tanah, dan mengarahkan pada sumber sinar matahari.<\/p>\n\n\n\n
Jadi, secara singkat, tahapan-tahapan di atas dapat dijelaskan demikian. Kata “bergerak” jelas mengindikasikan efek dari air terhadap partikel tanah. Efek ini dapat terjadi sebagai akibat adanya muatan listrik elektrostatis atau benturan langsung antara partikel-partikel air dan tanah. Sedangkan kata “membengkak” mengacu pada menebalnya partikel tanah karena terperangkapnya air di antara lapisan-lapisan pembentuk partikel tanah. Dengan demikian, partikel tanah berfungsi sebagai reservoar air, tempat menyimpan air. Ini sesuai dengan ayat berikut:<\/p>\n\n\n\n
Dan Kami turunkan air dari langit dengan suatu ukuran; lalu Kami jadikan air itu menetap di bumi, dan pasti Kami berkuasa melenyapkannya. (al-Mu’minun\/23: 18)<\/p>\n\n\n\n
Kemudian bakal akar, dan disusul bakal daun, mulai tumbuh. Anak pohon akan muncul, terus tumbuh dan memberikan hasil untuk keperluan manusia. Apakah manusia masih tidak bersyukur?<\/p>\n\n\n\n
Maka perhatikanlah bekas-bekas rahmat Allah, bagaimana Allah menghidupkan bumi setelah mati (kering). Sungguh, itu berarti Dia pasti (berkuasa) menghidupkan yang telah mati. Dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu. (ar-Rum\/30: 50)<\/p>\n\n\n\n
Tafsir Quraish Shihab<\/strong>: Buah zaitun yang berkualitas baik dan pohon kurma yang produktif dan menghasilkan buah.<\/p>\n\n\n\nSurah Abasa Ayat 30
\u0648\u064e\u062d\u064e\u062f\u064e\u0627\u0653\u0626\u0650\u0642\u064e \u063a\u064f\u0644\u06e1\u0628\u064b\u0627<\/strong><\/p>\n\n\n\nTerjemahan<\/strong>: kebun-kebun (yang) lebat,<\/p>\n\n\n\nTafsir Jalalain<\/strong>: \u0648\u064e\u062d\u064e\u062f\u064e\u0627\u0653\u0626\u0650\u0642\u064e \u063a\u064f\u0644\u06e1\u0628\u064b\u0627<\/strong> (dan kebun-kebun yang lebat) yakni kebun-kebun yang banyak pepohonannya.<\/p>\n\n\n\nTafsir Ibnu Katsir<\/strong>: \u0648\u064e\u062d\u064e\u062f\u064e\u0627\u0653\u0626\u0650\u0642\u064e \u063a\u064f\u0644\u06e1\u0628\u064b\u0627 <\/strong>(\u201cdan kebun-kebun yang lebat\u201d) yakni kebun-kebun. Al-Hasan dan Qatadah mengemukakan: \u201cGhulban berarti pohon kurma yang lebat lagi rapat.\u201d Ibnu \u2018Abbas dan Mujahid mengatakan: \u201cGhulban berarti setiap yang merapat dan berkumpul.\u201d <\/p>\n\n\n\nIbnu \u2018Abbas juga mengatakan: \u201cGhulban berarti pohon yang dapat dijadikan sebagai tempat bernaung.\u201d Dan Ali bin Abi Thalhah meriwayatkan dari Ibnu \u2018Abbas, dia berkata tentang ayat: \u0648\u064e\u062d\u064e\u062f\u064e\u0627\u0653\u0626\u0650\u0642\u064e \u063a\u064f\u0644\u06e1\u0628\u064b\u0627 <\/strong>(\u201cdan kebun-kebun yang lebat\u201d) yaitu tumbuhannya yang tinggi. \u2018Ikrimah berkata: \u201cBanyaknya pepohonan.\u201d<\/p>\n\n\n\nTafsir Kemenag<\/strong>: Dalam ayat ini dan selanjutnya Allah menyebutkan beberapa macam tumbuh-tumbuhan: pertama, Allah menumbuhkan di bumi biji-bijian seperti gandum, padi, dan lain-lainnya yang menjadi makanan pokok.<\/p>\n\n\n\nKedua dan ketiga, Allah menumbuhkan pula buah anggur dan bermacam sayuran yang dapat dimakan secara langsung. Keempat dan kelima, buah zaitun dan pohon kurma.<\/p>\n\n\n\n
Keenam, kebun-kebun yang besar, tinggi, dan lebat buahnya. Tidak hanya buahnya yang dapat dimanfaatkan, tetapi pohonnya pun dapat dijadikan bahan bangunan dan alat-alat perumahan.<\/p>\n\n\n\n
Ketujuh, bermacam-macam buah-buahan yang lain, seperti buah pir, apel, mangga, dan sebagainya. Kedelapan, berbagai macam rumput-rumputan.<\/p>\n\n\n\n
Air yang turun dari langit dan perannya dalam “menghidupkan tanah yang mati” secara jelas diuraikan pada Surah al-Furqan\/25: 48-49. Apa kandungan dari air hujan sehingga dapat digunakan untuk tumbuhnya tumbuhan ada pada Surah Qaf\/50: 9.<\/p>\n\n\n\n
Sedangkan uraian bagaimana bumi “terbelah”, di samping ayat di atas, juga terdapat pada Surah Fussilat\/41: 39, sebagaimana pada penggalannya: “Dan di antara ayat-ayat-Nya adalah engkau melihat bumi kering tandus maka apabila telah Kami turunkan air di atasnya, niscaya ia bergerak dan mengembang.”<\/p>\n\n\n\n
Ayat tersebut menerangkan apa yang akan terjadi pada tanah yang kering apabila butiran hujan jatuh di atasnya. Ayat tersebut juga menjelaskan adanya tiga tahap bagaimana perkembangan tumbuhan sampai dengan menghasilkan buah.<\/p>\n\n\n\n
Tingkat-tingkat perkembangan tumbuhan yang dijelaskan oleh ayat di atas adalah demikian:<\/p>\n\n\n\n
Pertama: Bergeraknya tanah. Apa yang dimaksud dengan bergeraknya tanah adalah gerakan partikel tanah. Partikel ini terdiri dari lapisan-lapisan yang terdiri atas bahan silika dan alumina. Ketika air masuk ke lapisan-lapisan partikel, maka akan terjadi pembengkakan dari partikel-partikel pembentuk lumpur. Hal ini dapat dijelaskan demikian:<\/p>\n\n\n\n
- Muatan listrik elektrostatis yang ada di permukaan partikel (yang terjadi setelah kehadiran air) akan mengakibatkan terganggunya stabilitas. Partikel ini akan bergerak terus, sebelum ada stabilisator yang berupa partikel yang bermuatan listrik yang berlawanan. Di sini kita seharusnya bersyukur, tentang bagaimana Allah telah menciptakan semuanya dalam pasangan-pasangan, sehingga mendatangkan suasana yang stabil dan sentosa. Termasuk dalam hal ini adalah muatan listrik<\/li>
- Pergerakan partikel tanah juga disebabkan karena adanya tabrakan dengan partikel air. Pergerakan partikel air yang tidak teratur menyebabkan partikel tanah bergerak ke semua arah. Gerakan yang demikian ini ditemukan oleh seorang ahli tumbuhan bernama Robert Brown pada tahun 1828. Pergerakannya sangat tergantung pada kecepatan dan jumlah partikel air. Dengan demikian, pergerakan yang terjadi adalah interaksi langsung antara partikel tanah dan partikel air.<\/li><\/ol>\n\n\n\n
Kedua: Mengembangnya tanah. Apa yang dimaksud dengan mengembangnya tanah adalah mengembangnya partikel tanah. Partikel tanah akan bertambah tebal. Dengan demikian, tanah akan mengembang, sejalan dengan mengembangnya partikel tanah. <\/p>\n\n\n\n
Telah dikemukakan sebelumnya bahwa partikel tanah terdiri atas lapisan-lapisan yang berhubungan satu sama lain. Antara lapisan satu dan lainnya terdapat pori-pori. Ke dalam pori-pori inilah air dan ion-ion yang terlarut akan masuk. <\/p>\n\n\n\n
Dengan bentuk pori-pori yang sangat sempit dan adanya medan elektrostatis di permukaan lapisan, maka air seperti di taruh dalam botol, dan tidak mengalir ke luar. Dengan kata lain, air akan disimpan di pori-pori di setiap lapisan.<\/p>\n\n\n\n
Ketiga: Tahap Perkecambahan. Tahap perkecambahan biji terjadi saat air sudah tersedia. Saat air sudah pada tahap cukup, maka embrio yang ada di dalam biji akan menjadi aktif dan menyerap matrial nutrisi yang sederhana (material nutrisi kompleks dipecah menjadi sederhana dengan bantuan enzim). <\/p>\n\n\n\n
Pada tahap ini, bakal akar tumbuh ke bawah, bergerak di antara partikel tanah untuk mencari kawasan yang memenuhi syarat dan memperoleh nutrisi yang diperlukannya. Kemudian bakal daun akan berkembang ke atas, menembus permukaan tanah, dan mengarahkan pada sumber sinar matahari.<\/p>\n\n\n\n
Jadi, secara singkat, tahapan-tahapan di atas dapat dijelaskan demikian. Kata “bergerak” jelas mengindikasikan efek dari air terhadap partikel tanah. Efek ini dapat terjadi sebagai akibat adanya muatan listrik elektrostatis atau benturan langsung antara partikel-partikel air dan tanah. Sedangkan kata “membengkak” mengacu pada menebalnya partikel tanah karena terperangkapnya air di antara lapisan-lapisan pembentuk partikel tanah. Dengan demikian, partikel tanah berfungsi sebagai reservoar air, tempat menyimpan air. Ini sesuai dengan ayat berikut:<\/p>\n\n\n\n
Dan Kami turunkan air dari langit dengan suatu ukuran; lalu Kami jadikan air itu menetap di bumi, dan pasti Kami berkuasa melenyapkannya. (al-Mu’minun\/23: 18)<\/p>\n\n\n\n
Kemudian bakal akar, dan disusul bakal daun, mulai tumbuh. Anak pohon akan muncul, terus tumbuh dan memberikan hasil untuk keperluan manusia. Apakah manusia masih tidak bersyukur?<\/p>\n\n\n\n
Maka perhatikanlah bekas-bekas rahmat Allah, bagaimana Allah menghidupkan bumi setelah mati (kering). Sungguh, itu berarti Dia pasti (berkuasa) menghidupkan yang telah mati. Dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu. (ar-Rum\/30: 50)<\/p>\n\n\n\n
Tafsir Quraish Shihab<\/strong>: Kebun-kebun yang lebat.<\/p>\n\n\n\nSurah Abasa Ayat 31
\u0648\u064e\u0641\u064e\u0670\u0643\u0650\u0647\u064e\u0629\u064b \u0648\u064e\u0623\u064e\u0628\u0651\u064b\u0627<\/strong><\/p>\n\n\n\nTerjemahan<\/strong>: dan buah-buahan serta rumput-rumputan,<\/p>\n\n\n\nTafsir Jalalain<\/strong>: \u0648\u064e\u0641\u064e\u0670\u0643\u0650\u0647\u064e\u0629\u064b \u0648\u064e\u0623\u064e\u0628\u0651\u064b\u0627 <\/strong>(Dan buah-buahan serta rumput-rumputan) yaitu tumbuh-tumbuhan yang menjadi makanan binatang ternak; tetapi menurut suatu pendapat “Abban” artinya makanan ternak yang berasal dari tangkai atau bulir gandum atau padi dan lain sebagainya yang sejenis.<\/p>\n\n\n\nTafsir Ibnu Katsir<\/strong>: Allah berfirman; \u0648\u064e\u0641\u064e\u0670\u0643\u0650\u0647\u064e\u0629\u064b \u0648\u064e\u0623\u064e\u0628\u0651\u064b\u0627<\/strong> (\u201cDan buah-buahan dan rumput-rumputan.\u201d) kata al-fakiHah adalah hasil yang dikeluarkan dari tumbuhan berupa buah-buahan. Ibnu \u2018Abbas berkata: <\/p>\n\n\n\n\u201cAl-fakiHah adalah sesuatu yang dimakan dalam keadaan berair [basah] dan al-abb adalah sesuatu yang tumbuh dari tanah yang dikonsumi oleh binatang ternak dan tidak dimakan oleh manusia. \u2018Atha\u2019 berkata: \u201cSesuatu yang tumbuh di permukaan tanah disebut dengan al-abb.\u201d Ibnu Jarir meriwayatkan dari Anas, ia berkata: <\/p>\n\n\n\n
Umar bin al-Khaththab pernah membaca: \u0639\u064e\u0628\u064e\u0633\u064e \u0648\u064e\u062a\u064e\u0648\u064e\u0644\u0651\u064e\u0649\u0670\u0653<\/strong> Dan ketika sampai pada ayat: \u0648\u064e\u0641\u064e\u0670\u0643\u0650\u0647\u064e\u0629\u064b \u0648\u064e\u0623\u064e\u0628\u0651\u064b\u0627<\/strong>, dia mengatakan: \u201cKami telah memahami kata al-faakiHah (buah), tetapi apa arti al-abb?\u201d maka beliau bersabda: \u201cDemi Allah hai Ibnul Khaththab, hal itu adalah takalluf.\u201d Dan sanad ini shahih. <\/p>\n\n\n\nHadits tersebut telah diriwayatkan oleh lebih dari satu dari Anas. Dan itu berarti juga bahwa dia bermaksud untuk mengetahui banyak, jenis dan wujudnya, jika tidak maka setiap orang yang membaca ayat ini akan mengetahui bahwa ia adalah salah satu tumbuhan bumi. Hal ini didasari pada firman-Nya: (\u201cLalu Kami tumbuhkan biji-bijian di bumi itu, anggur dan sayur-sayuran, zaitun dan phon kurma, kebun-kebun yang lebat, dan buah-buahan serta rumput-rumputan.\u201d<\/p>\n\n\n\n
Tafsir Kemenag<\/strong>: Dalam ayat ini dan selanjutnya Allah menyebutkan beberapa macam tumbuh-tumbuhan: pertama, Allah menumbuhkan di bumi biji-bijian seperti gandum, padi, dan lain-lainnya yang menjadi makanan pokok.<\/p>\n\n\n\nKedua dan ketiga, Allah menumbuhkan pula buah anggur dan bermacam sayuran yang dapat dimakan secara langsung. Keempat dan kelima, buah zaitun dan pohon kurma.<\/p>\n\n\n\n
Keenam, kebun-kebun yang besar, tinggi, dan lebat buahnya. Tidak hanya buahnya yang dapat dimanfaatkan, tetapi pohonnya pun dapat dijadikan bahan bangunan dan alat-alat perumahan. Ketujuh, bermacam-macam buah-buahan yang lain, seperti buah pir, apel, mangga, dan sebagainya. Kedelapan, berbagai macam rumput-rumputan.<\/p>\n\n\n\n
Air yang turun dari langit dan perannya dalam “menghidupkan tanah yang mati” secara jelas diuraikan pada Surah al-Furqan\/25: 48-49. Apa kandungan dari air hujan sehingga dapat digunakan untuk tumbuhnya tumbuhan ada pada Surah Qaf\/50: 9.<\/p>\n\n\n\n
Sedangkan uraian bagaimana bumi “terbelah”, di samping ayat di atas, juga terdapat pada Surah Fussilat\/41: 39, sebagaimana pada penggalannya: “Dan di antara ayat-ayat-Nya adalah engkau melihat bumi kering tandus maka apabila telah Kami turunkan air di atasnya, niscaya ia bergerak dan mengembang.”<\/p>\n\n\n\n
Ayat tersebut menerangkan apa yang akan terjadi pada tanah yang kering apabila butiran hujan jatuh di atasnya. Ayat tersebut juga menjelaskan adanya tiga tahap bagaimana perkembangan tumbuhan sampai dengan menghasilkan buah.<\/p>\n\n\n\n
Tingkat-tingkat perkembangan tumbuhan yang dijelaskan oleh ayat di atas adalah demikian:<\/p>\n\n\n\n
Pertama: Bergeraknya tanah. Apa yang dimaksud dengan bergeraknya tanah adalah gerakan partikel tanah. Partikel ini terdiri dari lapisan-lapisan yang terdiri atas bahan silika dan alumina. Ketika air masuk ke lapisan-lapisan partikel, maka akan terjadi pembengkakan dari partikel-partikel pembentuk lumpur. Hal ini dapat dijelaskan demikian:<\/p>\n\n\n\n
- Muatan listrik elektrostatis yang ada di permukaan partikel (yang terjadi setelah kehadiran air) akan mengakibatkan terganggunya stabilitas. Partikel ini akan bergerak terus, sebelum ada stabilisator yang berupa partikel yang bermuatan listrik yang berlawanan. Di sini kita seharusnya bersyukur, tentang bagaimana Allah telah menciptakan semuanya dalam pasangan-pasangan, sehingga mendatangkan suasana yang stabil dan sentosa. Termasuk dalam hal ini adalah muatan listrik<\/li>
- Pergerakan partikel tanah juga disebabkan karena adanya tabrakan dengan partikel air. Pergerakan partikel air yang tidak teratur menyebabkan partikel tanah bergerak ke semua arah. Gerakan yang demikian ini ditemukan oleh seorang ahli tumbuhan bernama Robert Brown pada tahun 1828. Pergerakannya sangat tergantung pada kecepatan dan jumlah partikel air. Dengan demikian, pergerakan yang terjadi adalah interaksi langsung antara partikel tanah dan partikel air.<\/li><\/ol>\n\n\n\n
Kedua: Mengembangnya tanah. Apa yang dimaksud dengan mengembangnya tanah adalah mengembangnya partikel tanah. Partikel tanah akan bertambah tebal. Dengan demikian, tanah akan mengembang, sejalan dengan mengembangnya partikel tanah. <\/p>\n\n\n\n
Telah dikemukakan sebelumnya bahwa partikel tanah terdiri atas lapisan-lapisan yang berhubungan satu sama lain. Antara lapisan satu dan lainnya terdapat pori-pori. Ke dalam pori-pori inilah air dan ion-ion yang terlarut akan masuk. <\/p>\n\n\n\n
Dengan bentuk pori-pori yang sangat sempit dan adanya medan elektrostatis di permukaan lapisan, maka air seperti di taruh dalam botol, dan tidak mengalir ke luar. Dengan kata lain, air akan disimpan di pori-pori di setiap lapisan.<\/p>\n\n\n\n
Ketiga: Tahap Perkecambahan. Tahap perkecambahan biji terjadi saat air sudah tersedia. Saat air sudah pada tahap cukup, maka embrio yang ada di dalam biji akan menjadi aktif dan menyerap matrial nutrisi yang sederhana (material nutrisi kompleks dipecah menjadi sederhana dengan bantuan enzim). <\/p>\n\n\n\n
Pada tahap ini, bakal akar tumbuh ke bawah, bergerak di antara partikel tanah untuk mencari kawasan yang memenuhi syarat dan memperoleh nutrisi yang diperlukannya. Kemudian bakal daun akan berkembang ke atas, menembus permukaan tanah, dan mengarahkan pada sumber sinar matahari.<\/p>\n\n\n\n
Jadi, secara singkat, tahapan-tahapan di atas dapat dijelaskan demikian. Kata “bergerak” jelas mengindikasikan efek dari air terhadap partikel tanah. Efek ini dapat terjadi sebagai akibat adanya muatan listrik elektrostatis atau benturan langsung antara partikel-partikel air dan tanah. Sedangkan kata “membengkak” mengacu pada menebalnya partikel tanah karena terperangkapnya air di antara lapisan-lapisan pembentuk partikel tanah. Dengan demikian, partikel tanah berfungsi sebagai reservoar air, tempat menyimpan air. Ini sesuai dengan ayat berikut:<\/p>\n\n\n\n
Dan Kami turunkan air dari langit dengan suatu ukuran; lalu Kami jadikan air itu menetap di bumi, dan pasti Kami berkuasa melenyapkannya. (al-Mu’minun\/23: 18)<\/p>\n\n\n\n
Kemudian bakal akar, dan disusul bakal daun, mulai tumbuh. Anak pohon akan muncul, terus tumbuh dan memberikan hasil untuk keperluan manusia. Apakah manusia masih tidak bersyukur?<\/p>\n\n\n\n
Maka perhatikanlah bekas-bekas rahmat Allah, bagaimana Allah menghidupkan bumi setelah mati (kering). Sungguh, itu berarti Dia pasti (berkuasa) menghidupkan yang telah mati. Dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu. (ar-Rum\/30: 50)<\/p>\n\n\n\n
Tafsir Quraish Shihab<\/strong>: Buah-buahan yang dimakan oleh manusia dan rerumputan yang menjadi santapan binatang ternak.<\/p>\n\n\n\nSurah Abasa Ayat 32
\u0645\u0651\u064e\u062a\u064e\u0670\u0639\u064b\u0627 \u0644\u0651\u064e\u0643\u064f\u0645\u06e1 \u0648\u064e\u0644\u0650\u0623\u064e\u0646\u06e1\u0639\u064e\u0670\u0645\u0650\u0643\u064f\u0645\u06e1<\/strong><\/p>\n\n\n\nTerjemahan<\/strong>: untuk kesenanganmu dan untuk binatang-binatang ternakmu.<\/p>\n\n\n\nTafsir Jalalain<\/strong>: \u0645\u0651\u064e\u062a\u064e\u0670\u0639\u064b\u0627<\/strong> (Untuk kesenangan) sebagai kesenangan atau untuk menyenangkan, penafsirannya sebagaimana yang telah disebutkan tadi pada surat sebelumnya