Pecihitam.org<\/a><\/strong> – Sepanjang sejarah pemikiran, pencarian penjelasan tentang eksistensi Tuhan adalah bahasan yang sangat berat, bahkan hampir mustahil. Prof. Mulyadhi Kartanegara melalui Lentera Kehidupan: Panduan Memahami Tuhan, Alam, dan Manusia (2016)<\/em> mengatakan sering ada ungkapan diantara para filusuf yang menyebut Tuhan sebagai \u201cThe Great Unknown<\/em>\u201d, \u201cYang Besar tapi tak dikenal.\u201d<\/p>\n\n\n\n Seberapa jauh pun ingin mencari bukti nyata tentang eksistensi adanya Tuhan, niscaya akan menemui kesia-siaan. Kesia-siaan itu bukanlah terletak pada kenyataan bahwa Tuhan itu tak ada, namun adalah kekeliruan dalam merumuskan metode untuk membuktikan eksistensi Sang Pencipta.<\/p>\n\n\n\n Istilah \u201dThe Great Unknown<\/em>\u201d yang dikutip di atas bukanlah menjelaskan bahwa Tuhan itu tak ada sehingga tak dapat diketahui. Justru yang dimaksud di situ adalah Tuhan jangan dicari dalam kerangka positif eksistensinya. Para filusuf Muslim mendefinisikan metode untuk memahami eksistensi Tuhan melalui cara negatif, via negativa.<\/em><\/p>\n\n\n\n