Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
{"id":5653,"date":"2019-08-20T23:05:04","date_gmt":"2019-08-20T16:05:04","guid":{"rendered":"https:\/\/www.pecihitam.org\/?p=5653"},"modified":"2019-08-20T23:05:05","modified_gmt":"2019-08-20T16:05:05","slug":"keistimewaan-wanita-makhluk-tuhan-simbol-akan-kasih-sayang","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/pecihitam.org\/keistimewaan-wanita-makhluk-tuhan-simbol-akan-kasih-sayang\/","title":{"rendered":"Keistimewaan Wanita, Makhluk Tuhan Simbol Akan Kasih Sayang"},"content":{"rendered":"\n

Pecihitam.org<\/strong> – Di Indonesia umumnya orang-orang banyak menikah dibulan Syawal, Dzulhijah, atau Robiul Awal. Dan sudah barang tentu banyak dari kita menghadiri akad dan pesta (walimah) pada bulan tersebut dengan segala tatacara masing-masing disetiap daerah. Kadang ada pula intermeso mau\u2019idlah hasanah. (orang-orang menyebutnya pengajian). Dari intermeso tersebut terkadang juga banyak mengungkapkan tentang keutamaan menikah. Tapi mungkin jarang yang membahas mengenai keistimewaan wanita.
<\/p>\n\n\n\n

Diatas mengapa dikatakan intermeso karena ada cerita seorang kyai yang \u2018fiqh sentris\u2019 datang ke suatu walimah. Beliau diminta memberikan mauidloh hasanah, namun hanya singkat kurang dari lima menit. Katanya; \u201c walimah itu tempat dan waktu pesta bukan maqam untuk mauidloh\u201d. Jadi kalau sekarang ada mauidloh saya menyebutnya sebagai selingan (intermeso) saja, meskipun sekarang saya sering dipaksa dadakan untuk mengisi intermeso ini.\u201d hahaha., pungkas sang kyai sambil tertawa.
<\/p>\n\n\n\n

Dalam khuthbah nikah yang boleh juga dikatakan intermeso. Hampir semua pengkhotbah tidak lupa membaca hadits:
\u201cKhubbiba Ilayya Min Dunyakum Tsalatsun, Annisa\u2019u waththibu wajuilat qurrotu aini fishsholah\u201d<\/em>
Artinya: \u201d Disenangkan padaku dari dalam duniamu tiga perkara; Wanita, Wewangian dan dijadikan penenang hati dalam sholat.\u201d.
<\/p>\n\n\n\n

Uniknya mengapa dalam riwayat tersebut Nabi Muhammad SAW mendahulukan Wanita, bukan sholat dahulu ? Padahal kita tahu sholat digadang-gadang sebagai tiang agama. Pastinya urutan itu memiliki maksud tersendiri. Nabi Muhammad SAW di istimewakan dengan \u201cjawamiul kalim\u201d (kalamnya mengandung makna yang menyeluruh) dan juga \u201cwama yanthiqu anil hawa\u201d (seluruh perkataannya adalah wahyu).
<\/p>\n\n\n\n

Kita garis bawahi, dari sinilah, dapat dipahami bahwa dawuh atau perkataan beliau juga mukjizat, tidak dapat ditiru oleh siapapun dan tidak bisa di samakan dengan perkataan manusia biasa. Urutan kalimat ternyata juga mengandung pesan tertentu, seperti mengapa di dahulukan penyebutan wanita. . Ada apa dengan wanita sampai didahulukan penyebutannya? Jika ditelisik ada beberapa hal yang dipesankan dari pendahuluan kata \u201cannisa<\/em><\/strong>\u201d tersebut. Ternyata keistimewaan wanita itu:
<\/p>\n\n\n\n

Yang pertama:<\/strong> Wanita adalah bagian dari laki laki. “Min dlil\u2019i adam” <\/em>(berasal dari tulang rusuk). riwayat Ibn Umar dan Syaikhon, \u201ckholaqo lakum min anfusikum azwajan\u201d<\/em> (al-Quran). Mengenal bagian termasuk upaya mengenal keseluruhan.<\/p>\n\n\n\n

Mengenal wanita adalah bagian dari mengenali diri laki-laki. Padahal \u201c Man arofa nafsahu arafa rabbahu”<\/strong> (siapa mengenal dirinya maka mengenal Tuhannya\u201d. Dan mengenal wanita dengan segala seluk- beluknya termasuk jalan untuk mengenal Tuhan. Disini tidak dikatakan, bergaullah dengan banyak wanita maka kalian akan lebih mengenal Tuhan. Bukan seperti itu maksudnya.
<\/p>\n\n\n\n

Kedua:<\/strong> Bila wanita (dalam hal ini istri) adalah bagian dari laki-laki (suami), maka baik dan buruknya adalah juga baik dan buruknya laki-laki (suami). Sepertihalnya kewajiban diri untuk memperbaiki diri sendiri, termasuk juga suami wajib mendidik dan membimbing para istri. Dan pastinya kesabaran yang tingkat tinggi perlu dimiliki oleh suami dalam mengayomi istri.
<\/p>\n\n\n\n

Ketiga:<\/strong> Tingkat kewajiban menjaga diri laki-laki sama dengan kewajiban menjaga harga diri istri. Sebagaimana diharamkan menyakiti diri sendiri demikian pula haram menyakiti istri seperti apapun dan dengan alasan apapun. Karena menyakiti istri berarti juga menyakiti diri sendiri.
<\/p>\n\n\n\n

Keempat:<\/strong> Wanita adalah sosok ( jisim<\/em> ). Dengan kata lain apa yang terlihat. Kebanyaka dari laki-laki pertama kali menyukai wanita dari sosoknya. Entah itu paras yang cantik dan lain sebagainya.
<\/p>\n\n\n\n

Disini bisa diisyaratkan maqom awal manusia adalah cinta zatullah yang diungkapkan dengan wanita, kedua adalah sifatullah yang diungkapkan dengan Thib (bau wewangian) dan selanjutnya adalah asma Allah yang diisyaratkan dengan Sholat.
<\/p>\n\n\n\n

Kelima:<\/strong> Surganya istri ikut suami, artinya bagian bisa menjadi tanggungan keseluruhan. Jika keseluruhannya dalam hal ini adalah laki-laki (suami) yang sholeh dan diberi anugerah surga maka otomatis istri yang merupakan bagiannya akan mengikuti.<\/p>\n\n\n\n

Namun jika istrinya sholihah laki-lakinya tidak, apakah nerakanya juga ikut suami?. Jawabannya mungkin bisa tidak, karena bisa saja terdapat suatu pengecualian. Sebab pernikahan terdapat tiga macam. Pertama pernikahan karena dunia saja yaitu muslim yang menikahi kitabiyyat. Pernikahan karena akhirat saja sebagaimana Nabi Muhammad SAW dengan Siti Saudah ra. Dan pernikahan dunia akhirat.
<\/p>\n\n\n\n

Jika sang istri atau wanitanya sholihah dan laki-lakinya tidak maka neraka tidak akan ikut. Contohnya seperti Asiyah ra dan suaminya Fir\u2019aun. <\/p>\n\n\n\n

Keistimewaan wanita lainnya adalah <\/strong><\/p>\n\n\n\n