Pecihitam.org <\/a><\/strong>– Mungkin dari kita ada yang pernah membaca kisah Dzulkarnain. Kisahnya yang spektakuler termaktub dalam Alquran, tepatnya dalam surah al-Kahfi, diantaranya yaitu perjalanannya berkeliling dunia mencari Ainul Hayat dan membuat tembok Ya’juj dan Ma’juj<\/a><\/strong>.<\/p>\n\n\n\n Dzulkarnain ( \u0630\u0648 \u0627\u0644\u0642\u0631\u0646\u064a\u0646 <\/strong>) adalah julukan seorang raja yang disebutkan di dalam kitab Al-Quran. Seperti Imam Baqir pernah berkata, “Dzulkarnain bukan seorang nabi, melainkan ia adalah hamba yang saleh dan dicintai Allah SWT.”<\/p>\n\n\n\n Di dalam Al_Quran telah diuraikan cukup detail mengenai sifat-sifat utama Dzulkarnain. Ia adalah pribadi bertauhid dan bertakwa, serta menjunjung tinggi nilai-nilai belas kasih dan keadilan.<\/p>\n\n\n\n Seperti diterangkan Al-quran, ia mempunyai tiga ekspedisi besar, yakni perjalanan ke bumi belahan barat, timur, hingga akhirnya ke daerah-daerah yang terdapat barisan pegunungan. Ia senantiasa berhadapan dengan berbagai kaum pada setiap ekspedisinya.<\/p>\n\n\n\n Kisahnya selalu di sangkut pautkan dengan bangsa Ya’juj dan Ma’juj. Bangsa yang dipercaya akan turun ke bumi saat hari kiamat nanti dan melawan Nabi Isa di Bukit Thursina. Dalam kisahnya Dzukarnain telah membangun tembok besi yang tinggi untuk melindungi kaum lemah dari serangan Ya\u2019juj dan Ma\u2019juj. <\/p>\n\n\n\n Kisah perjalanan-perjalanan Dzulkarnain berikut ini sebagaimana yang terdapat dalam Al-Qur’an surah Al-Kahfi 83-98. Berikut adalah kisah-kisah yang ditanyakan oleh Rabi Yahudi kepada Rasulullah Muhammad Saw yang di wahyukan melalui malaikat Jibril kepadanya.<\/p>\n\n\n\n Dulkarnain melakukan perjalanan kearah barat, disana ia melihat matahari terbenam di dalam laut yang memiliki lumpur berwarna hitam. Disana pula ia melihat sekelompok umat yang beragama, kemudian Allah Swt memerintahkannya. boleh untuk menghukum atau mengajarkan agama kepada umat ini.<\/p>\n\n\n\n \u201cMereka akan bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Dzulkarnain. Katakanlah: “Aku akan bacakan kepadamu cerita tentangnya.” Sesungguhnya Kami telah memberi kekuasaan kepadanya di (muka bumi), maka dia pun menempuh suatu jalan. Hingga apabila dia telah sampai ketempat terbenam matahari, dia melihat matahari terbenam di dalam laut yang berlumpur hitam, dan dia mendapati di situ segolongan umat.<\/em><\/p>\n\n\n\n Kami berkata: “Hai Dzulqarnain, kamu boleh menghukum atau boleh berbuat kebaikan terhadap mereka. Berkata Dzulqarnain: “Adapun orang yang aniaya, maka kami kelak akan mengazabnya, kemudian dia kembalikan kepada Tuhannya, lalu Tuhan mengazabnya dengan azab yang tidak ada taranya.” Adapun orang-orang yang beriman dan beramal saleh, maka baginya pahala yang terbaik sebagai balasan, dan akan kami titahkan kepadanya (perintah) yang mudah dari perintah-perintah kami.” (Al-Kahfi 83-88)\u201d<\/em><\/p>\n\n\n\n Perjalanan berlanjut, berikutnya Dzulkarnain pergi kearah timur. Ia lalu menemukan umat lain yang sangat miskin. Begitu miskinnya mereka tidak bisa melindungi diri mereka sendiri dengan tempat untuk berteduh dari sinar matahari.<\/p>\n\n\n\n \u201cKemudian dia menempuh jalan (yang lain). Hingga apabila dia telah sampai ke tempat terbit matahari (sebelah Timur) dia mendapati matahari itu menyinari segolongan umat yang Kami tidak menjadikan bagi mereka sesuatu yang melindunginya dari (cahaya) matahari itu, demikianlah dan sesungguhnya ilmu Kami meliputi segala apa yang ada padanya. (Al-Kahfi 89-91) \u201d<\/em><\/p>\n\n\n\n Ini adalah kisahyang paling spektakuler, karena setelah melanjutkan perjalanan kembali, sampailah ia di daerah pegunungan. Di antara dua gunung ia menemukan suatu kaum yang tidak ia mengerti bahasanya. <\/p>\n\n\n\n Umat itu meminta tolong kepada Dzulkarnain untuk membuat pembatas untuk menghalau dua kelompok umat perusak, yaitu Ya’juj dan Ma’juj. Mereka lantas menjanjikan bayaran kepada Dzulkarnain, jika telah selesai pembuatan dinding pembatas tersebut. Akan tetapi Dzulkarnain menolak bayaran dari mereka.<\/p>\n\n\n\n Pada akhirnya Dzulkarnain memberikan syarat kepada mereka untuk membantu ia dan pasukannya dalam membangun dinding pembatas tersebut.<\/p>\n\n\n\n Menurut riwayat, Dzulkarnain akhirnya berhasil membangun dinding berupa potongan-potongan besi yang disusun sama rata dengan kedua gunung, kemudian dituangkan tembaga panas ditumpukkan besi tersebut. <\/p>\n\n\n\n Kemudian ia pun mengatakan bahwa kedua bangsa perusak itu tidak akan bisa mendaki atau melubanginya. Sampai waktu yang telah dijanjikan oleh Allah tembok itu akan berlubang dan runtuh, kemudian Ya’juj dan Ma’juj akan keluar dari celah tersebut seperti air bah.<\/p>\n\n\n\n \u201cKemudian dia menempuh suatu jalan (yang lain lagi). Hingga apabila dia telah sampai di antara dua buah gunung, dia mendapati di hadapan kedua bukit itu suatu kaum yang hampir tidak mengerti pembicaraan.<\/em><\/p>\n\n\n\n Mereka berkata: “Hai Dzulkarnain, sesungguhnya Ya’juj dan Ma’juj itu orang-orang yang membuat kerusakan di muka bumi, maka dapatkah kami memberikan sesuatu pembayaran kepadamu, supaya kamu membuat dinding antara kami dan mereka?”<\/em><\/p>\n\n\n\n Dzulqarnain berkata: “Apa yang telah dikuasakan oleh Tuhanku kepadaku terhadapnya adalah lebih baik, maka tolonglah aku dengan kekuatan (manusia dan alat-alat), agar aku membuatkan dinding antara kamu dan mereka, berilah aku potongan-potongan besi.”<\/em><\/p>\n\n\n\n Hingga apabila besi itu telah sama rata dengan kedua (puncak) gunung itu, berkatalah Dzulkarnain: “Tiuplah (api itu).” Hingga apabila besi itu sudah menjadi (merah seperti) api, dia pun berkata: “Berilah aku tembaga (yang mendidih) agar aku kutuangkan ke atas besi panas itu. Maka mereka tidak bisa mendakinya dan mereka tidak bisa (pula) melubanginya.”<\/em><\/p>\n\n\n\n Dzulqarnain berkata: “Ini (dinding) adalah rahmat dari Tuhanku, maka apabila sudah datang janji Tuhanku, Dia akan menjadikannya hancur luluh; dan janji Tuhanku itu adalah benar.” (Al-Kahfi 92-98)\u201d<\/em><\/p>\n\n\n\n Namun demikian, hingga kini tidak diketahui secara persis di daerah mana keberadaan dinding tersebut. Al-Hafizh Ibnu Katsir rahimahullahu juga menyebutkan sebuah kisah tentang Khalifah Al-Watsiq yang konon mengirimkan sebagian utusan untuk meneliti dinding tersebut, namun ia menyebutkan riwayat ini tanpa sanad yang jelas.<\/p>\n\n\n\n Menurut sebuah riwayat dari Ats-Tsa\u2019Labi dari Ali, Dzulkarnain pernah mencari Ainul Hayat (Air Kehidupan) dengan didampingi Nabi Khidir. Dzulkarnain adalah seorang raja yang disegani dan ditakuti orang di seluruh dunia pada zamannya. Ia juga raja yang sangat taat kepada Allah sehingga oleh Allah ia diberi pendamping seorang malaikat yang bernama Rofa\u2019il.<\/p>\n\n\n\nSiapakah Dzulkarnain?<\/strong><\/h2>\n\n\n\n
Petualangan Dzulkarnain Hingga Ujung Dunia<\/strong><\/h2>\n\n\n\n
Menemukan Umat Tak Beragama<\/strong><\/h3>\n\n\n\n
Menemukan Umat yang Sangat Miskin<\/strong><\/h3>\n\n\n\n
Membangun Tembok Ya’juj Ma’juj<\/strong><\/h3>\n\n\n\n
Perjalanan Mencari Air Kehidupan<\/strong><\/h3>\n\n\n\n