Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
{"id":56799,"date":"2020-06-08T15:43:30","date_gmt":"2020-06-08T08:43:30","guid":{"rendered":"https:\/\/pecihitam.org\/?p=56799"},"modified":"2020-06-08T15:43:31","modified_gmt":"2020-06-08T08:43:31","slug":"rasulullah-haji","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/pecihitam.org\/rasulullah-haji\/","title":{"rendered":"Rasulullah Haji Sekali Seumur Hidup, Pertama dan Terakhir Sebelum Wafat"},"content":{"rendered":"\n

Pecihitam.org<\/a><\/strong> – Haji adalah ibadah yang membutuhkan biaya cukup besar. Namun demikian, banyak dari kaum muslimin rela menunggu antrian sangat panjang untuk mendapat kuota berangkat haji. Bahkan bagi orang uang punya cukup uang, bisa haji berkali-kali setiap tahunnya. Namun tahukah kita, berapa kali Rasulullah Saw melaksanakan haji dalam hidupnya? <\/p>\n\n\n\n

Rasulullah Hanya Haji Sekali Seumur Hidup<\/strong><\/h2>\n\n\n\n

Jabir bin Abdullah ra. meriwayatkan, \u201cSesungguhnya Rasulullah SAW telah tinggal di Madinah selama sembilan tahun namun beliau belum berhaji. Kemudian pada tahun kesepuluh beliau mengumumkan bahwa beliau akan berhaji, sehingga banyak orang yang hadir ke Madinah yang kesemuanya ingin turut serta bersama Rasulullah SAW dan melakukan amal ibadah seperti beliau.\u201d (HR. Muslim)<\/em><\/p>\n\n\n\n

Diriwayatkan dari Abu Ishaq, ia berkata, Aku pernah bertanya kepada Zaid bin Arqam, \u201cBerapa kali kamu berperang menyertai Rasulullah SAW?\u201d Dia menjawab, \u201cTujuh belas kali.\u201d Kata Abu Ishaq, \u201cKemudian Zaid bin Arqam bercerita kepadaku bahwa Rasulullah SAW pernah berperang sembilan belas kali, dan beliau berhaji sekali setelah beliau berhijrah, yaitu haji wada\u2019.\u201d (HR<\/em>.Muslim bab Haji Nabi SAW).<\/em><\/p>\n\n\n\n

Haji Wada\u2019 merupakan masa yang penting bagi Rasulullah Saw untuk mengajarkan manasik haji kepada umatnya. Umat Islam telah belajar tata cara shalat, puasa, zakat dan segala hal yang berkaitan dengan ibadah, hak dan kewajiban. Kini saatnya bagi beliau Saw untuk mengajarkan kepada mereka tata cara pelaksanaan ibadah haji.<\/p>\n\n\n\n

Haji Wada\u2019 adalah peristima penting dan agung. Hal ini bisa kita simak dalam khutbah Nabi Saw ketika wukuf di Arafah yang mana berisi pesan dan nasehat Rasulullah kepada kaum Muslimin. Selain itu dengaan peristiwa haji Wada\u2019 ini, maka turunlah surat al Maidah ayat 3,<\/p>\n\n\n\n

\u201cPada hari ini telah Ku-sempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu.\u201d<\/em><\/p>\n\n\n\n

Hal ini seolah-olah menjadi isyarat untuk kaum Muslimin kala itu, bahwa tugas Rasulullah Saw menemani dan membimbing umat di dunia akan segera berakhir. Rasul yang penuh kasih akan segera bertemu Sang Kekasih.<\/p>\n\n\n\n

Mengapa Nabi Hanya Haji satu Kali ?<\/h2>\n\n\n\n

Rasulullah melakukan ibadah haji hanya sekali seumur hidup tepatnya pada tahun 10 Hijriah. Haji ini menjadi yang pertama sekaligus haji terakhir Rasulullah. Karena tak lama setelah itu beliau Saw dipanggil Allah SWT. <\/p>\n\n\n\n

Sebagaimana dalam riwayat yang disebutkan di atas, Haji yang dilakukan Nabi ini terkenal dengan istilah Haji Wadha\u2019<\/strong><\/a> karena Rasulullah SAW pada waktu itu berpamitan kepada umatnya dengan mengatakan,<\/p>\n\n\n\n

\u201cSiapa tahu aku tidak dapat lagi bertemu kalian semua setelah tahun ini\u201d.<\/em><\/p>\n\n\n\n

Menurut Prof. Quraish Shihab, sebetulnya Nabi punya kesempatan untuk melakukan ibadah haji pada tahuntahun sebelumnya. Namun beliau enggan untuk melaksanakan haji tersebut karena kaum musyrik Mekkah waktu itu masih thawaf tanpa busana, melafalkan talbiyah yang mengandung kemusyrikan dan masih menyembah berhala.<\/p>\n\n\n\n

Setelah Nabi Muhammad Saw diangkat menjadi Rasul, beliau membawa perubahan besar terhadap fungsi Ka\u2019bah sebagai Baitullah (rumah Allah). Misi beliau adalah mengembalikan Ka\u2019bah kepada tujuan awal pembangunannya, sebagaimana yang dirintis oleh Nabi Ibrahim As dan putranya Ismail As yaitu sebagai pusat peribadatan umat Islam.<\/p>\n\n\n\n

Untuk menghilangkan praktik semacam itu, Rasulullah kemudian mengutus Abu Bakar untuk memimpin rombongan dari Madinah ke Mekah. Melalui pesan Rasulullah yang disampaikan Ali bin Abi Thalib, Abu Bakar untuk mengingatkan kaum Musyrik Mekah dan melarang melaksanakan ritual haji dengan cara thawaf tanpa busana. Setelah peringatan tersebut, kondisi Mekah akhrinya bersih dari kemusyrikan.<\/p>\n\n\n\n

Prof. Quraish Shihab menjelaskan, Nabi Saw baru mengumumkan rencana beliau untuk melakukan ibadah haji ketika masuk bulan Dzulqa\u2019dah. Hal ini ada dua kemungkinan, baik rencana tersebut karena kewajiban haji baru diturunkan tahun 10 Hijriah sebagaimana pendapat sebagian ulama, atau bisa jadi perintah haji sudah turun sebelum itu, namun Nabi tidak melakukannya karena situasi dan kondisinya belum kondusif.<\/p>\n\n\n\n

Jadi jika ada yang bertanya, mengapa Nabi Saw hanya melaksanakan haji sekali seumur hidup? Jawabannya ada dua:<\/p>\n\n\n\n