Selayang Pandang Surat al-Kautsar<\/strong><\/h2>\nSurat Al Kautsar (\u0627\u0644\u0643\u0648\u062b\u0631) merupakan surat ke-108 dalam al-Quran. Surat ini merupakan surat terpendek dalam Al Quran, karena hanya terdiri dari 3 ayat saja. Surat al-Kautsar sendiri tergolong Surat Makkiyah, menurut mayoritas ulama. Surat al-Kautsat menjadi surat ke-14 atau ke-15 yang diturunkan kepada Rasulullah saw setelah Surat Al Adiyat dan sebelum surat At Takatsur.<\/p>\n
Meski mayoritas ulama menggolongkannya sebagai surat Makkiyah, namun ada juga sebagian ulama yang berpendapat bahwa surat tersebut tergolong surat Madaniyah.<\/p>\n
Sebab di dalamnya terdapat perintah\u00a0berqurban melalui kata inhar<\/em>\u00a0yang artinya berkorbanlah. Sebagaimana yang kita ketahui, perintah ibadah qurban disyariatkan setelah hijrah ke Madinah.<\/p>\nNamun pendapat dibantah atau ditolak ulama lainnya, karena memang sudah sejak di Makkah, penyembelihan binatang sebagai pengorbanan telah dikenal dan berlangsung turun temurun.<\/p>\n
Penamaan surat\u00a0Al Kautsar<\/em>\u00a0sendiri yang merupakan nama sungai di surga atau bisa juga diartikan sebagai\u00a0nikmat yang banyak<\/em>, diambil dari ayat pertama dari surat ini. Selain itu, surat ini juga dinamakan Surat\u00a0An-Nahr<\/em>, penamaan tersebut diambil dari ayat kedua.<\/p>\nLafadz Surat Al-Kautsar, Transliterasi dan Terjemahnya<\/strong><\/h2>\nBerikut ini kami cantumkan pula Lafadz Surat Al Kautsar, transliterasi dan terjemahnya:<\/p>\n
\u0625\u0650\u0646\u064e\u0651\u0627 \u0623\u064e\u0639\u0652\u0637\u064e\u064a\u0652\u0646\u064e\u0627\u0643\u064e \u0627\u0644\u0652\u0643\u064e\u0648\u0652\u062b\u064e\u0631\u064e . \u0641\u064e\u0635\u064e\u0644\u0650\u0651 \u0644\u0650\u0631\u064e\u0628\u0650\u0651\u0643\u064e \u0648\u064e\u0627\u0646\u0652\u062d\u064e\u0631\u0652 . \u0625\u0650\u0646\u064e\u0651 \u0634\u064e\u0627\u0646\u0650\u0626\u064e\u0643\u064e \u0647\u064f\u0648\u064e \u0627\u0644\u0652\u0623\u064e\u0628\u0652\u062a\u064e\u0631\u064f<\/strong><\/p>\nInnaa a\u2019thoinaa kal kautsar. Fasholli lirobbika wanhar. Inna syaani,aka huwal abtar<\/em><\/p>\nArtinya: \u201cSesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak. Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan berkorbanlah. Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu dialah yang terputus.\u201d<\/em><\/p>\nAsbabun Nuzul<\/strong><\/h2>\nMenurut Imam Ahmad, sebagaimana yang telah diriwayatkan dari Anas bin Malik ra, asbabun nuzul Surat Al Kautsar yaitu pada saat surat al-Kautsar ini turun, Rasulullah sedang menundukkan kepalanya sejenak, lalu beliau mengangkat kepalanya seraya tersenyum. Para sahabat pun bertanya, \u201cMengapa engkau tersenyum ya Rasulullah?\u201d<\/p>\n
Maka Rasulullah pun menjawab, \u201cSesungguhnya telah diturunkan kepadaku suatu surat.\u201d Lalu beliau membaca Surat Al Kautsar.\u00a0 \u201cTahukah kalian apakah Al Kautsar itu?\u201d<\/p>\n
Mereka menjawab, \u201cAllah dan Rasul-Nya lebih mengetahui.\u201d Rasulullah saw bersabda:<\/p>\n
\u0647\u064f\u0648\u064e \u0646\u064e\u0647\u0652\u0631\u064c \u0623\u064e\u0639\u0652\u0637\u064e\u0627\u0646\u0650\u064a\u0647\u0650 \u0631\u064e\u0628\u0650\u0651\u0649 \u0639\u064e\u0632\u064e\u0651 \u0648\u064e\u062c\u064e\u0644\u064e\u0651 \u0641\u0650\u0649 \u0627\u0644\u0652\u062c\u064e\u0646\u064e\u0651\u0629\u0650 \u0639\u064e\u0644\u064e\u064a\u0652\u0647\u0650 \u062e\u064e\u064a\u0652\u0631\u064c \u0643\u064e\u062b\u0650\u064a\u0631\u064c \u064a\u064e\u0631\u0650\u062f\u064f \u0639\u064e\u0644\u064e\u064a\u0652\u0647\u0650 \u0623\u064f\u0645\u064e\u0651\u062a\u0650\u0649 \u064a\u064e\u0648\u0652\u0645\u064e \u0627\u0644\u0652\u0642\u0650\u064a\u064e\u0627\u0645\u064e\u0629\u0650 \u0622\u0646\u0650\u064a\u064e\u062a\u064f\u0647\u064f \u0639\u064e\u062f\u064e\u062f\u064f \u0627\u0644\u0652\u0643\u064e\u0648\u064e\u0627\u0643\u0650\u0628\u0650 \u064a\u064f\u062e\u0652\u062a\u064e\u0644\u064e\u062c\u064f \u0627\u0644\u0652\u0639\u064e\u0628\u0652\u062f\u064f \u0645\u0650\u0646\u0652\u0647\u064f\u0645 \u0641\u064e\u0623\u064e\u0642\u064f\u0648\u0644\u064f \u064a\u064e\u0627 \u0631\u064e\u0628\u0650\u0651 \u0625\u0650\u0646\u064e\u0651\u0647\u064f \u0645\u0650\u0646\u0652 \u0623\u064f\u0645\u064e\u0651\u062a\u0650\u0649. \u0641\u064e\u064a\u064f\u0642\u064e\u0627\u0644\u064f \u0644\u0650\u0649 \u0625\u0650\u0646\u064e\u0651\u0643\u064e \u0644\u0627\u064e \u062a\u064e\u062f\u0652\u0631\u0650\u0649 \u0645\u064e\u0627 \u0623\u064e\u062d\u0652\u062f\u064e\u062b\u064f\u0648\u0627 \u0628\u064e\u0639\u0652\u062f\u064e\u0643\u064e<\/strong><\/p>\nArtinya: Al Kautsar adalah sebuah sungai (telaga) yang diberikan kepadaku oleh Tuhanku di dalam surga. Padanya terdapat kebaikan yang baik. Umatku kelak akan mendatanginya di hari kiamat. Jumlah wadah-wadah (bejana-bejana)nya sama dengan bilangan bintang-bintang. Diusir darinya seseorang hamba, maka aku berkata, \u201cYa Tuhanku, sesungguhnya dia dari umatku.\u201d Maka dikatakan, \u201cSesungguhnya kamu tidak mengetahui apa yang telah dibuat-buatnya sesudahmu.\u201d<\/em>\u00a0(HR. Ahmad)<\/p>\nBerdasarkan asbabun nuzul di atas, sebagian ulama berpendapat bahwa surat Al Kautsar tergolong surat Madaniyah. Hal ini disebabkan karena Anas bin Malik masuk Islam setelah Rasulullah hijrah ke Madinah.<\/p>\n
Namun ada juga ulama yang berpendapat bahwa surat ini turun di Makkah, lalu diturunkan lagi di Madinah. Dalam Tafsir Ibnu Katsir pun juga tidak ada penjelasan mengenai kepastian hal tersebut, apakah Al Kautsar ini tergolong surat Makkiyah atau Madaniyah.<\/p>\n
Asbabun nuzul yang lain, surat ini turun berkenaan dengan Ash bin Wail. Dia menghina Rasulullah sebagai\u00a0abtar<\/em>\u00a0(terputus) karena putra beliau meninggal sehingga nasabnya terputus.<\/p>\nLalu Allah menurunkan surat ini memberitakan bahwa Ash bin Wail yang telah memusuhi Rasulullah itulah yang\u00a0abtar<\/em>. Peristiwa itu terjadi di Makkah sehingga menjadi hujjah bahwa surat ini merupakan surat Makkiyah.<\/p>\nTafsir Surat Al-Kautsar<\/strong><\/h2>\nBerikut ini kami jelaskan tafsir surat al-Kautsar, merujuk pada kitab-kitab tafsir seperti Tafsir Al Misbah, Tafsir Ibnu Katsir<\/em>,\u00a0Tafsir Fi Zhilalil Quran<\/em>,\u00a0Tafsir Al Azhar<\/em> dan\u00a0Tafsir Al Munir<\/em>. Berikut penjelasan yang dapat kami rangkum:<\/p>\nTafsir Ayat ke-1<\/strong><\/h3>\n\u0625\u0650\u0646\u064e\u0651\u0627 \u0623\u064e\u0639\u0652\u0637\u064e\u064a\u0652\u0646\u064e\u0627\u0643\u064e \u0627\u0644\u0652\u0643\u064e\u0648\u0652\u062b\u064e\u0631\u064e<\/strong><\/p>\nArtinya: Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak.<\/p>\n
Kata\u00a0a\u2019thainaaka<\/em>\u00a0(\u0623\u0639\u0637\u064a\u0646\u0643) berasal dari kata\u00a0a\u2019tha<\/em>\u00a0(\u0623\u0639\u0637\u0649) yang artinya adalah\u00a0memberi<\/em>. Biasa digunakan untuk pemberian yang menjadi milik pribadi seseorang.<\/p>\nKata\u00a0al kautsar\u00a0<\/em>(\u0627\u0644\u0643\u0648\u062b\u0631) berasal dari kata\u00a0katsir\u00a0<\/em>(\u0643\u062b\u064a\u0631) yang artinya adalah\u00a0banyak<\/em>. Bisa digunakan untuk menunjuk sesuatu yang bilangannya banyak, bisa pula untuk menunjuk sesuatu yang tinggi nilainya.<\/p>\nKata al-kautsar<\/em> dalam ayat ini, oleh beberapa ulama ditafsirkan berbeda. Ada yang berpendapat maknanya adalah sungai di surga dengan berhujjah pada hadis di atas dan hadis-hadis sejenis yang menerangkan al-kautsar<\/em>. Ada pula yang berpendapat maknanya adalah nikmat yang banyak.<\/p>\nSelain itu, ada juga yang berpendapat bahwa makna kata al-kautsar dalam surat tersebut ialah keturunan Rasulullah sangat banyak. Merupakan dari lawan\u00a0abtar<\/em>, pada ayat terakhir.<\/p>\nMeskipun putra-putra beliau meninggal semasa kecil, putri beliau Fatimah telah memberikan keturunan yang darinya Ali Zainal Abidin -yang selamat dari pembantaian di Karbala- kemudian memiliki banyak keturunan hingga saat ini.<\/p>\n
Sebenarnya makna-makna tersebut di atas tidak saling bertentangan. Kata al-kautsar sendiri artinya ialah nikmat yang banyak, yang diberikan Allah kepada Rasulullah, di antaranya adalah keturunan yang banyak dan telaga al-Kaustar di surga.<\/p>\n
Oleh sebab itu, Sayyid Qutb dalam\u00a0kitabnya yang berjudul Tafsir Fi Zilalil Quran<\/em> menjelaskan sebagai berikut: \u201cSesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak dan melimpah ruah, yang tidak bisa dihalangi dan tidak putus-putusnya.<\/p>\nTafsir Ayat ke-2<\/strong><\/h3>\n\u0641\u064e\u0635\u064e\u0644\u0650\u0651 \u0644\u0650\u0631\u064e\u0628\u0650\u0651\u0643\u064e \u0648\u064e\u0627\u0646\u0652\u062d\u064e\u0631\u0652<\/strong><\/p>\nArtinya: Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan berkorbanlah.<\/p>\n
Kata\u00a0shalli\u00a0<\/em>(\u0635\u0644) merupakan fiil amr<\/em> (bentuk perintah) dari kata\u00a0shalat<\/em>\u00a0(\u0635\u0644\u0627\u0629). Sedangkan kata\u00a0inhar<\/em>\u00a0(\u0627\u0646\u062d\u0631) berasal dari kata\u00a0nahr<\/em>\u00a0(\u0646\u062d\u0631) yang artinya pangkal leher, sekitar tempat meletakkan kalung.<\/p>\nOleh sebab itu, muncullah makna penyembelihan karena menyembelih unta itu dilakukan pada pangkal leher hewan yang akan dikurbankan.<\/p>\n
Setelah diberi penegasan nikmat yang demikian banyak, maka Rasulullah diarahkan untuk mensyukuri nikmat itu dengan shalat dan berqurban.<\/p>\n
Menurut Qatadah, Atha\u2019 dan Ikrimah bahwa yang dimaksud ayat ini adalah mendirikan shalat Idul Adha dan menyembelih hewan qurban.<\/p>\n
Sedangkan Ibnu Jarir menjelaskan bahwa maknanya yaitu jadikan seluruh shalatmu untuk Tuhanmu, dengan niat ikhlas hanya kepada-Nya, tidak kepada siapapun selain-Nya.<\/p>\n
Demikian pula jadikan hewan sembelihanmu hanya untuk-Nya, bukan untuk berhala-berhala. Itu semua kamu lakukan demi rasa syukur atas segala yang telah Dia berikan kepadamu berupa kemuliaan dan kebaikan yang tiada tandingannya. Dia mengkhususkan hal itu hanya untukmu.<\/p>\n
Syaikh Wahbah Az Zuhaili dalam kitabnya yang berjudul Tafsir Al-Munir<\/em> menjelaskan, melalui ayat ini Allah SWT memerintahkan untuk senantiasa shalat.<\/p>\nIni merupakan kebalikan dari sifat orang yang meninggalkan shalat pada Surat Al-Ma\u2019un. Allah memerintahkan shalat dengan ikhlas (melalui kata lirabbika<\/em>), lawan dari shalat yang riya\u2019 pada Surat Al-Ma\u2019un.<\/p>\nTafsir Ayat ke-3<\/strong><\/h3>\n\u0625\u0650\u0646\u064e\u0651 \u0634\u064e\u0627\u0646\u0650\u0626\u064e\u0643\u064e \u0647\u064f\u0648\u064e \u0627\u0644\u0652\u0623\u064e\u0628\u0652\u062a\u064e\u0631\u064f<\/strong><\/p>\nArtinya: Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu dialah yang terputus.<\/p>\n
Kata\u00a0syani\u2019aka<\/em>\u00a0(\u0634\u0627\u0646\u0626\u0643) berasal dari kata\u00a0syana\u2019aan<\/em>\u00a0(\u0634\u0646\u0622\u0646) yang artinya adalah\u00a0kebencian<\/em>. Kata ini digunakan untuk menunjukkan kebencian yang bukan pada tempatnya dan yang lahir dari iri hati.<\/p>\nAyat pertama menetapkan bahwa Rasulullah bukanlah orang yang terputus dari nikmat Allah. Ayat terakhir ini menegaskan bahwa orang yang membencinya justru yang terputus dari nikmat Allah.<\/p>\n
Ayat pertama menetapkan bahwa Rasulullah memiliki keturunan yang banyak, yang bertolak belakang dari hinaan orang-orang musyrikin Makkah yang menyebut Rasulullah\u00a0abtar<\/em>.<\/p>\nAyat terakhir ini menegaskan bahwa orang yang menghina Rasulullah itu justru orang yang pada akhirnya\u00a0abtar<\/em>.<\/p>\nAsh bin Wail yang suka menghina Rasulullah \u201cbiarkan dia, sesungguhnya dia\u00a0abtar<\/em>\u201d akhirnya justru menjadi orang\u00a0abtar<\/em>\u00a0karena semua anaknya mati. Ia juga\u00a0abtar<\/em>\u00a0karena terputus dari sejarah, namanya tidak dikenal kecuali dengan kejelekan. Juga\u00a0abtar<\/em>\u00a0karena terputus dari nikmat Allah.<\/p>\nPara pembenci Nabi pasti\u00a0abtar<\/em>\u00a0sebagaimana ayat ini, walaupun ia punya anak banyak. Walid bin Mughirah yang membenci Nabi, ia punya sebelas anak. Tapi anaknya tidak melanjutkan misi dan pandangan Walid sehingga ia bisa disebut\u00a0abtar<\/em>. Terputus dari keturunannya dan terputus pula dari kebajikan.<\/p>\nOrang yang\u00a0abtar<\/em>, jika dihubungkan dengan al kautsar yang bermakna telaga surga, ia juga tidak akan bisa meminum dari sana.<\/p>\nSebagai penutup, surat Al Kautsar ini merupakan surat yang menjelaskan bahwa Allah memberikan nikmat yang banyak kepada Rasulullah saw, meliputi pemberian Allah atas keturunan yang banyak kepada Rasulullah dan telaga kautsar di surga nanti.<\/p>\n
Surat ini juga memberikan petunjuk\u00a0agar Rasulullah mensyukuri nikmat tersebut dengan shalat dan berqurban semata-mata hanya karena Allah.<\/p>\n
Demikian penjelasan singkat mengenai keluasan makna yang terdapat dalam surat terpendek al-Quran. Semoga dapat memotivasi kita agar lebih giat dalam menjalankan shalat dan berqurban. Ash-Shawabu Minallah<\/em>.<\/p>\n","protected":false},"excerpt":{"rendered":"PeciHitam.org –\u00a0Sudah tiga bulan ini, wabah pandemic Covid-19 mengharuskan kita untuk melakukan aktivitas di rumah saja. Demi mencegah luasnya penyebaran virus tersebut. Hal ini berdampak pada aspek ibadah. Dimana biasanya, umat Islam berjamaah di masjid. Namun dengan adanya virus tersebut, kita lebih sering berjamaah atau shalat di rumah. Hal ini juga sekaligus menguji hapalan surat […]<\/p>\n","protected":false},"author":16,"featured_media":56956,"comment_status":"closed","ping_status":"closed","sticky":false,"template":"","format":"standard","meta":{"footnotes":""},"categories":[6351],"tags":[11773],"yoast_head":"\n
Surat Al Kautsar; Luasnya Kandungan Surat Terpendek dalam Al Quran - Pecihitam.org<\/title>\n \n \n \n \n \n \n \n \n \n \n \n \n\t \n\t \n\t \n \n \n \n\t \n\t \n\t \n