Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
{"id":57237,"date":"2020-06-10T18:40:24","date_gmt":"2020-06-10T11:40:24","guid":{"rendered":"https:\/\/pecihitam.org\/?p=57237"},"modified":"2020-06-25T20:10:21","modified_gmt":"2020-06-25T13:10:21","slug":"mukallaf-dan-taklifi","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/pecihitam.org\/mukallaf-dan-taklifi\/","title":{"rendered":"Begini Makna Mukallaf dan Taklifi yang Benar Menurut Para Ulama"},"content":{"rendered":"

PeciHitam.org<\/a> –<\/strong> Syarat utama diberlakukannya hukum Islam kepada Muslim secara penuh ketika sudah menginjak usia dewasa atau akil baligh. Ketika masih dalam kondisi belum dewasa maka belum dikenai had <\/em>atau peraturan hukum secara penuh.<\/p>\n

Maka tidak ada dosa bagi anak kecil yang meninggalkan syariat, karena kesempurnaan akal belum tercapai. Akan tetapi dalam adab tarbiyah <\/em>kepada anak, hendaknya orang tua terus melatih beribadah dengan benar. Tujuannya ketika memasuki usia akil balik, sudah siap dan memiliki bekal beribadah dengan baik dan benar.<\/p>\n

Menjalankan syariat hanya diwajibkan kepada mereka sudah memasuki usia akil baligh atau sering disebut dengan mukallaf. <\/em>Dan hukum yang dibebankan kepada mukallaf <\/em>dinamakan hukum Taklifi. <\/em>Hubungan antara mukallaf <\/em>dan taklifi <\/em>adalah hubungan implikasi, yang mana ketika sudah mukallaf <\/em>maka pasti terkena hukum taklifi.<\/em><\/p>\n

Beda Baligh dan Mukallaf<\/strong><\/h2>\n

Kitab-kitab fikih dalam Islam bisa dipastikan akan menyinggung istilah mukallaf <\/em>dan taklifi. <\/em>Secara bahasa Mukallaf <\/em>dan Taklifi <\/em>berasal dari kata (\u0643\u0644\u0651\u0641) yang bermakna menugaskan, menginstruksikan atau menyuruh. Kata mukallaf <\/em>adalah bentuk pasif <\/em>dari (\u0643\u0644\u0651\u0641) yang sederhananya diartikan sebagai \u2018orang yang diperintah, diinstruksikan dan ditugaskan.<\/p>\n

Sedangkan kata Taklifi <\/em>adalah bentuk \u2018kata benda\u2019 atau masdar <\/em>yang sederhananya dimaknai sebagai \u2018Penugasan, penginstruksian dan penyuruhan\u2019.<\/p>\n

Dalam makna operasional, mukallaf <\/em>dan taklifi <\/em>bisa dimaknai sebagai Muslim yang sudah dikenai kewajiban menjalankan syariat dan meninggalkan larangan Allah SWT secara sempurna.<\/p>\n

Orang yang sudah mukallah <\/em>dan taklifi <\/em>bisa dipastikan berasal dari umur akil baligh. Dalam kerangka penentuan akil baligh, Islam sangat memperhatikan kriteria-kriteria biologis dan spiritual. Karena penentuan baligh <\/em>dalam Islam berbeda antara satu individu dengan lainnya.<\/p>\n

Kriteria dalam menentuan akil baligh dalam Islam yang paling mudah adalah menggunakan ukuran umur. Maka beda antara Istilah mukallaf <\/em>dan taklifi <\/em>dibandingkan dengan Baligh adalah berdasarkan kriterianya. Orang yang sudah mukallaf <\/em>dan terkena hukum taklifi <\/em>dipastikan sudah akil baligh.<\/p>\n

Sedangkan orang yang sudah akil baligh, tidak selamanya bisa terkena hukum taklifi, <\/em>karena\u00a0 bisa dihalangi dengan udzur <\/em>dan alasan tertentu (Mahjub<\/em>). Perbedaan keduanya harus dipahami secara baik oleh masyarakat.<\/p>\n

Ketentuan Umur Baligh dalam Islam<\/strong><\/h2>\n

Kewajiban menjalan syariat bagi Muslim harus memperhatikan hukum mukallaf <\/em>dan taklifi <\/em>serta ukuran akil baligh. Penentuan hukum baligh dalam Islam diatur berbeda antar individu, namun merujuk pada kriteria umum yang sama.<\/p>\n

Penjelasan ukuran akil baligh dalam Islam diutarakan oleh Syaikh Salim bin Sumair Al-Hadhrami dalam kitab Safinatun Najah,<\/em><\/p>\n

\u062a\u0645\u0627\u0645 \u062e\u0645\u0633 \u0639\u0634\u0631\u0629 \u0633\u0646\u0629 \u0641\u064a \u0627\u0644\u0630\u0643\u0631 \u0648\u0627\u0644\u0623\u0646\u062b\u0649 \u0648\u0627\u0644\u0627\u062d\u062a\u0644\u0627\u0645 \u0641\u064a \u0627\u0644\u0630\u0643\u0631 \u0648\u0627\u0644\u0623\u0646\u062b\u0649 \u0644\u062a\u0633\u0639 \u0633\u0646\u064a\u0646 \u0648\u0627\u0644\u062d\u064a\u0636 \u0641\u064a \u0627\u0644\u0623\u0646\u062b\u0649 \u0644\u062a\u0633\u0639 \u0633\u0646\u064a\u0646<\/strong><\/p>\n

Artinya; \u201cKetiga tanda baligh tersebut adalah sempurnanya umur lima belas tahun bagi anak laki-laki dan perempuan, keluarnya sperma setelah berumur sembilan tahun bagi anak laki-laki dan perempuan, dan menstruasi atau haid setelah berumur sembilan tahun bagi anak perempuan\u201d.<\/em><\/p>\n

Kriteria Syaikh Salim Al-Hadhrami juga sesuai dengan pemikiran Syaikh Nawawi Al-Bantani dalam kitab\u00a0Kasyifatus Saja<\/em>\u2019 dengan menjelaskan kriteria Baligh <\/em>sebagai berikut;<\/p>\n

    \n
  1. Bagi laki-laki, tanda Baligh <\/em>adalah keluarnya sperma karena mimpi basah atau sering disebut Umumnya seorang anak lelaki baru akan mengalami Ihtilam <\/em>setelah berumur 9 Tahun. Ukuran umur yang digunakan dalam menentukan Hukum Fikih dan Syariat adalah tahun Hijriyah atau Qamariyah, <\/em>bukan tahun Masehi.<\/li>\n
  2. Bagi Perempuan, ketika sudah ada tanda keluar darah dari \u2018Jalan Depan\u2019 dan sudah memasuki umur 9 tahun kurang sedikit, maka ia Baligh. Jika anak perempuan mengeluarkan darah sebelum umur 9 tahun taqriban <\/em>maka darah tersebut dihukumi darah rusak\/ penyakit,<\/li>\n<\/ol>\n

    Ukuran umur 9 tahun taqriban <\/em>adalah ukuran umur hukum fikih bagi perempuan yang haid. Ketika anak perempuan mengeluarkan darah pada umur 9 kurang 16 hari, maka darah tersebut sudah dikatakan sebagai darah Haid <\/em>sebagai tanda Baligh. Jika kurang daripada itu, maka dihukumi Istihadlah.<\/em><\/p>\n

      \n
    1. Bagi laki-laki dan perempuan jika sudah memasuki umur 15 Tahun, maka dengan sendirinya sudah masuk umur akil baligh. Walaupun pada umur 15 tahun tersebut tidak ada tanda-tanda baligh sebagaimana disebutkan di atas.<\/li>\n<\/ol>\n

      Semua ukuran umur yang digunakan dalam menentukan Hukum Fikih dan Syariat adalah tahun Hijriyah atau Qamariyah, <\/em>bukan tahun Masehi. Oleh karenanya menandai umur anak menggunakan kalender Hijriyah penting dilakukan guna menentukan kewajiban-kewajiban dalam hukum syariat.<\/p>\n

      Penjelasan tentang hukum baligh dalam kitab fikih Syafiiyah <\/em>sangat rinci dengan berbagai permasalahannya. Kiranya untuk mengkaji hukum mukallaf <\/em>dan taklifi <\/em>harus membaca kitab yang mudah seperti kitab Ghayah Fathu Qarib, Kasyfatus Saja\u2019, Safinatun Najah <\/em>dan kitab yang dipelajari Pesantren Nusantara.<\/p>\n

      Dosa Anak Kecil, Siapa yang Menangggung?<\/strong><\/h2>\n

      Kewajiban orang tua kepada anak salah satunya mendidik dengan baik sesuai dengan kadar takaran psikologi<\/a> anak. Bekal ilmu syariat harus ditanamkan kepada anak sebagai bekal ketika sudah menginjak usia mukallaf <\/em>dan taklifi.<\/em><\/p>\n

      Karena ketika sudah memasuki usia Baligh, <\/em>seorang anak mempunyai kewajiban menjalankan syariat dengan penuh dan sempurna. Jangan sampai ketika sudah memasuki hukum mukallaf <\/em>dan taklifi, <\/em>anak belum bisa beribadah dengan benar. Na\u2019udzubillah.<\/em><\/p>\n

      Ketika anak belum memasuki usia baligh bagaimana posisi dosa atau maksiat yang dilakukan oleh anak? Apakah ditanggung oleh orang tuanya?<\/p>\n

      Bahwa dalam Islam, tidak ada dosa yang dibebankan kepada orang lain bahkan kepada orang tuanya. Sederhananya, tidak ada pengalihan dosa dalam Islam. Ketika orang melakukan dosa, maka ia sendiri yang menanggung dosanya, bukan orang lain.<\/p>\n

      \u0644\u0627\u064e \u064a\u064e\u062c\u0652\u0646\u0650\u0649 \u062c\u064e\u0627\u0646\u064d \u0625\u0650\u0644\u0627\u0651\u064e \u0639\u064e\u0644\u064e\u0649 \u0646\u064e\u0641\u0652\u0633\u0650\u0647\u0650 \u0644\u0627\u064e \u064a\u064e\u062c\u0652\u0646\u0649 \u0648\u064e\u0627\u0644\u0650\u062f\u064c \u0639\u064e\u0644\u064e\u0649 \u0648\u064e\u0644\u064e\u062f\u0650\u0647\u0650 \u0648\u064e\u0644\u0627\u064e \u0645\u064e\u0648\u0652\u0644\u064f\u0648\u062f\u064c \u0639\u064e\u0644\u064e\u0649 \u0648\u064e\u0627\u0644\u0650\u062f\u0650\u0647\u0650<\/strong><\/p>\n

      Artinya; \u201cTidaklah seseorang berbuat dosa kecuali menjadi tanggung jawabnya sendiri, tidaklah orangtua berbuat dosa menjadi tanggung-jawab anaknya dan tidak pula anak berbuat dosa menjadi tanggung jawab orang tuanya. HR. Tirmidzi<\/a>)<\/em><\/p>\n

      Sistem hukum Islam mengatur bahwa orang Islam yang terkena kewajiban taklifi <\/em>maka mempunyai tanggung jawab syariat penuh. Menjalankan mendapat Pahala, jika meninggalkan maka akan mendapat dosa. Dan tidak ada ajaran untuk mengalihkan dosa dari satu orang keorang lain.<\/p>\n

      Sama halnya ketika anak yang belum masuk usia mukallaf <\/em>dan taklifi <\/em>atau belum baligh, maka tidak ada kewajiban syariat dibebankan. Ketika kewajiban syariat belum dibebankan kepada anak, pastinya tidak ada dosa ketika anak belum baligh meninggalkan shalat atau puasa.<\/p>\n

      Namun perlu dicatat, kewajiban orang tua kepada anaknya adalah mendidik dengan baik. Ketika anak tidak mendapatkan pendidikan yang baik dan layak, maka orang tua berdosa. Asal dosa tersebut adalah dari kelalaian dalam menjalankan hak anak mendapatkan pendidikan yang baik dan layak.<\/p>\n

      Jadi orang tua bukan menanggung dosa anak, akan tetapi akan mendapatkan dosa jika melalaikan hak anak untuk mendapatkan pendidikan, terutama pendidikan tentang syariat agama Islam.<\/p>\n

      \u0642\u064f\u0644\u0652 \u0623\u064e\u063a\u064e\u064a\u0652\u0631\u064e \u0627\u0644\u0644\u0651\u064e\u0647\u0650 \u0623\u064e\u0628\u0652\u063a\u0650\u064a \u0631\u064e\u0628\u0651\u064b\u0627 \u0648\u064e\u0647\u064f\u0648\u064e \u0631\u064e\u0628\u0651\u064f \u0643\u064f\u0644\u0650\u0651 \u0634\u064e\u064a\u0652\u0621\u064d \u0648\u064e\u0644\u0627 \u062a\u064e\u0643\u0652\u0633\u0650\u0628\u064f \u0643\u064f\u0644\u0651\u064f \u0646\u064e\u0641\u0652\u0633\u064d \u0625\u0650\u0644\u0627 \u0639\u064e\u0644\u064e\u064a\u0652\u0647\u064e\u0627 \u0648\u064e\u0644\u0627 \u062a\u064e\u0632\u0650\u0631\u064f \u0648\u064e\u0627\u0632\u0650\u0631\u064e\u0629\u064c \u0648\u0650\u0632\u0652\u0631\u064e \u0623\u064f\u062e\u0652\u0631\u064e\u0649 \u062b\u064f\u0645\u0651\u064e \u0625\u0650\u0644\u064e\u0649 \u0631\u064e\u0628\u0650\u0651\u0643\u064f\u0645\u0652 \u0645\u064e\u0631\u0652\u062c\u0650\u0639\u064f\u0643\u064f\u0645\u0652 \u0641\u064e\u064a\u064f\u0646\u064e\u0628\u0650\u0651\u0626\u064f\u0643\u064f\u0645\u0652 \u0628\u0650\u0645\u064e\u0627 \u0643\u064f\u0646\u0652\u062a\u064f\u0645\u0652 \u0641\u0650\u064a\u0647\u0650 \u062a\u064e\u062e\u0652\u062a\u064e\u0644\u0650\u0641\u064f\u0648\u0646\u064e (\u0661\u0666\u0664<\/strong><\/p>\n

      Artinya; \u201cKatakanlah: “Apakah aku akan mencari Tuhan selain Allah, Padahal Dia adalah Tuhan bagi segala sesuatu. dan tidaklah seorang membuat dosa melainkan kemudharatannya kembali kepada dirinya sendiri; dan seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain. (Qs. Al-An\u2019am: 164). <\/em><\/p>\n

      Ash-Shawabu Minallah<\/em><\/p>\n","protected":false},"excerpt":{"rendered":"

      PeciHitam.org – Syarat utama diberlakukannya hukum Islam kepada Muslim secara penuh ketika sudah menginjak usia dewasa atau akil baligh. Ketika masih dalam kondisi belum dewasa maka belum dikenai had atau peraturan hukum secara penuh. Maka tidak ada dosa bagi anak kecil yang meninggalkan syariat, karena kesempurnaan akal belum tercapai. Akan tetapi dalam adab tarbiyah kepada […]<\/p>\n","protected":false},"author":40,"featured_media":57264,"comment_status":"closed","ping_status":"closed","sticky":false,"template":"","format":"standard","meta":{"footnotes":""},"categories":[6],"tags":[11826],"yoast_head":"\nBegini Makna Mukallaf dan Taklifi yang Benar Menurut Para Ulama - Pecihitam.org<\/title>\n<meta name=\"description\" content=\"Mukallaf dan Taklifi adalah sangat berhubungan, dimana hal ini adlah menjadi sebuah kewajiban yag sudah dibabankan kepada seseoran ketika dia sudah baligh\" \/>\n<meta name=\"robots\" content=\"index, follow, max-snippet:-1, max-image-preview:large, max-video-preview:-1\" \/>\n<link rel=\"canonical\" href=\"https:\/\/www.pecihitam.org\/mukallaf-dan-taklifi\/\" \/>\n<meta property=\"og:locale\" content=\"en_US\" \/>\n<meta property=\"og:type\" content=\"article\" \/>\n<meta property=\"og:title\" content=\"Begini Makna Mukallaf dan Taklifi yang Benar Menurut Para Ulama - Pecihitam.org\" \/>\n<meta property=\"og:description\" content=\"Mukallaf dan Taklifi adalah sangat berhubungan, dimana hal ini adlah menjadi sebuah kewajiban yag sudah dibabankan kepada seseoran ketika dia sudah baligh\" \/>\n<meta property=\"og:url\" content=\"https:\/\/www.pecihitam.org\/mukallaf-dan-taklifi\/\" \/>\n<meta property=\"og:site_name\" content=\"Pecihitam.org\" \/>\n<meta property=\"article:publisher\" content=\"https:\/\/www.facebook.com\/newpecihitam\/\" \/>\n<meta property=\"article:published_time\" content=\"2020-06-10T11:40:24+00:00\" \/>\n<meta property=\"article:modified_time\" content=\"2020-06-25T13:10:21+00:00\" \/>\n<meta property=\"og:image\" content=\"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/06\/Begini-Makna-Mukallaf-dan-Taklifi-yang-Benar-Menurut-Para-Ulama-scaled.jpg\" \/>\n\t<meta property=\"og:image:width\" content=\"1024\" \/>\n\t<meta property=\"og:image:height\" content=\"576\" \/>\n\t<meta property=\"og:image:type\" content=\"image\/jpeg\" \/>\n<meta name=\"author\" content=\"Mochamad Ari Irawan\" \/>\n<meta name=\"twitter:card\" content=\"summary_large_image\" \/>\n<meta name=\"twitter:label1\" content=\"Written by\" \/>\n\t<meta name=\"twitter:data1\" content=\"Mochamad Ari Irawan\" \/>\n\t<meta name=\"twitter:label2\" content=\"Est. reading time\" \/>\n\t<meta name=\"twitter:data2\" content=\"5 minutes\" \/>\n<script type=\"application\/ld+json\" class=\"yoast-schema-graph\">{\"@context\":\"https:\/\/schema.org\",\"@graph\":[{\"@type\":\"Article\",\"@id\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/mukallaf-dan-taklifi\/#article\",\"isPartOf\":{\"@id\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/mukallaf-dan-taklifi\/\"},\"author\":{\"name\":\"Mochamad Ari Irawan\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/702a05aedb4f0983d04b8eadc79bfe6d\"},\"headline\":\"Begini Makna Mukallaf dan Taklifi yang Benar Menurut Para Ulama\",\"datePublished\":\"2020-06-10T11:40:24+00:00\",\"dateModified\":\"2020-06-25T13:10:21+00:00\",\"mainEntityOfPage\":{\"@id\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/mukallaf-dan-taklifi\/\"},\"wordCount\":1001,\"publisher\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#organization\"},\"image\":{\"@id\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/mukallaf-dan-taklifi\/#primaryimage\"},\"thumbnailUrl\":\"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/06\/Begini-Makna-Mukallaf-dan-Taklifi-yang-Benar-Menurut-Para-Ulama-scaled.jpg\",\"keywords\":[\"Mukallaf dan Taklifi\"],\"articleSection\":[\"Khazanah\"],\"inLanguage\":\"en-US\"},{\"@type\":\"WebPage\",\"@id\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/mukallaf-dan-taklifi\/\",\"url\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/mukallaf-dan-taklifi\/\",\"name\":\"Begini Makna Mukallaf dan Taklifi yang Benar Menurut Para Ulama - Pecihitam.org\",\"isPartOf\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#website\"},\"primaryImageOfPage\":{\"@id\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/mukallaf-dan-taklifi\/#primaryimage\"},\"image\":{\"@id\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/mukallaf-dan-taklifi\/#primaryimage\"},\"thumbnailUrl\":\"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/06\/Begini-Makna-Mukallaf-dan-Taklifi-yang-Benar-Menurut-Para-Ulama-scaled.jpg\",\"datePublished\":\"2020-06-10T11:40:24+00:00\",\"dateModified\":\"2020-06-25T13:10:21+00:00\",\"description\":\"Mukallaf dan Taklifi adalah sangat berhubungan, dimana hal ini adlah menjadi sebuah kewajiban yag sudah dibabankan kepada seseoran ketika dia sudah baligh\",\"breadcrumb\":{\"@id\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/mukallaf-dan-taklifi\/#breadcrumb\"},\"inLanguage\":\"en-US\",\"potentialAction\":[{\"@type\":\"ReadAction\",\"target\":[\"https:\/\/www.pecihitam.org\/mukallaf-dan-taklifi\/\"]}]},{\"@type\":\"ImageObject\",\"inLanguage\":\"en-US\",\"@id\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/mukallaf-dan-taklifi\/#primaryimage\",\"url\":\"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/06\/Begini-Makna-Mukallaf-dan-Taklifi-yang-Benar-Menurut-Para-Ulama-scaled.jpg\",\"contentUrl\":\"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/06\/Begini-Makna-Mukallaf-dan-Taklifi-yang-Benar-Menurut-Para-Ulama-scaled.jpg\",\"width\":1024,\"height\":576,\"caption\":\"Begini Makna Mukallaf dan Taklifi yang Benar Menurut Para Ulama\"},{\"@type\":\"BreadcrumbList\",\"@id\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/mukallaf-dan-taklifi\/#breadcrumb\",\"itemListElement\":[{\"@type\":\"ListItem\",\"position\":1,\"name\":\"Home\",\"item\":\"https:\/\/pecihitam.org\/\"},{\"@type\":\"ListItem\",\"position\":2,\"name\":\"Begini Makna Mukallaf dan Taklifi yang Benar Menurut Para Ulama\"}]},{\"@type\":\"WebSite\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#website\",\"url\":\"https:\/\/pecihitam.org\/\",\"name\":\"Pecihitam.org\",\"description\":\"Suara Islam Ahlussunnah wal Jamaah\",\"publisher\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#organization\"},\"potentialAction\":[{\"@type\":\"SearchAction\",\"target\":{\"@type\":\"EntryPoint\",\"urlTemplate\":\"https:\/\/pecihitam.org\/?s={search_term_string}\"},\"query-input\":\"required name=search_term_string\"}],\"inLanguage\":\"en-US\"},{\"@type\":\"Organization\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#organization\",\"name\":\"Pecihitam.org\",\"url\":\"https:\/\/pecihitam.org\/\",\"logo\":{\"@type\":\"ImageObject\",\"inLanguage\":\"en-US\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/logo\/image\/\",\"url\":\"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/07\/Logo-Pecihitam.org_.png\",\"contentUrl\":\"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/07\/Logo-Pecihitam.org_.png\",\"width\":2401,\"height\":2401,\"caption\":\"Pecihitam.org\"},\"image\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/logo\/image\/\"},\"sameAs\":[\"https:\/\/www.facebook.com\/newpecihitam\/\",\"https:\/\/www.instagram.com\/pecihitam_org\/\",\"https:\/\/id.pinterest.com\/pecihitam_org\/\",\"https:\/\/www.youtube.com\/channel\/UCVZO49u3U4iibd-X7MmqBcQ\"]},{\"@type\":\"Person\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/702a05aedb4f0983d04b8eadc79bfe6d\",\"name\":\"Mochamad Ari Irawan\",\"image\":{\"@type\":\"ImageObject\",\"inLanguage\":\"en-US\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/image\/\",\"url\":\"https:\/\/secure.gravatar.com\/avatar\/02c81e13cfd65fa31cf5f11b1ea6751b?s=96&r=g\",\"contentUrl\":\"https:\/\/secure.gravatar.com\/avatar\/02c81e13cfd65fa31cf5f11b1ea6751b?s=96&r=g\",\"caption\":\"Mochamad Ari Irawan\"},\"description\":\"Alumni Pondok Pesantren Qomaruddin | Sarjana Hukum Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Prodi Perbandingan Madzhab.\",\"url\":\"https:\/\/pecihitam.org\/author\/arirawan\/\"}]}<\/script>\n<!-- \/ Yoast SEO plugin. -->","yoast_head_json":{"title":"Begini Makna Mukallaf dan Taklifi yang Benar Menurut Para Ulama - Pecihitam.org","description":"Mukallaf dan Taklifi adalah sangat berhubungan, dimana hal ini adlah menjadi sebuah kewajiban yag sudah dibabankan kepada seseoran ketika dia sudah baligh","robots":{"index":"index","follow":"follow","max-snippet":"max-snippet:-1","max-image-preview":"max-image-preview:large","max-video-preview":"max-video-preview:-1"},"canonical":"https:\/\/www.pecihitam.org\/mukallaf-dan-taklifi\/","og_locale":"en_US","og_type":"article","og_title":"Begini Makna Mukallaf dan Taklifi yang Benar Menurut Para Ulama - Pecihitam.org","og_description":"Mukallaf dan Taklifi adalah sangat berhubungan, dimana hal ini adlah menjadi sebuah kewajiban yag sudah dibabankan kepada seseoran ketika dia sudah baligh","og_url":"https:\/\/www.pecihitam.org\/mukallaf-dan-taklifi\/","og_site_name":"Pecihitam.org","article_publisher":"https:\/\/www.facebook.com\/newpecihitam\/","article_published_time":"2020-06-10T11:40:24+00:00","article_modified_time":"2020-06-25T13:10:21+00:00","og_image":[{"width":1024,"height":576,"url":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/06\/Begini-Makna-Mukallaf-dan-Taklifi-yang-Benar-Menurut-Para-Ulama-scaled.jpg","type":"image\/jpeg"}],"author":"Mochamad Ari Irawan","twitter_card":"summary_large_image","twitter_misc":{"Written by":"Mochamad Ari Irawan","Est. reading time":"5 minutes"},"schema":{"@context":"https:\/\/schema.org","@graph":[{"@type":"Article","@id":"https:\/\/www.pecihitam.org\/mukallaf-dan-taklifi\/#article","isPartOf":{"@id":"https:\/\/www.pecihitam.org\/mukallaf-dan-taklifi\/"},"author":{"name":"Mochamad Ari Irawan","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/702a05aedb4f0983d04b8eadc79bfe6d"},"headline":"Begini Makna Mukallaf dan Taklifi yang Benar Menurut Para Ulama","datePublished":"2020-06-10T11:40:24+00:00","dateModified":"2020-06-25T13:10:21+00:00","mainEntityOfPage":{"@id":"https:\/\/www.pecihitam.org\/mukallaf-dan-taklifi\/"},"wordCount":1001,"publisher":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#organization"},"image":{"@id":"https:\/\/www.pecihitam.org\/mukallaf-dan-taklifi\/#primaryimage"},"thumbnailUrl":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/06\/Begini-Makna-Mukallaf-dan-Taklifi-yang-Benar-Menurut-Para-Ulama-scaled.jpg","keywords":["Mukallaf dan Taklifi"],"articleSection":["Khazanah"],"inLanguage":"en-US"},{"@type":"WebPage","@id":"https:\/\/www.pecihitam.org\/mukallaf-dan-taklifi\/","url":"https:\/\/www.pecihitam.org\/mukallaf-dan-taklifi\/","name":"Begini Makna Mukallaf dan Taklifi yang Benar Menurut Para Ulama - Pecihitam.org","isPartOf":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#website"},"primaryImageOfPage":{"@id":"https:\/\/www.pecihitam.org\/mukallaf-dan-taklifi\/#primaryimage"},"image":{"@id":"https:\/\/www.pecihitam.org\/mukallaf-dan-taklifi\/#primaryimage"},"thumbnailUrl":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/06\/Begini-Makna-Mukallaf-dan-Taklifi-yang-Benar-Menurut-Para-Ulama-scaled.jpg","datePublished":"2020-06-10T11:40:24+00:00","dateModified":"2020-06-25T13:10:21+00:00","description":"Mukallaf dan Taklifi adalah sangat berhubungan, dimana hal ini adlah menjadi sebuah kewajiban yag sudah dibabankan kepada seseoran ketika dia sudah baligh","breadcrumb":{"@id":"https:\/\/www.pecihitam.org\/mukallaf-dan-taklifi\/#breadcrumb"},"inLanguage":"en-US","potentialAction":[{"@type":"ReadAction","target":["https:\/\/www.pecihitam.org\/mukallaf-dan-taklifi\/"]}]},{"@type":"ImageObject","inLanguage":"en-US","@id":"https:\/\/www.pecihitam.org\/mukallaf-dan-taklifi\/#primaryimage","url":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/06\/Begini-Makna-Mukallaf-dan-Taklifi-yang-Benar-Menurut-Para-Ulama-scaled.jpg","contentUrl":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/06\/Begini-Makna-Mukallaf-dan-Taklifi-yang-Benar-Menurut-Para-Ulama-scaled.jpg","width":1024,"height":576,"caption":"Begini Makna Mukallaf dan Taklifi yang Benar Menurut Para Ulama"},{"@type":"BreadcrumbList","@id":"https:\/\/www.pecihitam.org\/mukallaf-dan-taklifi\/#breadcrumb","itemListElement":[{"@type":"ListItem","position":1,"name":"Home","item":"https:\/\/pecihitam.org\/"},{"@type":"ListItem","position":2,"name":"Begini Makna Mukallaf dan Taklifi yang Benar Menurut Para Ulama"}]},{"@type":"WebSite","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#website","url":"https:\/\/pecihitam.org\/","name":"Pecihitam.org","description":"Suara Islam Ahlussunnah wal Jamaah","publisher":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#organization"},"potentialAction":[{"@type":"SearchAction","target":{"@type":"EntryPoint","urlTemplate":"https:\/\/pecihitam.org\/?s={search_term_string}"},"query-input":"required name=search_term_string"}],"inLanguage":"en-US"},{"@type":"Organization","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#organization","name":"Pecihitam.org","url":"https:\/\/pecihitam.org\/","logo":{"@type":"ImageObject","inLanguage":"en-US","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/logo\/image\/","url":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/07\/Logo-Pecihitam.org_.png","contentUrl":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/07\/Logo-Pecihitam.org_.png","width":2401,"height":2401,"caption":"Pecihitam.org"},"image":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/logo\/image\/"},"sameAs":["https:\/\/www.facebook.com\/newpecihitam\/","https:\/\/www.instagram.com\/pecihitam_org\/","https:\/\/id.pinterest.com\/pecihitam_org\/","https:\/\/www.youtube.com\/channel\/UCVZO49u3U4iibd-X7MmqBcQ"]},{"@type":"Person","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/702a05aedb4f0983d04b8eadc79bfe6d","name":"Mochamad Ari Irawan","image":{"@type":"ImageObject","inLanguage":"en-US","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/image\/","url":"https:\/\/secure.gravatar.com\/avatar\/02c81e13cfd65fa31cf5f11b1ea6751b?s=96&r=g","contentUrl":"https:\/\/secure.gravatar.com\/avatar\/02c81e13cfd65fa31cf5f11b1ea6751b?s=96&r=g","caption":"Mochamad Ari Irawan"},"description":"Alumni Pondok Pesantren Qomaruddin | Sarjana Hukum Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Prodi Perbandingan Madzhab.","url":"https:\/\/pecihitam.org\/author\/arirawan\/"}]}},"_links":{"self":[{"href":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/57237"}],"collection":[{"href":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/posts"}],"about":[{"href":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/types\/post"}],"author":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/users\/40"}],"replies":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/comments?post=57237"}],"version-history":[{"count":0,"href":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/57237\/revisions"}],"wp:featuredmedia":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/media\/57264"}],"wp:attachment":[{"href":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/media?parent=57237"}],"wp:term":[{"taxonomy":"category","embeddable":true,"href":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/categories?post=57237"},{"taxonomy":"post_tag","embeddable":true,"href":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/tags?post=57237"}],"curies":[{"name":"wp","href":"https:\/\/api.w.org\/{rel}","templated":true}]}}