Peciihitam.org<\/a><\/strong> – Melihat kasus COVID-19 yang hingga kini belum mereda di seluruh dunia cukup membuat kekhawatiran tersendiri. Apalagi dikonfirmasi jumlah 7 juta kasus di seluruh dunia dan yang meninggal mencapai 400.000 orang lebih. Namun ternyata dalam catatan sejarah, jauh sebelum kasus ini muncul, telah terdapat juga sebuah wabah yang dikenal dengan istilah thaun. Lantas apakah Covid 19<\/a><\/strong> bisa disamakan dengan wabah thaun?<\/p>\n\n\n\n Melihat definisi para Ulama, COVID 19 ini tidak bisa dikategorikan thaun, karena thaun lebih khusus dan spesifik dibandingkan dengan wabah. Akan tetapi meskipun berbeda dari sisi penamaan, keduanya sama-sama berbahaya dan menular yang tidak bisa dianggap sepele.<\/p>\n\n\n\n Jika dirunut dalam catatan sejarah terjadinya, penyakit-penyakit wabah semacam corona ini atau pun thaun , sudah ditemukan sejak masa Nabi Muhammad Saw. Bahkan jauh sebelum Nabi diutus, yaitu pada zaman Bani Isra\u2019il. Para ulama pun juga banyak yang berusaha menafsirkan penyebabnya.<\/p>\n\n\n\n Pertama,<\/strong> sebagian ulama yang menulis tentang wabah berdasarkan penjelasan medis. Bahwa wabah datang akibat polusi udara, kutu, tikus, dan juga darah kotor. Oleh karenanya, manusia harus hidup sehat dan memakai wangi-wangian.<\/p>\n\n\n\n Kedua,<\/strong> ulama yang menulis tentang wabah menggunakan penjelasan teologis. Mereka percaya penyakit menular itu ada dan datang langsung dari Tuhan. Salah satu ulama itu adalah Ibnu Hajar al-Asqalani<\/strong><\/a> (1372\u20131449), seorang ahli hadis mazhab Syafi\u2019i yang terkemuka.<\/p>\n\n\n\n