Pengetahuan Sekuler dan Tantangannya<\/strong><\/h2>\nIslam pernah mengalami kemajuan pengetahuan yang luar biasa bahkan di atas bangsa Barat yang sering menjadi Kiblat pendidikan Modern. Masa keemasan Islam baik dalam pengetahuan maupun ekonomi sekira terjadi pada tahun 750 M \u2013 1258 M, bertepatan dengan Dinasti Bani Abbasiyah dan beberapa dinasti Kecil disekitaran Asia, Eropa dan Utara Benua Afrika.<\/p>\n
Pada masa ini banyak kitab-kitab karya orang Islam yang diterjemahkan kedalam bahasa Eropa, bahkan Ilmuan Islam memiliki nama Barat. Penamaan Barat karena kitab mereka menjadi rujukan utama dalam bidang keilmuan modern.<\/p>\n
Nama Ibnu Sina (Avicenna), Ibnu Rusyd (Avireous), Al-Khawarizmi dengan Al-Jabar-nya banyak diadopsi pemikirannya. Bahwa konsep dasar Algoritman dalam Aplikasi smartphone <\/em>adalah hasil pengembangan pemikiran Al-Khawarizmi.<\/p>\nPerguliran zaman dan kemunduran kerajaan Islam menjadikan Islam menjadi bahan \u2018bancakan\u2019 <\/em>wilayahnya yang\u00a0 kemudian dibagi-bagi oleh negara eropa.<\/p>\nSebanding dengan kemunduran wilayah Islam, pengetahuan juga mengalami kemunduran setelah pemberangusan perpustakaan terbesar Islam terbesar, Baitul Hikmah.<\/em><\/p>\nKemunduran dalam Islam juga tidak terlepas adanya anggapan dan pemisahan antara keilmuan barat dan keilmuan Islam. Keilmuan barat sering dicap sebagai Ilmu Sekuler, Anti-Tuhan, dan tidak boleh dipelajari. Sedangkan satu sisi, ada keilmuan yang\u00a0 wajib dipelajari sebagai bekal diakhirat.<\/p>\n
Pandangan ini tidak selamanya salah, karena faktanya, banyak Ilmu yang\u00a0 berasal dari Barat menihilkan <\/em>adanya tuhan sebagaimana dalam kaidah-kaidah Sosialisme ala Karl Marx. Teori tentang asal usul manusia juga banyak dijumpai teori yang bertentangan dengan Islam.<\/p>\nPerseteruan antara agama dan sains\/ ilmu pengetahuan memang berasal dalam tradisi Eropa yang dahulu otoritas pengetahuan berada di bawah Gereja.<\/p>\n
Maka sejak masa itu, hubungan pengetahuan yang bersifat empirik-positivistik sering berhadapan dengan Agama. Maka dikenal dengan Istilah sekuler sebagai pemisah antara agama dan pengetahuan.<\/p>\n
Tulisan tentang sekularisme pengetahuan dan bantahannya banyak dikemukakan oleh Al-Faruqi dan Al-Attas. Gerakan Islamisasi pengetahuan dalam pandangan beliau adalah memadukan nilai-nilai etis agama dengan pengetahuan modern.<\/p>\n
Gus Ulil Abshar Abdala yang dahulu dicap sebagai tokoh liberal Islam di Nusantara sekarang banyak memberikan kajian pemikiran tentang pandangan Sekuler untuk diluruskan.<\/p>\n
Ia memaparkan, bahwa ramalan pengetahuan Sekuler banyak terbantah dengan fakta-fakta empiris, seperti hilangnya orang beragama yang\u00a0 diramalkan kaum Sosialis.<\/p>\n
Pengetahuan secara dasarnya adalah anugerah dari Allah SWT kepada Manusia dapat berupa bisikan ilahiyah, ilham <\/em>dan ide dan lain sebagainya. Dasarnya pengetahuan adalah ayat Allah SWT;<\/p>\n\u0648\u064e\u0639\u064e\u0644\u0651\u064e\u0645\u064e \u0622\u062f\u064e\u0645\u064e \u0627\u0644\u0623\u0633\u0652\u0645\u064e\u0627\u0621\u064e \u0643\u064f\u0644\u0651\u064e\u0647\u064e\u0627 \u062b\u064f\u0645\u0651\u064e \u0639\u064e\u0631\u064e\u0636\u064e\u0647\u064f\u0645\u0652 \u0639\u064e\u0644\u064e\u0649 \u0627\u0644\u0652\u0645\u064e\u0644\u0627\u0626\u0650\u0643\u064e\u0629\u0650 \u0641\u064e\u0642\u064e\u0627\u0644\u064e \u0623\u064e\u0646\u0652\u0628\u0650\u0626\u064f\u0648\u0646\u0650\u064a \u0628\u0650\u0623\u064e\u0633\u0652\u0645\u064e\u0627\u0621\u0650 \u0647\u064e\u0624\u064f\u0644\u0627\u0621\u0650 \u0625\u0650\u0646\u0652 \u0643\u064f\u0646\u0652\u062a\u064f\u0645\u0652 \u0635\u064e\u0627\u062f\u0650\u0642\u0650\u064a\u0646\u064e (\u0663\u0661<\/strong><\/p>\nArtinya; \u201cDan Dia mengajarkan kepada Adam Nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada Para Malaikat lalu berfirman: “Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang benar orang-orang yang benar!” (Qs. Al-Baqarah: 31)<\/em><\/p>\nBahwa hubungan antara pengetahuan dan agama tidak terpisah, selama orang mampu dan berkompeten mengintegrasikannya. Tantangan integrasi Islam beberapa sudah terjawab dengan proses Islamisasi Pengetahuan, minimal hal ini merupakan khtiar <\/em>positif.<\/p>\n