Pecihitam.org<\/a><\/strong> – Ummu Khalid binti Khalid, nama aslinya adalah Amah dan ia berasal dari suku Quraisy, Makkah. Ayahnya Khalid bin Sa’ad bin Al-Ash bin Umayyah bin Abdu Syams bin Abu Manaf merupakan salah satu dari golongan oang-orang yang pertama kali masuk Islam.<\/p>\n\n\n\n Ibunya Umaimah binti Khalaf al-Kharaiyah juga seorang wanita istimewa dari kalangan sahabat. Saudara laki-lakinya, Said bin Khalid juga termasuk sahabat yang mulia. Pamannya dari pihak ayah, Amru bin Sa’ad, juga termasuk orang-orang yang pertama kali memeluk islam. Dia gugur dalam Perang Yarmuk.<\/p>\n\n\n\n Ummu Khalid lahir di Habasyah (Ethiopia), sebab kedua orang tuanya ikut hijrah ke Habasyah<\/strong><\/a> ketika siksaan kaum kafir Quraisy Makkah makin menjadi-jadi kepada orang-orang Mukmin.<\/p>\n\n\n\n Rasulullah SAW memerintahkan kaum mukmin untuk hijrah ke Habasyahdan disana mereka mendapatkan keamanan, kedamaian, dan kesejahteraan. Di antara para sahabat yang juga hijrah ke Habasyah ialah Utsman bin Affan bersama istrinya, Ruqaiyah binti Muhammad SAW.<\/p>\n\n\n\n Suatu ketika Khalid dan istrinya menceritakan kisah keislaman keduanya kepada Amah putri mereka. Amah mendengar kisah menarik kedua orang tuanya itu dengan serius. Kisah itu pun membekas di hati Amah yang masih kecil.<\/p>\n\n\n\n Amah kecil bertanya kepada ayahnya, “Ayah, kapan engkau masuk Islam?” <\/p>\n\n\n\n Khalid bin Sa’ad memeluk putri kecilnya sambil berkata, “Aku termasuk orang-orang yang pertama kali diberi kenikmatan iman. Orang yang masuk Islam bersamaku ialah pamanmu dari jalur aku, Amr bin Sa’ad. Dia sekarang ada bersama kita di Habasyah dan hidup dalam perlindungan Najasyi. Namun, pamanmu dari jalurku yang lain, Aban bin Sa’ad, belum masuk Islam hingga sekarang.”<\/p>\n\n\n\n Kemudian Amah bertanya kepada ayahnya tentang nasib kakeknya, Abu Uhaihah, “Ayah, bagaimana dengan kakekku? Apakah Allah memberinya petunjuk untuk masuk Islam?”<\/p>\n\n\n\n “Putriku, sayang sekali kakekmu tetap berada pada kekafiran dan kesombongannya,” jawab Khalid bin Sa’ad, penuh kecintaan seorang ayah. “Kakekmu meninggal dunia dalam keadaan kafir. Sungguh aku selamat dengan Islam dan mengikuti Nabi Muhammad SAW.”<\/p>\n\n\n\n Ummu Khalid termasuk perempuan istimewa. Sewaktu masih kecil ia pernah menerima hadiah khusus dari Rasulullah SAW diiringi doa baginya.<\/p>\n\n\n\n Suatu hari, Rasulullah Saw datang menemui para sahabat dengan membawa beberapa pakaian. Di antara pakaian-pakaian tersebut, ada sebuah pakaian dengan garis-garis hitam.<\/p>\n\n\n\n Rasulullah Saw bertanya pada sahabat, \u201cMenurut kalian, siapa yang pantas memakai pakaian ini?\u201d Para sahabat diam. Rasulullah kemudian bersabda, \u201cPanggil dan bawa kemari, Ummu Khalid.\u201d<\/p>\n\n\n\n Ummu Khalid menceritakan sendiri kisah ini. Ia berkata, \u201cRasulullah Saw memberikan baju itu kepadaku dan memakaikannya dengan tangan beliau sendiri. Saar itu Rasulullah berkata, \u201cPakailah sampai baju ini tua dan lusuh.\u201d<\/p>\n\n\n\n Rasulullah mengatakan hal itu sebanyak dua kali. Kemudian beliau melihat garis kuning dan merah yang terdapat di baju dan bersabda, \u201cIni bagus, wahai Ummu Khalid. Ini bagus kata Rasulullah”<\/p>\n\n\n\nHadiah Rasulullah<\/strong><\/h2>\n\n\n\n