Rasulullah SAW merupakan pribadi yang sangat hangat kepada para sahabatnya. Salah satu cara merekatkan hubungan Nabi Muhammad SAW dengan para sahabatnya adalah melalui makanan bersama dalam satu wadah.<\/p>\n

Kebiasaan yang sudah menjadi tradisi Rasulullah SAW diungkapkan dalam sebuah riwayat dari Anas bin Malik RA sebagai berikut;<\/p>\n

\u0648\u0642\u0627\u0644 \u0623\u0646\u0633 \u0631\u0636\u0649 \u0627\u0644\u0644\u0647 \u0639\u0646\u0647 \u0643\u0627\u0646 \u0631\u0633\u0648\u0644 \u0627\u0644\u0644\u0647 \u0635\u0644\u0649 \u0627\u0644\u0644\u0647 \u0639\u0644\u064a\u0647 \u0648\u0633\u0644\u0645 \u0644\u0627 \u064a\u0623\u0643\u0644 \u0648\u062d\u062f\u0647 \u0648\u0642\u0627\u0644 \u0635\u0644\u0649 \u0627\u0644\u0644\u0647 \u0639\u0644\u064a\u0647 \u0648\u0633\u0644\u0645 \u062e\u064a\u0631 \u0627\u0644\u0637\u0639\u0627\u0645 \u0645\u0627\u0643\u062b\u0631\u062a \u0639\u0644\u064a\u0647 \u0627\u0644\u0623\u064a\u062f\u0649<\/strong><\/p>\n

Artinya; \u201c<\/em>Sahabat Anas\u00a0bin Malik RA\u00a0berkata bahwasannya Rasulullah SAW tidak pernah makan sendirian. Rasulullah<\/em> SAW<\/em> juga pernah bersabda bahwa sebaik-baik makanan adalah yang dimakan banyak tangan<\/em>\u201d<\/em><\/p>\n

Model mayoran <\/em>ala Rasulullah SAW masih bisa dilihat dalam kebiasaan makan orang-orang Arab yang lebih suka makan bersama dalam wadah <\/em>besar.<\/p>\n

Satu wadah dengan banyak tangan disukai Rasulullah SAW karena mengandung berkah. Makan besar dalam sebuah wadah sekiranya menjadi sebuah tanda bahwa mayoran <\/em>ala Rasulullah SAW ada dan berkah.<\/p>\n

Jika mau ditelisik dengan saksama, tradisi makan besar dalam satu wadah atau mayoran <\/em>merupakan kebiasaan Rasulullah SAW. Tidak heran tradisi makan bersama atau sering disebut dengan mayoran <\/em>di Nusantara banyak dipraktekan bukan hanya dipesantren.<\/p>\n

Masyarakat Muslim di Nusantara dalam banyak acara budaya mengadopsi cara makan besar bersama-sama dalam satu wadah. Bersih dusun, ambengan, <\/em>tasyakuran, khataman al-Quran atau acara hari besar Islam akan selalu diwarnai dengan mayoran, <\/em>makan besar bersama dalam satu wadah.<\/p>\n

Tradisi makan besar bersama dalam sebuah wadah dalam Islam terekam jelas dalam berbagai kejadian pada masa kehidupan Nabi SAW. Ketika pembangunan parit untuk persiapan perang Khandak yang\u00a0 terjadi pada tahun 5 Hijriyah menunjukan bahwa Nabi SAW biasa mengajak sahabat beliau untuk makan bersama.<\/p>\n

Bisa diambil simpulan bahwa mayoran <\/em>adalah kebiasaan Nabi Muhammad Saw yang sudah mentradisi dikalangan sahabat beliau. Tradisi ini seogyanya harus terus dijaga sebagai bentuk kesetaraan sosial, dan menghilangkan sekat sosial atar sesama. Karena dalam tradisi mayoran <\/em>semua sama sestrata dalam bingkai kebersamaan dan kekeluargaan.<\/p>\n

Berkah dalam Makan Senampan Bersama<\/strong><\/h2>\n

Berkah merupakan kata Abstrak yang untuk membuktikannya diperlukan kejernihan hati untuk memahamainya. Contoh keberkahan yang pernah dialami oleh Jabir bin Abdullah RA ketika menjamu\u00a0 Rasulullah SAW untuk makan dirumah beliau.<\/p>\n

Bahwa ketika persiapan perang Khandak atau perag Parit, para sahabat bergotong-royong membangun sebuah parit besar. Pembangunan parit besar ini bertujuan melindungi Kota Madinah dari serangan Pasukan Koalisi Kafir Makkah dan Bani Nadzir.<\/p>\n

Ketika Jabir bin Abdullah sedang bergotong-royong, beliau melihat Rasul SAW dalam keadaan lapar. Maka ia bergegas pulang kerumah dan meminta Istrinya untuk masak guna menjamu Rasulullah SAW. Istri Jabir menumbuk\u00a0 Gandum dan Jabir menyembelih kambing untuk dimasak.<\/p>\n

Segera setelah makanan siap, Jabir menemui Rasulullah SAW dan berbisik bahwa Rasulullah SAW dipersilahkan makan dirumahnya. Kekhawatiran Jabir jika mempersilahkan makan para Sahabat dan Rasul, makanan yang disediakan tidak mencukupi dan akan mempermalukan Istri Jabir. Akan tetapi setelah dibisiki Jabir, Rasul SAW membuat woro-woro <\/em>kepada para Sahabat.<\/p>\n

Wahai para Penggali Khandak, Jabir memasak makanan untuk kalian. Mari kita makan bersama-sama. <\/em>Pengumuman yang menyentak Jabir karena akan sangat malu ketika makanan yang dihidangkan tidak mencukupi jumlah sahabat penggali Khandak yang berjumlah ribuan.<\/p>\n

Jabir segera pulang dan menceritakan keadaannya kepada Istrinya, dan ia dimarahi atas kelalaiannya tersebut. Akan tetapi Rasulullah SAW mendahului para sahabat pergi kerumah Jabir bin Abdillah RA untuk mendoakan adonan roti dan masakan kambing.<\/p>\n

Pesan Nabi SAW kepada Jabir untuk jangan sampai menurunkan menurunkan kuali tempat roti dan kambing dimasak. Piring dan wadah makanan yang akan disajikan cukup diambil dari Kuali besar, jangan menurunkannya. Kisah ini menunjukan bahwa sekarung gandum dan seekor kambing dapat menjamu ribuan penggali Khandak untuk makan bersama.<\/p>\n

Kiranya Rasulullah SAW tidak tega makan sendiri sedangkan para sahabat beliau bergotong-royong menggali parit untuk perang. Maka beliau mengajak para Sahabat untuk mayoran <\/em>bersama di rumah Jabir RA. Kisah keberkahan dalam makanan Jabir RA terekam dalam Hadits;<\/p>\n

\u0637\u0639\u0627\u0645 \u0627\u0644\u0648\u0627\u062d\u062f \u064a\u0643\u0641\u0649 \u0627\u0644\u0627\u062b\u0646\u064a\u0646 \u0648\u0637\u0639\u0627\u0645 \u0627\u0644\u0627\u062b\u0646\u064a\u0646 \u064a\u0643\u0641\u0649 \u0627\u0644\u0623\u0631\u0628\u0639\u0629 \u0648\u0637\u0639\u0627\u0645 \u0627\u0644\u0623\u0631\u0628\u0639\u0629 \u064a\u0643\u0641\u0649 \u0627\u0644\u062b\u0645\u0627\u0646\u064a\u0629<\/strong><\/p>\n

Artinya:\u00a0\u201c<\/em>Makanan (untuk porsi) satu orang cukup untuk dua orang, makanan (untuk porsi) dua orang cukup untuk empat orang, makanan (untuk porsi) empat orang cukup untuk delapan orang<\/em>\u201d<\/em> (HR, Muslim)<\/em><\/p>\n

Bahkan dikuatkan dalam kitab shahih Muslim <\/em>tentang kecukupan makanan untuk porsi orang lebih dari biasanya.<\/p>\n

\u0637\u0639\u0627\u0645 \u0627\u0644\u0627\u062b\u0646\u064a\u0646 \u0643\u0627\u0641\u0649 \u0627\u0644\u062b\u0644\u0627\u062b\u0629 \u0648\u0637\u0639\u0627\u0645 \u0627\u0644\u062b\u0644\u0627\u062b\u0629 \u0643\u0627\u0641\u0649 \u0627\u0644\u0623\u0631\u0628\u0639\u0629<\/strong><\/p>\n

Artinya:\u00a0\u201cMakanan (untuk porsi) dua orang cukup untuk tiga orang, makanan (untuk porsi) tiga orang cukup untuk empat orang<\/em>\u201d<\/em>\u00a0 (HR. Muslim)<\/p>\n

Keberkahan apapun memang tidak bisa ditakar dengan akal rasional, sebagaimana Jabir bin Abdillah RA menyembelih seekor kambing dan Istrinya menumbuk sekarung gandum cukup untuk makanan lebih dari 1000 sahabat.<\/p>\n

Imam Nawawi menjelaskan dalam kitabnya Al-Minhaj Syarh Shohih Muslim kedua hadis di atas menganjurkan kepada kita untuk makan bersama, mayoran<\/em> meskipun makanannya sedikit namun sudah mencukupi kebutuhan makan. Ash-Shawabu Minallah<\/em><\/p>\n","protected":false},"excerpt":{"rendered":"

PeciHitam.org –\u00a0Bagi anak pesantren, acara yang sangat digemari dan selalu ditunggu adalah Mayoran. Biasanya ketika ada santri yang baru kembali dari rumah akan menggelar acara ini dengan mbayari semua logistik yang akan disantap. Kesenangan anak pesantren\/ santri tidak terlepas kehidupan yang sangat sederhana menjurus kepada hidup prihatin di pesantren sebagai laku khas. Maka tradisi mayoran […]<\/p>\n","protected":false},"author":16,"featured_media":57959,"comment_status":"closed","ping_status":"closed","sticky":false,"template":"","format":"standard","meta":{"footnotes":""},"categories":[13],"tags":[11912],"yoast_head":"\n